13 research outputs found

    Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis

    Get PDF
    Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ditandai dengan sesak nafas dan produksi sputum berlebih. Produksi sputum berlebih akan mengganggu kepatenan jalan nafas. Fisioterapi dada dan steem inhaler dapat mengurangi dahak dan sesak pada pasien dengan sekret berlebih. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fisioterapi dada dan steem inhaler dalam mempertahankan jalan napas. Metode studi kasus terhadap 2 responden dengan pendekatan asuhan keperawatan pasien penyakit paru obstruktif kronis yang diberikan intervensi fisioterapi dada dan steem inhaler aroma therapy selama tiga hari berturut-turut sebelum pasien makan. Pengukuran kepatenan jalan nafas dinilai dari jumlah sputum yang keluar serta mengobservasi adanya suara nafas tambahan. Adanya penurunan jumlah sputum pada kasus I hari pertama yang ditampung dalam penampung adalah 3 cc, kemudian dihari kedua adalah 2 cc dan dihari ke 3 adalah 2 cc serta suara paru ronchi berkurang. Sementara pada kasus II dihari pertama didapatkan 2 cc, hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc serta suara paru normal (vesicular). Kombinasi fisioterapi dada dan steem inhaler aromatheraphy terbukti efektif dalam mempertahankan kepatenan jalan nafas

    Symptom and Disability One Year After Traumatic Brain Injury

    Get PDF
    TBI is a leading cause of death and disability worldwide. The effects of TBI can significantly disrupt the lives of those who are injured and survive. TBI can affect patients in the physical, cognitive, behavioral and emotional domains which appear from the acute phase and can remain long-term. This cross sectional survey aimed to examine the disability after TBI by the components of ICF and also to describe the symptom present in one year after TBI. TBI patients were recruited from the medical record data of patients admitted to the neurosurgery unit who at least 12 month after discharge from hospital and able to be followed up. The DRS was used for measured disability. Total 56 TBI patients were recruited in this study, 58.9% of the subjects were classified as mild TBI, while 37.5% and 3.6% of them were classified as moderate and severe TBI respectively. More than half of subjects (62.5%) reported of current symptoms with headache as a most common reported. Based on DRS was found that 83.9% of the subjects have no disability, whereas 3.6% had a mild disability, 5.45 had a partial disability, and 7.2% had a moderate disability. The results demonstrated that a TBI survivors face substantial disability and symptom 1 year after injury. To optimise health and well-being outcomes, clinicians need to identified the needs of patients with less severe TBI and treated during the post-acute period

    Optimalisasi Selfcare Management Melalui Peer Group Support Pada Penderita Diabetes Mellitus

    Get PDF
    Peningkatan prevalensi DM terus terjadi baik secara global maupun di Indonesia dan bahkan di tingkat profinsi Jawa Tengah khususnya di Kota Semarang. Peningkatan prevalensi DM ini membutuhkan perhatian terutama untuk pencegahan terjadinya komplikasi DM. Komplikasi DM dapat dicegah dengan melakukan penatalaksaan DM secara menyeluruh. Fenomena yang ada di masyarakat, manajemen diri/selfcare management penderita DM masih sangat kurang, padahal selfcare management DM penting dilakukan dalam pengelolaan DM dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas. Tujuan utama kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya selfcare management penderita DM melalui peer group support. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembentukan peer group support penderita DM. Metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan metode diskusi, sharing, dan problem solving. Selfcare  management pasien DM meningkat setelah dilakukan peer group support

    Penerapan Swedish Massage dengan essential oil jahe untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien Low Back Pain (LBP)

