40 research outputs found

    Mall di KabupatenTangerangdenganKonsep City Walk

    Get PDF
    Pusatperbelanjaanmerupakansuatuwadahpemenuhkebutuhangayahidupmasyarakat di kotabesar. Padaawalnyapusatperbelanjaandiperuntukanuntukberbelanja.Namunseiringperkembanganzaman, fungsipusatperbelanjaantidaklagisebagaitempatberbelanja, tetapisudahmerupakantempatrekreasi.Pusatperbelanjaan yang menyediakanfasilitaslengkapuntukmelakukankegiatanberbelanjasekaligusberekreasitidaklagidisebutdenganpusatperbelanjaan, saatinimasyarakatlebihmengenaldengansebutan Mall.Selamapopulasi di kotabesartumbuh, makapembangunan mall akanmengikutipertumbuhanpopulasitersebut. Saatinibanyak mall-mall yang bersainguntukmemberikanpelayanan yang maksimaluntukmemanjakanpengunjungnya.Pengelola mall memberikankonsep-konsep yang menarik agar dapatmenarikpengunjungsebanyak-banyaknya.Makapembangunansuatupusatperbelanjaansaatinitidakhanyamenyediakan unit toko yang lengkap, melainkanjugaharusdapatmemberikesan yang menyenangkandanmenarikdarisegiarsitektur interior daneksteriornya. Mall dengankonsep city walk merupakansebuahkonsepbaru yang belumbanyakdiaplikasikanpada mall di Indonesia. Denganterdapatnya mall yang berkonsep city walk membuatkesanbarupadapengunjungdimanapengunjungakanmerasakanhalberbedakarenapengunjungdapatberbelanjasekaligusberekreasi di taman yang terdapat di tengahkota

    RUMAH SAKIT ORTOPEDI PUPUK KALTIM KOTA BONTANG

    Get PDF
    Kuantitas kecelakaan dan bencana alam berbanding lurus dengan kuantitas pasien dengan keluhan gangguan ortopedi. Menurut sejumlah penelitian, idealnya satu orang dokter spesialis bedah tulang menangani 500.000 penduduk. Pada kenyataannya, satu orang dokter bedah tulang di Indonesia masih menangani lebih dari 1 juta penduduk. Sebanyak 60% pasien Unit Gawat Darurat rumah sakit di Indonesia adalah pasien patah tulang. Oleh sebab itu sekarang di Indonesia sangat dibutuhkan rumah sakit khusus ortopedi dan dokter spesialis ortopedi. Kota Bontang adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang bergerak dalam bidang industri. Bidang industri, pertambangan, dan konstruksi di Kota Bontang merupakan bidang yang memiliki risiko kecelakaan tertinggi. Akan tetapi hingga saat ini belum tersedia rumah sakit yang menyediakan pelayanan spesialis ortopedi di Kota Bontang

