37 research outputs found

    Green Synthesis of Sulfonated Activated Carbon from Palm Kernel Shell as Potential Catalyst for Hydrolysis of Palm Bunch Cellulose

    Get PDF
    Sulfonated activated carbon (SAC) is one of green catalysts that has been successfully synthesized from palm shell waste. The SAC catalysts have been tested in the hydrolysis of cellulose of palm bunch to simple sugar. The SAC catalysts were prepared from palm shell waste by converting to activated carbon followed by sulfonating step. The SAC catalysts were characterized by using XRD, SEM, FTIR and gravimetric methods. The SAC catalysts show as porous amorphous materials and have acidic properties, a prerequisite for good catalytic activity. Preliminary catalytic tests showed that the SAC catalysts can be used for the hydrolysis of cellulose from palm bunch waste that was shown by the existence of reducing sugar in the liquid product of hydrolysis

    INISIASI BUDIDAYA LELE PADA KOLAM PORTABEL UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI RT. 03 KELURAHAN SUMUR DEWA KOTA BENGKULU

    Get PDF
    ABSTRACTCommunity service activities are conducted by education and training. The ultimate goal is to use home land for lele cultivation in portable pond for increasing household income. The realization of the purpose is carried out with provision of knowledge and skills in making portable pond using mild steel and tarpaulin. Portable ponds have several advantages such as can be applied to areas with less water, more stable water temperature, and easy harvesting of fish. The results of the dedication activities showed a satisfying response in which participants had high enthusiasm in increasing their knowledge and skills in making portable pond for lele culviation. The success of the activities can also be seen from the innovation of the community through suggestions for making hydroponic based vegetable cultivation systems by utilizing water in portable ponds. Generally, initiation of lele culviation in portable pond can be done in home land.  Keywords: portable media, fish cultivation, catfis

    PEMBUATAN KERAJINAN BERBASIS SAMPAH SEBAGAI IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SAMPAH 3R (REDUCE, REUSE DAN RECYCLE)

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pengendalian sampah dengan metode 3R (reduce, reuse dan recycle) melalui pelatihan kepada siswa tentang berbagai kerajinan yang dapat dibuat dengan berbasis sampah. Pencapaian tujuan dilakukan melalui penyediaan pengetahuan dan keterampilan dalam hal pembuatan kerajinan berbasis sampah plastik. Hasil kegiatan menunjukkan respon yang memuaskan dimana peserta memiliki antusias yang tinggi dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berbasis pengelolaan sampah dengan metode 3R. Produk yang dihasilkan adalah lampu hias dari sampah botol plastik bekas.  Hirarki pengelolaan sampah adalah pengendalian pada sumbernya, kurangi jumlah limbah, guna ulang limbah, daur ulang dan terakhir adalah pembuangan sampah ke empat pembuangan. Diharapkan kedepan peserta akan menerapkan prinsip pengelolaan sampah dengan metode 3R dalam kehidupan sehari-hari

    Aktivitas Antibakteri Secara In-Vitro Ekstrak Metanol Excoecaria cochinchinensis Lour dan Kombinasinya dengan Obat Komersial

    Get PDF
    The purpose of this study was to look into the antibacterial activity of methanolic extract of Excoecaria cochinchinensis as well as the effect of its combination with antibiotics on the growth of Klebsiella pneumoniae, Enterobacter aerogenes, and Staphylococcus epidermidis. The antibacterial activity test was carried out using the well diffusion method, and the combined effect of the extract and antibiotics was observed using the paper strip diffusion method. At various concentrations (25, 50, 75, 100, 150, 200, and 250 mg/mL), the extract significantly inhibited the growth of K. pneumoniae, E. aerogenes, and S. epidermidis. The inhibitory zone's diameter increased proportionally with the extract concentration. The growth of K. pneumoniae and S. epidermidis was then classified as extremely sensitive (+++) to the addition of the extract at 200 and 250 mg/mL concentrations, meanwhile, E. aerogenes’s with 250 mg/mL of the extract. Secondary metabolites such as oleanolic acid, arjunolic acid, scopoletin, kaempferol, quercetin, diterpenoid compounds, tannins, and other phenolics have been reported from E. cochinchinensis leaves and are thought to be responsible for its antimicrobial activity. The effect of the extract’s combination with antibiotics was insignificant compared to their individual activity, thereby classifying them as indifferent.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol Excoecaria cochinchinensis serta pengaruh kombinasinya dengan antibiotik terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae, Enterobacter aerogenes, dan Staphylococcus epidermidis. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran, dan efek gabungan dari ekstrak dan antibiotik diamati dengan menggunakan metode difusi kertas. Pada berbagai konsentrasi (25, 50, 75, 100, 150, 200, dan 250 mg/mL), ekstrak secara signifikan menghambat pertumbuhan K. pneumoniae, E. aerogenes, dan S. epidermidis. Selain itu, peningkatan diameter zona hambat berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Pertumbuhan K. pneumoniae dan S. epidermidis kemudian diklasifikasikan sebagai sangat sangat sensitif (+++) terhadap penambahan ekstrak pada konsentrasi 200 dan 250 mg/mL. Sementara itu, pertumbuhan E. aerogenes diklasifikasikan sebagai sangat sangat sensitif (+++) ketika diberikan 250 mg/mL ekstrak. Metabolit sekunder seperti asam oleanolik, asam arjunolik, skopoletin, kaempferol, kuersetin, senyawa diterpenoid, tanin, dan fenolat lainnya telah dilaporkan dari daun E. cochinchinensis dan diduga bertanggung jawab atas aktivitas antimikrobanya. Efek kombinasi ekstrak dengan antibiotik tidak terjadi peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan aktivitas secara tunggal, sehingga diklasifikasikan sebagai efek indifferent

