12 research outputs found

    MEMBANGUN INTENSI BERWIRAUSAHA MELALUI ADVERSITY QUOTIENT, SELF EFFICACY, DAN NEED FOR ACHIEVEMENT

    Get PDF
    Saat ini kewirausahaan telah menjadi topik yang hangat, dan banyak penelitian yang mengungkap faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha. Reimers-Hild, dkk (2005), “Entrepreneurial” as a constructhas become a common term usedto describe people who are innovative, creative and open to change (kewirausahaan sebagai sebuah konstrak yang biasa diartikan untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki inovasi, kreativitas, dan terbuka akan perubahan). Topik mengenai kewirausahaan selalu menarik untuk dikaji karena sifatnya yang dinamis dan terkait dengan banyak faktor seperti etnis, tingkat pendidikan, gender serta motivasi individu

    ANALISIS PENGGUNAAN PONDASI MINI PILE DAN PONDASI BORPILE TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS SMPN 10 DENPASAR

    Get PDF
    Pemilihan jenis pondasi secara garis besar ditentukan berdasarkan faktor teknis, ekonomis dan lingkungan. Mengingat pentingnya tahap pemilihan jenis pondasi dalam perencanaan bangunan, perencana seringkali mengalami kesulitan dalam memilih jenis pondasi jika bangunan akan dibangun di daerah dengan daya dukung tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang tanggung (tidak tinggi ataupun rendah, antara 3 sampai 8 lantai). Jika menggunakan pondasi dalam, misalnya dengan tiang pancang, maka harga bangunan akan naik hingga 30%, sedangkan jika digunakan pondasi dangkal harus mempertimbangkan resiko penurunan bangunan secara tidak merata (irregular differential settlement) ditambah dengan total settlement.  Proyek pembangunan ruang kelas SMPN 10 Denpasar merupakan salah satu proyek konstruksi bangunan gedung dua lantai yang juga memerlukan suatu cara pemilihan alternatif desain pondasi yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kriteria dan alternatif dalam penentuan jenis pondasi yang perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.  Hasil dari penelitian ini didapatkan untuk Pondasi Bor Pile, Total Biaya = Rp. 70,309,270.33 (Tujuh Puluh Juta Tiga Ratus Sembilan Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah), Total Durasi = 22.51 hari. Untuk Pondasi Mini Pile didapatkan hasil Total Biaya = Rp. 104,439,399.30 (Seratus Empat Juta Empat Ratus Tiga Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah) dan Total Durasi = 33.78 hariKata kunci : Biaya, Waktu, Bor Pile, Mini Pil

    ANALISA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK RENOVASI CLUB BALI MIRAGE RESORT DI TANJUNG BENOA NUSA DUA BALI

    Get PDF
    Proyek konstruksi terdiri dari berbagai aktifitas yang didalamnya melibatkan banyak pihak. Hal tersebut menuntut adanya kondisi lingkungan kerja yang baik dan sehat untuk mewujudkan proyek konstruksi tersebut. Namun hal tersebut kadangkala sulit terwujud jika tidak adanya perhatian dan kesadaran dari para pihak yang terlibat. Data dari Jamsostek menunjukkan bahwa kasus kecelakaan kerja di Indonesia, walaupun fluktuatif ternyata pada periode 2011 mengalami pelonjakan hampir dua kali lipat dibandingkan data tahun 2010 yakni dari 47.919 kasus menjadi 86.000 kasus. Hal ini cerminan dari adanya kegagalan Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK). Pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort Nusa Dua penelitian difokuskan untuk mengetahui gambaran bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dilaksanakan, yang meliputi komitmen dan kebijakan perusahaan terhadap K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, pengukuran dan evaluasi mengenai K3, dan tinjauan ulang K3. Data dikumpulkan dengan cara kuesioner dan wawancara. Adapun sampel yang digunakan sebagai responden yaitu karyawan dan tenaga kerja, yang terdiri dari 19 orang karyawan dan 60 orang tenaga kerja. Data dianalisis menggunakan metode mode (terbanyak) atau skoring. Hasil penelitian SMK3 pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort Nusa Dua  memperlihatkan bahwa SMK3 yang ada dilokasi proyek telah sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) perusahaan, namun dalam hal penyediaan petunjuk-petunjuk K3 masih kurang disediakan oleh personil K3 serta kurang diperhatikan keberadaannya oleh karyawan. Walaupun dinyatakan telah sesuai dengan SOP yang ada, rataan hitungan skor menunjukkan nilai 64.06, yang berarti bahwa SMK3 pada proyek renovasi Club Bali Mirage Resort berdasarkan tabel klasifikasi keberhasilan Sistem Manajemen K3 adalah masih kurang baik

    PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PADA PT. JAYA KUSUMA SARANA

    Get PDF
    PT. Jaya Kusuma Sarana telah menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan baik pada proyek konstruksi pembangunan Hotel Greenhill Jimbaran yang berlokasi di Jalan Batu Meguwung, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dengan menerapkan program K3 pihak manajemen mengharapkan akan terjadinya peningkatan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dapat mendukung keberhasilan proyek konstruksi yang sedang dikerjakan perusahaan. Dari hasil studi pustaka diperoleh 6 faktor kebijakan K3 yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu: pekerja konstruksi, peraturan dan prosedur K3, komunikasi pekerja,  kompetensi  pekerja,  keterlibatan  pekerja  dan  lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ke enam faktor kebijakan K3 tersebut terhadap kinerja pekerja konstruksi PT. Jaya Kusuma Sarana pada proyek konstruksi pembangunan Hotel Greenhill Jimbaran yang berlokasi di Jalan Batu Meguwung, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pengumpulan data dilakukan melalui survey menggunakan kuesioner. Jumlah sampel penelitian 69 responden. Metode analisis data dilakukan dengan metode regresi berganda yaitu : Melakukan analisis variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) , untuk mengetahui tingkat hubungan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja proyek (Y). Faktor-faktor K3 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pekerja konstruksi sebesar 85,3%, sedangkan faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang paling berpengaruh terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi adalah faktor X1.2 tentang kesiapan diri pekerja sebelum memulai pekerjaan baik jasmani maupun rohani dengan skala nilai seberar 4,1159

    OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MARK HOUSE SEBATU DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

    Get PDF
    Proyek Mark House Sebatu beralamat di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Proyek pekerjaan struktur pada proyek Mark House Sebatu senilai Rp 5.468.320.000. Proyek ini direncanakan selama 210 hari kalender yang dimulai tanggal 1 Oktober 2019 dan direncanakan selesai tanggal 31 April 2020, akan tetapi realisasi dilapangan proyek Mark House Sebatu mencapai progres 100% pada september 2020, dengan begitu proyek mengalami kemunduran penyelesaian 5 bulan. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa optimalisasi durasi dan biaya dalam rangka mengembalikan durasi normal dan durasi optimum penyelesaian proyek adalah metode Least Cost Analysis dengan langkah awal membuat WBS ( Work Breakdown Structure ) kemudian menyusun jaringan kerja menggunakan metode PDM (Presedence Diagram Method ) dengan batuan software Ms project 2016, sehingga menghasilkan lintasan kritis yang kemudian dilakukan crashing dan melakukan percepatan dengan penambahan jam kerja atau lembur. Kemudian menghitung biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) lalu membandingkan data yang di hasilkan dalam bentuk grafik. Hasil dari analisa menggunakan metode Least Cost Analysis untuk dapat mengembalikan durasi normal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2-Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C-Beam, C1-Colum, Ground Slab floor 100mm thick (Service/Staff/Garage), C4-Colum, C10-Colum, C9-Colum, RB1-Ring Beam, RB1-Ring Beam, B5-Beam,RB3-Ring Beam. Biaya total percepatan sebesar Rp5.490.063.811 dari biaya normal Rp 5.468.320.000 terjadi penambahan Rp 21.743.811. Atau biaya naik sekitar 0,40 % dari biaya normal, Sedangakan durasi dan biaya optimal proyek dapat dilakukan dengan melakukan kerja lembur 4 jam pada pekerjaan, RB2- Ring Beam, Suspended Slab roof 120mm thick (Roof dack SL +2.500), B6C- Beam, Brick Wall Ground Floor

    ANALISA CASH FLOW KONTRAKTOR BERDASARKAN TIME SCHEDULE PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LANTAI III (6 RKB, TANGGA) SDN 2 PANJER, DENPASAR

    Get PDF
    Perencanaan anggaran biaya suatu proyek konstruksi sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan aliran dana dari owner ke kontraktor, dan dari kontraktor ke pihak-pihak ketiga seperti supplier dan tenaga kerja. Kelancaran dari aliran dana ini tentunya berpengaruh besar terhadap proses proyek di lapangan. kadangkala aliran tunai yang masuk tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun. Hal ini tentunya mengganggu cash flow dari kontraktor dalam menyelesaikan rencana sesuai time schedule. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran biaya upah tenaga kerja yang dibayarkan setiap 2 minggu sekali dan biaya material yang dibayarkan setiap 1 bulan sekali. Kebutuhan biaya untuk pembayaran upah tenaga kerja setiap 2 minngu sekali, dengan biaya minimal sebesar Rp. 22.100.000,-, biaya maksimal sebesar Rp. 99.300.000,-, dan total kebutuhan biaya upah tenaga kerja secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 541.300.000,-. Kebutuhan biaya untuk pembayaran material setiap 1 bulan sekali, dengan biaya minimal sebesar Rp. 66.700.000,-, biaya maksimal sebesar Rp. 418.200.000,-, dan total kebutuhan biaya material secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 1.263.400.000,-