    IDENTIFIKASI DESIGN ANTROPOLOGI PADA KAWASAN DESA WISATA MELIKAN

    Get PDF
    Abstract: Melikan Village as a tourist village for pottery craftsmen is the only one in the world with an oblique rotation technique. This village is unique in its anthropological design. This study will discuss how the design anthropology in Melikan Village, which can be seen from the regional design pattern, its composition, the designation function so as to form a relationship of form-function-meaning in the region. The method used is descriptive with journals and books that discuss the anthropology of the Melikan Village area, accompanied by direct observation and study of the state of the Melikan tourist village. Some of the theories used are: figure ground theory, linkage, form and symbols, as well as the forming elements of urban planning which are used to analyze the macro and micro (building) as form-function-meaning relation (region). From the research carried out, it can be concluded that there is a correlation between the form-function-meaning of anthropology found in the Melikan Tourism Village Area. In macro: such as the existence of figure ground theory, Linkage, shapes and symbols, as well as elements of urban planning, In micro (residents' houses,showrooms and Sunan Pandanaran’s mosque) there are several similarities in the shape of the building (Adjusting the state of the room), Building structures that use structures and roofs to adjust the shape of the house, Facades are made of woven bamboo and some of the bricks and ornaments, some of which use earthenware columns, as well as in mosque buildings found in the form of buildings that are symmetrical and taller than the surrounding area, the canopy roof structure containing the crown as a symbol of Allah's power, simple facades and windows made of wood, and ornaments on the door with plant motifs symbolizing closeness to nature. There is integration between residents' houses as a center for pottery craftsmen, a showroom and the Sunan Pandanaran mosque. Abstrak: Desa Melikan sebagai desa wisata pengrajin gerabah satu-satunya di dunia dengan teknik Putaran Miring, desa ini memiliki kekhasan dalam hal desain antropologinya. Kajian ini akan membahas bagaimana antropologi design yang ada di Desa Melikan, yang dapat dilihat dari pola desain wilayah, komposisinya, fungsi peruntukan sehingga membentuk hubungan dari bentuk-fungsi-makna di wilayah tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jurnal dan buku yang membahas antropologi kawasan Desa Melikan ini, disertai dengan observasi dan studi langsung keadaan Desa Wisata Melikan. Beberapa teori yang digunakan seperti: teori figure ground, linkage, form dan symbol, serta elemen pembentuk tata kota yang digunakan untuk menganalisis relasi bentuk-fungsi-makna ruang secara makro (Wilayah) dan mikro (Bangunan). Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara bentuk–fungsi–makna antropologi yang terdapat di Kawasan Desa Wisata Melikan: seperti adanya teori figure ground, keterkaitan (Linkage), bentuk dan simbol, serta elemen pembentuk tata kota, pada bangunan rumah warga dan showroom terdapat beberapa kesamaan pada bentuk bangunan (Menyesuaikan keadaan ruang), Struktur bangunan yang menggunakaan struktur dan atap menyesuaikan bentuk rumah, Fasad terbuat dari anyaman bambu dan beberapa dari bata serta ornamen ditemui pada rumah tinggal ada yang menggunakan kolom dari gerabah, serta pada bangunan masjid ditemui berupa bentuk bangunan yang simetris dan lebih tinggi dari daerah di sekitarnya, struktur atap tajuk yang terdapat mahkota sebagai simbol kekuasaan Allah, fasad yang sederhana dan jendela yang terbuat dari kayu, serta ornamen pada pintu yang bermotif tanaman melambangkan kedekatan dengan alam. Adanya integrasi antara rumah warga sebagai sentra pengrajin gerabah, showroom dan Masjid Sunan Pandanaran

    PENGARUH TANDA-TANDA KOSMOLOGIS KOTA JAWA PADA MASJID DEMAK PERWUJUDAN VISUAL YANG BER-KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Menurut Jo Santoso (1), bahwa alun-alun pada kota Jawa juga merupakan simbol dari angkasa raya atau dunia atas. Yang mana didalamnya tercakup dari konsep alun-alun kota Jawa tersebut, dibahasakan bahwa kedua beringin diartikan sebagai simbol dunia atas dan dunia manusia dan berfungsi sebagai orientasi kehidupan sosial. Masjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, secara fungsi dan perannya ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman di mana masjid didirikan. Ruang Haram sebagai ruang utama berperan memenuhi makna sakral sebagai sebuah ruang utama dalam beribadah pada sebuah masjid. Sehingga muncul beberapa simbol/ tanda yang mampu dibaca dan dipahami sebagai sebuah permaknaan/ perlambangan secara arsitektural. Demak diperkirakan berdiri sekitar perempat akhir abad XV oleh seorang Cina bernama Cek Ko-po, oleh orang Portugis anaknya disebut Rodim, seperti yang dimaksud sebagai Baharuddin atau Komaruddin, kemudian Hagemoni Demak muncul setelah Sultan Trenggana memerintah tahun 1505 – 1546 ( dua kali pemerintahan). Dan menurut cerita sejarah tradisional, Masjid Agung Demak didirikan oleh Sunan Kalijaga pada 1478 yang juga sebagai salah satu Walisongo. Memahami konteks kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (2), religi merupakan bagian yang mendukung eksistensi konsep dari sebuah kebudayaan. Masyarakat primitif dan tradisional pada umumnya lebih arif dalam merepresentasikan konsep kebudayaan secara fisik didalam tampilan karya budayanya, dimana diwujudkan antara lain menyatu ke dalam bentuk dan struktur bangunan. Sesuai dengan apa yang dinyatakan Rapoport (3). Kosmologi sebagai sesuatu konsep sakral dari masyarakat tradisional/masa lalu di dalam mengisyaratkan sumbu sakral mendasarkan kepercayaan atau budaya nusantara. Seperti sumbu Utara- Selatan atau gunung-laut dan timur-barat yang terpengaruh Majapahit. Didalam masjid Demak ada mihrab terdapat hiasan berupa kura-kura, ada yang menginterpretasikan, kepalanya menunjukkan angka 1, kakinya 4, badan 0 dan ekor 1, lambang dari tahun didirikannya tahun Saka 1401 atau 1479 M, yang dikatakan oleh Murtiyoso (4). Ada lima pintu masuk ke dalam Haram, diinterpretasikan sebagai simbol dari lima rukun Islam . Tujuan dari penelitian adalah untuk menemukan tanda-tanda pada Masjid Demak sebagai Peninggalan Walisongo dan sebagai Penanda pada Kawasan Kota Demak. Pada kertas kerja ini penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif, dimana sangat terkait dengan perolehan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka melainkan bentuk kata verbal. Dan pada penelitian arsitektural, “bukan angka“ yang hanya di interpretasikan sebagai bentuk kata verbal melainkan dapat dianalogikan pula dengan gambar/graphic seperti yang dikatakan oleh Muhadjir (5). Dan kajian awal berdirinya masjid sebagai data awal dan sejarah masjid, sedangkan metode yang digunakan deskriptifinterpretatif dan memakai hermeneutika guna menengarai representasi simbol-simbol dalam pemaknaan ruang haram sebagai ruang yang sakral. Kata kunci: tanda-tanda visual, simbol, kosmologi, Ruang Hara

