5 research outputs found

    Aktivitas Anti UV-B Ekstrak Fenolik Dari Tongkol Jagung (Zea Mays L.)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total fenolik dari ekstrak tongkol jagung dan aktivitasnya sebagai anti UV-B. Tongkol jagung diekstrak dengan pelarut etanol 20 (E20), 40 (E40), 60 (E60) dan 80% (E80) dengan cara refluks. Setelah itu, ekstrak dianalisis kandungan total fenolik dengan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung E20, E40, E60 dan E80 mengandung total fenolik berturut-turut adalah 38,98; 56,02; 66,84 dan 73,06 mg/kg. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung memiliki kandungan senyawa fenolik yang dapat berpotensi sebagai bahan aktif tabir surya

    Aktivitas Antihiperglikemik dari Ekstrak Etanol dan Heksana Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus L.) yang Hiperglikemik

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian kadar glukosa darah tikus wistar yang hiperglikemia pada pemberian ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth). Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa, terhadap 16 ekor tikus jantan wistar yang hiperglikemia akibat diinduksi sukrosa. Selanjutnya, tikus dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberi CMC 0,5%, kelompok kontrol positif (K+) diberi Glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB, kelompok ekstrak etanol tumbuhan suruhan (EETS) dosis 40 mg/kgBB, dan kelompok ekstrak heksana tumbuhan suruhan (EHTS) dosis 40 mg/kgBB. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kadar glukosa darah tikus diukur dengan alat Drglukometer pada menit ke-30, 60, dan 120 setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menit ke-120, kadar glukosa darah tikus pada kelompok EETS dan EHTS masing-masing turun sebesar 54,57% dan 51,25%, dan tidak berbeda nyata dengan K(+). Kadar glukosa darah kelompok K(+) dan EETS pada menit ke-120 mencapai kadar yang sama dengan keadaan basal (normal). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan dengan dosis 40 mg/KgBB memiliki efek hipoglikemik pada tikus jantan wistar yang hiperglikemia.A study on blood glucose level in hyperglycemic wistar rats treated with ethanol and hexane extracts of suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth) had been done. This study used glucose tolerance test method applied on 16 male wistar rats which were hyperglycemic by sucrose induction. The rats were divided into four treatment groups, each of which contained four rats, which were negative control (K-) group treated with CMC 0.5%, positive control (K+) group treated with glibenclamide 0.45 mg/kg body weight, group treated with ethanol extract of P. pellucida (EETS) 40 mg/kg body weight, and group treated with hexane extract of P. pellucida (EHTS) 40 mg/kg body weight. Glucose level in rat blood was measured using Drglucometer at minute 30, 60, and 120 after treatment. The results showed that at minute 120 the blood glucose level of EETS and EHTS was decreased by 54.57% and 51.25%, respectively, which were not significantly different from K(+). At minute 120, blood glucose of K(+) and EETS reached the same level with that of basal (normal) state. It was concluded that ethanol and hexane extract of P. pellucida 40 mg/kg body weight had hypoglycemic effect on hyperglycemic wistar rats

    Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Daun Nasi (Phrynium capitatum) dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dari daun nasi (Phrynium capitatum) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Skrining fitokimia meliputi pengujian alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid dan fenolik. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan penambahan 2 mL larutan DPPH dengan 0,5 mL larutan ekstrak dengan konsentrasi masing-masing 1000, 750, 500 dan 250 µg/mL. Data yang diproleh kemudian digunakan untuk menghitung nilai IC50 dari ekstrak etanol daun nasi. Hasil pengujian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun nasi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan fenolik. Ekstrak etanol daun nasi memiliki aktivitas antioksidan trrtinggi pada konsentrasi 1000 µg/mL sebesar 65,77 % dan semakin menurun aktivitasnya dengan berkurangnya konsentrasi ekstrak, konsentrasi 750, 500 dan 250 µg/mL masing-masing sebesar 53,96 %, 43,8 % dan 19,58 % dengan nilai IC50 pada konsentrasi 701,78 µg/mL.A research on phytochemicals screening and antioxidant activity test of daun nasi (Phrynium capitatum) using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method had been conducted. Test for alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, triterpenoids and phenolic were included in phytochemical screening. Antioxidant activity was tested through the addition of 2 mL DPPH solution into 0.5 mL of the extract having a concentration of 1000, 750, 500 and 250 µg/mL respectively. The data obtained was used to calculate the IC50 value for the ethanol extract of daun nasi. The results showed that the ethanol extract of daun nasi contains alkaloids, flavonoids, saponins, steroids and phenolic. Ethanol extract of daun nasi has the highest antioxidant activity of 65.77% at concentration of 1000 µg/mL. Its activity decreased with decreasing concentration of the extract, which were 53.96 %, 43.8 % and 19.58 % at concentration of 750, 500 and 250 µg/mL respectively. IC50 values was found at a concentration of 701.78 µg/mL

