11 research outputs found

    PEMBERDAYAAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DAN PENGGUNAAN SAMPAH PLASTIK DI KAMPUNG BARANGKA KECAMATAN MANGANITU

    Get PDF
    Berdasarkan data yang disampaikan oleh Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia tahun 2020 mencapai 67,8 ton. Pertumbuhan jumlah penduduk juga diperkirakan akan membuat jumlah ini terus meningkat. Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun 3,2 ton yang dibuang ke laut dan yang dibuang dilingkungan sebanyak 10 miliar lembar sampah pertahun atau sebanyak 85.000 per tahun. Permasalahan sampah yang begitu kompleks disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan, disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima, ditunjang dengan bagaimana masyarakat bersikap dan bertindak. Berdasarkan survey masyarakat pesisir pantai Kampung Barangka mempunyai kebiasaan membuang sampah di pantai. Tujuan penelitian ingin mengetahui Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah di Pesisir Pantai Kampung Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis penelitian  deskriptif metode survey. Hasil penelitian  masyarakat pesisir pantai Kampung barangka berpengetahuan baik, bersikap baik namun bertindak kurang baik dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat.   Based on data submitted by the Ministry of Environment and Forestry (LHK) it is stated that the landfill in Indonesia in 2020 reached 67.8 tons. Population growth is also expected to make this number continue to increase. Plastic waste in Indonesia reaches 64 million tons per year, 3.2 tons are dumped into the sea and 10 billion pieces of waste are thrown into the environment per year, or as much as 85,000 per year. The problem of waste is so complex due to a lack of public knowledge about the importance of environmental hygiene and health, due to the lack of information received, supported by how people behave and act. Based on a survey, the coastal community of Barangka Village has a habit of throwing garbage on the beach. The purpose of the study was to find out about Community Behavior in Disposing of Garbage on the Coastal Coast of Barangka Village, Manganitu District, Sangihe Islands Regency. This type of research is the descriptive survey method. The results of the research of the coastal community of Barangka Village have good knowledge, and behave well but act poorly in carrying out clean and healthy living behavior

    PENINGKATAN KAPASITAS IBU DALAM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN STUNTING DI KAMPUNG PINTARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGGARA

    Get PDF
    Salah satu intervensi bidang kesehatan untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia adalah dengan intervensi gizi spesifik. Di antaranya dengan memberikan edukasi kepada Ibu yang memiliki balita terkait stunting. Strategi ini dapat diperkuat melalui peran perguruan tinggi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Ibu dalam deteksi dini dan pencegahan stunting. Semua anak balita dari Ibu yang menjadi sasaran penyuluhan mendapatkan makanan tambahan berupa susu dan biskuit. Kegiatan pengabdian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pintareng pada Maret-Agustus 2021. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan kepada Ibu yang memiliki balita tertkait stunting dan deteksi dini stunting. Penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Dengan meningkatnya pengetahuan Ibu maka diharapkan dapat menjadi salah satu upaya menurunkan prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Pintareng. Selain penyuluhan dilakukan juga pemberian makanan tambahan berupa susu dan biscuit. Hasil kegiatan ditemukan bahwa terdapat 7 orang anak stunting sementara  3 orang lainnya masuk kategori normal. Berdasarkan wawancara terdapat faktor risiko stunting pada anak diantanya faktor ekonomi, faktor pengasuhan yang kurang baik, anak sering sakit infeksi, dan anak tidak mau makan. Sebanyak 10 orang Ibu dan 1 orang petugas kesehatan mendapatkan penyuluhan terkait stunting dan deteksi dini stunting. Sebelum dilakukan penyuluhan, mayoritas tingkat pengetahuan ibu masih kurang (90%) dan hanya 1 orang Ibu (1%) yang memiliki pengetahuan baik terkait stunting. Setelah penyuluhan, pengetahuan ibu menjadi meningkat meskipun pengukurannya dilakukan secara kualitatif (wawancara) dengan demikian kapasitas Ibu dalam deteksi dini stunting juga semakin meningkat. Proses pendidikan kesehatan merupakan proses yang harus dilakukan secara terus menerus sehingga disarankan kepada Puskesmas untuk menyisipkan kegiatan penyuluhan terkait stunting dalam posyandu rutin.   One of the interventions in the health sector to reduce the prevalence of stunting in Indonesia is specific nutrition interventions. Among them by providing education to mothers who have toddlers who stunting. This strategy can be strengthened through the role of universities in community service activities. Therefore, this activity aims to increase the capacity of mothers in the early detection and prevention of stunting. All children under five from mothers who were the target of counseling received additional food in the form of milk and biscuits. Service activities are carried out in the work area of ​​the Pintareng Health Center. The method used is to provide counseling to mothers who have toddlers related to stunting and early detection of stunting. Counseling is carried out from door to door by implementing good health protocols. With the good knowledge of mothers, it is hoped that it can be one of the efforts to reduce the prevalence of stunting in ​​the Pintareng Health Center. In addition to counseling, additional food was also provided in the form of milk and biscuits. The results of the activity found that there were 7 stunting children while 3 others were in the normal category. Based on interviews, there are risk factors for stunting in children including economic factors, poor parents, children often getting infections, and children don't want to eat. A total of 10 mothers and 1 health worker received counseling related to stunting and early detection of stunting. Before the counseling was carried out, the majority of mothers' knowledge levels were still lacking (90%) and only 1 mother (1%) had good knowledge regarding stunting. After counseling, the mother's knowledge increased even though the measurement was done qualitatively (interview). The process of health education is a process that must be carried out continuously so it is recommended to the Puskesmas to insert the outreach activities in Health Center.. &nbsp

