97 research outputs found

    Pengaruh Umur Kayu Mangium terhadap Kualitas Arang Aktif

    Full text link
    Dalam tulisan ini dikemukakan mengenai hasil penelitian pembuatan arang aktif dari kayu Acacia mangium berdasarkan perbedaan umur dengan cara aktivasi uap kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur kayu mangium dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan kualitas arang aktif.Proses pembuatan arang aktif dilakukan dalam retor baja tahan karat dengan pemanas listrik pada suhu 900ºC. Umur kayu mangium yang digunakan sebagai bahan baku adalah 4, 5, 6 dan 7 tahun dan sebagai aktivator digunakan larutan NH4CO3 dengan konsentrasi masing­masing 0,1; 0,25; 0,5; 0,75%.Kualitas arang aktif yang terbaik dihasilkan dari arang aktif yang dibuat dari kayu mangium umur 6 tahun dengan konsentrasi NH4C03 sebesar 0,10%. Rendemen yang diperoleh sebesar 37,19%, kadar air 12,74%, kadar abu 2,08%, kadar zat mudah menguap 14, 66%, kadar karbon terikat 183,28%. Daya serap terhadap iodium sebesar 1081,19 mg/g, benzena 29,39%, CHCL3 40,19%, metilin biru 199,23 mg/g dan luas permukaan sebesar 738,0 m2/g

    Pengaruh Selulosa Terhadap Struktur Karbon Arang Bagian I: Pengaruh Suhu Karbonisasi

    Full text link
    Tulisan ini mempelajari pengaruh selulosa terhadap struktur arang pada suhu karbonisasi yang berbeda. Arang dibuat dari hasil karbonisasi campuran simultan lignin dan selulosa dengan perbandingan 40 : 60. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh selulosa terhadap struktur arang pada suhu karbonisasi yang berbeda, yaitu 200 , 300 , 400 , 500 , 650 , 750 dan 850 C. Untuk mengetahui Perubahan struktur arang yang terjadi dilakukan analisis dengan menggunakan FTIR (sinar infra merah), XRD (difraksi sinar X) dan SEM (mikroskop elektron). Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa lebar lapisan aromatik (La) menurun dengan makin meningkatnya suhu karbonisasi, sedangkan untuk jarak antar lapisan aromatik (d) menurun dengan naiknya suhu sampai 850 C. Tinggi lapisan aromatik (L ), derajat kristalinitas (X) dan jumlah lapisan aromatik (N) meningkat dengan makin naiknya suhu karbonisasi. Spektrum FTIR menunjukkan antara suhu 500 - 750 C terjadi Perubahan struktur kimia dari bahan baku secara nyata. Ikatan OH, dan C=C alifatik menurun dengan naiknya suhu, sedangkan struktur eter dan aromatik makin meningkat. Pada suhu 850 C arang yang dihasilkan mempunyai struktur aromatik yang permukaannya mempunyai gugus C-O-C dan C-H. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa jumlah dan diameter pori arang meningkat dengan makin naiknya suhu karbonisasi. Kualitas arang yang baik diperoleh pada suhu karbonisasi 850 C yang ditunjukkan oleh derajat kristalinitas sebesar 35,0%, tinggi lapisan aromatik 3,22 nm, lebar lapisan aromatik 9,18 nm, jumlah lapisan aromatik 9, jarak antar lapisan aromatik d(oo2)= 0,36 nm dan d(100)= 0,21 nm dengan diameter pori arang antara 2,0-2,3 mm. Arang ini mempunyai sifat keteraturan yang tertinggi, permukaannya bersifat sedikit polar, dengan struktur makropori

