9 research outputs found

    KAJIAN SEMIOTIKA CERITA RAKYAT SUKU DAYAK SUAID

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan Ikon dalam cerita rakyat suku Dayak Suaid; (2) mendeskripsikan Indeks dalam cerita rakyat suku Dayak Suaid; dan (3) mendeskripsikan Simbol dalam cerita rakyat suku Dayak Suaid. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan motode deskriptif analitik. Data dalam penelitian ini berupa rekaman cerita rakyat suku Dayak Suaid yang berjumlah 5 rekaman cerita yang berbeda dan bersumber dari informan yang berbeda. Data berupa rekaman ditranskripsi menggunakan aplikasi Elan versi 4.9.4, kemudian ditranslasi ke dalam Bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis data dari 5 cerita tersebut, ditemukan 53 data temuan yang mencakup 10 Ikon, 23 Indeks, dan 20 Simbol. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa temuan Ikon dalam cerita rakyat suku Dayak Suaid jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah temuan Indeks dan Simbol. Hal ini menunjukan bahwa Ikon dalam setiap cerita sangat minim ditemukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang serupa sebagai tambahan penelitian semiotika yang lebih luas

    Nilai dan Unsur Budaya pada Cerita Rakyat Buah Udak Suku Dayak Linoh

    Get PDF
    Value and Cultural Element in Buah Udak Folklore Dayak Linoh Ethic Group ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai dan unsur budaya pada sastra lisan cerita rakyat suku Dayak Linoh. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah semua kutipan-kutipan yang terdapat dalam cerita rakyat suku Dayak Linoh. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerita rakyat suku Dayak Linoh dari Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang yang berisi satu cerita rakyat  Dayak Linoh yang berjudul Buah Udak. Hasil analisis data menunjukkan nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan orang lain atau sesamanya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Sedangkan unsur budaya terdapat: peralatan dan perlengkapan hidup, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem kepercayaan, dan sistem ilmu dan pengetahuan. Masyarakat Dayak Linoh memercayai nilai budaya yang terdapat dalam cerita tersebut dan menjadi adat istiadat/tradisi.Kata kunci: nilai budaya, cerita rakyat, Dayak Linoh ABSTRACTThe purpose of this study was to describe the values and cultural elements in the oral literature of the Linoh Dayak folklore. This study uses a qualitative descriptive method. The data in this study are all quotes contained in the folklore of the Linoh Dayak group ethic. The source of the data in this study is the folklore of the Dayak Linoh group ethic from Sungai Tebelian District, Sintang Regency which contains a Dayak Linoh folktale entitled Buah Udak. The results of data analysis show cultural values that describe the relationship between humans and God, human relationships with nature, human relationships with society, human relationships with other people or with each other, human relationships with themselves. While the elements of culture are: tools and equipment for life, kinship systems and social organization, language, arts, belief systems, and systems of science and knowledge. The Linoh Dayak community believes in the cultural values contained in the story and becomes a custom/tradition.Keyword: cultural value, folklore, Dayak Linoh

