3 research outputs found
DESA WISATA: SEBUAH UPAYA MENGEMBANGKAN POTENSI DESA DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Pada Desa Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul)
Salah satu potensi yang dapat ditingkatkan menjadi Pendapatan Asli Desa
(PADes) desa-desa di Indonesia adalah sektor pariwisata. Berwisata di desa,
dewasa ini telah menjadi pilihan tersendiri bagi wisatawan. Wisatawan
menggemari tempat wisata di desa tidak hanya menyajikan keindahan alamnya
saja tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat lokal. Oleh karena itu,
berkembanglah alternatif pariwisata pada minat khusus dan lokasi tertentu yang
disebut dengan desa wisata dalam menggali dan mengembangkan potensi wisata
desa adalah Kabupaten Gunungkidul propinsi Yogyakarta. Berdasarkan data dari
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pelitian deskriptif
kualitatif dimana lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Bejiharjo, Kecamatan
karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan subjek penelitian. Hasil
pnelelitian pemerintah desa telah bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk
menata ulang dan menggali obyek-obyek wisata yang sebelumnya belum ada
sehingga dapat dikunjungi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewa Bejo bekerjasama dengan masyarakat
telah menyediakan prasarana wisata yang dibutuhkan wisatawan berupa empat
sampah, mushola, kamar mandi, warung makan dan sebagainya, sedangkan
prasarana wisata yang masih belum disediakan adalah fasilitas kesehatan seperti
klinik dan Apotek. Klinik Kesehatan atau Apotek perlu disediakan bagi wisatawan
karena jika wisatawan mendadak sakit bisa tidak jauh-jauh untuk membeli obat.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewa Bejo bekerjasama dengan masyarakat
sekitar untuk menyediakan sarana wisata bagi wisatawan berupa alat transportasi
yaitu pick up dan untuk menginap sudah disediakan home stay. Sarana wisata di
Desa Wisata Bejiharjo ini masih belum lengkap karena belum disediakan gazebo
dan rumah makan. Pemerintah desa telah membuat surat keputusan (SK)
penetapan kelompok wisata (Pokdarwias) Dewa Bejo, namun masih terdapat
beberapa kelompok pengelola wisata yang belum memilki SK penetapan sebagai
pengelola wisata dari pemerintah desa.
Kata Kunci: Desa Wisata Bejiharj
Desa Wisata: Sebuah Upaya Mengembangkan Potensi Desa Dan Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Studi Pada Desa Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul)
Salah satu potensi yang dapat ditingkatkan menjadi Pendapatan Asli Desa (PADes) desa-desa di Indonesia adalah sektor pariwisata. Berwisata di desa, dewasa ini telah menjadi pilihan tersendiri bagi wisatawan. Wisatawan menggemari tempat wisata di desa tidak hanya menyajikan keindahan alamnya saja tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat lokal. Oleh karena itu, berkembanglah alternatif pariwisata pada minat khusus dan lokasi tertentu yang disebut dengan desa wisata dalam menggali dan mengembangkan potensi wisata desa adalah Kabupaten Gunungkidul propinsi Yogyakarta. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pelitian deskriptif kualitatif dimana lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Bejiharjo, Kecamatan karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan subjek penelitian. Hasil pnelelitian pemerintah desa telah bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk menata ulang dan menggali obyek-obyek wisata yang sebelumnya belum ada sehingga dapat dikunjungi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewa Bejo bekerjasama dengan masyarakat telah menyediakan prasarana wisata yang dibutuhkan wisatawan berupa empat sampah, mushola, kamar mandi, warung makan dan sebagainya, sedangkan prasarana wisata yang masih belum disediakan adalah fasilitas kesehatan seperti klinik dan Apotek. Klinik Kesehatan atau Apotek perlu disediakan bagi wisatawan karena jika wisatawan mendadak sakit bisa tidak jauh-jauh untuk membeli obat. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewa Bejo bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk menyediakan sarana wisata bagi wisatawan berupa alat transportasi yaitu pick up dan untuk menginap sudah disediakan home stay. Sarana wisata di Desa Wisata Bejiharjo ini masih belum lengkap karena belum disediakan gazebo dan rumah makan. Pemerintah desa telah membuat surat keputusan (SK) penetapan kelompok wisata (Pokdarwias) Dewa Bejo, namun masih terdapat beberapa kelompok pengelola wisata yang belum memilki SK penetapan sebagai pengelola wisata dari pemerintah desa. Kata Kunci: Desa Wisata Bejiharjo DOI  https://doi.org/10.33005/jdg.v7i2.120
Evaluation of The Implementation of The Smart School Transportation Program (ACS) in Ponorogo Regency
Smart School Transportation (ACS) is a program from the Ponorogo Regency Government as an effort to make it easier for students to get free school transportation. The purpose of this research is to describe the evaluation of the implementation of the ACS Program and to describe the inhibiting and supporting factors for the implementation of the ACS program in Ponorogo Regency. This type of research is descriptive qualitative. Data analysis techniques Qualitative analysis is carried out through data collection, data reduction, data presentation, and withdrawal conclusion. The results of the study show that the ACS program in the District Ponorogo is still not running effectively. In terms of effectiveness, it has not been effective because there are still many underage children who use motorbikes. The efficiency aspect has been fulfilled because it has implemented cost and time efficiency in program operations. In the aspect of adequacy still not fulfilled because of the limited number and capacity of the fleet in transporting students. In the aspect of alignment it is still not evenly distributed because there are still many schools that have not received program services. The responsiveness aspect has received response and support from ACS users and parents. Aspects of provisions, programs This ACS is right on target, namely to transport students. In the implementation of the ACS program, of course, there are inhibiting and supporting factors. The inhibiting factor for the first ACS program was resources, because human resources in the form of Department of Transportation staff were inadequate to carry out socialization and financial resources were also inadequate, which affected the provision of fleets and the provision of program support facilities. The second inhibiting factor is the bureaucratic structure due to the absence of Standard Operating Procedures (SOP) that are clear and regional regulations that cover program implementation. While the supporting factors for the implementation of the first ACS program, namely, communication through transmission and clarity of information have been running optimally. The second supporting factor is the attitude of the implementer that liveliness officer executor socialization from Service Communications Ponorogo Regency for schools and students is carried out continuously every new school year