    Green Synthesis of Sulfonated Activated Carbon from Palm Kernel Shell as Potential Catalyst for Hydrolysis of Palm Bunch Cellulose

    Get PDF
    Sulfonated activated carbon (SAC) is one of green catalysts that has been successfully synthesized from palm shell waste. The SAC catalysts have been tested in the hydrolysis of cellulose of palm bunch to simple sugar. The SAC catalysts were prepared from palm shell waste by converting to activated carbon followed by sulfonating step. The SAC catalysts were characterized by using XRD, SEM, FTIR and gravimetric methods. The SAC catalysts show as porous amorphous materials and have acidic properties, a prerequisite for good catalytic activity. Preliminary catalytic tests showed that the SAC catalysts can be used for the hydrolysis of cellulose from palm bunch waste that was shown by the existence of reducing sugar in the liquid product of hydrolysis

    Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guava), Daun Dewandaru (Eugenia uniflora), dan Daun Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna Alami Tekstil Pada Kain Katun Dengan Mordan Belimbing Wuluh

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya zat warna dari ekstrak zat warna daun jambu biji, daun dewandaru dan daun rosella yang diserap oleh kain katun polos, mengetahui pengaruh mordan buah belimbing wuluh pada kain katun terhadap penyerapan zat warna dan mengetahui kelunturan zat warna tersebut pada kain katun polos. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak zat warna dari daun jambu biji, daun dewandaru dan daun rosella menggunakan pelarut aquades. Proses pewarnaan dilakukan dalam dua tahap meliputi proses mordanting dan perendaman kain katun polos ke dalam ekstrak zat warna dengan variasi waktu perendaman 6, 12, 18 dan 24 jam. Kemudian terakhir dilakukan pengukuran banyaknya zat warna yang diserap oleh kain katun polos dan pengukuran kelunturan zat warna pada kain katun polos setelah diwarnai dengan menggunakan spektroskopi visibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kain katun polos dapat diwarnai menggunakan ekstrak dari daun jambu biji (coklat muda), daun dewandaru (coklat tua) dan daun rosella (coklat). Adanya penggunaan buah belimbing wuluh sebagai mordan memberikan efek positif yaitu jumlah zat warna yang diserap menjadi lebih besar dan kelunturan menjadi kecil. Banyaknya zat warna yang diserap oleh kain katun polos diperoleh dengan perubahan absorbansi ekstrak zat warna sebelum dan setelah perendaman kain katun. Hasil yang paling baik diperoleh pada lama perendaman 24 jam dengan nilai absorbansi untuk ekstrak daun jambu biji sebesar 0,123, daun dewandaru 0,133 dan daun rosella 0,151. Kelunturan zat warna ditunjukkan dari nilai absorbansi air hasil pencucian kain katun yang telah diwarnai setelah pencucian

