5 research outputs found

    DETERMINAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI

    Get PDF
    Abstrak   Permasalahan :Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016 mengatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 235 per 100.000 kelahiran hidup. Target global SDG’s (Suitanable Development Goals) adalah menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu pada kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDG’s untuk menurunkan AKI diperlukan kerja  keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya. Data kesehatan menunjukkan risiko penularan HIV pada ibu hamil 0,3%, infeksi Sifilis pada ibu hamil 1,7%, dan infeksi Hepatitis pada ibu hamil 2,5%. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil ditinjau dari aspek pengetahuan ibu hamil di PMB Suciati. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan lokasi penelitian di PMB Suciati,M.Kes dengan subyek penelitian semua ibu hamil yang berkunjung pada bulan maret- mei 2019 sebanyak 40 ibu hamil. Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling, pengumpulan data menggunakan kuestioner dan analisa data menggunakn software computer. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi rendah sebanyak 82% (33 responden), 6 responden15% (6 responden) mempunyai pengetahuan cukup dan 3% (1 responden) responden mempunyai tingkat pengetahuan baik. Kesimpulan :Pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil ditinjau dari aspek pengetahuan di BPM Suciati mayoritas masih rendah (82%).   Kata kunci : triple eliminasi, ibu hami

    PENGARUH POLA KONSUMSI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS JATINEGARA, JAKARTA TIMUR

    No full text
    ABSTRAK Latar belakang : Masa balita merupakan masa kritis dalam upaya menciptakan sumberdaya yang berkualitas. Masa tersebut di sebut masa emas dimana sel-sel otak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Hasil Riskesdas tahun 2007, 2013 dan 2018 menunjukan angka stunting pada balita masih di atas 30%. Pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi balita akan turut menentukan kualitas tumbuh dan kembang menjadi optimal. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi dengan status gizi balitaMetode penelitian : Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai batita di Wilayah kerja Puskesmas Jatinegara dengan jumlah populasi 138 orang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Wilayah kerja Puskesmas Jatinegara dengan sampel 58 orang, metode  pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dengan menggunakan formulir food frequency dan KMS. Lokasi penelitian di Puskesmas Jatinegara pada bulan Agustus 2019. Analisa data menggunakan spearman rho.Hasil penelitian : Balita  dengan pola konsumsi baik sebagian besar berstatus gizi baik yaitu 38 responden (65,5%), pola konsumsi baik dengan status gizi kurang 6 responden (10,3%). Balita dengan pola konsumsi kurang dengan status gizi baik berjumlah 3 responden (5.17%), dan pola konsumsi kurang dengan status gizi kurang 10 responden (17,2%), dan pola konsumsi kurang dengan gizi buruk 1 responden (1,7%). Pola konsumsi berhubungan dengan tatus gizi dengan nilai p value sebesar 0.000.Kesimpulan : Ada hubungan antara pola konsumsi dengan status gizi balita.Saran : Pentingnya memperhatikan pola konsumsi pada balita baik ketepatan waktu, ketepatan tekstur maupun ketepatan cara memberikan. Kata kunci           :Pola Konsumsi,Status Gizi,Balita

    The Role And Strategy Of Midwife Independent Practice (Tpmb) In Anticipation Of Virus Transmission

