8 research outputs found

    Pelatihan Sistem Jaminan Produk Halal Bagi Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah Banyumas

    Get PDF
    Indonesia telah mencanangkan program sertifikasi halal sejak tahun 2014. Program ini dimaksudkan untuk  memberikan kepastian kehalalalan sehingga konsumen muslim terhindar dari produk haram. Ketentuan mengenai jaminan halal tercantum dalam undang undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Dalam Undang-undang tersebut ditegaskan bahwa produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikasi halal (Pasal 4), oleh karena itu pemerintah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan JPH (Pasal 5). Selanjutnya, kebijakan tentang halal dikuatkan dan dimudahkan  pelaksanaannya  melalui UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Semua produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal pada tahun 2024. Melalui kedua undang-undang tersebut dapat dipahami bahwa produk pangan yang bersertifikasi halal memiliki potensi pasar yang lebih luas dibanding produk yang belum bersertifiaksi halal. Selain perusahaan besar, produk makanan dan minuman yang beredar di Indonesia juga diproduksi oleh usaha kecil mikro kecil dan menengah (UMKM). Usaha kecil mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang terbukti sangat kokoh menghadapi berbagai goncangan ekonomi. Pemulihan ekonomi nasional secara cepat dapat dilakukan dengan menggulirkan kembali roda UMKM.  Berdasarkan data yang terhimpun di Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Banyumas (ASPIKMAS), jumlah pengusaha UMKM di Banyumas mencapai kurang lebih 3500 orang. Jumlah ini menghasilkan produk makanan dan minuman yang cukup banyak. Sebagian kecil produk sudah memiliki sertifikat halal dari MUI, namun sebagian besar dari produk makanan dan minuman yang dipasarkan saat ini belum mendapatkan sertifikat halal dari BPJPH. Kendala utama dari permasalahan ini adalah, umumnya anggota ASPIKMAS belum memiliki wawasan yang cukup mengenai ruang lingkup kegiatan yang dapat memudahkan untuk mendapatkan sertifikasi halal.  Beberapa upaya telah dilakukan Asosiasi dalam membina anggota melalui pertemuan dan kegiatan pelatihan rutin. Namun demikian karena jumlahnya yang banyak dan tersebar, maka masih dipandang perlu untuk melakukan kolaborasi dengan institsusi pendidikan agar akselerasi pembinaannya semakin cepat. Oleh karena program IbM ini bekerjasama dengan ASPIKMAS mengadakan kegiatan pelatihan sistem jaminan produk halal. Hasil evaluasi kegiatan IbM menunjukkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan kemampuan UMKM dalam menyusun sistem jaminan produk halal. Hal ini dapat dievaluasi dari peningkatan hasil rata-rata post-test yang mencapai 81 poin. Nilai ini naik 31 % dibandingkan sebelum peserta mengikuti pelatihan

    Sosialisasi Titik Kritis Halal Pangan Cepat Saji Bagi Kader IMM Kabupaten Banyumas

    Get PDF
    Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya. Berkaitan dengan makanan, dikenal istilah halal dan tayib. Halal tersebut berarti segala sesuatu yang diperbolehkan untuk dimakan menurut hukum Islam, sedangkan tayib berarti segala sesuatu yang aman untuk dikonsumsi, bersih, menyehatkan dan bermutu. Jaminan produk halal di Indonesia diatur dalam undang undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Melalui undang-undang tersebut maka dapat diketahui bahwa produk pangan yang bersertifikasi halal memiliki pasar yang lebih luas dibanding produk yang belum bersertifiaksi halal. Penerbitan sertifikat halal didahului dengan adanya audit. Namun sayangnya tahapannya memerlukan proses yang cukup rumit dan memerlukan ketelitian, sehingga masih banyak produk pangan yang belum bersertifikasi halal. Langkah antisipasi konsumsi makanan non halal oleh kelompok mitra yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan sosialisasi mengenai titik kritis bahan pangan. Transfer pengetahuan dilakukan dengan sosialisasi daring dan pembuatan poster mengenai tema terkait. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi mengenai titik kritis pada produk pangan cepat saji meningkatkan pemahamaman kelompok mitra terhadap halal dan haram dari produk makanan. Berdasarkan hasil analisis nilai pre test dan post test diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahamaan kelompok mitra terhadap isi materi menajdi 81,33% (baseline nilai ≥60). Hal ini meningkat cukup pesat dibandingkan sebelum dilakukan penyuluhan yang hanya berkisar 32,06%