    Pembuatan Arang Aktif dari Batubara

    Full text link
    Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian tentang pembuatan arang aktif dari batubara dengan cara aktivasi uap kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan kualitas arang aktif Proses pembuatan arang aktif dilakukan dalam retor ba}a tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 700°C, 800°C, 900°C dan sebagai bahan pengaktif digunakan LaHutan NH4HC03dengan konsentrasi masing-masing 0,0; 0,5; 1,0; 3,0; 5,0 dan 10,0%.Kualitas a rang aktif batubara yang baik, dihasilkan dari arang aktif yang dibuat pada suhu 800°C dengan konsentrasi NH4HC03 5,0 % yang menghasilkan rendemen sebesar 84,5%, kadar air 5,77%, abu 19,74%, zat terbang 6,60%, karbon terikat 73,66%, daya serap terhadap yodium 424,20 mg/g dan daya serap terhadap benzena sebesar 10,17%. Dilihat dari besamya daya serap terhadap yodium dan kadar abu arang aktif batubara, maka bahan pengaktif NH4HC03 kurang baik untuk digunakan sebagai bahan pengaktif dalam pembuatan arang aktif dari batubara. Namun demikian arang aktif dari batubara ini dapat digunakan untuk menjemihkan air

    Pembuatan Arang Aktif Dari Serbuk Gergajian Sengon (Paraserianthes Falcataria) Dengan Cara Kimia

    Full text link
    Experimental study on Sengon (Paraserianthes falcataria) sawdust to produce activated charcoal for water traetment is reported in this paper. The purpose of this research is to study the effect of raw material and chemical on activated charcoal yield and quality. The result showed that the yield of activated charcoal range from 17,75 - 79,90 %, moisture content from 0,20- 8,85 %, ash content from 1,33 - 23,71 %, volatile matter from 1,14 - 7,22 % , fixed carbon from 72,01 - 86,88 % , adsorptive capacity of benzene from 3 ,04 - 15,85 %, sulphuric acid from 2,45 - 45,66 % and adsorptive capacity of iodine from 374,1 - 601,1 mg/g. Based on adsorptive capacity of iodine, good quality of activated charcoal was produced from Sengon sawdust soaked with Na2C03, this criteria has met commercial standard requirement of the American Water Works Assosiation.The quality of water after treatment with activated charcoal shows that the Fe3 + content range from 0,00 - 0,06 mg/l, Na+ from 42,92 - 81,41 mg/g, Mg2+ from 7,57 - 8,92 mg/l, Mn2+ from 0,00- 0,014 mg/l, Zn2+ from 0,00 - 0,011 mg/g, Ca2+ from 22,85 - 27,75 mg/l, NH4+ from 0,057 - 0,082 mg/l, Ct- from 22,91 - 28,93 mg/l, PO34 from 0,20 - 0,43 mg/l and SO24 .from 2,29- 4,98 mg/l

    Analisis Komponen Kimia dari Kayu Sengon dan Kayu Karet pada Beberapa Macam Umur

    Full text link
    This paper reported the result of chemical analysis from sengon (Paraserianthes falcataria) and rubber wood (Hevea Brasiliensis) with several age groups. The analysis comprise of the determination of holocellulose, cellulose, lignin, pentosan, ash content, silica content and the solubility in cold water, hot water, one percent of sodium hydroxide and alcohol benzene ex-tractives. These analysis were conducted to determine their basic characteristics and ultimate uses of the wood.The result showed that holocellulose content ranges from 66,46 - 70,90 % , cellulose from 46,62 - 49,88 %, lignin from 29,10 - 33,54 %, pentosan from 15,51 - 17,80 %, ash content from 0,45 - 1,25 %, silica content from 0,24 - 0,52 %, The solubility in cold water ranges from 3,12 - 5,40 %, hot water from 3,89 - 5,65 %, in NaOH 1 % from 13,06 - 16,06 % and in alcohol benzena (1:2)from 2,06 - 4,43 %. .Based on chemical analysis, especially the cellulose, lignin and pentosan content sengon and rubber wood are suitable as raw material for pulp and paper industry, except for 20 years old rubber wood