    No full text
    Latar Belakang: Penyebaran Covid-19 varian omicron sangat cepat dan kasus bertambah banyak dan membuat masyarakat mengalami kondisi hard stupidity, masyarakat lelah dan jenuh sehingga memicu lonjakan kembali kasus Covid-19. Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) merupakan salah satu fasilitas kesehatan tempat masyarakat mendapatkan layanan kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan data Riskesdas 2018, Pelayanan ANC oleh bidan sebesar 82.4% dan 41% diantaranya di TPMB 80% ke tempat praktik mandiri bidan. Pertolongan Persalinan oleh bidan sebesar 62,7% dan 29% diantaranya ditolong di TPMB serta pelayanan keluarga berencana 76,5% dilakukan oleh bidan dan 54,6% diantaranya dilakukan di TPMB. Hal ini menjadikan Bidan menjadi  salah satu garda terdepan dalam upaya memutusan rantai penularan covid-19. Bidan delima merupakan ikon tempat praktik mandiri bidan yang mengedepankan mutu layanan kebidananTujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan, peran dan strategi Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) dalam antisipasi penularan virus omicron di wilayah kerja Jakarta Timur tahun 2022.Metode: Pendekatan kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik purposive sampling pada 100 sampel TPMB di wilayah kerja Jakarta Timur Tahun 2022 yang dilakukan pada Februari  – April 2022 dengan kuesioner menggunakan analisis analitik.Hasil: Mayoritas TPMB anggota Bidan Delima (51%), berpengetahuan baik (57%), berperan baik (58%) dan memiliki strategi yang baik (54%). Pengetahuan, peran da strategi dalam mengantisipasi penularan virus omicron tidak memiliki hubungan yang bermakna (P-value >0.05) dengan status keanggotaan TPMB sebagai bidan delima di wilayah kerja Jakarta Timur tahun 2022.Kesimpulan: Pengetahuan, peran dan strategi bidan dalam mengantisipasi penularan virus omicron tidak berhubungan dengan status keanggotaan sebagai bidan delima.Saran: Dalam menjalankan peran sebagai bidan delima di fasilitas pelayanan Tempat Praktik Bidan Mandiri harus menerapkan 3M, 3T, dan vaksinasi dengan baik, transparan dan terbuka kepada masyarakat dengan komunikasi yang baik, tetap menggunakan masker, dan mencuci tangan. Kata Kunci: Bidan Delima, Omicron, Peran, Strategi, Tempat Praktik Mandiri Bidan ABSTRACT Background: The spread of the Covid-19 variant of the omicron was very fast and the number of cases increased and caused the community to experience a hard condition, the community was tired and bored so that it triggered a spike in Covid-19 cases again.  The Midwife Independent Practice Center (TPMB) is one of the health facilities where the community gets maternal and child health services. Based on the 2018 Riskesdas data, ANC services by midwives amounted to 82.4% and 41% of them at TPMB 80% to the midwife’s independent practice. Childbirth assistance by midwives amounted to 62.7% and 29% of them were assisted at TPMB and 76,5% of family planning services were provided by midwives and 54.6% of them were provided at TPMB. This makes midwives one of the front guards in efforts to break the chain of transmission of covid-19. Delima midwives are icons of midwifery independent practices that prioritizes the quality of midwifery services.Purpose : Knowing the differences in knowledge, roles and strategies for  the Midwife Independent Practice Center (TPMB) in anticipating the transmission of  the omicron virus in the East Jakarta work area in 2022.Method: The quantitative approach uses a cross-sectional research design with a purposive sampling  technique on 100 TPMB samples in the East Jakarta working area in 2022 which was conducted in February – April 2022 with a questionnaire using analytical analysis. Results: The majority of TPMB members of Delima Midwives (51%), have good knowledge (57%), have a good role (58%) and have a good strategy (54%).  Knowledge, role and strategy in anticipating transmission of the omicron virus  do not have a meaningful relationship (P-value >0.05) with TPMB  membership status as a delima midwife in the East Jakarta working area in 2022.Conclusion: Midwives’ knowledge, roles and strategies in anticipating transmission of the omicron virus are not related to membership status as a delima midwife.Suggestion: In carrying out the role as a delima midwife in a service facility where the Independent Midwife Practice must apply 3M, 3T, and vaccination properly, be transparent and open to the public with good communication, continue to use masks, and wash hands. Keywords: Delima Midwife, Omicron, Role, Strategy, Midwife Independent Practice Plac

    PENGARUH TEMAN SEBAYA, LINGKUNGAN KELURGA DAN BUDAYA TERHADAP PERSEPSI REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR

    No full text
    Pernikahan dibawah umur merupakan persoalan yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Kondisi ini berdampak pada usia reproduksi yang memanjang, komplikasi persalinan yang semakin rentan serta konflik rumah tangga akibat ketidak matangan psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teman sebaya, lingkungan keluarga dan budaya terhadap persepsi remaja tentang pernikahan dibawah umur dengan menggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri yang tercatat sebagai siswa di SMPN 1 Jayakerta kelas 8 dan kelas 9 pada tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi, meliputi 317 siswi. Setelah dihitung menggunakan rumus uji 2 proporsi diperoleh jumlah sampel minimal sebesar 92 responden. Sampel dipilih secara stratified random sampling. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa remaja yang memiliki teman sebaya tidak mendukung pernikahan dibawah umur berpeluang memiliki persepsi baik 2,632 kali dan remaja yang memiliki lingkungan keluarga tidak mendukung pernikahan dibawah umur berpeluang memiliki persepsi baik 2,524 kali dibandingkan remaja yang memiliki lingkungan keluarga mendukung pernikahan dibawah umur.   Kata kunci: teman sebaya, lingkungan kelurga, budaya, persepsi remaja, pernikahan dibawah umur Daftar Pustaka : 26 (2009-2017)ABSTRACT   Under the age of marriage is a problem that happened on some regions in Indonesia. This condition have an impact on the fertile period which is longer, higher complication of deliveries and also conflicts of households that triggered by immature psychological. The aims of this research was to determine the affect of adolescents’ peers, families environment and culture toward the perception of teenagers about under the age of marriage by using cross sectional design. The population research was all the adolescent girls recorded as students of 8th and 9th class in Jayakerta Junior High School in 2017 that met the inclusion criteria, covering 317 students. After calculated using formulas obtained test 2 proportion of the total sample at least as much as 92 respondents was chosen by simple random sampling. Analysis results showed that respondents who have their peers who do not support wedding under the age had a chance to have good perception 2,632 times and respondents who have families environment does not support under the age of marriage has a chance to have good perception 2,524 times higher than the respondents who have families environment support  under the age of wedding.   Keywords : adolescent’s peers, families environment, culture, the perception of teenagers, under the age of marriage References : 26 (2009-2017
    corecore