14 research outputs found

    Perbandingan Kadar Hemoglobin Pra Dan Pasca Hemodialisa Pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik Di RSUD Karawang

    Get PDF
    Gagal Ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal, dan dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Gagal Ginjal Kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) prevalensinya semakin meningkat setiap tahunnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang diperkirakan ada sekitar 40-60 kasus per juta penduduk per tahun. Hemodialisa merupakan salah satu terapi yang rutin dilakukan pada pasien Gagal Ginjal Kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik pra dan pasca hemodialisa. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 pasien penderita gagal ginjal kronik di RSUD Karawang periode Maret-Juni 2018. Data diperoleh dari bagian Rekam medik RSUD Karawang. Data diambil dan dicatat dari formulir rekam medis mengenai kadar Hb pada pasien Gagal Ginjal Kronik pra dan pasca hemodialisa. Data diuji statistik dengan uji Paired Sample T-Test.Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kadar hemoglobin pra hemodialisa adalah 8.4 g/dl, dengan kadar terendah 7.0 g/dl dan kadar tertinggi 10.3 g/dl. Sedangkan nilai rata-rata kadar hemoglobin pasca hemodialisa adalah 9.0 g/dl, dengan kadar terendah 7.3 g/dl dan kadar tertinggi 10.6 g/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin pra hemodialisa dengan kadar hemoglobin pasca hemodialisa. Kata Kunci     : Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa, Hemoglobi

    Gambaran Kadar Hemoglobin(Hb) Dan Leukosit Pada Penderita Tb Paru Dengan Lamanya Terapi OAT (Obat Anti Tuberculosis) Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka

    Get PDF
    Penderita TB Paru masih banyak di Indonesia termasuk di Ibu kota Jakarta. Efek yang timbul baik yang melaksanakan pengobatan maupun yang sementara pengobatan adalah anemia. Tujuan penelitian memperoleh gambaran kadar hemoglobin dan leukosit pada penderita TB Paru di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Penelitiang ini menggunakan metode deskriptif populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB paru yang masih melakukan pengobatan.Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar hemoglobin penderita TB paru di RSIJ Cempaka Putih sebanyak 34 orang (31%) memiliki kadar hemoglobin yang normal dan sebanyak 75 orang (69%) memiliki kadar hemoglobin yang tidak normal, sedangkan nilai rata-rata leukosit sebanyak 70orang (64%) memiliki nilai leukosit yang normal dan 39 orang (36%) memiliki nilai leukosit yang tidak normal.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebanyak 75 orang (69%) memiliki kadar hemoglobin yang tidak normal dan 39 orang (36%) memiliki nilai leukosit yang tidak normal. Kata kunci       : Hemoglobin, Leukosit, Penderita TB, OA

    Gambaran Hasil Pemeriksaan Neutrofil Limfosit Rasio, CRP dan D-Dimer Dalam Memantau Keparahan Pasien Positif Covid-19 Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2022

    Get PDF
    Identifikasi awal dari indikator yang membedakan pasien COVID-19 yang parah dari yang sedang dapat memfasilitasi intervensi medis yang lebih cepat seperti perawatan intensif untuk yang sakit kritis, sehingga menurunkan tingkat kematian dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya medis. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi dini pasien COVID-19 dengan gejala berat melalui pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer, sehingga pasien COVID-19 dengan gejala berat dapat ditangani lebih dini dan tidak berakhir dengan kematian. Target khusus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dalam memantau keparahan  pasien positif COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 108 pasien COVID-19 dengan kondisi parah berdasarkan data rekam medik periode Juni 2020-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan 82% pada hasil Netrofil Limfosit rasio (rerata 6,2), 100% pada hasil pemeriksaan CRP (rerata 34,8 mg/L) dan D-Dimer (2,5 mg/L), dengan korelasi kuat (r= 0,67) dan signifikansi hubungan 0,01 ( 0,05). Simpulan pemeriksaan Netrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan pada pasien COVID-19.Kata kunci:   COVID-19, Neutrofil Limfosit rasio, CRP, D-Dimer

    Studi Gambaran Kadar Asam Urat, Ureum dan Kreatinin Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

    Get PDF
    Abstrak Gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa kelainan struktur ataupun fungsi dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus. Asam urat merupakan produk akhir metabolism purin yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Ureum adalah produk limbah dari pemecahan protein dalam tubuh. Kreatinin adalah hasil perombakan kreatin, semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama dalam otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar asam urat, ureum dan kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik serta untuk memperoleh informasi gambaran pasien GGK berdasarkan jenis kelamin dan usia. Berdasarkan studi literature diketahui hasil pada penelitian Loho, dkk., (2016), Mantiri, dkk., (2017) dan Alfonso, dkk., (2016)   berdasarkan usia menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal kronik paling banyak berusia 66 tahun sebanyak 17 pasien (48,5%). Pada penelitian Heriansyah, dkk., (2019) menunjukkan bahwa sebagian besar pasien ggk paling banyak berusia 15-55 tahun sebanyak 111 pasien (74,5%). Pada penelitian Nur, dkk., (2018) menunjukkan bahwa pasien ggk dengan rentang usia 50-59 tahun sebanyak 13 pasien (38,2%). Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar pasien laki-laki menderita gagal ginjal kronik daripada perempuan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar asam urat, ureum dan kreatinin pada seluruh pasien gagal ginjal kronik. Kata Kunci         : Gagal ginjal kronik, asam urat, ureum, kreatinin.