    BARAA NANGIS ISANTUK PAINGKO ARUNG: SUNTINGAN TEKS, TERJEMAHAN, STRUKTUR DAN GAYA BAHASA

    Get PDF
    Baraa Nangis merupakan salah satu sastra lisan suku Dayak Tamambaloh. Baraa NangisIsantuk Paingko Arungadalah cerita rakyat yang menceritakan kegigihan Isantuk Paingko Arung dalam mencari harta ke negeri Jawa. Penelitian Baraa Nangis bertujuan untuk menghimpun dan mendokumentasikan teks Baraa Nangis; menerjemahkan Baraa Nangis  agar dapat dipahami dan dinikmati masyarakat luas; mengkaji serta mendeskripsikan struktur Baraa Nangis menurut perspektif A. J.Greimas dan kajian gaya bahasa menurut Gorys Keraf. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, perkaman dan pencatatan. Berdasarkan hasil penelitian, struktur aktansiansial dalam cerita Isantuk Paingko Arung meliputi keinginan kakek mejadikan cucunya terkenal (pengirim); Isantuk Paingko Arung dan rombongannya mencari harta ke negeri Jawa (objek); Isantuk Paingko Arung (subjek); kakek, orang tua, Roronga Sonaru, Burung Pikin Apalin, Landook, Ali-Ali Bua Basi, Tingang, Aniyana, Burung Kiung Balunus, Mando, Lotai Raja Cina, Sipang Batang Sintang, Koling, Saladang Ratu Jawa (penolong); Timbul Laut, Ratu Dadari, Raja Kodali Melayu (penentang); dan orang tua, baro, pekerja lainnya (penerima). Struktur fungsional meliputi: mimpi Isantuk Paingko Arung (situasi awal); Isantuk Paingko Arung menikahi Roronga Sonaru dan harta habis (Transformasi tahap uji kecakapan); Isantuk Paingko Arung beserta rombongannya mencari harta ke negeri Jawa (transformasi tahap utama); Isantuk Paingko Arung mengumpulkan banyak harta dari Raja Kodali Melayu (Tranformasi tahap kegemilangan); dan Isantuk Paingko Arung mampu mengganti harta milik orang tuanya dan hidup bahagia (situasi akhir). Kesimpulan dari fungsi aktansial dan fungsional dari cerita Isantuk Paingko Arung  yaitu rasa ingin terkenal - menjalankan titah - harta habis - mencari dan menemukan - harta terganti - hidup bahagia.Gaya bahasa dalam penelitian ini yaitu jujur, sopan-santun dan menarik. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat mengandung gaya bahasa repetisidan eponim.Kata kunci: cerita rakyat, gaya bahasa, strukturalisme A.J. Greima

    Improving Listening Skill to Fairytales Using A Hand Puppets Media

    Get PDF
    The purpose of this research was to describe the increase the ability of listening to fairy tales using hand puppets media in grade III State Elementary School 16 Sungai Ringin Sintang year 2016/2017. The approach of this study was a qualitative descriptive form of classroom action research. The result showed that (1) the puppets media enhanced students’ listening skills very well, seen from students’ active and enthusiastic participation; (2) the listening skill in the first cycle gained the average of 63.78 and reached 72.42 in cycle two. This showed an increase of learning outcome from the first to the second cycle of 8.64 points. The general completeness level in the first cycle was 60.71% with satisfactory categories and in the second cycle reached 85.71% in both categories; (3) The response of students to the application of a hand puppet media was very good. This shows that the use of hand puppets media while listening to fairy tales is a way that can attract students’ attention

    Jenis Makna pada Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis makna diantaranya makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, makna kata dan makna istilah, makna konseptual dan makna asosiatif, makna idiomatikal dan peribahasa, makna kias, makna lokusi, ilokusi dan perlokusi pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif berbentuk deskriptif. Data penelitian ini berupa satu buah novel dengan menggunakan dokumen sebagai teknik pengumpulan data kemudian, peneliti klasifikasi kedalam jenis-jenis makna. Berdasarkan analisis di dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye terdapat 716 kata atau kalimat yang mengandung makna leksikal, 376 kalimat yang mengandung makma gramatikal, 716 kata atau kalimat yang mengandung makna referensial, 197 makna atau kalimat yang mengandung makna nonreferensial, 716 kata atau kalimat yang mengandung makna denotatif, 109 kata atau kalimat yang mengandung makna konotatif, 42 kata atau kalimat yang mengandung makna kata, 129 kata atau kalimat yang mengandung makna istilah, 716 kata atau kalimat yang mengandung makna konseptual, 17 kata atau kalimat yang mengandung makna asosiatif, 101 kata atau kalimat yang  mengandung makna idiomatikal , 5 kalimat yang mengandung makna peribahasa, 48 kalimat yang mengandung makna kias, 14 kalimat yang mengandung makna lokusi, 14 kalimat yang mengandung makna lokusi, 14 kalimat yang mengandung makna perlokusi dari 31 sub bab. Untuk dapat melihat kemungkinan adanya jenis makna dalam novel karya Tere Liye, diperlukan adanya penelitian lanjutan dalam novel yang berbeda. Kata kunci: Jenis Makn

    Analisis Makna Tanda Ikon, Indeks, dan Simbol Semiotika Charles Sanders Peirce pada Film 2014 Siapa di Atas Presiden?