    Pelatihan Ekstraksi Zat Warna Alami dan Pengolahan Limbah Zat Warna Tekstil Bagi Pengrajin Batik di Banyumas

    Get PDF
    Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah sebagai sentra pengrajin batik dalam bentuk usaha kecil dan menengah (UMKM). Proses pewarnaan batik tradisional di Kabupaten Banyumas pada umumnya menggunakan pewarna sintetis. Keunggulan pewarna batik sintetis adalah warnanya yang cerah dan tahan lama. Akan tetapi pewarna batik sintetis memiliki kelemahan, yaitu limbahnya dapat mencemari lingkungan karena tidak bisa terdegradasi.  Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberi pengetahan dan praktek teknik-teknik ekstraksi zat warna alami dan pengoalahn limbah zat warna kain batik. Peserta pelatihan adalah para pengrajin batik di kabupaten Banyumas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 95% peserta memiliki skore diatas 80, hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan telah meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam ekstraksi zat warna alami dan pengolahan limbah

    Optimization Of process parameters for microbial cellulose production from rice-washing wastewater (NATA-DE-LERI) By Acetobacter Xylinum

    Get PDF
    Nata adalah selulosa dari bakteri yang diperoleh dari fermentasi Acetobacter xylinum. Nata sering ditemukan dalam makanan penutup sebagai suplemen kesehatan karena kandungan seratnya yang tinggi. Nata tidak hanya dihasilkan dari air kelapa yang dikenal dengan nata-de-coco, tetapi juga dapat dihasilkan dari sumber lain seperti air limbah cucian beras yang disebut dengan nata-de-leri. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan parameter dalam fermentasi nata-de-leri dengan metode statistik dalam rangka meningkatkan produksi nata. Hal yang dilakukan yaitu, pertama melakukan desain untuk menyeleksi parameter yang berpegaruh menggunakan respon yield menggunakan Design Placket-Burman. Ada delapan factor yang kaji untuk kemudian didapatkan faktor yang paling berpengaduh agar mudah dalam optimasi nantinya. Hal kedua yang dilakukan adalah optimasi empat parameter yang paling berpengaruh menggunakan Central Composite Design (CCD) dengan respon hasil yield. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula, konsentrasi CO(NH2)2, konsentrasi starter inokulum dan waktu fermentasi merupakan faktor yang penting dalam produksi nata de leri. Hasil parameter untuk menghasilkan yield optimal dalam produksi nata de leri ketika menggunakan 500 ml substrat limbah cucian beras adalah menggunakan gula sebanyak 17,5 g; CO(NH2)2 sebanyak 12 g; volume starter sebanyak 60 mL dan waktu fermentasi selama 12 hari. Dari parameter tersebut menghasilkan rendemen sebesar 97,20%. Dari optimasi dalam penelitian ini menghasilkan peningkatan produksi nata de leri sebesar 20% dari kondisi awal sebelum dioptimasi

    Kinetika Pelepasan Nitrogen Dari Pupuk Urea Lepas Lambat ( Urea Slow Release, Sru) Matriks Zeolit Teraktivasi

    Get PDF
    Pupuk urea lepas lambat (SRU) dibuat dengan mendispersikan urea di matriks zeolit. Proses granulasi dilangsungkan menggunakan granulator piringan miring dengan perekat larutan pati. Penelitian pelepasan nitrogen dilakukan untuk mengatahui karakteristik lepas lambat. Penelitian ini bermaksud mengetahui model kinetika pelepasan nitrogen dari pupuk lepas lambat, serta pengaruh temperatur dan pH terhadap laju pelepasan nutrien dari pupuk SRF.Telah dikaji kinetika release menggunakan pendekatan model orde nol, model Higuchi, dan Korsmeyer-peppas. Analisis kecocokan didasarkan pada nilai koefisien determinasi (R²). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kinetika yang memiliki nilai R2 tertinggi adalah model kinetika orde Kosmeyer-Peppas

    UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN MELALUI PELATIHAN DETEKSI KANDUNGAN FORMALIN DAN BORAKS

    Get PDF
    ABSTRAK Bahan Tambahan Pangan (BTP) akan kita jumpai dalam makanan kita sehari – hari. Perlunya pengetahuan tentang penggunaan BTP bagi remaja tentunya akan menghindari konsumsi jajanan yang berbahaya. Tujuan kegiatan ini adalah : 1) Meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat, 2) Meningkatkan pengetahuan tentang bahan tambahan makanan yang berbahaya, 3) Meningkatkan keterampilan mengidentifikasi kandungan borak dan formalin dalam makanan,. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat melalui ceramah, simulasi, demonstrasi, Kelompok sasaran kelompok Remaja Masjid Baitul Arqom (RIMBA) Hasil pengabdian menunjukkan bahwa : 1) ada peningkatan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat dan pengetahuan mengenai bahan tambahan makanan yang berbahaya Kata Kunci : perilaku, hidup sehat, pengawet, formalin, boraks ABSTRACT Food Additives (BTP) will encounter in our daily food - today. The need for knowledge about the use BTP for adolescents will certainly avoid eating snacks that are dangerous. The purpose of this activity are: 1) Increasing knowledge about healthy behavior, 2) Improve knowledge of harmful food additives, 3) Improve the skills to identify the content of borax and formaldehyde in food,. The method used is public education through lectures, simulations, demonstrations, target Group Youth Masjid Baitul Arqom (jungle) devotion Results showed that: 1) there is an increased knowledge of healthy behavior and knowledge about the harmful food additives. Keywords: behavior, healthy life, preservative, formalin, bora

    UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN MELALUI PELATIHAN DETEKSI KANDUNGAN FORMALIN DAN BORAKS

    Get PDF
    ABSTRAK Bahan Tambahan Pangan (BTP) akan kita jumpai dalam makanan kita sehari – hari. Perlunya pengetahuan tentang penggunaan BTP bagi remaja tentunya akan menghindari konsumsi jajanan yang berbahaya. Tujuan kegiatan ini adalah : 1) Meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat, 2) Meningkatkan pengetahuan tentang bahan tambahan makanan yang berbahaya, 3) Meningkatkan keterampilan mengidentifikasi kandungan borak dan formalin dalam makanan,. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat melalui ceramah, simulasi, demonstrasi, Kelompok sasaran kelompok Remaja Masjid Baitul Arqom (RIMBA) Hasil pengabdian menunjukkan bahwa : 1) ada peningkatan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat dan pengetahuan mengenai bahan tambahan makanan yang berbahaya Kata Kunci : perilaku, hidup sehat, pengawet, formalin, boraks ABSTRACT Food Additives (BTP) will encounter in our daily food - today. The need for knowledge about the use BTP for adolescents will certainly avoid eating snacks that are dangerous. The purpose of this activity are: 1) Increasing knowledge about healthy behavior, 2) Improve knowledge of harmful food additives, 3) Improve the skills to identify the content of borax and formaldehyde in food,. The method used is public education through lectures, simulations, demonstrations, target Group Youth Masjid Baitul Arqom (jungle) devotion Results showed that: 1) there is an increased knowledge of healthy behavior and knowledge about the harmful food additives. Keywords: behavior, healthy life, preservative, formalin, bora

    PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO

    No full text
    Kegiatan peningkatan jiwa wirausaha siswa pada kegiatan ilmiah masih sangat terbatas khususnya bidang kimia dan biologi untuk siswa-siswa IPA di SMA. Dengan dukungan peralatan laboratorium yang memadai, seharusnya kegiatan ilmiah di sekolah mampu menjadi pendorong jiwa wirausaha siswa. Namun sampai saat ini laboratorium jarang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan berbasis teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan di rumah. Tujuan dari program pengabdian ini adalah pelatihan pembuatan nata de coco yang bermaksud meningkatkan kemampuan jiwa wirausaha siswa. Kegiatan dilakukan selama empat kali pertemuan dengan materi pelatihan pembuatan nata de coco dan membuat contoh budget penjualannya. Hasil kegiatan praktikum ini menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dengan program dan setiap siswa dapat berlatih membuat nata de coco dan merancang budget penjualannya. Di akhir pelatihan semua peserta dapat membuat nata de coco dengan tingkat keberhasilan sebanyak 76.65% dan semua peserta pelatihan dapat membuat budget perancangan anggaran dalam pelatihan. Setelah pelatihan ini siswa mampu melakukan pembuatan sendiri dan menjual produknya.Kata kunci: Jiwa Wirausaha, Nata de coco, Teknologi tepat gun
    corecore