2 research outputs found

    Persepsi Generasi Milenial Terhadap Platform Peer-To-Peer Lending Berdasarkan Karakteristik Demografi

    Get PDF
    Peer-To-Peer (P2P) lending merupakan salah satu bentuk inovasi layanan keuangan yang sedang berkembang di Indonesia. Selain memberikan solusi kepada peminjam yang memiliki keterbatasan akses keuangan formal, P2P lending juga berperan sebagai alternatif investasi dalam bentuk pembiayaan. Saat ini, generasi milenial merupakan komunitas usia produktif yang diharapkan sudah mandiri secara finansial. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi milenial mengenai P2P lending dengan mempertimbangkan hubungan serta perbedaan persepsi berdasarkan karakteristik demografi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling dan didapatkan 254 responden. Terdapat delapan indikator berdasarkan perceived reputation, perceived structural assurance, perceived information quality, dan perceived risk pada platform P2P lending yang menjadi perhatian untuk ditingkatkan. Selain itu, jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan memiliki hubungan dengan tujuh indikator, sedangkan pendidikan tidak memiliki hubungan. Sementara itu, jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan responden memiliki perbedaan persepsi yang signifikan terhadap tiga indikator. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh penyelenggara diantaranya meningkatkan layanan, menyediakan laporan berkala tentang penggunaan dana yang sudah diinvestasikan, menginformasikan secara jelas bagaimana informasi privasi calon investor akan digunakan, melakukan kerja sama dengan bank kustodian untuk meningkatkan perlindungan dana investasi, dan mempertimbangkan karakteristik demografi generasi milenial sebagai acuan untuk meningkatkan persepsi menggunakan platform P2P lending.Peer-To-Peer (P2P) lending merupakan salah satu bentuk inovasi layanan keuangan yang sedang berkembang di Indonesia. Selain memberikan solusi kepada peminjam yang memiliki keterbatasan akses keuangan formal, P2P lending juga berperan sebagai alternatif investasi dalam bentuk pembiayaan. Saat ini, generasi milenial merupakan komunitas usia produktif yang diharapkan sudah mandiri secara finansial. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi milenial mengenai P2P lending dengan mempertimbangkan hubungan serta perbedaan persepsi berdasarkan karakteristik demografi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling dan didapatkan 254 responden. Terdapat delapan indikator berdasarkan perceived reputation, perceived structural assurance, perceived information quality, dan perceived risk pada platform P2P lending yang menjadi perhatian untuk ditingkatkan. Selain itu, jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan memiliki hubungan dengan tujuh indikator, sedangkan pendidikan tidak memiliki hubungan. Sementara itu, jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan responden memiliki perbedaan persepsi yang signifikan terhadap tiga indikator. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh penyelenggara diantaranya meningkatkan layanan, menyediakan laporan berkala tentang penggunaan dana yang sudah diinvestasikan, menginformasikan secara jelas bagaimana informasi privasi calon investor akan digunakan, melakukan kerja sama dengan bank kustodian untuk meningkatkan perlindungan dana investasi, dan mempertimbangkan karakteristik demografi generasi milenial sebagai acuan untuk meningkatkan persepsi menggunakan platform P2P lending

    DIVERSITY AND ABUNDANCE OF GASTROPODS IN THE INTERTIDAL ZONE OF WATUKARUNG, INDONESIA

    No full text
    We present the density, diversity, and environmental conditions of gastropods in the Watukarung intertidal zone ? a coastal region of Pacitan Regency, Indonesia, adjoining the Indian Ocean. Gastropods play an important role in coastal ecosystems. In Watukarung, the local people collect marine organisms, including gastropods during low tide to supplement their income. Baseline information on the presence and abundance of gastropods in Watukarung are not available. Our survey collected 173 individuals of gastropod in the intertidal area of Watukarung that represent 8 families, 9 genera, and 13 species. Gastropod diversity index (H') in the three beaches (Ngalorombo, Pasir Putih, and Kasap) show varying values from the categories of low and medium species diversity. Although the data suggest that there should be a dominant species in the ecosystem (E < 0.5), there are no strong dominance species in the community (C < 0.5). Watukarung coastal waters are still in good condition for marine organisms with salinity > 31‰, DO > 8.1 mg/L, and pH > 8. The substrate is dominated by coarse sand. The total organic matter is relatively low (< 2.6%) due to characteristics of the substrate that is dominated by a rocky and sandy substrate. Based on the results, we suggest that Kasap beach can be established as a core zone considering its high diversity and density of gastropods as well as being distant from any residential area, whereas Ngalorombo and Pasir Putih beaches are suitable as usage zones for surfing tourism. We highlight the need for the local community, government, and private sector need to work together to encourage sustainably tourism while reducing environmental impacts in Watukarung
    corecore