5 research outputs found

    PENANGGULANGAN KLB POLIO PEMBERIAN IMUNISASI SUB PIN POLIO DESA LAU MULGAP WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELESAI

    Get PDF
    Program imunisasi memiliki tujuan untuk menurunkan angkakejadian penyakit dan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batu rejan (pertusis), cacar (measles), polio, dan tuberculosis. Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang serius dan mencegah penyebaran penyakit menular.Imunisasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan pemberantasan penyakit menular. Pemberian imunisasi pada bayi dan balita dapat meningkatkan imunitas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menargetkan 1,3 juta anak usia 0-59 bulan mendapatkan imunasi polio pada Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan digelar bertahap di seluruh Kabupaten/Kota se-Sumut, pada 13 hingga 19 Februari 2023. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus polio. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk mencegah penularan dan melindungi anak-anak Sumatera Uara dari penyebaran virus polio. Sub PIN Polio merupakan pekan pemberian imunisasi polio guna mencegah dan memutus rantai virus penyakit polio yang mengakibatkan lumpuh layu pada anak. Pelaksanaan pengabdian ini  tanggal 19 februari 2023 sampai 23 Februari 2023  di polindes desa lau mulgap kecamatan Selesai sampai seluruh sasaran tercapai. Hasil pelaksanaan pada tanggal 19 Februari 2023  sudah ada lebih kurang 89 bayi dan balita yang mendapatkan Imunisasi Polio dan dengan begitu kedepannya akan merubah sikap dan pola pikir masyarakat menjadi lebih peduli dan mendukung kegiatan imunisasi

    PENGARUH KONSUMSI DIIT PROTEIN TINGGI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASCA BEDAH POST SECTIO CEASEREA

    Get PDF
    Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia menurut data survei nasional pada tahun 2016 adalah 912.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh persalinan. Persalinan dengan sectio caesarea berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80 kali lebih tinggi di banding persalinan pervaginam. Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan luka sectio cesarea adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka dikarenakan ada beberapa zat gizi yang sangat diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh dan berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian yaitu untuk menguji coba efektifitas diit protein dalam penyembuhan luka pada ibu post op sectio caesarea yang diterapkan di tempat pelayanan kesehatan dan di rumah pasien. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain Quasi experiment yaitu post test only with control grup design. Penelitian ini akan dilakukan di Kota Binjai pasien yang pulang dari RSU Artha Medica pada tahun 2020. Sampel penelitian ini yaitu ibu post partum section ceaserea yang memiliki karakteristik yang sama dan lokasi berada di wilayah Kota Binjai serta belum pernah dilakukan pemberian komsumsi diit protein. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan metode Consecutive sampling yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok control. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan one way anova. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai p 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada perbedaan konsumsi diit tinggi protein terhadap proses penyembuhan luka pasca bedah post sectio ceaserea. Kata Kunci: Ikan Gabus, Telur Ayam, Luka Post op Sectio Ceacare

    PERBANDINGAN PEMBERIAN IKAN GABUS DAN TELUR AYAM TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASCA BEDAH POST SECTIO CEASEREA

    Get PDF
    The incidence of sectio caesarea in Indonesia according to national survey data in 2016 is 912,000 out of 4,039,000 deliveries or around 22.8% of all deliveries. Delivery by cesarean section of the risk of death is 25 times greater and the risk of infection is 80 times higher than that of vaginal delivery. The most important requirement that must be met by post partum mothers with sectio cesarean wounds is good nutrition for the immune system and wound healing because there are several nutrients that are needed to support the body's immune system and play an important role in the wound healing process. The aim of this research is to test the effectiveness of protein diet in wound healing in post-op women with caesarean section which is applied in health care facilities and in patient homes. This type of research was observational with a Quasi experiment design, namely post test only with control group design. This research will be conducted in Binjai City, patients who are discharged from Artha Medica Hospital in 2020. The sample of this study is a post partum section of the ceaserea mother who has the same characteristics and the location is in the Binjai City area and has never been given protein diet consumption. The sampling technique was selected by consecutive sampling method consisting of the intervention group and the control group. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis with T Test Sample. Based on the results of the study, it was obtained a p value of 0.000 &lt;0.05, which indicates that there is a difference in the consumption of a high protein diet on the post-sectio ceaserea wound healing process.Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia menurut data survei nasional pada tahun 2016 adalah 912.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh persalinan. Persalinan dengan sectio caesarea berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80 kali lebih tinggi di banding persalinan pervaginam. Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan luka sectio cesarea adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka dikarenakan ada beberapa zat gizi yang sangat diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh dan berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian yaitu untuk menguji coba efektifitas diit protein dalam penyembuhan luka pada ibu post op sectio caesarea yang diterapkan di tempat pelayanan kesehatan dan di rumah pasien. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain Quasi experiment yaitu post test only with control grup design. Penelitian ini akan dilakukan di Kota Binjai pasien yang pulang dari RSU Artha Medica pada tahun 2020. Sampel penelitian ini yaitu ibu post partum section ceaserea yang memiliki karakteristik yang sama dan lokasi berada di wilayah Kota Binjai serta belum pernah dilakukan pemberian komsumsi diit protein. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan metode Consecutive sampling yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok control. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan Independent Sample T Test . Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai p 0,000 &lt; 0,05 yang menunjukkan ada perbedaan konsumsi diit tinggi protein terhadap proses penyembuhan luka pasca bedah post sectio ceaserea. &nbsp

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal di Klinik Niar Medan Tahun 2018

    Get PDF
    Ruptur perineum disebabkan paritas, jarak kehamilan, umur ibu, berat badan bayi, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi. Berdasarkan data World Health Organization(WHO) terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Penelitian ini untuk mengetahui Fotor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Klinik Pratama Niar Medan Tahun2018. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan CrossSectional, pengambilan sampel menggunakan total population dengan teknik pengumpulan data dari rekam medik dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Penelitian ini di uji dengan Chi Square, data yang diperoleh dengan data skunder dari hasil uji statistc menunjukkan ada hubungan umur ibu dengan ruptur perineum dengan p=value 0,037(p=0,04), hubungan berat badan bayi dengan ruptur perineum dengan p=value 0,041(p=0,041) dan hubungan Paritas dengan ruptur perineum dengan p=value0,003(p=0,003). di Klinik Pratama Niar Medan Tahun 2018.Berdasarkan uji regresilogistikvariabel BBL memiliki hubungan erat terhadap ruptur perineum dengan nilai sig 0,61, nilai Exp(B)/OR terbesar 2,510 yang artinya BBL sangat berpengaruh atau berpeluang 2,510 kali dapat menyebabkan terjadinya ruptur perineum. Hasil analisis data dan pembahasan bahwa ada hubungan Umur Ibu, Berat Badan Bayi dan Paritas dengan Ruptur Perineum pada persalinan normal
    corecore