    PERAN KELUARGA DALAM MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT V KELURAHAN SOATALOARA II KECAMATAN TAHUNA

    Get PDF
    Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajad kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Indeks resiko dalam rumah tangga yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 90%, ASI ekslusif 42%, penimban ganbalita 95%, menggunakan air bersih 89%, mencuci tangan dengan sabun 80%, menggunakan jamban sehat 79%, memberantas jentik nyamuk dirumah 40%, konsumsi sayur dan buah tiap hari 50%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 30%, dan tidak merokok dalam rumah 35% (Dinas KesehatanKabupatenSangihe, 2012).Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan gaambaran Peran keluarga dalam melaksanakan PHBS di RT V Kelurahan Soataloara II Kec. Tahuna. Hasil penelitian keluarga yang mempunyai bayi dan balita cukup berperan 73,91% dalam melaksanakan PHBS dan keluarga yang tidak mempunyai bayi dan anakbalita cukup berperan.45,24%

    PEMBERDAYAAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DAN PENGGUNAAN SAMPAH PLASTIK DI KAMPUNG BEENG LAUT KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH

    Get PDF
    Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam penanganan masalah sampah diwujudkan dengan adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di desa-desa. Budaya lama membakar dan membuang sampah ke selokan dan sungai serta laut menunjukkan bahwa setiap upaya untuk membersihkan lingkungan membutuhkan perubahan besar dalam pola pikir masyarakat. Perilaku membuang sampah pada tempat sampah dan penggunaan ulang sampah plastik mengurangi persentase sampah berdasar jenis di Kepulauan Sangihe. PKMS ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat tentang perilaku membuang sampah, memanfaatkan limbah wadah minuman plastik dan pembuatan tempat sampah. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, demonstrasi dan kerja bakti. Hasil dari Program Kemitraan Masyarakat Stimulus berupa penyuluhan tentang penanganan dan pengolahan sampah, penyuluhan penanganan Covid 19, pembuatan keranjang sampah dari gelas aqua serta pembuatan tempat sampah. Kegiatan PKMS di Kampung Beng Laut terlaksana dengan baik, dengan  harapan masyarakat membuang sampah di tempat sampah yang telah disiapkan dan menggunakan kembali sampah plastik untuk menjadi barang yang bernilai.   Community empowerment in handling waste problems is realized through community participation in waste management in the villages. The old culture of throwing trash into rivers and seas shows that any attempt to clean up the environment requires a major change in people mindsets. Behavior of throwing trash  and reuse plastic and reduces the percentage of trash by type in the Sangihe Islands. Those PKMS aim to empower the people in Beng Laut about throw of plastics trash, used of plastics drink glass waste and make trash can. The method used were form of counseling, demonstrations and community service. The results of the Stimulus Community Partnership Program were form of counseling on waste handling and processing, counseling on handling Covid 19, make of baskets trash from aqua glass plastics and trash bins. PKMS activities in village Beng Laut going smoothly, hope that people could throwing trash in garbage and make use of plastics trash are become goods value

    PERAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU KABUPATEN SANGIHE

    Get PDF
    Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak bisa lepas dari berbagai dukungan dan peran aktif yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Dalam hal ini peran yang besar adalah peran kader posyandu yang secara langsung berhadapan dengan berbagai permasalahan kemasyarakatan termasuk masalah kesehatan yang dihadapi olehmasyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.Kecamatan Manganitu merupakan salah satu kecamatan yang berada diKabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara yang pembangunan kesehatannya tidak seperti yang diharapkan. Masyarakatnya tidak begitu tahu tentang bagaimana cara mencegah penyakit dimana masih banyak masyarakat yang tidak berolahraga dengan rutin dan teratur, banyaknya masyarakat yang merokok, dan membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini juga dikarenakan kurangnya upaya yang nyata dan realistis dari seorang kader kesehatan untukmengajak masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan Penelitian untuk mengetahui peran kader Posyandu tentang PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskritif dengan menggunakan metode survey. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kader posyandu yang berada di Kecamatan Manganitu sebanyak 100 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data diolah dengan menggunakan Microsof Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kader mengajak masyarakat dalam persalinan ditolong oleh nakes 87%, Bayi di beri ASI eksklusif 86%, Menimbang bayi dan balita setiap bulan 90%, Menggunakan air bersih 59%, mencuci tangan dengan air bersih yangmengalir 53%, menggunakan jamban sehat 72%, memberantas jentik di rumah 38%, makan buah dan sayur setiap hari 90%, melakukan aktivitas fisik 67%, tidak merokok dalam rumah 79%.Berdasarkan hasil penelitian ini maka sebagian besar peran kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu adalah menimbang bayi dan balita setiap bulan (90%). Saran lebih melakukan pencatatan dan pelaporan PHBS sehingga dapat diketahui rumah tangga mana saja yang tidak menerapkan PHBS. Selanjutnya kader dan masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya PHBS dan tidak hanya menitikberatkan satu indicator saja

    PEMBINAAN KESEHATAN LANSIA DI GMIST JEMAAT ZAITUN PAGHULU KARATUNG I KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN SANGIHE

    Get PDF
    Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan melambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Pembinaan kesehatan lansia sangat penting dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Pembinaan kesehatan lansia meliputi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan. Pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam masyarakat. Metode pelaksanaan yang diterapkan adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan. Tahapan persiapan dilakukan sebelum kegiatan PKMS. Tahapan pelaksanaan meliputi tahapan penyuluhan kesehatan, tahapan pemeriksaan dan konseling. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa jumlah lansia yang memeriksakan kesehatan di Posyandu lansia berjumlah 37 orang (berumur >60 tahun). Lansia yang mengalami hipertensi berjumlah 23 orang atau 62,16%, mengalami peningkatan gula darah sejumlah 10 orang atau 22.72%, mengalami peningkatan asam urat berjumlah 12 orang atau 27.27%. Kesimpulan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa proses sosialisasi terlaksana dengan baik, lansia memahami materi penyuluhan kesehatan dan mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan sehingga lansia dapat merubah pola hidup mereka supaya lebih sehat dan bahagia.   Entering old age means experiencing physical setbacks, such as sagging skin, graying hair, toothless experiencing, unclear hearing, poor vision, slowing movements, and unproportional body figures. Elderly health development is very important to be carried out by health workers. Elderly health development includes health education and health checks. Community service aims to improve the degree of health and quality of life to achieve a happy and useful old age in family and community life in accordance with its existence in the community. The implementation method applied is the preparation phase, the implementation phase. The preparatory stages are carried out before the PKMS activities. The stages of implementation include the stages of health education, examination and counseling stages. The results of community service show that the number of elderly people who get health checks at the Posyandu for the elderly is 37 elderly people (aged> 60 years). Elderly who have hypertension are 23 people or 62, 16%, have an increase in blood sugar of 10 people or 22.72%, have an increase in urid acid of 12 people or 27.27%. Conclusion of community service shows that the socialization process is carried out well, the elderly understand the health counseling material and know the results of health checks so that the elderly can change their lifestyle to be healthier and happier

