Hubungan Keragaman Konsumsi Pangan dan Pola Konsumsi Makanan Indeks Glikemik Tinggi dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Bandar Lampung
Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang ditandai meningkatnya kadar glukosa darah akibat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Prevalensi DM pada tahun 2018 di Indonesia sebesar 2,0% dan provinsi Lampung mencapai 1,37%. Dalam penatalaksanaan DM, keragaman konsumsi pangan dan indeks glikemik makanan perlu diperhatikan sebagai upaya dalam mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keragaman konsumsi pangan dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DMT2. Desain penelitian adalah cross-sectional yang dilakukan secara observasional. Pemilihan responden dilakukan secara accidental sampling dengan total 30 responden. Pengambilan data menggunakan instrumen SQ-FFQ dan kuesioner Individual Dietary Diversity Score (IDDS). Analisis hubungan menggunakan uji Spearman’s rho correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara keragaman konsumsi pangan dengan kadar GDP (p value = 0,000 dan ρ value = 0,649) dan tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi dengan kadar GDP (p value = 0,194). Kesimpulan penelitian ini adalah semakin beragam konsumsi pangan maka semakin terkontrol kadar GDP