21 research outputs found

    Perbedaan Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin D, Kalsium, serta Zat Besi dengan Pemberian Edukasi Gizi Menggunakan Aplikasi Android “GIZIKU” pada Remaja

    No full text
    Masalah pada kesehatan yang terjadi saat remaja dapat menjadi masalah penting yang mempengaruhi siklus kehidupan. Osteoporosis dan anemia merupakan contoh masalah kesehatan pada remaja yang dapat dipengaruhi oleh asupan vitamin D, kalsium, dan zat besi. Pemberian edukasi gizi kepada remaja adalah salah satu cara penanggulangan yang dapat dilakukan. Aplikasi GIZIKU merupakan aplikasi pada sistem operasi android yang berfungsi menyediakan informasi mengenai status gizi, hasil kebutuhan gizi, contoh porsi, contoh menu, dan daftar bahan makanan penukar. Selain itu, terdapat fitur “menu saya” yang bisa digunakan untuk mencatat makanan yang telah dikonsumsi. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan tingkat kecukupan asupan vitamin D, kalsium, serta zat besi dengan pemberian intervensi menggunakan aplikasi android GIZIKU. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan rancangan one group pretest-posttest design. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 50 orang remaja pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Analisis data yang digunakan adalah tes Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecukupan asupan vitamin D, kalsium, serta zat besi dengan pemberian intervensi (p-value>0,05). Aplikasi android GIZIKU bisa digunakan untuk memperkenalkan materi mengenai porsi makanan dan daftar bahan makanan penukar, akan tetapi perlu ada evaluasi lebih lanjut agar aplikasi ini lebih menarik untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama dan bisa diinstall pada semua jenis smartphone

    Analisis Pola Asupan Makanan Selingan Pada Mahasiswa Departemen Gizi Universitas Brawijaya Selama Perkuliahan Daring

    No full text
    Pola asupan makanan selingan merupakan gambaran kebiasaan konsumsi makanan diluar waktu makan utama yang terdiri dari jumlah atau porsi, frekuensi, dan jenis makanan. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang terdampak pandemi Covid-19 dan harus menjalani perkuliahan secara daring. Hal tersebut dapat memengaruhi pola makanannya, salah satunya dalam hal konsumsi makanan selingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola asupan makanan selingan pada mahasiswa Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya selama perkuliahan daring dengan beberapa aspek yang memengaruhi yaitu jenis kelamin dan masa studi. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitain cross-sectional study. Teknik sampling yang digunakan yaitu quota sampling dan jumlah sampel sebanyak 199 mahasiswa. Pengambilan data asupan makanan selingan dilakukan secara online melalui kuisioner SQ-FFQ, kemudian dianalisis menggunakan NutriSurvey untuk mengetahui jumlah asupan makanan selingan. Analisis statistik menggunakan aplikasi SPSS versi 25 dengan uji beda yaitu Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis. Ditemukan perbedaan yang signifikan pada jumlah asupan protein (p=0,016; p<0,05) dan lemak (p=0,030; p<0,05) berdasarkan jenis kelamin, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah asupan makanan selingan berdasarkan masa studi (p=0,829; p>0,05). Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis dan frekuensi makanan selingan berdasarkan jenis kelamin (p=0,915; p>0,05) dan masa studi (p=0,915; p>0,05). Adanya perbedaan jumlah asupan protein dan lemak berdasarkan jenis kelamin dikarenakan mahasiswa laki-laki cenderung mengkonsumsi makanan selingan yang tinggi protein dan lemak. Sedangkan, tidak adanya perbedaan jenis dan frekuensi makanan selingan dikarenakan kondisi pandemi yang membuat aktivitas fisik menjadi terbatas sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi makanan selingan. Hal ini dapat terjadi baik pada mahasiswa laki-laki dan perempuan, serta dapat terjadi juga pada semua tingkatan masa studi

    Analisis Pola Asupan Makanan Selingan Pada Mahasiswa Departemen Gizi Universitas Brawijaya Selama Perkuliahan Daring

