8 research outputs found

    Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Surah al-Baqarah Ayat 177 dan al-Nisa Ayat 36 tentang Pendidikan Akidah dan Akhlak di Sekolah

    Get PDF
    Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama, di dalamnya terdapat banyak isyarat pendidikan bagi manusia, baik yang membahas hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan alam semesta. Di antara ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang pendidikan Islam adalah surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36, yang difokuskan pada pendidikan akidah dan akhlak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) penafsiran ulama mengenai surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36 tentang pendidikan akidah dan akhlak di sekolah; 2) nilai-nilai pendidikan Islam dalam surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36 tentang pendidikan akidah dan akhlak di sekolah; 3) implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36 tentang pendidikan akidah dan akhlak di sekolah. Penelitian ini bertolak dari kerangka pemikiran bahwa pendidikan akidah dan akhlak merupakan dasar bagi semua orang dalam beragama, terutama agama Islam. Akidah mengajarkan ketauhidan dan keyakinan seorang muslim kepada Allah. Sedangkan akhlak mengajarkan manusia agar memiliki budi pekerti dan prilaku yang baik. Pendidikan akidah dan akhlak ini dikaji langsung dari sumber hukum utama dalam Islam, yakni al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Metode yang digunakan ialah anlisis isi (content anlysis), yaitu penelitian teks al-Qur’an yang diduga memiliki nilai pendidikan akidah dan akhlak. Analisis dilakukan terhadap sumber data primer yaitu surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36, dan data sekunder yaitu Tafsir Ibnu Kaáč„ir, al-Maraghi, al-Misbah, al-Azhar, Jalalain, al-Kanz, Fi áș’ilāli Qur’an, dan buku-buku penunjang serta jurnal-jurnal yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para mufasir sepakat mengenai surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36 menjelaskan tentang konsep kebajikan. Nilai-nilai pendidikan akidah dan akhlak yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat 177 meliputi iman kepada Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada nabi-nabi, gemar bersedekah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menepati janji, dan sabar dalam menghadapi ujian. Sedangkan nilai-nilai pendidikan akidah dan akhlak dalam surah al-Nisa ayat 36 meliputi beribadah kepada Allah, larangan menyekutukan Allah, berbuat baik terhadap orangtua dan sesama, serta tidak sombong dan berbangga diri. Semua nilai-nilai pendidikan itu dapat diimplementasikan dilingkungan sekolah dengan menggunakan metode ceramah, deduktif, teladan, kisah, nasihat, pembiasaan, hukuman dan ganjaran, serta metode diskusi

    Instillation of Prayer Values in Nature Shaping Students' Personalities

    Get PDF
    Efforts made by educators in shaping the personality of good students have been carried out but have not produced maximum results. This study aims to identify the cultivation of prayer values This research uses a qualitative approach with a case study method. The results of the study show that: 1) the values of prayer that are instilled are religious values, such as being obedient to worship & loving cleanliness. Moral values, such as honesty, discipline,  responsibility are not arrogant & polite. Social values, such as empathy & tolerance; 2) the process of inculcating the values of prayer is carried out in three stages, namely value transformation through PAI learning in class, value transactions through material appreciation & trans internalization of values through habituation programs; 3) the material used is PAI material related to fiqh; 4) the methods used are habituation of prayer, habituation of recitations of the Qur'an, habituation of Asmaul Husna, habituation of greeting in the morning, habituation of GPS & honesty stalls; 5) evaluation is carried out on the achievement of student personality using attitude assessment which results in prayer worship can shape the student's personality; 6) supporting factors for inculcating the values of prayer, namely the existence of worship facilities, school policies and partnerships with parents. While the inhibiting factors are less supervision from parents & a less supportive living environment.Ikthiar yang dilakukan oleh pendidik dalam membentuk kepribadian siswa yang baik telah dilakukan akan tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penanaman nilai-nilai sholat . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) nilai-nilai ibadah shalat yang ditanamkan yaitu nilai religius, seperti taat beribadah & cinta kebersihan. Nilai moral, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, tidak sombong & sopan santun. Nilai sosial, seperti empati & toleransi; 2) proses penanaman nilai-nilai ibadah shalat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tranformasi nilai melalui pembelajaran PAI di kelas, transaksi nilai melalui penghayatan materi & trans internalisasi nilai melalui program pembiasaan; 3) materi yang dipakai adalah materi PAI yang berkaitan dengan fikih; 4) metode yang digunakan yaitu pembiasaan shalat, pembiasaan tilawah al-Qur’an, pembiasaan asmaul husna, pembiasaan sapa pagi, pembiasaan GPS & warung kejujuran; 5) evaluasi dilakukan pada hasil capaian kepribadian siswa menggunakan penilaian sikap yang hasilnya ibadah shalat dapat membentuk kepribadian siswa; 6) faktor pendukung penanaman nilai-nilai ibadah shalat yaitu adanya sarana ibadah, kebijakan sekolah dan kemitraan dengan orangtua. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu pengawasan yang kurang dari orangtua & lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung

    PERBEDAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL DAN PENERAPANNYA DI KELAS (Analisis Pendekatan Pembelajaran PAI)

    Get PDF
    Perubahan kurikulum yang sering terjadi di Republik ini berimplikasi juga terhadap aplikasi pendidikan di lapangan, terkhusus menyangkut pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh masing-masing guru. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca terkait perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradsional serta penerapannya ketika di kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode analisis isi (content analysis), jenis data kualitatif dan menggunakan teknik kepustakaan. Salah satu yang dapat ditemukan terkait perbedaan pendekatan kontekstual dan tradisional adalah dalam pendekatan kontekstual siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Sedangkan dalam pendekatan tradisional siswa adalah penerima informasi secara pasif

    Nilai pendidikan aqidah akhlak dalam surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36

    Get PDF
    Ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang pendidikan Islam adalah surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) penafsiran ulama mengenai surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36;2) nilai-nilai pendidikan Islam dalam surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36;. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Metode yang digunakan ialah anlisis isi. Analisis dilakukan terhadap sumber data primer yaitu surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36, dan data sekunder yaitu tafsir-tafsir dan jurnal-jurnal yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para mufasir sepakat mengenai surah al-Baqarah ayat 177 dan al-Nisa ayat 36 menjelaskan tentang konsep kebajikan. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat 177 meliputi iman kepada Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada nabi-nabi, gemar bersedekah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menepati janji, dan sabar dalam menghadapi ujian. Sedangkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam surah al-Nisa ayat 36 meliputi beribadah kepada Allah, larangan menyekutukan Allah, berbuat baik terhadap orangtua dan sesama, serta tidak sombong dan berbangga diri.

    Penanaman nilai-nilai ibadah shalat dalam membentuk kepribadian siswa secara individu dan sosial pada Mata Pelajaran PAI: Penelitian di SMP Negeri 3 Cimahi

