14 research outputs found

    Pengembangan Blog Budaya Sebagai Sarana Belajar Budaya

    Full text link
    Indonesia is a country that has a diverse culture, ethnicity, language, and rich tourism potentials. However, many people abroad who do not know about the diversity of Indonesian culture. The younger generations were much less aware of even less have sufficient of the richness of the culture of Indonesia. The knowledge about Indonesian culture of Japanese Language Education students Semarang State University, is still inadequate, so they can not be explained to the Japanese society apropiately, not good enough. Therefore students need to be given education by developing blog that contains Indonesian culture which is written in Japanese. The purpose of this study was developing a blog that can be a means of learning the culture. The method used is the Research and Development (R & D), with a step preliminary studies, product development, and product validation testing. Data was collected by questionnaire. Japanese expert validation results towards this blog are considered quite good as a means of studying Indonesian culture with an average score of 2.7 on the aspects of the format, quality, clarity, and clarity of language

    Peningkatan Kompetensi Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Bahasa Jepang Sma/smk Se-kota Semarang

    Full text link
    Kemampuan seorang mencakup; kemampuan pedagogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial dan kemampuan professional yang didapat melalui melalui pendidikan profesi. Kemampuan tersebut tertulis dalam UU No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1. Sama halnya dengan dosen maka guru sebagai pengajar/pendidik disebut profesianalisme, apabila telah memiliki kemampuan dalam melaksanakan Tri Darma, 1) guru harus terampil mengajar, 2) guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian atau karya ilmiah, 3) guru harus memiliki kemampuan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai guru yang memiliki tugas menyampaikan ilmu. Dalam menyampaikan ilmu, tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas. Salah satunya, ilmu yang disampaikan oleh guru lebih bermanfaat apabila disampaikan melalui karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah tidak hanya dapat dinikmati oleh peserta didik, tetapi juga oleh masyarakat luas. Karya ilmiah juga merupakan nilai profesionalisme dari seorang guru, karena kegiatan menulis karya ilmiah mendukung profesi guru, baik dalam proses belajar dan mengajar ataupun dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah tertentu yang diajukan. Permasalahan yang diidentifikasi pada program pengadian kepada masyarakat ini adalah: 1) Pengetahuan dan pemahaman para guru tentang Penelitian Tindakan Kelas masih kurang, 2) Pengalaman guru dalam hal penelitian tindakan kelas masih kurang, 3) Pengalaman menyusun proposal masih kurang, 4) Budaya dalam hal kegiatan penelitian di lingkungan sekolah masih kurang. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan ini yaitu terdapat peningkatan pemahaman para guru bahasa Jepang SMA/SMK dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas se-Kota Semarang, peningkatan kemampuan para guru bahasa Jepang di SMA/ SMK dalam menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas se-Kota Semarang, dan terdapat peningkatan kemampuan para guru bahasa Jepang SMA/SMK seKota semarang dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

    Meningkatkan Kemampuan Membaca Kanji Melalui Media Flashcard Power Point

    Full text link
    While learning the kanji, most of the students find difficulties in memorize its yomikata. The problems usually come into their mind when they have to remember lots of kanji along with its meaning and stroke order. Most of the students forget it very soon after they learn it. They have to find effective, fun, and easy learning method to improve their ability in mastering kanji. It could help students consistently review the kanji, especially the jukugo. Flashcard power point could be a good solution to overcome this problem. The result of the study shows that flashcard power point could enhance student's skill in reading the kanji in a very short time

    Meningkatkan Kemampuan Kanji Mahasiswa Melalui Media Kartu Huruf Kanji

    Full text link
    Japanese character Kanji is difficult for the students who learn Japanese as a foreign language. Bacause Kanji has stroke order, and also Chinese and Japanese ways of reading. Moreover one character of kanji is presenting one meaning, thus the amount of kanji is massive. The informal interview conduct in some students on Semarang State University, Japanese Department, 2nd semester, reveal that students got problems in memorizing the meaning and also the ways of reading and writing kanji. They often find difficulties while combining two kanji characters become a word (jukugo). Some words they didn\u27t familiar with will cause any further problems such as they didn\u27t know how to apply it into the sentence. Actually, the text book they use has reading and writing practice sections which is enough and proper to learn by themselves. But sometimes students need to make they own sentences in order to make their memory of kanji more lasting. Since the students admitted that they lacks of practice making sentences, therefore, we conducted an experiment in a class, using kanji card in order to overcome the student\u27s problems mentioned above. The result shows that this technique is effective and encourages students to: produce jukugo, produce sentences which using the kanji, students feel fun in learning kanji. But, not quite suitable if we conduct it in a large class

    The Communication Strategy Used by Japanese Learner at the Basic Level

    Full text link
    Students at the basic level in Department Education Japanese of Semarang State University have difficulties in Japanese speaking. They could not produce oral Japanese smoothly. Sometimes they said couple words in Bahasa Indonesia to express their ideas. In communication strategy there is a systematic technique used by foreign language learners to express their ideas when faced with the difficulty of communicating because of the limitations of second language mastery. The findings are the learners already have passed the stage of mastery of simple-level linguistic rules, so they have a tendency to pursue in various ways to make their message acceptable. The characteristic of communication strategy they used are directly translated an utterance literally in the concept of their mother tongue, and use those terminology in their mother tongue and English in Japanese utterance. The reasons that influence the use of these communication strategies are that students' grammar and vocabulary skills are insufficient to communicate in various fields as they are still in the early learning stages

