75 research outputs found
SURVEI KAPASITAS TEKNIS STRUKTUR DERMAGA PELABUHAN LAMPIA
Pelabuhan Lampia direncanakan untuk digunakan oleh PT. Sinergi Perkebunan Nusantara melakukan pengapalan CPO (Crude Palm Oil) miliknya. Sebelum rencana tersebut direalisasikan, perlu dilakukan kajian untuk mengetahuikapasitas teknis struktur dermaga tersebut. Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan survei kapasitas teknisdermaga untuk mengidentifikasi kondisi struktur dermaga eksisting. Survei yang dilakukan meliputi pengukuran layout dan dimensi struktur dermaga, hummer test dan uji karbonasi serta pengamatan visual. Berdasarkan hasil pengukuran layout dan dimensi dermaga diperoleh bahwa bentuk dermaga adalah tipe T yang terdiri dari trestle dengan panjang dan lebar masing-masing adalah 42.5 m dan 6.0 m serta dermaga dengan panjang dan lebar masingmasing adalah 80.0 m dan 10.0 m. Jumlah tiang pancang untuk trestle adalah 22 tiang sedangkan untuk dermaga adalah 64 tiang. Diameter tiang pancang untuk trestle dan dermaga adalah 508.3 mm. Hasil hammer test menunjukkan bahwa kuat tekan beton struktur dermaga berkisar antara K300-K400 dimana masih memenuhi persyaratan beton untuk lingkungan laut sebesar K300. Hasil uji karbonasi menunjukkan bahwa nilai karbonasi lebih besar dari 2.0 cm, sehingga perlu perbaikan pada permukaan beton minimal sedalam daerah yang terkarbonasi atau setebal selimut beton tulangan. Pengamatan visual menunjukkan bahwa struktur dermaga tidak mengalami pergeseran akan tetapi struktur balok dan pile cap telah mengalami korosi dan karbonasi
STABILITY OF UNDERWATER STRUCTURE UNDER WAVE ATTACK
Geotube is, among others, a type of coastal structure that is increasingly accepted for coastal protection especially underwater breakwater. Besides its relatively low cost, it has other advantages such as flexibility, ease of construction and the fact that it can be filled with local sand material. Similar to all other coastal structures, it should also be stable under wave attack. A simple theoretical approach based on linear wave was adopted to estimate the stability of such structure. The theoretical solution was then compared with an experimental study. The experimental study was conducted at the Hydraulics and Hydrology Laboratory of Universitas Gadjah Mada. However, instead of a real geotube, PVC pipe was used where the weight of the PVC was varied by adjusting the volume of sand in the pipe. The result indicated that the agreement between the theoretical solution and the experiment was encouraging. The analytical solution may be utilized to predict underwater pipe stability under wave attack with certain degree of accuracy
Studi Sedimentasi Pada Saluran Intake PLTU Barru
Increasing the cooling capacity of generator engines or condenser engines by utilizing sea water at PLTU Barru requires dredging the intake channel with a dredging length of ±80 m and a depth of -4m LWS. The problem is that dredging the intake canal has the potential to cause silting back in the area that has been dredged due to coastal hydrodynamic processes which can cause blockage of the intake canal and disrupt the process of the pumping system and the generating system as a whole. A study is needed to assess the potential for sedimentation around the dredging area. This research uses primary data and secondary data. The primary data consists of bathymetry data, currents, tides and bottom sediments and water samples. While the secondary data includes comparative wave and tidal data as well as the design of the dredging plan. Wave data is sourced from the European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) while comparative tide data is obtained from the Geospatial Information Agency (BIG). The data obtained is then analyzed to obtain the parameters of currents, tides, sediment and breaking waves as well as sediment transport along the coast. Calculation of sediment flows and transport was also carried out by numerical modelling using a surface-water modelling system (SMS). Furthermore, by using the results of analytical sediment transport analysis and numerical modelling, the thickness of the trapped sediment is calculated in the intake canal after dredging. The results of numerical modelling analysis show that the potential for sedimentation at the study site originates from currents due to tides and currents due to breaking waves. The predicted