    No full text
    Pola asupan makanan selingan merupakan gambaran kebiasaan konsumsi makanan diluar waktu makan utama yang terdiri dari jumlah atau porsi, frekuensi, dan jenis makanan. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang terdampak pandemi Covid-19 dan harus menjalani perkuliahan secara daring. Hal tersebut dapat memengaruhi pola makanannya, salah satunya dalam hal konsumsi makanan selingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola asupan makanan selingan pada mahasiswa Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya selama perkuliahan daring dengan beberapa aspek yang memengaruhi yaitu jenis kelamin dan masa studi. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitain cross-sectional study. Teknik sampling yang digunakan yaitu quota sampling dan jumlah sampel sebanyak 199 mahasiswa. Pengambilan data asupan makanan selingan dilakukan secara online melalui kuisioner SQ-FFQ, kemudian dianalisis menggunakan NutriSurvey untuk mengetahui jumlah asupan makanan selingan. Analisis statistik menggunakan aplikasi SPSS versi 25 dengan uji beda yaitu Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis. Ditemukan perbedaan yang signifikan pada jumlah asupan protein (p=0,016; p0,05). Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis dan frekuensi makanan selingan berdasarkan jenis kelamin (p=0,915; p>0,05) dan masa studi (p=0,915; p>0,05). Adanya perbedaan jumlah asupan protein dan lemak berdasarkan jenis kelamin dikarenakan mahasiswa laki-laki cenderung mengkonsumsi makanan selingan yang tinggi protein dan lemak. Sedangkan, tidak adanya perbedaan jenis dan frekuensi makanan selingan dikarenakan kondisi pandemi yang membuat aktivitas fisik menjadi terbatas sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi makanan selingan. Hal ini dapat terjadi baik pada mahasiswa laki-laki dan perempuan, serta dapat terjadi juga pada semua tingkatan masa studi

    Analisis Keragaman Pangan Selama Perkuliahan Daring pada Mahasiswa Gizi di Masa Pandemi COVID-19

    No full text
    Keragaman pangan menggambarkan kualitas konsumsi berdasarkan jumlah kelompok pangan pada periode tertentu. Prinsip keragaman pangan penting untuk diterapkan agar dapat terhindar dari risiko malnutrisi dan berbagai penyakit. Terjadinya pandemi COVID-19 akan mempengaruhi pola makan karena terbatasnya akses dan ketersediaan bahan makanan terutama pada mahasiswa yang bertempat tinggal di kos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keragaman pangan pada mahasiswa Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya yang melaksanakan perkuliahan daring selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode analytical observational dengan desain cross-sectional study dan dilakukan pada 199 mahasiswa gizi menggunakan metode quota sampling. Kuesioner self reported food record digunakan dalam penelitian ini selama 2 hari yang diambil pada hari kerja dan akhir pekan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pada skor keragaman pangan antara hari kerja dan akhir pekan (p=0,024; p<0,05). Selain itu juga terdapat perbedaan skor keragaman pangan antara laki-laki dan perempuan di akhir pekan (p=0,001; p<0,05). Sedangkan untuk skor keragaman pangan antara laki-laki dan perempuan di hari kerja (p=0,149; p>0,05) tidak terdapat perbedaan. Tidak terdapatnya perbedaan skor keragaman pangan ditemukan pula antar mahasiswa di tiap masa studi baik pada hari kerja maupun akhir pekan (masing- masing p=0,232 dan p=0,665; p>0,05). Selama pembelajaran daring terdapat perbedaan skor keragaman pangan pada mahasiswa menurut efektivitas hari dan jenis kelamin pada akhir pekan. Namun, tampak tidak terdapat pengaruh terhadap skor keragaman pangan dengan perbedaan jenis kelamin pada hari kerja dan masa studi

    Pengaruh Edukasi Aplikasi MEDASH Terhadap Asupan Zat Gizi Makro pada Orang Dewasa

    No full text
    Kelompok usia dewasa rentan menderita penyakit jantung koroner karena terjadi ketidakseimbangan asupan gizi makro. Salah satu media edukasi yang bisa digunakan adalah aplikasi “MEDASH” dengan Diet Mediterania. Diet Mediterania mampu melawan aterosklerosis sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan zat gizi makro sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi menggunakan aplikasi android “MEDASH” pada orang dewasa. Penelitian ini menggunakan pre-experimental design dengan pendekatan one group pre and post test control group design. Responden penelitian ini berjumlah 35 orang di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Edukasi gizi dilakukan selama satu bulan dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara food recall 2x24 jam pada saat hari kerja dan hari libur. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Willcoxon. Hasil analisis kecukupan zat gizi protein dan karbohidrat sebelum dan sesudah edukasi menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan p = 0,001 dan p = 0,012 (p < 0,05). Sementara itu, kecukupan lemak tidak ada perbedaan (p = 0,366, p ≥ 0,05). Tingkat kecukupan karbohidrat dan protein setelah pemberian edukasi sebagian besar menunjukkan kategori defisit tingkat berat. Di sisi lain, tingkat kecukupan lemak responden yang berlebih mengalami penurunan setelah pemberian edukasi gizi dengan aplikasi “MEDASH”