    Gelanggang Olahraga Basket di Kota Yogyakarta

    Get PDF
    Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, hal ini dikarenakan kualitas persaingan pelajar dan jumlah universitas yang ada. Setiap tahunnya banyak event olahraga yang digelar dan ditujukan untuk pelajar itu sendiri. Kompetisi basket saja setiap tahunnya rutin diadakan di DIY. Simpati Loop 3x3 Competition, LA streetball, hingga kompetisi paling bergengsi untuk siswa SMA Honda DBL. Hal ini membuktikan kota Yogyakarta sebagai salah satu Kota dengan Event basket yang sangat banyak melebihi event sepak bola atau bulutangkis itu sendiri. Kompetisi ini pun disambut baik oleh warga jogja. Ketua Umum PP Perbasi Anggito Abimanyu mengatakan, mendukung kompetisi basket antar pelajar ini. Dia menilai kompetisi ini merupakan ajang untuk membangun jiwa-jiwa penuh sportivitas dan persaudaraan. Kaum difabel mempunyai hak yang sama dalam hal berolahraga atau menjaga kebugaran tubuh. Meski secara fisik atau mental mereka mempunya keterbatasan tertentu, namun hak untuk mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup dengan berolahraga pun sama dengan orang normal lainnya. Oleh karena itu ajang paraolimpik diadakan dan di sana juga terdapat basket kursi roda sebagai salah satu cabang utamanya. Di Yogyakarta sebenarnya pernah dilakukan pelatihan terhadap guru sekolah luar biasa untuk mempelajari olahraga basket kursi roda ini. Pada tahun 2011 tepatnya di GOR UNY diadakan pelatihan bagi beberapa guru olahraga SLB mengenai olahraga ini. Namun perkembangan basket dan antusias atlet dari kota Jogja ini tidak disertai dengan dukungan infrastruktur yang ada. Setiap kompetisi yang digelar rutin ini diselenggarakan di gedung olah raga salah satu universitas negri atau swasta di Jogja. Dengan standar yang sebenarnya masih belum terpenuhi. GOR kridosono yang menjadi sport center jogja selama ini pun memiliki standar lapangan basket dan tribun yang sangat jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan. Sebenarnya pada waktu lalu sempat terbuka kesempatan untuk memperbaiki keadaan ini pada tahun 2013. DI Yogyakarta memiliki keinginan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIII/2013 menjadi ajang pembuktian kesiapan segala fasilitas maupun infrastruktur olahraga Yogyakarta sebelum ditunjuk menjadi tuan rumah PON. Untuk mendukung pemerintah dan mengakomodasi atlet muda hingga profesional dalam kompetisi lokal hingga internasional dalam olahraga basket maka perlu dibangun sebuah gedung olahraga basket dengan standar internasional dengan kapasitas tribun yang mencukupi yang mengakomodasi kaum difabel