    Get PDF
    Low back pain (LBP) merupakan gangguan muskuluskeletal yang disebabkan oleh aspek pekerjaan yang salah seperti alat kerja, metode kerja, proses kerja dan lingkungan kerja akibat kondisi fisik yang tidak sesuai. Salah satu cara mengatasi nyeri punggung bawah adalah dengan menggunakan pendekatan nonfarmakologi, seperti swedish massage dengan essential oil jahe. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengidentifikasi dan memahami penurunan tingkat nyeri pada pasien dengan nyeri punggung bawah (LBP) dengan swedish massage menggunakan essential oil jahe. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif yaitu studi dengan pendekatan proses keperawatan yang menggambarkan pengelolaan kasus dalam mengaplikasikan pemberian swedish massage dengan essential oil jahe pada pasien nyeri low back pain yang berjumlah 3 orang subyek studi dengan kriteria inklusi yang sesuai. Nyeri pada pasien low back pain yang dirasakan diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Hasil studi didapatkan bahwa pada ketiga subyek studi yang mengalami nyeri punggung bawah (LBP) dan menjalani sesi Swedish Massage selama 2 minggu dengan total 8 kali pertemuan, terjadi penurunan skala tingkat nyeri dibandingkan sebelum mereka menjalani Swedish Massage. Hasil yang ditemukan adalah nyeri sedang dengan nilai rata-rata 4 dan setelah dilakukan terapi Swedish Massage menggunakan essential oil jahe skala nyeri dapat menurun menjadi ringan dengan skala rata-rata 1. Penggunaan Swedish Massage dengan penerapan essential oil jahe sebagai terapi komplementer telah terbukti efektif dalam mengurangi tingkat intensitas nyeri pada pasien yang mengalami low back pain (LBP)

    Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an Surat Ar- Rahman Untuk Menurunkan Intensitas Skala Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala Di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang

    Get PDF
    Cedera kepala merupakan kejadian trauma yang melibatkan structural kepala yakni ekstrakranial, tulang tengkorak dan juga intracranial atau jaringan otak diakibatkan oleh suatu kejadian salah satunya karena kecelakaan lalu lintas. Pasien cedera kepala ringan memiliki gejala yang salah satunya adalah nyeri yang terjadi pada kepala. Terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-Rahman mampu menurunkan intensitas skala nyeri yang terjadi pada kepala yang dirasakan oleh pasien cedera kepala sehingga penulis tertarik untuk mencoba melakukan penerapan ini pada pasien cedera kepala. Studi kasus ini memiliki tujuan untuk memberikan implementasi terapi murotal Al-Qur’an dengan pasien cedera kepala ringan dengan keluhan utama nyeri yang terjadi pada kepala. Dalam studi kasus ini penulis menggunakan metode descriptive study yakni melakukan pendekatan pada pasien dengan proses keperawatan.  Subjek dalam studi kasus yaitu pasien cedera kepala dengan glasgow coma scale 13 sampai dengan 15, berusia lebih dari 17 tahun. Responden yang digunakan dalam studi kasus ini berjummah 3 orang yang sebelumnya telah menandatangani lembar inform consent yang sudah di siapkan oleh penulis. Dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa setelah diberikan penerapan murotal Al-Qur’an responden mengalami penurunan skala nyeri yang terjadi pada kepala

    Penurunan Rasa Haus Pada Kasus Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodalisa Dengan Sipping Ice Cube Therapy

    Get PDF
    Penyakit ginjal kronik merupakan gangguan dengan etiologi yang sangat luas dan komplek. Kasus penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa harus mematuhi diet, minum obat, dan pembatasan cairan. Mengulum es batu dinilai efektif untuk mengurangi rasa haus pada kasus penyakit ginjal kronik yang menjalankan hemodialisa. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan skala rasa haus pada kasus penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan tekhnik sipping ice cube therapy. Metode studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan kasus penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang mengalami rasa haus. Kasus diambil sebanyak 2 kasus kelolaan yang diberikan intervensi sipping ice cube therapy. Pengukuran skala haus dengan visual analogue scale for assessmest of thirst (VAS) sebelum dan sesudah dilakukan sipping ice cube therapy pada kedua kasus sebelum menjalani hemodialisa. Ada penurunan rasa haus secara signifikan dari kedua kasus. Pada kedua kasus terjadi penurunan skala haus yaitu dari skala haus berat menjadi  haus ringan. Sipping ice cube therapy terbukti efektif menurunkan rasa haus pada kasus penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa

    Penurunan nyeri saat kanulasi (inlet femure) pasien hemodialisa menggunakan kompres dingin

    Get PDF
    Hemodialisis adalah pilihan utama pada pasien penyakit ginjal kronis untuk menunjang kehidpan yang membutuhkan akses vaskular atau akses femoral akan menyebabkan timbul rasa nyeri. Nyeri tersebut jika tidak teratasi bisa menyebabkan perubahan hemodinamik pada pada pasien hd seperti tensi naik dan terjadi takikardi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui efektifitas kompres dingin untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan inlet akses femoral pada pasien yang menjalani hemodialisa. Jenis studi kasus ini adalah analisis deskriptif. Subjek dalam studi kasus ini sebanyak 3 pasien dengan mengukur intensitas nyeri selama proses hemodialisa dengan dilakukan kompres dingin selama 3 menit setiap jam selama intradialisis dan menggunakan instrument numerical pain rating scale untuk mengukur tingkat nyeri. Nyeri yang dialami pasien setelah dilakukan kompres dingin kepada ketiga pasien tersebut mengalami penurunan tingkat skala nyeri dengan rata rata nilainya 2,3. Kompres dingin dapat diterapkan pada pasien yang menjalani hemodialisa sebagai tindakan nonfarmakologis untuk menurunkan intensitas nyeri pemasangan inlet akses femoral

    Quality of Life (QoL) in Patients with Traumatic Brain Injury (TBI): a Literature Review

    Full text link
    Purpose: To describe the definition of quality of life (QoL) and identify the most appropriate tool for QoL assessment used in patients with TBI.Method: Searching was conducted from PubMed, CINAHL, EBSCO, and ProQuest during 2000-2011. A total of 33 studies were analyzed for this review consisting of 9 review studies, 2 intervention studies, and 22 descriptive studies.Result: Two important definitions of QoL were used in studies related to TBI namely achievement and subjective well-being. Although varieties of generic measurements have been used to measure QoL in TBI patients, there was a lack of TBI-specific Health-related Quality of Life (HRQoL) instrument. Despite the different approach and time measured either short or long outcomes, appropriate domains of QoL tool seem essential particularly among those with moderate and severe TBI.Conclusion: QoL is a wide concept which can be defined in several dimensions. The QOLIBRI as a new disease-specific QoL measurement in TBI seems a feasible and valid approach for the assessment of QoL in TBI. However, the application across cultural remains a challenge and needs a validation

    Penurunan fatique pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodalisa menggunakan terapi breathing exercise

    Get PDF
    Gagal ginjal kronik biasanya berkembang secara perlahan dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun. Kondisi fungsi ginjal yang memburuk mengakibatkan kemampuan untuk memproduksi erythropoietin terganggu yang menyebabkan anemia sehingga pasien mengalami fatique. Hemodalisa perlu dilakukan untuk mengganti fungsi ekskresi ginjal akan tetapi juga mengakibatkan kondisi fatique semakin memburuk. Dampak dari fatique jika tidak di tangani dapat menimbulkan gangguan kardiovaculer, penurunan kualitas hidup dan stres.Sehingga perlu upaya untuk menurunkan fatique pasien, salah satunya yaitu menggunakan teknik breathing exercise. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penurunan score fatique setelah di berikan terapi breathing exercise. Metode studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang di berikan pada 2 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodalisa. Terapi breathing exercise dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, selama 15 menit dalam 3 siklus.Hasil studi ini di dapatkan score fatique sebelum di berikan yaitu fatique berat dan setelah di lakukan terapi breathing exercise score fatique pada kedua responden berada pada fatique sedang. Di simpulkan bahwa terdapat pengaruh breathing exercise terhadap penurunan score fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
    corecore