    Hubungan Keragaman Konsumsi Pangan dan Pola Konsumsi Makanan Indeks Glikemik Tinggi dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Bandar Lampung

    No full text
    Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang ditandai meningkatnya kadar glukosa darah akibat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Prevalensi DM pada tahun 2018 di Indonesia sebesar 2,0% dan provinsi Lampung mencapai 1,37%. Dalam penatalaksanaan DM, keragaman konsumsi pangan dan indeks glikemik makanan perlu diperhatikan sebagai upaya dalam mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keragaman konsumsi pangan dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DMT2. Desain penelitian adalah cross-sectional yang dilakukan secara observasional. Pemilihan responden dilakukan secara accidental sampling dengan total 30 responden. Pengambilan data menggunakan instrumen SQ-FFQ dan kuesioner Individual Dietary Diversity Score (IDDS). Analisis hubungan menggunakan uji Spearman’s rho correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara keragaman konsumsi pangan dengan kadar GDP (p value = 0,000 dan ρ value = 0,649) dan tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi dengan kadar GDP (p value = 0,194). Kesimpulan penelitian ini adalah semakin beragam konsumsi pangan maka semakin terkontrol kadar GDP

    Pengaruh Edukasi menggunakan Aplikasi Android “MEDASH” Terhadap Pengetahuan dan Sikap Perempuan Dewasa di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

    No full text
    Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit pada sistem kardiovaskular dengan jumlah morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Salah satu upaya untuk mengurangi kejadian PJK adalah modifikasi pola makan yang lebih sehat pada perempuan dewasa. Edukasi gizi menggunakan media yang tepat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terkait pola makan sehat. Pola makan sehat sesuai diet mediterania dapat menurunkan risiko PJK dengan menurunkan kolesterol plasma penyebab aterosklerosis. Aplikasi “MEDASH” merupakan aplikasi android yang menyediakan informasi gizi dengan fitur yang semakin beragam untuk mencegah PJK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan dan sikap terkait pola makan sehat sebelum dan sesudah pemberian edukasi menggunakan aplikasi android “MEDASH” selama 1 bulan pada perempuan dewasa di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan pendekatan one group pre test-post test design (n=36), diambil dengan metode simple random sampling pada perempuan dewasa di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Pengambilan data nilai pengetahuan dan sikap responden menggunakan kuesioner pre test dan post test di Google Form. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi adalah uji beda (Wilcoxon Signed Rank Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai pengetahuan (p=0,026) dan sikap (p=0,000) sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi menggunakan aplikasi android “MEDASH”. Dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi gizi menggunakan aplikasi android “MEDASH” dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap responden mengenai pola makan sehat sesuai diet mediterania

    Analisis Kualitas Diet Pada Mahasiswa Departemen Gizi Universitas Brawijaya Selama Perkuliahan Daring

    No full text
    Kualitas diet merupakan indikator penting bagi kesehatan yang memberikan gambaran mutu asupan makan spesifik individu. Asupan diet sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan kondisi internal maupun eksternal individu. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 dengan cara beradaptasi terhadap perubahan sistem pembelajaran menjadi perkuliahan daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kualitas diet pada mahasiswa Departemen Gizi Universitas Brawijaya selama perkuliahan daring dengan beberapa aspek yang memengaruhi yaitu jenis kelamin dan masa studi yang sedang ditempuh. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif pada 199 mahasiswa gizi yang diambil dengan teknik quota sampling. Data asupan makanan diambil melalui SQ-FFQ secara online dan dikonversi menggunakan aplikasi NutriSurvey. Analisis kualitas diet menggunakan instrumen Diet Quality Index-International (DQI-I) yang terdiri dari empat komponen yaitu variasi, kecukupan, moderasi, dan keseimbangan keseluruhan. Analisis statistik menggunakan aplikasi SPSS dengan uji beda Independent Samples T-Test, One-way ANOVA, Mann-Whitney U, dan Kruskal- Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tengah skor tertinggi jika dibandingkan dengan skor maksimal yang mungkin didapatkan secara berurutan terdapat pada komponen variasi (17; 0-20), adekuasi (26; 0-30), moderasi (18; 0- 40), dan keseimbangan keseluruhan (2; 0-10) sementara median total skor DQI-I dari keseluruhan responden sebesar 66 dari skor maksimal 100 yang mungkin didapatkan. Tidak terdapat perbedaan kualitas diet mahasiswa gizi berdasarkan jenis kelamin (p=0,231; p<0,05) dan masa studi (p=0,603; p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa kualitas diet mahasiswa gizi tergolong dalam kategori high- quality diet atau kualitas diet yang baik dan tidak berbeda berdasarkan jenis kelamin maupun masa studi

