5 research outputs found

    ATTEMPTS TO IDENTIFY WILDLIFE RESERVOIRS OF RABIES IN INDONESIA

    No full text
    <p class="Style6">Penyakit rabies telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1889, dan mengingat tidak adanya data yang diteliti mengenai penderita rabies, maka perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian dilakukan oleh NAMRU-2 bersama Departemen Kesehatan dari tahun 1970-1972 untuk menentukan pengaruh penyakit-penyakit Zoonotic yang endemic pada penduduk yang tidak immune yang sering berpindah ke hutan atau tempat yang tidak ada penduduknya. Penelitian di lakukan pada beberapa daerah pegunungan Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Maluku, Kalimantan Tengah, Timor dan Sulawesi Tengah.</p> <p class="Style6">Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 328 binatang yang diperoleh dari 28 berbagai daerah di Indonesia setelah diadakan pemeriksaan dengan metode fluorecent antibody technique {fat) dan inokuler pada tikus putih ternyata tidak ditemukan virus rabies.</p> <p class="Style6">Binatang-binatang yang ditemukan tersebut dan kebiasaan hidupnya di lukiskan secara terperinci pada hasil penelitian ini.</p

    MOSQUITOES COLLECTED IN SOUTH AND EAST KALIMANTAN

    No full text
    Pengumpulan nyamuk dalam waktu singkat di sembilan tempat di Kalimantan Timur dan Selatan menghasilkan 57 species dari 11 genera. Species yang terbanyak dikumpulkan ialah dari genus Culex 27 percent Mansonia 16 percent. Anopheles 16 percent, Aedes 12 percent, Armigeres 7 percent, Mimomia 7 percent, Uranotaenia 7 percent, Hodgesia. Tripteroides, Heizmania dan Culiseta masing-masing 2 percent

    SEROLOGICAL SURVEY OF PIGS FROM A SLAUGHTERHOUSE IN JAKARTA, INDONESIA

    No full text
    Maksud dan tujuan dari survey ini ialah untuk mempelajari akan kemungkinannya he­wan-hewan babi memegang peranan sebagai reservoir ataupun amplifier dari penyakit-penyakit zoonotic di Pulau Jawa. Survey ini di­jalankan bersama-sama dengan Namru-2 di Jakarta. Sebagian besar specimens yang berupa darah, berasal dari babi babi yang akan dipotong dirumah pemotongan hewan babi di Jakarta Barat, babi-babi tersebut ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, serta sebagian lagi berasal dari babi-babi milik rakyat di daerah Kapok. Pengambilan specimens dilakukan sehari sebelum babi-babi tadi dipotong. Setiap pagi lebih kurang 150 ekor babi dipotong, dimana umurnya berkisar antara enam hingga 24 bulan. Pada survey ini telah dikumpulkan 399 specimens, sebanyak 227 specimens berasal dari babi-babi betina, 159 specimens berasal dari babi-babi jantan, serta 13 specimens berasal dari babi-babi jantan kebiri. Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan terhadap Toxoplasma. Dari 166 sera yang berasal dari babi-babi Jawa Barat sebanyak 46 (28 percent) me-nunjukan hasil positif (titer 1 : 8 atau lebih j Sedangkan 235 sera berasal dari babi-babi Jawa Tengah , hany a sebanyak 17(7percent yang menunjukan hasil positif (titer 1 : 8).  Titer yang lebih tinggi (1 : 1024) juga di­temukan pada babi-babi yang berasal dari Jawa Barat.Pemeriksaan terhadap Brucella suis. Titer 1 : 320 masih diketemukan pada semua group, akan tetapi sebagian besar serum me­nunjukan hasil negatip. Sebagian kecil sera yang berasal dari babi-babi tua dari Jawa-Barat menunjukan adanya anti­body yang lebih tinggi dari pada babi-babi muda.Pemeriksaan terhadap penyakit Japanese Encephalitis. Pada semua golongan umur dari geographical-group dari babi-babi menunjuk­an adanya anti-body terhadap J.E. Sera yang negatip lebih banyak berasal dari babi-babi Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap penyakit Influenza. Titer yang menyolok terhadap penyakit Influenza A2 Hongkong terdapat pada babi-babi golongan muda maupun tua baik yang berasal dari Jawa Tengah maupun yang ber­asal dari Jawa-Barat. Meskipun demikian, babi-babi dari Jawa Barat lebih banyak menunjukan hasil yang positip dari pada berasal dari Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap Leptospira. Kebanyakan   serum  menunjukan adanya anti-body terhadap L. sentot L. pomona dan L. bangkinang. Sebagian besar serum yang positip berasal dari babi-babi Jawa Tengah

    Ocorrência de Babesia sp em pequenos roedores no Brasil Occurrence of Babesia sp in small rodents in Brazil

    No full text
    Foi analisada a ocorrência de babesiose em pequenos roedores nos municípios de Silva Jardim e Nova lguaçu, Estado do Rio de Janeiro. Foram capturados 44 roedores de seis espécies diferentes e entre eles a prevalência da infecção foi de 27,3%. Rattus norvegicus foi considerado o principal reservatório (50,0%) e Oligoryzomys nigripes como novo hospedeiro para Babesia sp. Este foi o primeiro relato de Babesia sp. em roedores no Brasil. A freqüência de roedores positivos e o risco de infecção dos roedores não diferiram entre as áreas estudadas.<br>The occurrence of babesiosis was studied in 44 small rodents of six species captured in Silva Jardim and Nova lguaçu counties, State of Rio de Janeiro, Brazil. The prevalence of injection was 27.3%. Rattus norvegicus was considered as the main reservoir and Oligoryzomys nigripes as a new host to Babesia sp. The frequency and the risk of rodent infection were considered equal among the studied areas. This is the first report of Babesia sp in small rodents in Brazil
    corecore