    Uji Total Flavonoid Pada Beberapa Tanaman Obat Tradisonal Di Desa Waitina Kecamatan Mangoli Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji total kandungan flavonoid pada beberapa tanaman obat tradisional. Penentuan kandungan total flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode etanol – HCl, sedangkan analisis flavonoid menggunakan Metode spektrofotometeyr UV-VIS . Hasil yang diperoleh menunjukan kandungan total flavonoid pada tanaman ketepeng cina (Cassia alata L) sebesar 26.8633 mg/mL , iler (Coleus scutellariodes L Benth) sebesar 14.425 mg/mL , rumput teki (Cyperus rotundus L) sebesar 6.505 mg/mL, pegagan (Centella asiatica) sebesar 3.816 mg/mL, rumput mutiara (Oldenlandia corymbosa) sebesar 2.686 mg/mL dan waru (Hibiscus tiliaceus L) sebesar 1.425 mg/mL. Kandungan total flavonoid tertinggi terdapat pada daun ketepeng sebesar 26.863 mg/mL, sedangkan kandungan flavonoid terendah terdapat pada daun waru sebesar 1.425 mg/mL. Analisis flavonoid dilakukan pada = 200 - 400 nm dan maks = 205 nm. Hasil analisis flavonoid menunjukkan bahwa [A] daun iler panjang gelombang maksimum yaitu 205 nm dan (pita I) 300 nm dan (pita II) 250 nm dengan absorbansi 0.242 positif mengandung flavonol. [B] daun rumput mutiara panjang gelombang maksimum 205 nm dan dapat dilihat pada (pita I) 305 nm dan (pita II) 260 nm dengan absorbansi 0.023 positif mengandung flavonol. [C]) daun ketepeng panjang gelombang maksimum 205 nm dan dapat dilihat pada (pita I) 330 nm dan (pita II) 276 nm dengan absorbansi 0.167 positif mengandung flavonol. [D]) daun pegagan panjang gelombang maksmum 205 nm dan dapat dilihat pada (pita I) 310 nm dan (pita II) 265 nm dengan absorbansi 0.047 positif mengandung flavonol. (E) rumput teki hanya terdapat (I pita) yaitu 295 nm dengan absorbansi 0.029 positif mengandung flavon. (F) Begitupun dengan daun waru hanya terdapat (I pita) yaitu 290 nm dengan absorbansi 0.036 positif mengandung flavon. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji kualitatif tanaman iler, ketepeng, rumput mutiara, rumput teki dan pegagan mengandung flavonoid kecuali tanaman waru tidak terdeteksi kandungan flavonoidnya.This studyaims to examine the total flavonoid contentin some traditional medicinal plants. Determination of total flavonoid content swere determined using ethanol-HCl, where as flavonoid analysis was analysed by spectrophotometry UV-VIS.The results showed the total flavonoid contentin Ketepeng China plant (Cassia alataL.) was 26.863 mg/ml, Iler plant (Coleus scutellariodes L. Benth) was 14.2464 mg/ml, nut-grass (Cyperus rotundus L.) was 6.505 mg/ml; Pegagan (Centella asiatica) was 3.816 mg/ml; pearl grass (Oldenlandia corymbosa) was 2.686 mg/ml, and Waru (Hibiscus tiliaceus L.) was 1.425 mg/ml. The highest total flavonoid was found in ketepeng(26.8633mg/ml), whereas the lowest was found in waru (1.4246 mg/ml). Flavonoid analysis was performed using a spectrometer with a wavelength (λ) of 200-400 nm, with λmax = 205 nm. Flavonoid analysis using a spectrophotometer, amon others showed that: (1) The maximum wavelength of Iler leaf was 205 nm and can be see non the Band I 300 nm and Band II 250 nm, with 0.242 absorbance. This indicates that this isolate was positive for flavonols; (2) Maximum wavelength of pearl leaf was 205 nm and can be see non the Band I 305 nm and Band II 260 nm, with 0.023 absorbance. This indicates that this isolate was positive for flavonols; (3) Maximum wavelength of ketepeng leaf was 205 nm and can be see non the Band I 330 nm and Band II 276 nm, with 0.167 absorbance. This indicates that this isolate was positive for flavonols; (4) Maximum wavelength of pegagan leaf was 205 nm and can be see non the Band I 310 nm and Band II 265 nm, with 0.047 absorbance. This indicates that this isolate was positive for flavonols; (5) nut-grass had only 1 band, namely 295 nm with absorbance 0.029. This indcates that this isolate was positive for flavons; (6) waru leaf had also only 1 band, namely 290 nm with absorbance 0.036. This this isolate was positive for flavons
    corecore