    M Mengajarkan Nilai Humanisme dalam Sakubun

    Full text link
    Universitas Negeri Semarang mencanangkan nilai karakter yang harus dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah nilai humanisme. Nilai karakter tersebut perlu dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam studi ini penulis mencoba untuk menginternalisasikan nilai humanisme ini dalam pembelajaran sakubun (menulis), karena melalui menulis, mahasiswa dapat menuangkan ide dan kreativitasnya. Diharapkan studi ini dapat memberikan gambaran  mengenai pengajaran menulis (sakubun) yang bermuatan nilai humanis. Hasil yang diperoleh yakni sample dapat menulis sebuah karangan yang bertema humanisme, namun kegiatan latihan menulis ini masih perlu dikembangkan lagi dalam bentuk latihan menulis yang lebih sering. Agar mahasiswa terbiasa.   Kata kunci: sakubun, humanisme                  Universitas Negeri Semarang proclaims character values ​​that must be developed in learning activities. One of them is the value of humanism. These character values ​​need to be included in learning activities. In this study, the author tries to internalize the value of humanism in sakubun learning (writing), because through writing, students can express their ideas and creativity. It is hoped that this study can provide an overview of teaching writing (sakubun) which contains humanist values. The results obtained that the sample can write an essay with theme of humanism quite well, but this writing exercise activity still needs to be developed in the form of more frequent writing exercises. So that students get used to it.   Keywords: sakubun, humanis

    Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengubah Masukei Menjadi Takei di SMA Kesatrian 1

    Full text link
    ___________________________________________________________________ Takei adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau perbuatan di masa lampau. takei memiliki beberapa aturan Perubahan yang cukup sulit dihafalkan. Namun demikian, takei sangat penting untuk dipelajari, karena takei banyak digunakan dalam pola kalimat bahasa Jepang. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru mata pelajaran bahasa Jepang di SMA Kesatrian 1, diketahui bahwa sebagian besar siswa sering melakukan kesalahan dalam mengubah takei. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesalahan dan apa penyebab kesalahan siswa dalam mengubah takei di SMA Kesatrian 1, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi para pembelajar bahasa Jepang dalam rangka mengurangi kesalahan penggunaan takei. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII SMA Kesatrian 1 Semarang yang berjumlah 362 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA 3 yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah tes dan angket. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil tes siswa yaitu 51,06. Dari penelitian ini kesalahan mengubah masukei menjadi takei yang paling sering dilakukan siswa yaitu dalam mengubah kata kerja golongan I dan kata kerja golongan II. Penyebab kesalahan yaitu karena siswa jarang mengulang kembali pelajaran, jarang  membaca buku pelajaran mengenai Perubahan takei, dan jarang melakukan percakapan mengenai Perubahan takei

    Neny; Analisis Verba Deru Sebagai Polisemi Dalam Novel Botchan

    Full text link
    Polisemi (多義語) adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan setiap makna tersebut satu sama lainnya memiliki keterkaitan yang dapat dideskripsikan. Bahasa Jepang mempunyai kata yang berpolisemi. Misalnya verba deru yang memiliki makna dasar keluar. Karena  verba deru ini merupakan verba polisemi maka verba deru tidak bermakna keluar saja, tetapi akan mengalami perluasan makna. Perluasan makna ini sering menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dalam mengartikan dan memahami kalimat berverba polisemi. Hal tersebut akan menghambat proses pembelajaran bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan makna yang terdapat pada kalimat berverba deru berserta hubungan antar makna dasar dan makna perluasan verba deru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Data yang dijadikan objek penelitian adalah kalimat berverba deru dalam novel Botchan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu sebagai teknik dasar dan teknik hubung banding sebagai teknik lanjutan. Untuk menganalisis data, yang pertama dilakukan adalah menentukan objek yang akan diteliti dari sumber data. Setelah itu mencari dan mengumpulkan kalimat berverba deru serta menentukan makna dasar dan makna perluasannya. Terakhir, mendeskripsikan hubungan antar makna dasar dan perluasan yang dimiliki verba deru dengan majas yang mempengaruhi perluasan makna. Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data yang digunakan dapat disimpulkan bahwa terdapat kemunculan verba deru 22 kalimat. Makna dasar (keluar) terdapat 5 kalimat dan 9 makna perluasan verba deru. Makna perluasan verba deru yaitu bergabung muncul satu kali, berangkat satu kali, pergi 6 kali, muncul 2 kali, terjadi satu kali, timbul satu kali, tiba/sampai 3 kali, hadir satu kali, dan kambuh satu kali. Perluasan makna yang terjadi pada verba deru dipengaruhi oleh majas metafora. &nbsp

    Keefektifan Metode Memory Story dalam Meningkatkan Kemampuan Kosakata Bahasa Jepang

    Full text link
    Memorizing the vocabulary is the important thing in learning Japanese. If the students couldn't memorize it, it will make the learning process don't run smoothly. This condition was found in SMAN 15 Semarang. The teacher use picture card to teach vocabulary, but the student still couldn't remember all the vocabulary well. The memory story method will help students memorizing the vocabulary. The idea is, by making an imaginary story of each word, students will remember the vocabulary for a long time. This research was an experiment study. The purpose of this study is to find the effectiveness of memory story in enhancing the student vocabulary. The sample of the experiment class was 28 students from XII IPS 2, and the control class was 28 students from XII IPS 3. The data gathered by using a post-test. The result of pos-test shows that the average score of experiment class was 84.14, higher 4.71 points than the control class (which is only 79.43). The t-test result, prove that memory story was effective to enhance student's ability in memorizing the Japanese vocabulary
    corecore