    Gambaran Frekuensi Incompatible Auto Control Pada Penderita Talasemia Dengan Transfusi Berulang < 10 dan ≥ 10 Di Rumah Sakit Hermina Jatinegara

    Get PDF
    Transfusi darah adalah suatu tindakan memindahkan komponen darah yang ditranfusikan ke tubuh resipien. Pada penderita Talasemia mempunyai kadar hemoglobin kurang dari normal, maka dibutuhkan transfusi berulang. Penatalaksanaan transfusi sangat penting untuk menghindari efek dari transfusi berulang, berupa reaksi segera sampai reaksi tunda, jenisnya  reaksi imun atau non imun. Hingga terbentuk antibodi pada sel darah merah menyebabkanIncompatible auto controlpada Uji Silang Serasi. Penelitian ini dilakukan di Bank Darah Rumah Sakit Hermina Jatinegara periode Januari 2018 – Mei 2018. Bertujuan melihat gambaran Uji Silang Serasi dengan hasil Incompatible Auto Controlyang menggunakan transfusi berulang pada 79 penderita Talasemia beta mayor. Teknis analisa data yang digunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan Gambaran frekuensiIncompatibel auto control pada penderita Talasemia beta mayor dengan transfusi berulang 10 kali memiliki hasil yang signifikan yaitu 8% lebih rendah dibandingkan dari transfusi berulang ≥10 yaitu 52 %. Disarankan mengunakan pendonor tetap untuk transfusi berulang pada penderita Talasemia untuk menurangi paparan antigen, mengurangi terbentuknya antibodi yang masuk kedalam tubuh dan  transfusi lebih aman. Kata kunci              :   Talasemia,Transfusi berulan

    Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hasil Konsentrasi Sperma Berdasarkan Metode WHO 1993 dan WHO 2010 Di Rumah Sakit Hermina Jatinegara

    Get PDF
    Perbedaan pengenceran dan perhitungan konsentrasi sperma pada WHO 1993 dan WHO 2010 dapat menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan, serta belum meratanya sosialisasi tentang prosedur pemeriksaan analisa sperma yang sesuai dengan WHO edisi kelima tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan konsentrasi sperma berdasarkan metode WHO 1993 dan WHO 2010 di Rumah Sakit Hermina Jatinegara Jakarta Timur.Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan Juni 2018. Besar sampel yang digunakan adalah 50 orang pasien pria di Rumah Sakit Hermina Jatinegara sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan data primer. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji paired-t Test dengan indeks kepercayaan 95%.Terdapat perbedaan bermakna pada hasil pemeriksaan konsentrasi sperma berdasarkan metode. Kata kunci          :           Konsentrasi Sperma ,WHO 1993, WHO 201

    Gambaran D-Dimer Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit dr. Abdul Radjak Salemba Jakarta

    Get PDF
    Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh turunan corona virus baru yang bernama Sars-Cov-2. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Pasien COVID-19 sering mengalami peningkatan D-dimer yang signifikan, dikarenakan terjadinya trombosis yang berakibat pada kelainan koagulasi yang dapat dilihat dari pemeriksaan D-dimer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar pemeriksaan D-dimer pada pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit dr.Abdul Radjak Salemba. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan data laboratorium pada bulan Februari 2021 pada seluruh pasien rawat  inap yang terkonfirmasi COVID-19 di RS dr.Abdul Radjak Salemba, didapatkan hasil dari 58 pasien terkonfirmasi COVID-19 lebih banyak diderita pada jenis kelamin Perempuan dengan rentangusia 30-39 tahun, yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase nilai D-dimer normal sebesar 1.72% dan abnormal sebesar 24.13% sedangkan COVID-19 lebih sedikit diderita pada jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 20-29,yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase nilai D-dimer normal 3.44% dan abnormal sebesar 3.44%. Pasien COVID-19 yang melakukan pemeriksaan D-dimer didapat hasil rerata yaitu 3,6413 mg/L. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien terkonfirmasi COVID-19 dapat mengalami trombosis dan perlu dilakukan pemeriksaan D-dimer untuk pemantauan efektivitas pengobatan. Kata Kunci: COVID-19, D-dimer