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DALAM PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI LEHUPU KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Salah satu cara mengatasi masalah sampah adalah dengan membuat tempat penampungan sampah sementara (TPS) atau tempat penampungan akhir (TPA). Hal ini diharapkan agar dapat mengurangi volume sampah dan masalah sampah yang mengaibatkkan dampak lingkungan kesehatan pada masyarakat pesisir dan laut serta mempermudah manajemen pengelolaan sampah. Berdasarkan data dari mahasiswa KKL Politeknik Negeri Nusa Utara di Kampung Lehupu Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Tahun Akademik 2019/2020 ada 30 rumah 34% yang membuang sampah di laut dengan menenggelamkannya ke dasar laut dan 25 rumah (29%) dibakar, 21 rumah (24%) di buang sembarang, 10 rumah (12%) dibuang di kebun dan hanya 1 rumah yang menggali lubang untuk membuang sampah. Berdasarkan latar belakang masalah, tim pengabdi telah melakukan pengabdian tentang “PKMS Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Sehat Melalui Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah. Kegiatan dilaksanakan di Kampung Lehupu Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada Juni-Agustus 2021. Tahapan kegiatan pengabdian diawali dengan melakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga, pandemi COVID-19, vaksinasi COVID-19 dan pemberian bantuan 3 sak semen dan cat guna pembuatan tempat sampah dengan tujuan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di laut tapi membuang sampah di tempat sampah yang tersedia. Pembuatan tempat sampah dilakukan oleh masyarakat secara suka rela dan bergotong royong. Adanya kegiatan yang sama dan berkelanjutan sangat diharapkan agar perilaku membuang sampah pada tempatnya menetap pada masyarakat Lehupu. One way to overcome the waste problem is to create a temporary waste shelter (TPS) or final shelter (TPA). This is expected to reduce the volume of waste and waste problems that cause environmental health impacts on coastal and marine communities and facilitate waste management. Based on data from KKL (Community Service Program) at the State Polytechnic of North Nusa in Lehupu Village, South Tabukan District, Middle of the Academic Year 2019/2020, there were 30 houses, 34% of which were thrown garbage in the sea in sinking it into the seabed and 25 houses (29%) were burned, 21 houses (24%) ) was thrown away, 10 houses (12%) were dumped in the garden and only 1 house dug a hole to dispose of garbage. Based on the background of the problem, the service team has done service on "PKMS for Empowering Coastal Communities in Improving Clean and Healthy Life Behaviors through the Construction of a Garbage Disposal Site”. The activity was carried out in Lehupu Village, South Central Tabukan District, Sangihe Islands Regency in June-August 2021. The stages of service activities begin with conducting counseling on household waste management, the COVID-19 pandemic, and COVID-19 vaccination, and providing assistance with 3 bags of cement and paint for making trash cans with the aim that people no longer throw garbage in the sea but throw garbage in the trash. which is available. The construction of garbage dumb is carried out by the community voluntarily and by working together. The existence of the same and sustainable activities is highly recommended so that the behavior of disposing of waste in its place remains in the Lehupu community

    PKM PENANGGULANGAN GIZI BURUK KELOMPOK ANAK BALITA (BAWAH LIMA TAHUN) DI KAMPUNG KARATUNG I KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat dan setiap sudut dunia. Anak-anak menghadapi resiko paling besar untuk mengalami gizi kurang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yangkurang gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Kampung Karatung I merupakan kampung dengan jumlah balita terbanyak di Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tahun 2017 di Kampung Karatung I jumlah balita sebanyak 50 orang balita dari 245 Kepala Keluarga. Tahun 2016 ada beberapa balita di Kampung Karatung I yang mendapatkan observasi ketat Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Tujuan kegiatan PKM ini adalah meringankan masalah penurunan kecukupan gizi oleh masyarakat. Solusi yang ditawarkan yaitu Penilaian status gizi dengan cara antropometri kepada seluruh anak balita, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dengan Kartu Kembang Anak,pemberian konseling dan Penyuluhan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu anak balita, pemberian Makanan Pendamping ASI dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak yang tidak cukup pertumbuhannya dan anak yang berat badannya berada di di bawah garis merah KMS, pelatihan Kader untuk menilai pertumbuhan anak, dan memantau perkembangan ibu hamil ibumenyusui, dan anak balita. Kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian status gizi ada 4 orang anak usia 3-5 tahun yang mengalami BB kurang da nada 3 orang anak usia 3-5 tahun yang mengalami Stunting. Proses Sosialisasi terlaksana dengan baik sehingga sambutan dari Kapitalaung dan Kepala Puskesmas serta masyarakat sangat baik. Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berjalan dengan bertempat di Kantor Kapitalaung Kampung Karatung I dan Puskesmas Pembantu Kampung Karatung I Kecamatan Manganitu. Ruangan disediakan tempat duduk, meja, LCD, Screen/layar, semua peralatan ruangan disediakan oleh perangkat Kampung. Pelatihan kepada kader berjalan dengan lancar. Kader mendapatkan ilmu dan materi dari narasumber. Penilaian status gizi, penyuluhan kesehatan , deteksi tumbuh kembang dan pemberian makanan tambahan (PMT) telah dilaksanakan sepenuhnya oleh kader yang sudah mengikuti pelatihan. Kerjasama antara tim pelaksana serta mahasiswa sangat baik dan penuh semangat meskipun jarak yang cukup jauh dan melelahkan. Untuk Mitra agar melakukan pemantauan secara berkala terhadap anak balita sehingga setiap penyimpangan tumbuh kembang dapat dideteksi secara dini

    TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY OF LIVING) DENGAN METODE BARTHEL INDEKS DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN TAMAKO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Kemandirian lansia dalam ADL (Activity Daily Living) didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi –fungsi kehidupan sehari-hariyang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL (Activity Daily Living) dengan metode Barthel Indeks di Posyandu Lansia Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskritif kuantitatif dengan metode survey. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April – September 2021 di Kampung Nagha 1, Kampung Pokole, Kampung Balane, Kampung Binala Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Teknik analisa data merupakan cara mengelolah data dengan Editting, Coding, dan Data Entri. Penelitian tentang tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL dengan Metode Barthel Indeks di Posyandu Lansia Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe menunjukkan bahwa sebagian besar lansia berada pada kategori mandiri (tidak ketergantungan). Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang status tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Wilayah Kerja Puskesmas Tamako dan diharapkan lebih giat meningkatkan kualitas pelayanan pada lansia agar tingkat kemandirian ini tetap dijaga. Hasil penelitian ini juga menambah literatur dan wawasan bagi pembaca khususnya keperawatan gerontik sehingga memudahkan pembaca untuk dijadikan referensi tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Elderly independence in ADL (Activity Daily Living) is defined as a person's independence in carrying out activities and functions of daily life carried out by humans routinely and universally. This study aims to determine the level of independence of the elderly in fulfilling ADL (Activity Daily Living) with the Barthel Index method at the Elderly Posyandu, Tamako District, Sangihe Islands Regency. The research design used is descriptive quantitative research with a survey method. This research was carried out from April to September 2021 in Nagha 1 Village, Pokole Village, Balane Village, Binala Village, Tamako District, Sangihe Islands Regency. The data analysis technique is a way of managing data with Editing, Coding, and Data Entry. Research on the level of independence of the elderly in fulfilling ADL with the Barthel Index Method at the Elderly Posyandu, Tamako District, Sangihe Islands Regency shows that most of the elderly are in the independent category (not dependent). The results of this study can be used as information about the status of the level of independence of the elderly in fulfilling ADL in the Tamako Health Center Work Area, and it is hoped that they will be more active in improving the quality of services for the elderly so that this level of independence is maintained. The results of this study also add to the literature and insight for readers, especially in gerontic nursing, making it easier for readers to be used as additional references that can be used to improve knowledge

    IbM Pengendalian Demam Berdarah dengan Penyuluhan Kesehatan dan Pemeriksaan Kesehatan pada Masyarakat di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat

    Get PDF
    Demam Berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan nyamuk. Penyakit ini ditemukan didaerah tropis dan subtropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Kecamatan Siau Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki angka kasus demam berdarah tertinggi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdapat 14 kasus demam berdarah pada tahun 2015. Berdasarkan data Puskesmas Ondong Kelurahan Ondong merupakan kelurahan paling edemisitas sebanyak 15 kasus per 1000 penduduk di tahun 2016. Karakteristik lingkungan di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat sangat berpotensi sebagai breeding place dan resting place bagi nyamuk demam berdarah karena kelurahan Ondong tidak memiliki mata air dan air yang dikonsumsi berasal dari sumur gali yang tidak ditutup dan padatnya rumah-rumah penduduk menyebabkan limbah rumah tangga dibiarkan begitu saja. Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat merupakan kelurahan dengan endemisitas demam berdarah tertinggi di wilayah Kerja Puskesmas Ondong. Kelurahan ini merupakan Pusat Kota Kabupaten Sitaro yang mengalami peningkatan pembangunan dan menyebabkan tingginya tempat perindukan nyamuk Aedes Aegepty. Oleh karenanya perlu dilakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat agar dapat secara mandiri melakukan pencegahan Demam Berdarah Dengue dengan menjaga kebersihan di lingkungannya.Sasaran Pengabdian pada Masyarakat berbasis Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) adalah para masyarakat yang ada di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat Kabupaten Siau Tagulandang Biaro dengan tujuan menurunkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Keluarahan Ondong, meminimalkan penularan demam berdarah dengue secara tepat, meningkatkan pengetahuan masyarakattentang pengendalian demam berdarah dan pemberdayaan masyarakat. Tahap pelaksanaan yaitu Sosialisasi Program penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM), Penyuluhan tentang Demam berdarah, pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan, dampak dan hubungannya dengan kondisi lingkungan, Pemeriksaan Kesehata
    corecore