    Mutu Organoleptik Snack Bar dengan Formulasi Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Tempe Sebagai Makanan Tambahan Pemulihan Balita Gizi Buruk

    No full text
    Gizi buruk merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terbilang masih cukup tinggi pada balita. Gizi buruk jika tidak segera diatasi dapat mengarah pada infeksi kronis, gangguan pertumbuhan fisik, dan kecerdasan yang menurun, dan kematian dini pada balita. Intervensi yang dapat dilakukan untuk balita gizi buruk adalah dengan pemberian makanan tambahan pemulihan, akan tetapi kepatuhan konsumsi makanan tambahan pemulihan masih rendah. Kepatuhan konsumsi makanan tambahan pemulihan yang masih rendah dapat disebabkan kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingnya pemberian makanan tambahan, kurang sukanya balita terhadap rasa, dan banyaknya porsi yang harus dimakan. Snack bar dengan formulasi ubi jalar, kacang tanah, dan tempe dapat menjadi alternatif makanan tambahan pemulihan balita gizi buruk karena padat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan mutu organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur) dan mengetahui formulasi dengan kualitas organoleptik terbaik. Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan 3 kelompok formulasi snack bar dengan ubi jalar oranye: kacang tanah: tempe yaitu P1 = 50:30:20, P2 = 20:35:45, dan P3 = 35:50:15. Metode yang digunakan adalah uji hedonik untuk menilai tingkat kesukaan panelis terhadap rasa, warna, aroma, dan tekstur dari snack bar. Panelis yang digunakan pada organoleptik adalah panelis agak terlatih berjumlah 25 orang. Data penilaian mutu organoleptik dianalisis dengan Uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05) pada mutu organoleptik dan untuk perlakuan terbaik adalah pada formulasi P1

    Hubungan Antara Jumlah Asupan Ikan dan Olahannya Terhadap Kadar HDL dan LDL pada Pasien Dengan Sindrom Koroner Akut (SKA) di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

    No full text
    Sindrom koroner akut (SKA) adalah kondisi penurunan alirah darah jantung secara mendadak karena obstruksi plak yang disebabkan oleh peningkatan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan penurunan kadar HDL (HDL (High Density Lipoprotein). Konsumsi ikan 200 g/minggu sebagai sumber omega-3 dan omega-6 dapat bermanfaat pada perbaikan profil lipid pasien SKA. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara jumlah asupan ikan dan olahannya terhadap kadar HDL dan LDL. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Subjek pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan dengan diagnosa SKA di Poli Jantung Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang yang berjumlah 57 responden. Metode yang digunakan adalah wawancara Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire untuk asupan ikan dan olahannya selama 3 bulan terakhir, menggunakan rekam medis untuk data HDL dan LDL, dan menganalisis dengan uji korelasi Rank Pearson. Hasil penelitian untuk kategori konsumsi ikan dan olahannya menunjukkan bahwa 80,7% responden termasuk dalam kategori rendah dan 19.3% responden tinggi. Hasil analisis hubungan menunjukkan jumlah asupan ikan dan olahannya tidak berhubungan dengan kadar HDL pasien SKA (p=0.539) serta tidak berhubungan dengan kadar LDL (p=0.294). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara asupan ikan dan olahannya terhadap kadar LDL dan KDL pasien SKA, hal ini dapat dipengaruhi oleh rendahnya asupan ikan dibawah rekomendasi, cara pemasakan yang kurang tepat, dan pengobatan medis yang diterima pasien SKA
    corecore