    DAYA HAMBAT PROPOLIS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

    Get PDF
    The increase in diseases caused by bacteria followed by an increase in bacterial resistance to synthetic antibiotics has prompted research on alternative antibacterial producing drugs. Propolis is one of the components of honey, which is an adhesive substance collected by worker bees from shoots, twigs and leaves that produce sap. propolis is known to contain bacteriostatic, bactericidal, fungistatic, and fungicidal antimicrobial compounds. Propolis contains a number of compounds such as resins, flavonoids, phenols, waxes, fatty acids, essential oils, pollen, minerals and vitamins.This study aims to determine the effect of propolis on the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria at different concentrations. Antibacterial activity testing was carried out by the agar diffusion test method according to Kirby - Bauer by observing the inhibition zone of the growth of the tested bacteria as a parameter. The research design used was factorial completely randomized design (CRD). The results showed that there was an effect of treatment on the growth of S. aureus bacteria colonies with the best concentration value of 90%, while the E. coli bacterial colonies did not show the effect of concentration treatment on the growth of these bacterial colonies. based on statistical tests using the LSD test for the effectiveness of propolis concentrations in E. coli bacteria showed that propolis with a concentration of 10% was not significantly different from the concentrations of 30%, 50%, 70% and 90%. whereas the LSD test for the effectiveness of propolis concentration in S.aureus bacteria showed that the propolis concentration of 10% was not significantly different from the propolis concentration of 30%, but significantly different from the propolis concentration of 50%, 70% and 90%. Keywords: antibiotic, Escherichia coli, propolis, Staphylococcus aureu

    Gambaran Pemeriksaan Volume Darah 1 cc Dan 3 cc Dengan Konsentrasi Antikoagulan EDTA Terhadap Kadar Hemoglobin Di Klinik Dewi Sartika

    Get PDF
    Salah satu pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosis suatu penyakit adalah pemeriksaan hematologi (Dacie,J.V.;Lewis,S.M.,2001:12). Pemeriksaan hematologi rutin adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-se darah dan merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran hasil kadar hemoglobin pada volume darah  1 dan 3 cc dengan menggunakan antikoagulan EDTA.Metode Penelitian ini adalah observasi sederhana yang dilakukan   di Laboratorium Klinik. Metode pemeriksaan menggunakan hematology analyzer  metode flowcytometer. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Prodi D3 Analis Kesehatan Universitas MH.Thamrin sejumlah 32 orang yang bersedia dijadikan responden. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratakadar Hemoglobin (Hb) dengan spesimen darah EDTA 1 cc rata-rata 11,91 gr/dl  dengan kadar minimal 8,0 gr/dl dan  maksimal 14,9 gr/dl sedangkan spesimen darah EDTA 3 cc rata-rata12,52 gr/dl dengan kadar minimal 8,2 gr/dl dan kadar maksimal 15,3 gr/dl. Kesimpulan dalam penelitian ini selisih  kadar rata-rata darah EDTA 1 cc (11,91 gr/dl)  dengan darah EDTA 3 cc  ( 12,52gr/dl ) adalah 0,61 gr/dl, artinya ada perbedaan kadar hemoglobin (Hb) yang diperiksa  sebesar 0,61 dari nilai darah EDTA 1 cc dengan 3 cc.  Disarankan kepada petugas tenaga kesehatan agar menggunakan sesuai dengan yang ditetapkan dari pabrik. Kata kunci          : EDTA, Hemoglobin, volume darah 1 dan 3 c

    Gambaran D-Dimer Dan Limfosit Pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Di RS Haji Jakarta

    Get PDF
    Penyakit Virus Corona tahun 2020 merebak virus baru coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Virus ini ditemukan di Wuhan, China pertama kali dan Lebih dari 30,6 juta kasus Covid 19 dan 950.000 kematian telah dilaporkan ke WHO per 2 Maret 2020.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran D-dimer dan limfosit pada pasien terkonfirmasi Covid-19 di RS Haji Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional (potong lintang). Sebanyak tiga puluh pasien terkonfirmasi Covid-19 yang diambil menggunakan data sekunder berupa rekam medis di Laboratorium RS Haji Jakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada pasien terkonfirmasi Covid-19 terhadap 30 sampel pasien, didapatkan laki-laki sebanyak 17 orang (56,7%) dan perempuan sebanyak 13 orang (43,3%). Berdasarkan hasil pemeriksaan D-dimer didapatkan hasil nilai normal D-dimer sebanyak (40%) sedangkan hasil abnormal D-dimer sebanyak (60%). Berdasarkan hasil pemeriksaan limfosit didapatkan hasil nilai limfosit menurun sebanyak (43,4%), untuk hasil nilai limfosit normal sebanyak (50%), sedangkan nilai limfosit meningkat sebanyak (6,6%). Kata Kunci          : D-dimer, Limfosit, Covid-1
    corecore