2 research outputs found

    RANCANG BANGUN KANGKANUNG ELEKTRIK DENGAN SENSOR PIEZO BERBASIS MIKROKONTROLER

    Get PDF
    Alat musik kangkanung adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Tengah. Di sanggar seni igal jue para pemain alat musik kangkanung hanya dapat berlatih di sanggar dikarenakan jumlah alat musik kangkanung yang digunakan terbilang terbatas oleh harga yang begitu mahal berdasarkan bahan yang digunakan mulai Rp1.000.000,- hingga sampai Rp1.500.000,- per gong kangkanung.  Di era perkembangan teknologi saat ini alat musik elektrik telah banyak dibuat dan digunakan sebagai opsi tambahan media berlatih memainkan alat musik tradisional. Maka tujuan dari penelitian ini adalah rancang bangun kangkanung elektrik dengan sensor piezoelektrik berbasis mikrokontroler. Rancang bangun kangkanung elektrik dengan sensor piezoelektrik berbasis mikrokontroler pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dimana data didapatkan dari beberapa kali percobaan dengan tahap-tahap pengerjaan yaitu analisi sistem, perancangan sistem, perakitan sistem, pemrograman sistem, dan Pengujian sistem. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sistem rancang dan bangun yaitu alat musik kangkanung elektrik yang telah dapat digunakan dengan 10 sensor piezoelektrik sebagai penerima intensitas kekuatan pukulan yang memiliki 5 level velocity dengan nada pentatonik la, do, re, mi, dan sol pada 5 pad atas dan 5 pad bawah, berbasis mikrokontroler arduino mega 2560 dengan 3 kontrol tuning pada nada do = C, do = G, dan do = D pada data set sample suara kangkanung, terhubung dengan speaker sebagai media pengeluar output suara kangkanun

    The response of perennial and temporary headwater stream invertebrate communities to hydrological extremes

    Get PDF
    The headwaters of karst rivers experience considerable hydrological variability, including spates and streambed drying. Extreme summer flooding on the River Lathkill (Derbyshire, UK) provided the opportunity to examine the invertebrate community response to unseasonal spate flows, flow recession and, at temporary sites, streambed drying. Invertebrates were sampled at sites with differing flow permanence regimes during and after the spates. Following streambed drying at temporary sites, dewatered surface sediments were investigated as a refugium for aquatic invertebrates. Experimental rehydration of these dewatered sediments was conducted to promote development of desiccation-tolerant life stages. At perennial sites, spate flows reduced invertebrate abundance and diversity, whilst at temporary sites, flow reactivation facilitated rapid colonisation of the surface channel by a limited number of invertebrate taxa. Following streambed drying, 38 taxa were recorded from the dewatered and rehydrated sediments, with Oligochaeta being the most abundant taxon and Chironomidae (Diptera) the most diverse. Experimental rehydration of dewatered sediments revealed the presence of additional taxa, including Stenophylax sp. (Trichoptera: Limnephilidae) and Nemoura sp. (Plecoptera: Nemouridae). The influence of flow permanence on invertebrate community composition was apparent despite the aseasonal high-magnitude flood events
    corecore