    Get PDF
    INDONESIA: Berkembangnya teknologi yang tidak dilandasi dengan nilai-nilai agama tentu akan membuat kepribadian seseorang menjadi tidak terkendali. Hal ini akan berdampak pada kepribadian peserta didik di sekolah. Usia mereka yang masih labil tentu akan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Dalam menyikapi situasi seperti ini, SMPN 3 Cimahi selalu berupaya mendidik dan membiasakan peserta didiknya dengan kegiatan keagamaan, salah satunya dengan memfokuskan pada penanaman nilai-nilai ibadah shalat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) nilai-nlai ibadah shalat yang ditanamkan di SMPN 3 Cimahi; 2) proses penanaman nilai-nilai ibadah shalat dalam membentuk kepribadian siswa secara individu dan sosial; 3) materi yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai ibadah shalat; 4) metode yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai ibadah shalat; 5) evaluasi penanaman nilai-nilai ibadah shalat; 6) faktor pendukung & penghambat. Penelitian ini bertolak dari kerangka pemikiran yang menurut al-Ghazali manusia itu terdiri dari tiga dimensi, yaitu raga (fisiologis), jiwa (psikologis) dan ruh. Sebagai contoh, apabila potensi nafs atau jiwa dikembangkan terus hingga sampai batas ideal, maka akan membawa implikasi positif bagi pembentukan kepribadian yang lebih bermoral, dalam istilah al-Ghazali disebut "mutakhalliq li akhlaq Allah". Proses ini dalam kehidupan beragama dapat ditempuh melalui penanaman nilai-nilai ibadah shalat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Analisis dilakukan terhadap sumber data primer yaitu melalui teknik wawancara, observasi maupun dokumentasi kepada kepala sekolah, para wakasek, guru PAI, orangtua dan peserta didik. Sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang tidak ditemukan di lapangan namun sangat berguna dalam penguatan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) nilai-nilai ibadah shalat yang ditanamkan yaitu nilai religius, seperti taat beribadah & cinta kebersihan. Nilai moral, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, tidak sombong & sopan santun. Nilai sosial, seperti empati & toleransi; 2) proses penanaman nilai-nilai ibadah shalat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tranformasi nilai melalui pembelajaran PAI di kelas, transaksi nilai melalui penghayatan materi & trans internalisasi nilai melalui program pembiasaan; 3) materi yang dipakai adalah materi PAI yang berkaitan dengan fikih; 4) metode yang digunakan yaitu pembiasaan shalat, pembiasaan tilawah al-Qur’an, pembiasaan asmaul husna, pembiasaan sapa pagi, pembiasaan GPS & warung kejujuran; 5) evaluasi dilakukan pada hasil capaian kepribadian siswa menggunakan penilaian sikap yang hasilnya ibadah shalat dapat membentuk kepribadian siswa; 6) faktor pendukung penanaman nilai-nilai ibadah shalat yaitu adanya sarana ibadah, kebijakan sekolah dan kemitraan dengan orangtua. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu pengawasan yang kurang dari orangtua & lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung. ENGLISH: Along with technological development which is alienated from religious values, religious education should certainly have created students’ personality become uncontrollable. The impact towards students’ personality at school Could happen because their age is still unstable, which means that they should be easily influenced by negative things. In responding to situations like this, SMPN 3 Cimahi always tries to educate and familiarize its students with religious activities, one of which is by focusing on instilling the values of daily prayer (shalat). This study aims to identify: 1) the values of prayer that are instilled in SMPN 3 Cimahi; 2) the process of inculcating the values of prayer in shaping the personality of students individually and socially; 3) materials used to instill the values of prayer; 4) the method used to instill the values of prayer; 5) evaluation of the cultivation of prayer values; 6) supporting & inhibiting factors. This research departs from the framework of alGhazali’s thought describing humans that consist of three dimensions, namely body (physiological), soul (psychological) and spirit. For example, if the potential of the nafs or soul is continuously developed to an ideal limit, it will have positive implications for the formation of a more moral personality, which in al-Ghazali's terms is called "mutakhalliq li akhlaq Allah". This nafs formation process in religious life can be pursued through the cultivation of the values of prayer. This research used a qualitative approach with a case study method. The data collection was carried out on primary data sources, namely through interview, observation and documentation techniques gathered from school principals, vice principals, PAI teachers, parents and students. While secondary data sources are data that are not found in the field but are very useful in strengthening research findings. The results of the study show that 1) the values of prayer that are instilled are religious values, such as being obedient to worship & love of cleanliness. Moral values, such as honesty, discipline, responsibility, not arrogant & polite. Social values, such as empathy & tolerance; 2) the process of inculcating the values of prayer is carried out in three stages, namely value transformation through PAI learning in class, value transactions through material appreciation & trans internalization of values through habituation programs; 3) the material used is PAI material related to fiqh; 4) the methods used are habituation of prayer, habituation of recitations of the Qur'an, habituation of Asmaul Husna, habituation of greeting in the morning, habituation of GPS & honesty stalls; 5) evaluation is carried out on the achievement of student personality using attitude assessment which results in prayer worship can shape the personality of students; 6) supporting factors for inculcating the values of prayer, namely the existence of worship facilities, school policies and partnerships with parents. While the inhibiting factors are less supervision from parents & a less supportive living environment
    corecore