    Pengujian Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit (Mus musculus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi efektif ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap penyembuhan luka bakar pada mencit ( Mus musculus). Ekstrak daun jambu biji diperoleh dengan cara maserasi menggunakan etanol p.a sebagai pelarut. Uji efektivitas ekstrak daun jambu biji terhadap luka bakar dilakukan terhadap mencit betina, yang telah dilukai pada bagian punggungnya dengan penginduksi panas berupa lempengan logam berukuran 2 x 2 cm dengan suhu 80o C selama 5 detik. Pengujian efektivitas dibagi menjadi enam kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif TPO (Tanpa Pemberian Obat), kontrol positif PEP (Pemberian Ekstrak Plasenta) dengan obat komersil (Bioplacenton) serta empat kelompok dengan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 1%, 3%, 5% dan 7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji berhasil dalam penyembuhan luka bakar pada mencit. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa konsentrasi efektif ekstrak daun jambu biji adalah 1%, karena merupakan konsentrasi paling kecil yang memiliki nilai berbeda nyata dengan TPO namun tidak menunjukan perbedaaan nilai yang nyata dengan PEP dan ekstrak daun jambu biji konsentrasi lain

    AKTIVITAS ANTIJAMUR PERUSAK KAYU FRAKSI N-HEKSAN DAN METANOL BATANG KAYU GADIS (CINNAMOMUM PARTHENOXYLON (JACK) MEISSN.) TERHADAP TRAMETES VERSICOLOR DAN FOMITOPSIS PALUSTRIS

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dari fraksi n- heksan dan metanol batang Kayu Gadis (Cinnamomum pathenoxylon (Jack.) Meissn.) terhadap jamur Trametes versicolor dan Fomitopsis palustris. Batang Kayu Gadis (Cinnamomum pathenoxylon (Jack) Meissn.) dimaserasi dengan n-heksan lalu dilanjutkan dengan metanol. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi padat pada media Potato Dextrose Agar (PDA). Sebanyak 0,5 mL fraksi n-heksan dan metanol dengan variasi konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15% dan 20%) dicampur dengan 15 mL media PDA. Koloni jamur uji dipotong dengan cork-borer, lalu ditempatkan ditengah-tengah media dan diinkubasi pada inkubator gelap dengan suhu 25ÂşC (triplo). Pelarut n-heksan (0,5 mL) dan metanol (0,5 mL) digunakan sebagai kontrol negatif. Diameter pertumbuhan jamur diukur setelah 5 hari untuk T. versicolor dan 14 hari untuk F. palustris. Konsentrasi 20% fraksi n-heksan dan metanol merupakan konsentrasi paling efektif untuk menghambat jamur T. versicolor dan F. palustris. Daya hambat terhadap T.versicolor adalah 69,18% (n-heksan) dan 75,86% (metanol) sedangkan daya hambat fraksi n-heksan dan metanol terhadap F. palustris berturut-turut adalah 71,35% dan 72,76%

    UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria tripasciata Prain) TERHADAP Trichophyton rubrum.

    No full text
    This study aims to determine the antifungal activity of ethanol extract of leaves of Sansevieria tripasciata Prain against Trichophyton rubrum. The research was conducted by extracting leaves of Sanseviera tripasciata Prain through maceration by ethanol 96%. Antifungal activity test was using solid dilution, Potato Dextrose Agar (PDA), as positive control was ketoconazole and as a negative control was DMSO solvent. The concentration extract of Sansevieria tripasciata Prain were 9%, 17%, 23%, 29,%, 33%, 38%, 41%, 44%, 47%, and 100% (b/). Observations were done after an incubation period of 7 days with 3 repetitions.Concentration of 47% and 100% Sansevieria trifasciata Prain extract were the most effective concentration to inhibit fungal Trichopyton rubrum which produce 48.3% and 57.5% inhibition.

    STUDI IDENTIFIKASI KADAR FORMALIN PADA JAJANAN BAKSO DI SEKOLAH DASAR KOTA BENGKULU

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa kadar formalin yang terdapat pada bakso yang dijual di Sekolah Dasar pada 8 kecamatan di kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan uji laboratorik dengan teknik sampling secara probabilitas. Pengambilan sampel diambil pada 24 Sekolah Dasar yang tersebar pada 8 kecamatan di kota Bengkulu. Analisis formalin dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi asam kromatropat dan kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak (spektronik 20D+) pada panjang gelombang 565 nm. Hasil analisis secara kualitatif menunjukkan bahwa 14 sampel positif mengandung formalin, dan selanjutnya dilakukan analisis secara kuantitatif yang menunjukkan bahwa kadar formalin berkisar antara 0,44 mg/L sampai dengan 0,91 mg/L. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode statistik ANOVA, dimana terdapat perbedaan kadar formalin secara signifikan antar kecamatan yang ada di kota Bengkulu, sehingga dilanjutkan dengan uji BNT yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap kadar formalin pada kelompok 4 terhadap 6, kelompok 5 terhadap 4 dan kelompok 7 terhadap 5
    corecore