potential for sedimentation due to tidal currents and broken wave currents for 1 year is 43.64 m3 and 1,589.93 m3 respectively with a sediment thickness of 1.2 meters from the bottom of the excavation so that intake channel maintenance is required at least once a year.Peningkatan kapasitas pendinginan mesin pembangkit atau mesin kondesor dengan memanfaatkan air laut di PLTU Barru membutuhkan pengerukan pada saluran intake dengan panjang pengerukan ±80 m dan kedalam -4m LWS. Permasalahannya, pengerukan pada saluran intake berpotensi terjadinya pendangkalan kembali pada area yang telah dikeruk akibat proses hidrodinamika pantai sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya saluran intake dan terganggunya proses sistem pemompaan dan sistem pembangkit secara keseluruhan. Diperlukan studi untuk mengkaji potensi sedimentasi di sekitar area pengerukan. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data batimetri, arus, pasang surut dan sedimen dasar dan sampel air. Sedangkan data sekunder meliputi data gelombang dan pasang surut pembanding serta disain rencana pengerukan. Data gelombang bersumber dari European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) sedangkan data pasang surut pembanding diperoleh dari Badan InformasiGeospasial (BIG). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan parameter arus, pasang surut, sedimen dan gelombang pecah serta transport sedimen menyusur pantai. Perhitungan arus dan transport sedimen juga dilakukandengan pemodelan numerik menggunakan surface-water modeling system (SMS). Selanjutnya dengan menggunakan hasil analisis transport sedimen secara analitis dan pemodelan numerik dilakukan perhitungan ketebalan sedimen yang terperangkap di dalam saluran intake pasca pengerukan. Hasil analisa pemodelan numerik, potensi sedimentasi pada lokasi studi bersumber dari arus akibat pasang surut dan arus akibat gelombang pecah. Prediksi potensi sedimentasi akibat arus pasang surut dan arus gelombang pecah selama 1 tahun masing-masing adalah 43.64 m3 dan 1,589.93 m3 denganketebalan sedimen 1.2 meter dari dasar galian sehingga dibutuhkan perawatan saluran intake minimal satu kali dalam satu tahun
METODE SEDERHANA PENENTUAN DIMENSI GEOTEXTILE TUBE (GEOTUBE) SEBAGAI STRUKTUR PELINDUNG PANTAI
Beberapa tahun terakhir, material untuk bangunan pantai mulai sulit diperoleh dan relative mahal menyebabkan pergeseran penggunaan material konvensional ke material yang lebih murah dan mudah diperoleh seperti material geosintetik. Material geosintetik yang semakin meningkat penggunaannya akhir-akhir ini adalah geotextile tube (geotube). Permasalahannya, metode penentuan parameter teknis geotube belum tersedia pedoman bakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode penentuan dimensi geotube. Penelitian dimulai dari pengembangan teori, pembuatan model geotube dan pelaksanaan eksperimen. Parameter yang divariasikan adalah jenis dan faktor pengisian (fill factor,FF) pasir pengisi. Pasir yang digunakan adalah pasir Patehan, Laboratorium dan Tanjung An. Sedangkan factor pengisian ditetapkan 1,0; 0,9; 0,8; 0,7 dan 0,6. Pengukuran tinggi dan lebar geotube dilaksanakan pada dua kondisi, yaitu kondisi kering dan kondisi terendam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang baik antara dimensi geotube dengan nilai FF. Teori yang dikembangkan untuk menentukan dimensi geotube bersesuaian dengan data eksperimen untuk nilai FF besar dari 0,8 (80%) dan pasir dengan gradasi yang baik. Persamaan 4 dan 5 dapat digunakan untuk menentukan dimensi geotube. Tinggi geotube di air lebih kecil dibandingkan di udara. Hasil yang diperoleh pada Persamaan 4 dan 5 harus ditambahkan 5% jika geotube terendam dalam air
Kineria Pegawai Kantor Kecamatan dalam Memberikan Pelavanan Administrasi Perijinan Kepada Masyarakat Pada Kantor Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa
Kinerja pegawai kantor kecamatan dalam pelayanan administrasi perijinan kepada masyarakat pada kantor kecamatan Mamasa kabupaten Mamasa dapat dikatakan
sangat baik tercermin dari kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, penyesuaian diri, kedisplinan kerja dan pengetahuan pegawai yang sudah terlaksana dengan
baik walaupun masih adanya pegawai yang kurang teliti dan kurang disiplin.
Metode yang digunakan adalah metode campuran (gabungan data kualitatif dan kuantitatif, dimana instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri.