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN FASILITAS PARIWISATA (Studi Kasus : Kabupaten Badung dan Gianyar)

    Get PDF
    In the construction of tourism facility projects there are factors that can affect the delay in the implementation time. The impact of these factors is the delay of a project. Project delays arise when the contractor cannot complete the project according to the time stated in the contract. The purpose of this study is to determine the effect of each factor on the delay of a project at a tourism destination in Bali. Data collection was carried out by survey using a questionnaire which was distributed to 31 respondents. Respondents were taken based on the multi random sampling method where the first stage is the tourist area that will be used, the second is the project for each tourist area and finally the parties directly involved in working on a project in the field (proportion). The data analysis used is in the form of multiple linear regression tests to determine the factors that have a significant effect on the delay in the implementation time of tourism facilities in Bali using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) software version 26. From this test, there are 5 factors that have a significant effect on tourism facility development projects in Bali, namely: Labor factor (X1) with an influence value of 3,950, Material factor (X2) with an influence value of 2,410, Equipment factor (X3) with an influence value of 2,582, Financial factor (X4) with an influence value of 2,478 , Factor method (X5) with an effect value of 2,175 , and the influence of all factors simultaneously with a value of 41,225.Pada pembangunan proyek fasilitas pariwisata ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterlambatan waktu pelaksanaannya. Dampak yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut adalah keterlambatan suatu proyek. Keterlambatan proyek timbul ketika kontraktor tidak dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang tercantum dalam kontrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tiap faktor terhadap keterlambatan suatu proyek pada kawasan pariwisata di Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 31 responden. Responden diambil berdasarkan metode multi random sampling dimana stage pertama adalah kawasan wisata yang akan digunakan, kedua adalah proyek tiap kawasan wisata dan terakhir pihak yang terlibat langsung pada pengerjaan suatu proyek di lapangan ( kontraktor). Analisis data yang digunakan berupa uji regresi linier berganda  untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada keterlambatan waktu pelaksanaan fasilitas pariwisata di Bali menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 26. Dari pengujian tersebut didapat 5 faktor yang berpengaruh signifikan terhadap proyek pembangunan fasilitas pariwisata di Bali yaitu: Faktor tenaga (X1) dengan nilai pengaruh sebesar 3,950, Faktor material (X2) dengan nilai pengaruh sebesar 2,410, Faktor alat (X3) dengan nilai pengaruh sebesar 2,582, Faktor keuangan (X4) dengan nilai pengaruh 2,478, Faktor metode (X5) dengan nilai pengaruh 2,175 , dan pengaruh semua faktor secara simultan dengan nilai 41,225

    IDENTIFIKASI PENILAIAN DAN MITIGASI RISIKO PADA PROYEK VILLA NINI ELLY

    Get PDF
    Analisis manajemen risiko pada proyek Villa Nini Elly yang dikerjakan oleh  PT. Upadana Semesta Bali dengan nilai proyek sebesar Rp10.627.334.610.00 yang terletak di Jalan Tegal Asri No 13, Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Yang dianalisis menggunakaan metode kualitatif pada identifikasi risiko, penilaian risiko dan mitigasi risiko yang diklasifikasikan sesuai dengan skala penilaian risiko untuk tingkat frekuensi dan kriteria dampak. Dari hasi penelitian didapatkan risiko yang teridentifikasi sebanyak 20 risiko. Dari 20 risiko yang teridentifikasi terdapat 10 risiko yang memiliki katagori dominan (major risk) pada pekerjaan persiapan dan pengukuran lapangan nilai risiko sebesar :12, Pelaksanaan Penggalian Untuk Lantai Basement memiliki nilai risiko sebesar: 09, Pelaksanaaan Pekerjaan Struktur Utama Bangunan Dan Pekerjaan Arsitektural memiliki nilai risiko sebesar : 06, Sumber Daya Manusia memiliki nilai risiko sebesar: 09 dan Keselamatan kerja memiliki nilai risiko sebesar: 09 Tindakan mitigasi yang dilakukan adalah: kontraktor harus mempersiapkan metode pelaksanaan cadangan, apabila pelaksanaan tidak berjalan sesuai dengan rencana awal, melakukan survei bersama konsultan, kontraktor dan owner terkait permasalahan yang terjadi dilapangan, melakukan rapat koordinasi setiap minngunya untuk membahas kendala yang terjadi, mengecek BQ mengenai spesifikasi yang diajukan ke owner, menambah truck untuk mengangkut tanah galian, menyediakan alat P3K, penempatan rambu- rambu pada area yang berbahaya