    Get PDF
    Icon Signed Meaning Analysis, Indexs and Semiotics Symbol in Charles Sanders Peirce in 2014 Siapa di Atas Presiden? Movie ABSTRAKFilm 2014 Siapa di Atas Presiden? bertemakan konflik politik dengan mengangkat latar belakang pemilihan presiden pada tahun 2014 periode 2014-2019. Film ini memberikan gambaran tentang dunia politik. Penelitian ini mengkaji tentang analisis semiotika pada Film 2014 Siapa di Atas Presiden?.  Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan makna tanda dalam film 2014 Siapa di Atas Presiden?, untuk menunjukkan tanda ikon, tanda indeks dan tanda simbol, serta mendeskripsikan makna dari tanda ikon, tanda indeks dan tanda simbol dalam film 2014 Siapa di Atas Presiden?. Penelitian ini menggunakan pendekatan   kualitatif, metode   deskriptif, teknik   pengumpulan   data melalui baca catat dan teknik dokumentasi. Temuan yang diperoleh yaitu: 1) Ikon yang menunjukan adanya hubungan persamaan  antara tanda dengan objek manusia (tokoh dalam novel) dan benda 2) Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan tanda dengan objek bersifat diperkirakan, atau hubungannya menunjukkan sifat hubungan kasual (sebab-akibat), arbitrer dan diperkirakan 3) Makna tanda ikon berdasarkan hubungan tanda dengan objek pada tipe ikon maka hubungan tanda dan objek dalam gambar  yaitu  sama  antara gambar dan tanda ikon.Kata kunci: Semiotika; Film 2014 Siapa di Atas Presiden?ABSTRACT2014 siapa di atas presiden? movie has political conflict theme by taking the background of the 2014 presidential election in 2014-2019 period. This movie provides an overview of the politics world. This study examines the semiotic analysis in the 2014 siapa di atas presiden? movie. The purpose of this study is to describe the meaning of the sign in the 2014 siapa di atas presiden? movie, in order to show icon sign, index sign and symbols, and also to describe the meaning of icon sign, index sign and symbols in the 2014 siapa di atas presiden? movie. This research used a qualitative descriptive method, data collection techniques were through reading notes and technical documentation.  Based  on  research  results as follows: 1) Icons that show a similar relationship between signs and human objects (characters in novels and objects, 2) Index is a sign that revealed the relationship between signs and objects is predictable or the relationship shows the nature of casual (cause and effect), arbitrary and predictable relationships, 3) Icon sign meaning is based on sign and object relationship in icon type. It is therefore the relationship of sign and object in image is similar to image and icon sign.Keyword: Semiotics, Movie 2014 Siapa di Atas Preside

    IMPROVING LISTENING SKILL TO FAIRYTALES USING A HAND PUPPETS MEDIA

    No full text
    The purpose of this research was to describe the increase the ability of listening to fairy tales using hand puppets media in grade III State Elementary School 16 Sungai Ringin Sintang year 2016/2017. The approach of this study was a qualitative descriptive form of classroom action research. The result showed that (1) the puppets media enhanced students’ listening skills very well, seen from students’ active and enthusiastic participation; (2) the listening skill in the first cycle gained the average of 63.78 and reached 72.42 in cycle two. This showed an increase of learning outcome from the first to the second cycle of 8.64 points. The general completeness level in the first cycle was 60.71% with satisfactory categories and in the second cycle reached 85.71% in both categories; (3) The response of students to the application of a hand puppet media was very good. This shows that the use of hand puppets media while listening to fairy tales is a way that can attract students’ attention

    Afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau

    Get PDF
    The Dayak Hibun Language Affixation in Hibun Village Folklore Parindu District, Sanggau Regency ABSTRAKTujuan penelitian yaitu mengetahui afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah rekaman cerita rakyat bahasa Dayak Hibun dengan sumber data dari dua orang informan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi Elan dan Toolbox, selanjutnya hasil eksport dari Toolbox dianalisis manual menyesuaikan materi yang ada dalam kaidah morfologi untuk menemukan afiksasi yang ada dalam cerita rakyat bahasa Dayak Hibun. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1)hanya terdapat satu jenis afiksasi yaitu prefik. (2) prefik yang didapatkan dalam penelitian ini ada 9 jenis yaitu: prefik be-, ke-, ko-, n-, ng-, ngo-, ny-, se-, te-. (3) total kata yang berprefik adalah 72 kata. (4) jumlah kata pokok dalam ketujuh cerita adalah 1.313. Berdasarkan korpus data yang digunakan peneliti dari tujuh cerita berbahasa Dayak Hibun yang sudah dipaparkan diatas menyatakan bahwa didalam bahasa Dayak Hibunhanya terdapat satu afiksasi saja. Hal ini bisa saja terjadi karena itu merupakan keunikan yang dimiliki oleh bahasa tersebut. Selain hanya terdapat satu afiksasi saja, bahasa Dayak Hibunjuga memiliki keunikan lain yaitu sangat minim penggunaan konsonan “r” dalam penyebutan katanya.Kata kunci: Afiksasi, Bahasa, DayakHibun, Cerita RakyatABSTRACTThe purpose of the study was to determine the Dayak Hibun language affixation in Hibun Village Folklore, Parindu District, Sanggau Regency. The research approach is a qualitative approach with descriptive research method. The data of this study is a recording folklore in Dayak Hibun language with the data source from two informants. Data collection technique is observation, in-depth interviews and documentation. The research data result were analyzed using the Elan and Toolbox applications. Then, the export results is obtained from the Toolbox. Moreover, it were analyzed manually by adjusting the material contained in the morphological rules to find affixes in the folklore of the Dayak Hibun language. The results obtained are: (1) there is only one type of affixation, namely prefixes. (2) there are 9 types of prefixes obtained in this study, namely: be-, ke-, ko-, n-, ng-, ngo-, ny-, se-, te-. (3) the total words with prefixes are 72 words. (4) the number of root lexical in the seven stories is 1,313. Based on the corpus of data which is used by researchers from seven stories in the Dayak Hibun language described above, it is stated that in the Dayak Hibun language there is only one affixation. This can happen because it is the uniqueness of the language. In addition to having only one affixation, the Dayak Hibun language also has another uniqueness, namely the very minimal use of the "r" consonant in pronunciation the word.Keyword: Affixation, Dayak Hibun Language, Folklor

    Makna Tanaman pada Perlengkapan Upacara Perkawinan Adat Suku Dayak Uud Danum

    Get PDF
    Plants Meaning in Traditional Wedding Ceremony Equipment of Dayak Uud Danum Ethic Group ABSTRAKPenelitian pada upacara perkawinan adat suku Dayak Uud Danum menggunakan kajian semiotika Roland Barthes. Tanda-tanda dianalisis melalui penanda (signifier), petanda (signified), tanda denotative (denotative sign), penanda konotatif (connotative signifier), petanda konotatif (connotative signified), dan tanda konotatif (connotative sign). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna tanaman pada perlengkapan upacara perkawinan adat suku Dayak Uud Danum. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni metode kualitatif dengan kata lain penelitian ini mengkaji data secara mendalam tentang semua kompleksitas yang ada dalam penelitian tanpa melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan yang lainnya. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu: lembar wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Data pada penelitian ini yakni tanaman pada perlengkapan upacara perkawinan adata suku Dayak Uud Danum. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari observasi partisipan, wawancara terbuka dan  mendalam, serta dokumentasi. Teknik analisis data yakni domain, taksonomi, komponensial. Terdapat 6 (enam) jenis tanaman yang digunakan pada perlengkapan upacara perkawinan adat suku Dayak Uud Danum, hasil dari analisis ditemukan beberapa makna yakni makna konotatif, makna denotatif, dan mitos.Kata kunci: Tanaman, upacara perkawinan adat, Dayak Uud Danum, semiotikaABSTRACTResearch on the customary wedding ceremony of the Dayak Uud Danum tribe used a semiotic study by Roland Barthes. Signs were analyzed by means of a signifier, a signified, a denotative sign, a connotative sign, the connotative signified, and the connotative sign. This study aims to describe the meaning of plants in the traditional wedding ceremony equipment of the Dayak Uud Danum ethic group. The method used in this study is a qualitative method, in other words, this study examines data in depth about all the complexities which exist in research without going through statistical procedures or other forms of calculation. The research instruments used in this study were: interview sheets, observation sheets and documentation. The data in this study were plants in the traditional wedding ceremony equipment of the Dayak Uud Danum ethic group. Data collection techniques in this study consisted of participant observation, open and in-depth interviews, and documentation. Data analysis techniques, namely domain, taxonomy, and components. There are 6 (six) types of plants used in the traditional wedding ceremony equipment of the Dayak Uud Danum tribe, the results of the analysis found several meanings, namely connotative meaning, denotative meaning, and myth.Keywords: Plants, traditional wedding ceremony, Dayak Uud Danum, semiotic
    corecore