    Produksi Cuka Kayu Hasil Modifikasi Tungku Arang Terpadu

    Full text link
    Penelitian pembuatan arang dan cuka kayu secara terpadu telah dilakukan dengan menggunakan tungku hasil modifikasi terbuat dari drum ganda yang dikombinasikan dengan teknik kondensasi sehingga tidak hanya arang yang dihasilkan, tetapi juga diperoleh cairan destilat yang biasa disebut cuka kayu/asap cair. Bahan yang digunakan untuk membuat arang dan cuka kayu adalah limbah industri pengolahan kayu. Tujuan penelitian yaitu untuk menelaah produksi dan kualitas arang, cuka kayu, dan prospek pemanfaatannya dari hasil penggunaan tungku drum ganda. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa produksi arang 6,00 - 15,00 kg, rendemen arang 9,90- 21,18%. Produksi cuka kayu 2,40 - 4,40 kg dan rendemen cuka kayu 4,95 - 7,35%. Komponen cuka kayu hasil analisis HPLC dan GC terdiri dari asam asetat 20,13 - 30,05 ppm, metanol 0,44 - 1,15% dan phenol 52,41 - 63,62 ppm. Hasil analisis GC-MS pirolisis menunjukkan bahwa cuka kayu dari masing-masing jenis limbah kayu mengandung jumlah komponen kimia yang berbeda antara satu jenis dengan lainnya, pada kisaran 20 - 32 komponen. Unsur hara yang terdapat dalam cuka kayu : C organik 6,12 - 7,35% ; N total 0,62 - 0,67% ; P2O5total 0,24 - 0,31% dan K2O total 0,31 - 0,36%. Manfaat cuka kayu sangat banyak antara lain sebagai pengawet makanan, pembasmi hama dan penyakit tanaman, pupuk cair organik, penyubur tanaman, desinfektan dan inhibitor mikroorganisme serta pencegah jamur dan bakteri

    Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Mengendalikan Cendawan Penyebab Penyakit Antraknosa Dan Layu Fusarium Pada Ketimun

    Full text link
    Asap cair hasil destilasi kering tempurung kelapa pada konsentrasi antara 0,25-6,0% mampu menghambat pertumbuhan koloni cendawan baik pada Colletotrichum gloeosporoides maupun Fusarium oxysporum. Penghambatan asap cair pada koloni Colletotrichum gloeosporoides dan Fusarium oxysporum masing-masing sebesar 5,59-97,85% dan 6,06-94,97%. Penghambatan sampai 100% untuk kedua cendawan, dimulai pada konsentrasi 7%. Asap cair yang dihasilkan dari pemanasan 400 oC menunjukkan hambatan koloni cendawan paling tinggi, yaitu sebesar 16.26% untuk Colletotrichum gloeosporoides dan 15,06% untuk Fusarium oxysporum. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa asap cair dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan 5%, efektif menghambat perkembangan penyakit antraknosa dan layu fusarium, sampai 100%. Meskipun demikian, asap cair dengan konsentrasi 5% tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan nekrosis pada daun ketimun

    Pembuatan dan Pemanfaatan Arang Aktif sebagai Reduktor Emisi Formaldehida Kayu Lapis

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian pembuatan arang aktif dari serbuk gergajian kayu Acacia mangium Willd. Arang aktif yang dihasilkan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah serbuk gergajian kayu mangium untuk dibuat arang aktif dan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida dalam perekat kayu lapis. Sebelum dibuat arang aktif, serbuk gergajian diarangkan dalam pada suhu 500OC. Arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia, fisika dan kombinasinya di dalam tungku baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif yang terbaik diperoleh dari serbuk gergajian kayu mangium yang diaktivasi dengan cara kombinasi oksidasi gas dan kimia dengan rendemen sebesar 53%, kadar air 4,33%, kadar abu 8,17%, kadar zat terbang 5,88%, kadar karbon terikat 83,77%, daya serap terhadap yodium sebesar 960,2 mg/g, metilien biru 135,0 mg/g, benzene 14,59%, kloroform 28,96% dan daya serap terhadap formaldehida sebesar 26,21%.Pencampuran arang aktif pada perekat kayu lapis mampu menurunkan emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Terbukti dari hasil uji emisi kayu lapis tanpa penambahan arang aktif menunjukkan emisi formaldehida sebesar 16,48 ppm, sedang emisi yang dihasilkan dengan penambahan arang aktif sebanyak 5% menurun menjadi 15,36 ppm, tanpa mempengaruhi ketegutan rekat kayu lapis
    • …
    corecore