Sumber data yang digunakan dalah sumber data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan situasi dan kondisi empiris kinerja pegawai. Penulis juga menggunakan penelitian observasi, wawancara. kuesioner dan dokumentasi guna
memperoleh data primer mengenai kinerja pegawai pada kantor kecamatan Mamasa kabupaten Mamasa. Dengan berdasarkan data yang ada penulis berupaya menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta
hubungan antar fenomena yang ada. Berdasarkan deskripsi kualitatif dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai pada kantor kecamatan Mamasa kabupaten Mamasa yang dinilai dari kuantitas dan kualitas pekerjaan, penyesuaian diri,
kedisplinan dan pengetahuan secara keseluruhan tergolong sangat baik. Akan tetapi ada beberapa hal yang harus dapat dioptimalkan lagi sehingga kinerja pegawai pada kantor kecamatan Mamasa dapat lebih baik lagi. Faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor kecamatan Mamasa adalah masih kurangnya fasilitas dan perlengkapan kantor, pengetahuan pegawai terhadap pekerjaan belum terlalu maksimal dan masih adanya pegawai kurang dalam
menaati ketentuan jam kerja dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Untuk itu banyak yang harus dibenahi didalam kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan terkhusus pelayanan administrasi perijinan pada kantor kecamatan
Mamasa. Dalam proses peningkatan kinerja pegawai pada kantor kecamatan Mamasa perlu memberi penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan memberi teguran secara intensif kepada pegawai yang sering melanggar peraturan
TINJAUAN PERANGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KAPAL PENUMPANG ANTAR PULAU DI PELABUHAN PAOTERE
Kapal penumpang sebagai moda transportasi massal harus memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam berbagai aspeknya. Selain untuk menjaga keselamatan dan kesehatan bagi semua penumpang dan awak kapalnya, penerapan K3 berfungsi utuk menjaga kehandalan sistem transportasi tersebut. Pelayanan terhadap pengguna jasa perairan di Indonesia haruslah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Penerapan peraturan ini memberikan perlindungan hukum khususnya terhadappenumpang dan ABK kapal. Penelitian ini mengkaji mengenai perangkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kapal penumpang antar pulau di Pelabuhan Paotere. Kapal penumpang yang berlabuh di Pelabuhan Paotere terdiri dari berbagai jenis, salah satunya yaitu kapal kayu yang berkapasitas 10 hingga 35 GT dengan trayek penyeberangan dari Kota Makassar menuju Pulau Badi, Barang Lompo, Barang Caddi, dan pulau lain sekitarnya. Namun, dari sekian banyak kapal yang berlabuh ini tidak dilengkapi dengan perangkat keselamatan pelayaran yang memadai. Kajian ini meninjau seberapa besar perhatian pihak penyelenggara kapal dan pelabuhan terhadap perangkat kesalamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Paotere. Metode kajian yang digunakan adalah deskriptif, yakni memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek tertentu dari lokasi. Pemerintah Kota Makassar dapat lebih menggiatkan aktifitas sosialisasi keselamatan pelayaran dan penerapannya di lapangan sehingga akan meminimalisir korban dan resiko kecelakaan yang terjadi pada saat kapal berlayar bagi kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Paotere
Uji Daya Hambat Sediaan Sabun Transparan Ekstrak Jarak Pagar (Jatropha curcas) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Uji Propionibacterium acnes
Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul, dan bopeng (scar) pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Peradangan dipicu oleh Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Kandungan fitokimia dalam daun Jarak pagar yaitu tanin, steroid dan triterpenoid, flavanoid, saponin, antraquinon, dan alkaloid. Dalam formulasi sabun transparan penambahan bahan aktif tanaman dapat membantu peningkatan aktivitas antibakteri.
Dari hasil penelitian uji daya hambat sabun transparan ekstrak jarak pagar ( Jatropha curcas) terhadap pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes menghasilkan zona hambatan pertumbuhan pada bakteri dengan konsentrasi hambatan minimum yaitu 5 %. Untuk kontrol positif sendiri digunakan ekstrak jarak pagar memberikan diameter hambat sebesar 11,02 mm serta pada kontrol negatif digunakan sabun transparan tanpa penambahan ekstrak jarak pagar memberikan diameter hambatan sebesar 5,32 mm. Sehingga konsentrasi minimum pada penghambatan pertumbuhan bakteri uji pada sediaan sabun transparan pada konsentrasi 5% dengan diameter hambatan 9,07 mm.