    PENATAAN SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DAN BORDIR DUKUH KRAJAN I KABUPATEN KUDUS

    Get PDF
    Desa Padurenan merupakan kawasan pengrajin industri kecil yang memproduksi konveksi dan bordir khas Kabupaten Kudus dengan bahan dasar kain dan benang yang dibuat dengan mesin-mesin sederhana dan selanjutnya diolah sesuai dengan kebutuhan. Para pengrajin hampir tersebar di seluruh kawasan Desa Padurenan Kudus yang merupakan kesatuan unit antara rumah, tempat produksi, serta kios-kios pemasaran hasil produksi (tidak semua) yang berasal dari home industry. Desa Padurenan yang kini menjadi salah satu desa rintisan wisata karena potensi kerajinan border tradisional khas Kabupaten Kudus ini masih memiliki beberapa permasalahan. Kawasan ini belum memiliki fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai. Misalnya rumah dan kios yang masih digunakan untuk kegiatan tempat tinggal, kegiatan usaha membuat produk, dan kegiatan pemasaran yang tentu memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus. Padahal jika melihat Peraturan Menteri No. 7 Tahun 1993, maka seharusnya sentra industri yang merupakan pusat kegiatan industri pengolahan harus dilengkapi dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang yang baik, sehingga dapat dilakukan usaha pengembangan dan pengelolaan yang optimal. Maka, dibutuhkan pengkajian/usaha penataan kembali kawasan sentra industri konveksi dan bordir yang sesuai dengan kondisi dan harapan para pengrajin, masyarakat, dan pemerintah. Penataan yang sesuai dengan kemampuan para pelaku, selaras dengan kelangsungan alam dan lingkungan, serta dapat memberi manfaat bagi pengembangan daerah dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka diperlukan perencanaan dan perancangan tentang penataan kawasan sentra industri konveksi dan bordir Padurenan Kudus dengan Dukuh Krajan I sebagai percontohan menjadi sebuah kawasan berwawasan wisata guna peningkatan kualitas kawasan tersebut yang berdasarkan pada penekanan rural design. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain. Kata Kunci : Sentra,Industri,Konveksi,Bordir,Kudu

    HOTEL BUTIK DI SOLO BARU

    Get PDF
    Kota Surakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Surakarta ini mengusung slogan "Solo The Spirit of Java", slogan ini bukan suatu yang berlebihan, karena kota ini mampu menjadi trend setter bagi kota atau kabupaten lainnya terutama disekitar Kota Surakarta, dalam hal sosial, budaya, dan ekonomi. Kota Surakarta ini merupakan salah satu kota yang mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar. Kota Surakarta berada pada jalur yang sangat strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (Joglosemar). Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang hendak singgah ke Kota Surakarta. (www.solopos.com) Solo Baru merupakan sebuah kawasan hunian dan hiburan yang secara geografis berada di kabupaten Sukoharjo, namun dalam fungsinya Solo Baru merupakan salah satu pusat kegiatan dari wilayah Surakarta sendiri. Solo Baru merupakan salah satu alternatif kegiatan hiburan dari kawasan surakarta yang semakin padat. Dan dalam perkembanganya Solo Baru direncanakan akan dijadikan menjadi satu kesatuan dengan kota Surakarta sendiri. Dengan Predikat dan beberapa daya tarik tersebut tidak mengherankan apabila Kota Surakarta menjadi tujuan rekreasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut dibuktikan dengan padatnya wisatawan yang berkunjung terutama pada akhir pekan dan liburan sekolah. Wisatawan yang berkunjung dari berbagai umur dan kalangan. Pengunjung datang secara individual, grup, maupun dalam rangka study tour. Kegiatan berwisata seringkali lebih dari satu hari, sehingga wisatawan membutuhkan penginapan selama berada di Kota Surakarta. (http://www.solobaru.com) Saat ini, di kawasan Solo Baru sendiri sudah berdiri beberapa hotel, antara lain Fave Hotel, Hotel Brothers dan yang terbaru Best Western Hotel. Ketiga hotel tersebut mempunyai konsep hotel bisnis yang mengarah ke sektor menengah ke atas. Dari beberapa hotel tersebut belum ada yang mempunyai konsep unik dan berbeda dari hotel pada umumnya. Hotel Butik di Surakarta sendiri baru ada satu yaitu de solo butique hotel. Hotel ini merupakan hotel non bintang dengan kapasitas yang kecil dan terletak di tengah kota Surakarta. Sedangkan hotel butik dengan kelas bintang belum ada di Kota Surakarta. Dengan adanya hotel butik yang dibangun di kawasan Solo Baru ini, diharapkan dapat menjadi alternatif pilihan yang menarik bagi wisatawan yang datang ke Kota Surakarta dan menjadi daya tarik baru untuk kawasan Solo Baru

