7 research outputs found

    A Comparative Study Installation Arrangement of Primary Flight Display (PFD) in the Flight Deck's Regional Passenger Transport Aircraft

    Full text link
    The Flight Deck or cockpit is designed to support the prosecution of aircraft mission. For aircraft with commercial purpose such as passenger transport aircraft, there must be good “fit” between the human, the machine which composed of various aircraft system and the aircraft mission; and these are what the Flight Deck design process needs to ensure but not limited to display design, aircraft control, automation, HCI on the Flight Deck and pilot's view to outside through cockpit windows namely external vision. The external vision must satisfy regulatory requirements which intended to ensure that the view is adequate for pilots to operate the aircraft safely and gives them a reasonable opportunity to see and avoid other aircraft that pose a collision threat. Concurrently during critical periods of flight, it is important that the flight crew access information in front of his view with minimal head rotation. Cockpit-Displays with critical flight information should then be located to these locations. Compromising both external vision and internal vision as Pilot's visibility should be attained

    Kuliah Kerja Nyata : Bakti Sosial Di Desa Ogomatanang Kabupaten Tolitoli Dalam Upaya Menciptakan Desa Bersih dan Sehat

    Get PDF
    Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Ogomatanang merupakan salah satu program kuliah kerja nyata angkatan 27 di Universitas Madako Tolitoli. Bakti ini dilaksanakan pada 16 Maret 2022. Bertempat di Dusun Bambuan, Desa Ogomatanag, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara gotong royong oleh mahasiswa peserta KKN dan masyarakat Dusun Bambuan Desa Ogomatanag dalam membersihkan masjid dan jalan sekitarnya serta memungut sampah sehingga diharapkan hasil pengabdian ini menjadikan Desa Ogomatanag lebih baik lagi, asri dan sehat di masa depan.Kata kunci : Gotong royong, kkn, pengabdia

    PROBLEMATIKA KEHIDUPAN RUMAH TANGGA PENYANDANG DIFABEL (STUDI KASUS DI DESA GANDRUNGMANIS KECAMATAN GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP)

    No full text
    Penyandang difabel yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorikyang dalam melakukan aktifitas dan berinteraksi dengan lingkungan mengalami hambatan. Terlepas dari bagaimana kondisi yang dialami seorang penyandang difabel seharusnya tidak menjadi halangan untuk memperoleh haknya, salah satunya adalah hak memiliki pasangan. Terdapat beberapapasangan pernikahan penyandang difabel di Desa Gandrungmanis. Fokus penelitian ini adalah bagaimana problematika kehidupan rumah tangga penyandang difabel dan cara menghadapi problem-problem yang hingga saat ini keluarganya mampu bertahan atau hidup bersama. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada beberapa problematika yang dialami pasangan penyandang difabel,yaitu ada beberapa fungsi keluarga yang tidak berjalan diataranya: fungsi pembinaan keluarga, yakni mengalami kesulitan untuk diterapkan karena pasangan penyandang difabel enggan berinteraksi dengan lingkungan karena rasa minder akibat kecacatan yang di alami; sifat emosional, menjadikan rusaknya hubungan rumah tangga; fungsi pendidikan, yakni orang tua tidak bisa memberikan pendidikan dan membiayai pendidikan anak; fungsi ekonomi, yakni suami belum mampu memberikan tempat tinggal dan masih menumpang di rumah orang tua, hal tersebut belum terlaksananya hak dan kewajibanyang ada dalam pasal 32 ayat (1) Undang-undang perkawinan dan pasal 78 sertapasal 80 Kompilasi Hukum Islam. Keluarga penyandang difabel di Desa Gandrungmanis dalam menghadapi problematika rumah tangga akibat kecacatan yang di alami yakni dengan adanya keluarga luas (extented family) yang membantu mengatasi problem dengan memenuhi hak maupun kewajiban dalam rumah tangga penyandang difabel

    PENGARUH.VARIASI.PILIN SERAT.KALENG.MINUMAN TERHADAP.KUAT TEKAN, KUAT.TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS.BETON NORMAL