 
ANALISIS KAPASITAS FENDER TIPE V PADA DERMAGA CURAH PELABUHAN GARONGKONG KABUPATEN BARRU
Sesuai dengan fungsi dan perannya, pelabuhan merupakan institusi yang dinamik keberadaannya terhadapperkembangan yang ada. Pada tahun 2019 Kantor UPP Kelas II Garongkong telah melakukan rehabilitasi denganmengganti 23 buah fender type super cone dan 1 bu ah fender tipe V di dermaga pelabuhan Garongkong karenamengalami kerusakan yang dapat mengganggu aktivitas bongkar muat di Kantor UPP Kelas II Garongkong. Olehkarena itu, pada penelitian ini dilakukan analisis kapasitas fender tipe V 500H x 2000L untuk m engetahui besarenergi benturan kapal yang mampu diserap oleh fender dan yang diteruskan ke struktur dermaga. Pengambilan datadilakukan di Pelabuhan Garongkong, adapun sumber data yang digunakan adalah data primer diambil dengan caramewawancarai, mengama ti, dan mengukur langsung arus pada dermaga pelabuhan Garongkong. Data sekunder diperoleh dengan mengutip dokumen pada instansi yang bersangkutan seperti data ukuran kapal, spesifikasi fender,dan layout pelabuhan Garongkong. Hasil analisis diketahui bahw a energy terabsorsir fender lebih besar dari energitambat kapal dan gaya bentur yang diserap fender lebih kecil dari gaya reaksi fender, diperoleh nilai terabsorsirsebesar 5,57 tm dan nilai energi tambat kapal 4,54 tm (5,57 > 4,20). Diperoleh nilai gaya bentur yang bentur yangdiserap fender sebesar 12,79 ton dan gaya reaksi fender 2626,331 ton (12,79 ton < 2626,331). Energi yang diteruskan fenderke struktur dermaga adalah 3,36 tm
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KALA ULANG GELOMBANG DI PERAIRAN SELATAN PULAU BALI
Secara geografis Indonesia terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Oleh sebab itu wilayah perairan indonesia memiliki karakteristik gelombang yang beragam. Perairan sebelah selatan pulau Bali kondisi gelombangnya dipengaruhi oleh kondisi perairan samudra Hindia yang merupakan laut lepas. Namun demikian, karakteristik gelombang di perairan tersebut belum diketahui. Oleh sebab itu, dilakukan kajian untuk mengetahui karakteristik yang meliputi peluang kejadian berdasarkan arah dan interval tinggi gelombang, tinggi dan periode gelombang rata-rata serta kala ulang gelombang di perairan selatan pulau Bali. Data yang digunakan adalah data gelombang 6 jaman yang bersumber dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) selama 15 tahun. Data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kejadian gelombang, tinggi dan periode gelombang rata-rata serta kala ulang gelombang menggunakan metode Fisher Tippet-1 dan Weibull. Berdasarkan analisis data, diperoleh gelombang dominan dari arah Barat Daya dengan peluang kejadian 59,62% dengan tinggi dan periode gelombang rata-rata sebesar 2,49m dan 10,84s. Interval tinggi gelombang yang paling sering terjadi adalah 1-2 m dengan peluang kejadian 65,85%. Kala ulang gelombang 100 tahunan yang dihitung dengan metode weibull dan fisher Tippet-1 masing-masing adalah 7,82 meter dan 5,89 meter dari arah barat
Uji Daya Hambat Sediaan Sabun Transparan Ekstrak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) terhadap Pertumbuhan Bakteri Uji Propionibacterium Acnes
Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul, dan bopeng (scar) pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Peradangan dipicu oleh Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Kandungan fitokimia dalam daun Jarak pagar yaitu tanin, steroid dan triterpenoid, flavanoid, saponin, antraquinon, dan alkaloid. Dalam formulasi sabun transparan penambahan bahan aktif tanaman dapat membantu peningkatan aktivitas antibakteri.
Dari hasil penelitian uji daya hambat sabun transparan ekstrak jarak pagar ( Jatropha curcas) terhadap pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes menghasilkan zona hambatan pertumbuhan pada bakteri dengan konsentrasi hambatan minimum yaitu 5 %. Untuk kontrol positif sendiri digunakan ekstrak jarak pagar memberikan diameter hambat sebesar 11,02 mm serta pada kontrol negatif digunakan sabun transparan tanpa penambahan ekstrak jarak pagar memberikan diameter hambatan sebesar 5,32 mm. Sehingga konsentrasi minimum pada penghambatan pertumbuhan bakteri uji pada sediaan sabun transparan pada konsentrasi 5% dengan diameter hambatan 9,07 mm.
 
- …