    REDISAIN PASAR KLEWER DI KOTA SURAKARTA

    Get PDF
    Sebagai negara berkembang, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu sektor pembangunan yang menjadi perhatian pemerintah adalah sektor pembangunan ekonomi. Pasar tradisional sebagai salah satu sumber ekonomi rakyat, terutama masyarakat menengah kebawah, menjadi sorotan karena belum terkelola secara optimal. Adanya kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih berbelanja di pasar modern daripada pasar tradisional dengan alasan lebih nyaman, bersih, dan aman, juga mengakibatkan keberadaan pasar tradisional semakin termarginalkan. Oleh karena itu, dengan peningkatan kenyamanan infrastruktur, kualitas, dan pelayanan diharapkan keberadaan pasar tradisional akan mampu bersaing dengan pasar-pasar besar (modern), baik minimarket, supermarket, mall, dan sebagainya. Pasar Klewer merupakan pasar konveksi terbesar di Jawa Tengah dengan produk unggulan berupa batik yang menjadi salah satu identitas Kota Surakarta. Seiring berjalannya waktu, Pasar Klewer sudah tidak mampu beroperasi secara optimal karena beberapa faktor, terutama dari segi kapasitasnya yang tidak mampu lagi mengakomodasi jumlah pedagang yang ada. Kebakaran hebat yang terjadi di Pasar Klewer pada 27-28 Desember 2014 juga telah mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Melihat kondisi demikian, diperlukan adanya upaya Redisain Pasar Klewer di Kota Surakarta sebagai pasar yang mewadahi aktivitas jual beli konveksi terbesar di Jawa Tengah secara nyaman dengan tetap memperhatikan nilai lokalitas di Kota Surakarta. Konsep desain yang ditekankan dalam redisain Pasar Klewer di Kota Surakarta adalah arsitektur neo vernakular. Hal ini mempertimbangkan keberadaan pasar Klewer yang dekat dengan area Kraton Surakarta Hadiningrat dan Masjid Agung sehingga memiliki kaitan historis dan harus diperhatikan agar tercipta sinkronisasi antara Pasar Klewer dengan lingkungan di sekitarnya. Kajian diawali dengan mempelajari definisi pasar tradisional, tipologi dan jenis pasar, kriteria perancangan pasar tradisional, serta tinjauan neo vernakular arsitektur. Kemudian dilanjutkan dengan studi banding pada beberapa pasar tradisional untuk mendapatkan bahan komparasi mengenai aspek-aspek perencanaan dan perancangan redisain Pasar Klewer. Selain itu, dilakukan tinjauan lokasi Kota Surakarta dan kebijakan tata ruang wilayahnya. Dilakukan pula tinjauan mengenai Pasar Klewer secara mendalam mulai dari data-data eksisting dan analisis untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada. Kemudian dilakukan pendekatan melalui aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur untuk memperoleh program ruang dan konsep-konsep perancangan Redisain Pasar Klewer yang pada akhirnya diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur

    MEDAN FLIGHT ACADEMY

    Get PDF
    Sektor industri penerbangan Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir.Berdasarkan data yang ada di INACA (Indonesia National Air Carriers Association), pertumbuhan penumpang di Indonesia telah bergerak 12 hingga 15 % per tahunnya dan terdapat penambahan sekitar 100 unit pesawat baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data dai IATA (International Air Transport Association), jumlah penumpang Indonesia pada 2034 atau dalam 20 tahun kedepan akan naik 200 persen dari tahun 2014 yang mencapai 86 juta penumpang pertahun. Selain pertumbuhan industri penerbangan yang begitu tinggi, dalam menghadapi ASEAN Open Sky Policy Indonesia perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur penerbangan, menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, meningkatkan manajemen penerbangan dan memenuhi standar keselamatan internasional. Berdasarkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub setiap tahunnya dibutuhkan 800 tenaga pilot setiap tahunnya dan 185.000 pilot hingga tahun 2031 untuk kawasan Asia Sekolah Penerbang yang ada di Indonesia hanya mampu menyediakan 400-500 orang pertahun. Untuk ATC, Indonesia diperkirakan masih kekurangan 200 orang per tahun. Lulusan ATC dari BPSDM mencapai 120-130 orang, dan kebutuhan Teknisi lebih dari 4700 teknisi per tahun yang tersedia 300-400 teknisi per tahun. Hal tersebut menjadi peluang bagi kota kota lain di Indonesia untuk mendirikan sekolah penerbangan. Keberadaan 9 bandara di Sumatera Utara untuk mendukung penyedian sumber daya penerbangan maksimal di Sumatera Utara. Kedepanya tidak hanya untuk memenuhi sumber daya penerbangan dalam skala lokal, sekolah penerbangan ini diharapkan dapat memenuhi sumber daya dalam skala nasional dan internasional. Untuk mendukung program tersebut, maka dibutuhkan fasilitas berupa Akademi Penerbangan di Medan dengan penekanan desain arsitektur post-modern yang berfokus pada pendidikan teknisi di bidang penerbangan serta menghasilkan lulusan yang dapat diakui secara internasional

    TIPOLOGI SETTING RUANG RUMAH PRODUKSI BATIK DI KAWASAN KAMPUNG BATIK BABAGAN LASEM

    Get PDF
    Abstract: Lasem City is a city that is one of the cities that has a distinctive Batik in Indonesia, the batik center in Lasem is in Babagan Village. Babagan Batik Village is a unique batik village, where in 13 centuries ago Chinese people came and settled here so as to form cultural acculturation. This cultural acculturation causes a physical change that occurs in the buildings there, which are related to Batik Production. This underlies the typology of spatial settings in the Batik Production House building.This study aims to find out the Spatial Setting and Typology of the Batik Industry building located in Babagan Lasem Batik Village. In this study, the approach taken is descriptive qualitative method, which describes the relationship between data and findings qualitatively, grounded theory is used as a basis for finding gaps with field conditions. From the results of the analysis, it is found that in the batik production building there are several developments in typology and spatial settings, in the setting there are fixed, semi-fixed, non-fixed components as forming spaces, while based on typology it can be categorized as determining the basic form, determining the basic nature, and studying the development process.Keyword: Babagan Batik House, Spatial Setting, Typology.Abstrak: Kota Lasem adalah kota yang menjadi salah satu kota yang memiliki ke Khasan Batik di Indonesia, sentra batik yang ada di Lasem berada di Desa Babagan. Kampung Batik Babagan merupakan perkampungan batik yang unik, dimana pada 13 abad yang lalu orang-orang China dating dan menetao disini sehingga membentuk akulturasi budaya. Akulturasi budaya ini menimbulkan suatu perubahan fisik yang terjadi pada bangunan yang ada di sana, yang berkaitan dengan Produksi Batik. Hal ini mendasari tipologi setting ruang yang ada pada bangunan Rumah Produksi Batik.Penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui Setting Ruang dan Tipologi pada bangunan Industri Batik yang berada di Kampung Batik Babagan Lasem. Dalam penelitian ini pendekatan yang diambil adalah metoda deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan antara hubungan data dan temuan secara kualitatif, grounded teori dipakai sebagai landasan mencari kesenjangan dengan kondisi lapangan. Dari hasil analisis didapat bahwa pada bangunan produksi batik terdapat beberapa pengembangan secara tipologi dan setting ruang, pada setting terdapat komponen fix, semi fix, non fix sebagai pembentuk ruang, sedangkan berdasarkan tipologi dapat dikategorikan menentukan bentuk dasar, menentukan sifat dasar, dan mempelajari proses perkembangan.Kata Kunci: Rumah Batik Babagan, Setting Ruang. Tipologi
    corecore