    ANALISIS KINERJA KONSULTAN PENGAWAS KONSTRUKSI DALAM PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PUSKESMAS DI KABUPATEN TABANAN

    Get PDF
    Konsultan pengawas merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pengawasan pelaksana konstruksi yang berfungsi sebagai wakil atau mediator dari pemilik proyek. Konsultan pengawas bertugas dalam menjalankan komunikasi, konsultasi, kontrol dan pengendalian dengan pihak kontraktor. Dengan adanya konsultan pengawas pada pelaksanaan proyek diharapkan mampu memberikan pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan SDM, alat, material, biaya, waktu, mutu, dan K3. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang analisis kinerja konsultan pengawas konstruksi dalam pelaksanaan proyek gedung Puskesmas di Kabupaten Tabanan. Metode analisis dilakukan terhadap jawaban dari kuesioner yang telah dilakukan tabulasi dengan tahapan check list, rating scale, dan deskripsi kualitatif. Dalam hasil pembahasan, bahwa konsultan pengawas sudah memiliki kinerja konsultan pengawas yang sangat baik, karena memperoleh nilai persentase sebesar 91,26%. Hasil analisis menunjukkan, kriteria utama dari kinerja Konsultan Pengawas pada kegiatan proyek gedung Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan adalah faktor mutu, dengan skor nilai tertinggi sebesar 4.33. Nilai 4.33 bermakna, bahwa tingkat kinerja konsultan pengawas dalam pengawasan dan pengendalian mutu sangat baik khususnya dari segi pengawasan dan pengendalian material dan metode kerja. Dari segi pengawasan dan pengendalian material, konsulan pengawas melakukan pengecekan mutu material sesuai sepesifikasi yang telah ditentukan, dan dari segi metode pelaksanaan pekerjaan konsultan pengawas melakukan pemeriksaan terhadap shop drawing/gambar kerja serta pelaksanaan dilapangan yang sudah memenuhi spesifikasi teknis yang diterapkan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Konsultan Pengawas pada proyek Puskesmas di Kabupaten Tabanan memiliki kinerja sangat baik pada pengawasan dan pengendalian mutu material dan metode pelaksanaan pada kegiatan kontraktor, oleh karena itu dapat disarankan bahwa Konsultan Pengawas harus meningkatkan kinerja pada pengawasan dan pengendalian sumber daya yang lain dalam kegiatan konstruksi gedung

    ANALISIS RENCANA REVETMENT BATU ARMOR UNTUK MENANGGULANGI KERUSAKAN PANTAI (Studi kasus: Pantai Tegal Besar Kabupaten Klungkung)

    Get PDF
    Pantai Tegal Besar yang terletak di Desa Negari Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung merupakan salah satu pantai di Bali yang sudah parah tergerus oleh gempuran ombak. Di daerah penelitian bangunan yang ada seperti villa dan pura sangat dekat dengan laut sehingga hampir tidak ada batas dengan pantai. Di daerah penelitian terdapat revetment batu armor sepanjang 230 m untuk mencegah atau mengurangi abrasi yang lebih parah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain bangunan baru armor untuk mencegah kerusakan pantai Tegal Besar sesuai dengan data yang tersedia di pantai. Penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data angin dan peramalan gelombang analisis waktu gelombang rencana yang diprediksi analisis pasut dan analisis refraksi/defraksi dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BMKG Bali, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS-BP) dan konsultan perencanaan. Selain itu hasil analisis digunakan untuk menghitung desain revetment batu armor. Hasil analisis menunjukkan bahwa abrasi pantai Tegal Besar disebabkan oleh gelombang yang cukup tinggi khususnya selama 25 tahun sepanjang 3,679 m dan sepanjang pantai. Gelombang ini menyebabkan pergerakan sedimen di sepanjang pantai sehingga direncanakan revetment batu armor untuk mencegah kerusakan garis pantai di lokasi ini. Hasil analisis dan perancangan lapis revetment batu armor diperoleh: tinggi revetment 5,20 m dari LWL dengan sudut kemiringan konstruksi 1:2, lapisan utama menggunakan batu andesit seberat 1.500 kg tebal 1,8 m, lapisan kedua adalah batuan andesit seberat 375 kg dengan ketebalan 1,2 m, timbunan batu andesit dan geotekstil seberat 15 kg dengan ketebalan 2,2 m, lebar 1,97 m dengan elevasi puncak 5,2 m, tinggi kaki pengaman 1,8 m dengan panjang 3,0 m dan total panjang revetment 750 m
    corecore