2 research outputs found

    Hubungan antara Tingkat Keterbukaan Diri dengan Tingkat Kecemasan pada Orang dengan HIV/AIDS di Puskesmas Dinoyo Kota Malang

    Get PDF
    "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG ABSTRAK Pailaha, Aprianto, Daniel. 2021. Hubungan antara Tingkat Keterbukaan Diri dengan Tingkat Kecemasan pada Orang dengan HIV/AIDS di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) Dr. Kumboyono, S.Kep, M.Kep., Sp.Kep.Kom. (2) Ns. Ridhoyanti Hidayah, S.Kep., M.Kep. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu permasalahan global yang sampai saat ini sering dibahas. Kecemasan merupakan salah satu masalah psikososial yang umum terjadi pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kecemasan pada ODHA disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor keterbukaan diri ODHA tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat keterbukaan diri dengan tingkat kecemasan pada orang dengan HIV/AIDS di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai krikteria dengan total sampel sebanyak 89 responden. Alat ukur yang digunakan yaitu Revised Self Disclosure Scale (RSDS) dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil penelitian berdasarkan spearman’s rank test didapatkan p-value = 0,000 (α = 0,05) dan koefisien korelasi = 0,422. Kesimpulan sebagian besar ODHA memiliki tingkat keterbukaan diri sedang, sebagian besar ODHA memiliki tingkat kecemasan sedang dan terdapat hubungan antara tingkat keterbukaan diri dengan tingkat kecemasan pada Orang dengan HIV/AIDS di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Kata Kunci: Keterbukaan diri, kecemasan, HIV/AIDS, Orang dengan HIV/AIDS

    Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Penurunan Kesadaran dan Kejang Post Craniotomy Et Causa Subdural Hematoma di IGD RS Panti Waluya Sawahan

    No full text
    Penurunan kesadaran dan kejang merupakan komplikasi prosedur kraniotomi yang paling sering ditemukan. Kondisi penurunan kesadaran disebabkan penekanan mansefalon sehingga terjadi gangguan autoregulasi yang menyebabkan peningkatan asam laktat dan hipoperfusi jaringan sehingga terjadi peningkatan kadar CO2 dan hipoksia sedangkan kejang disebabkan peningkatan TIK mengakibatkan herniasi otak kemudian terjadi gangguan SSP mengakibatkan gangguan koordinasi gerak sehingga kehilangan volunter otot. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study) berupa analisis asuhan keperawatan gawat darurat pada klien post kraniotomi et causa subdural hematoma dengan kondisi kejang dan penurunan kesadaran. Studi kasus ini dilakukan selama satu hari perawatan dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif yang terfokus pada asuhan keperawatan gawat darurat mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian ditemukan adanya penurunan kesadaran delirium, GCS 223, kejang, nyeri kepala, pusing, mual muntah, batuk, gurgling. Masalah keperawatan yang diprioritaskan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, resiko ketidakseimbangan elektrolit, resiko perfusi serebral tidak efektif, resiko aspirasi, dan resiko cedera. Intervensi yang diberikan sesuai diagnosa yaitu manajemen jalan napas, manajemen elektrolit, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, pencegahan aspirasi, manajemen kesehatan lingkungan. Inovasi intervensi yang diberikan yaitu pemberian HOB 30o dan oksigenasi 3 lpm. Hasil evaluasi ditemukan peningkatan kesadaran menjadi somnolen, peningkatan CGS 344, tidak kejang berulang, tidak ada penumpukan sekret dan sputum dijalan napas, tidak tampak mual dan muntah, diaforesis tampak berkurang, MAP membaik
    corecore