    No full text
    Betonnmerupakannmaterialnyang lemah menahan gaya tarik dan kuat menahan gaya tekan sehingga mengakibatkan beton mudah retak saat menerima gaya tarik. Salah satu cara untuk memperbaiki sifat beton yang lemah terhadap tarik adalah dengan menambahkan serat kaleng dimana dengan memberikan tambahan serat tersebut kedalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas dari beton tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh serat kaleng yang di pilin terhadap peningkatan kuat tekan, kuat tariknbelah dan modulus elastisitas beton tersebut. Persentase serat kaleng yang ditambahkan kedalam campuran beton pada penelitian ini  adalah 10% dari volume beton yang direncanakan.Variasi yang digunakan adalah beton normal tanpa fiber, fiber polos dan fiber dengan pilin A dan pilin B. Pengujian yang dilakukan antara lain kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas beton. Pengujian dilakukan pada beton yang telah berumur 28 hari. Alat yang digunakan dalam pengujian kuat tarik belah dan kuat tekan adalah compression machine atau mesin kuat tekan, sedangkan uji modulus elastisitas menggunakan extensometer. Hasil pengujian kuat tarik belah menunjukkan bahwa nilai kuat tarik rata-rata maksimum diperoleh pada beton fiber pilin B  dengan nilai sebesar 2,046 MPa. Hasil pengujian kuat tekan juga menunjukkan bahwa nilai kuat tekan rata-rata maksimum diperoleh pada beton dengan penambahan serat fiber pilin B dengan nilai sebesar 22,890 MPa. Untuk pengujian nilai modulus elastisitas dilakukan dengan 3 cara yaitu menggunakan modulus elastisitas secan, modulus elastisitas tangen awal dan berdasarkan SK SNI T-15-1991 dimana diperoleh nilai modulus elastisitas maksimum pada variasi beton fiber pilin B dengan nilai modulus elastisitan secan sebesar 18870,9 MPa, modulus elastisitas tangen awal sebesar 19320,0 MPa dan untuk nilai modulus elastisitas yang mengacu pada SK SNI T-15-1991 diperoleh nilai sebesar 23733,512MPa. Kata kunci :  serat kaleng, kuat tarik belah, kuat tekan, modulus  elastisita

    PENGARUH.VARIASI.PILIN SERAT.KALENG.MINUMAN TERHADAP.KUAT TEKAN, KUAT.TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS.BETON NORMAL

    No full text
    Betonnmerupakannmaterialnyang lemah menahan gaya tarik dan kuat menahan gaya tekan sehingga mengakibatkan beton mudah retak saat menerima gaya tarik. Salah satu cara untuk memperbaiki sifat beton yang lemah terhadap tarik adalah dengan menambahkan serat kaleng dimana dengan memberikan tambahan serat tersebut kedalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas dari beton tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh serat kaleng yang di pilin terhadap peningkatan kuat tekan, kuat tariknbelah dan modulus elastisitas beton tersebut. Persentase serat kaleng yang ditambahkan kedalam campuran beton pada penelitian ini  adalah 10% dari volume beton yang direncanakan.Variasi yang digunakan adalah beton normal tanpa fiber, fiber polos dan fiber dengan pilin A dan pilin B. Pengujian yang dilakukan antara lain kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas beton. Pengujian dilakukan pada beton yang telah berumur 28 hari. Alat yang digunakan dalam pengujian kuat tarik belah dan kuat tekan adalah compression machine atau mesin kuat tekan, sedangkan uji modulus elastisitas menggunakan extensometer. Hasil pengujian kuat tarik belah menunjukkan bahwa nilai kuat tarik rata-rata maksimum diperoleh pada beton fiber pilin B  dengan nilai sebesar 2,046 MPa. Hasil pengujian kuat tekan juga menunjukkan bahwa nilai kuat tekan rata-rata maksimum diperoleh pada beton dengan penambahan serat fiber pilin B dengan nilai sebesar 22,890 MPa. Untuk pengujian nilai modulus elastisitas dilakukan dengan 3 cara yaitu menggunakan modulus elastisitas secan, modulus elastisitas tangen awal dan berdasarkan SK SNI T-15-1991 dimana diperoleh nilai modulus elastisitas maksimum pada variasi beton fiber pilin B dengan nilai modulus elastisitan secan sebesar 18870,9 MPa, modulus elastisitas tangen awal sebesar 19320,0 MPa dan untuk nilai modulus elastisitas yang mengacu pada SK SNI T-15-1991 diperoleh nilai sebesar 23733,512MPa. Kata kunci :  serat kaleng, kuat tarik belah, kuat tekan, modulus  elastisita
    corecore