79 research outputs found

    Pemetaan Tematik Digital Dan Analisis Data Kepegawaian Universitas Gadjah Mada Dalam Menghadapi Otonomi Perguruan Tinggi

    Get PDF
    INTISARI Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemetaan secara digital dcilam bentuk pew tematik dan analisis data kepegawaian Universitas Gadjah Mada dalam rangka menghadapi otonomi perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei . yaitu dengan mengumpulkan data tentang kepegawaian di Universitas Gadjah Mada (jumlah, umur, jenis kelamin, pendidikan, pangkat, golongan, jabatan fungsional, unit kerja), kemudian data tersebut dipetakan secara digital (dalam format digital berbasis komputer) dalam bentuk pew tematik dengan diagram/grafik dan sebagai unit pemetaan adalah fakultas dan lembaga yang ada di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Sebagai pew dasar digunakan Peta Kampus Universitas Gadjah Mada skala I : 2500. Hasa utama penelitian ini adalah (1) peta tematik hasil proses digital tentang kondisi dosen (2001) dan pegawai administrasi (2000) di lingkungan Universitas Gadjah Mada, (2) Hasil penilaian potensi dosen dan pegawai administrasi rnenggunakan metode pengharkatan (dalam bentuk label). Hasil analisis gratis menunjukkan bahwa dengan melihat grafik lingkaran yang dihasilkan akan dapat cepat diketahui bahwa jumlah dosen terbesar terdapat di Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran Urnum, sedangkanjumlah pegawai administrasi lebih terkonsentrasi di Gedung Pusat UGM.Demikian pula dengan melihat proporsi pendidikan terakhir pada grafik lingkaran, akan cepat diketahui bahwa di Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknologi Pertanian mempunyai proporsi dosen yang berpendidikan S3 lebih banyak daripada yang berpendidikan lain.Hasil analisis potensi dengan menggunakan metode pengharkatan menghasilkan suatu kenyataan bahwa potensi dosen dan pegawai administrasi di lingkungan UGM masuk dalam kategori II yaitu bahwa potensi dosen clan pegawai administrasi yang ada sudah cukup balk, tetapi masih tetap diperlukan peningkatan baik pada jenjang pendidikan maupun kenaikan pangkat melalui penelitian untuk menghadapi otonomi perguruan tinggi.Meskipun demikian ada beberapa fakultas yaitu Fakultas Peternakan, Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya), Kedoketan Umum dan Ekonomi yang mempunyai potensi pegawai administrasi masuk kategori I yaitu bahwa potensi pegawai administrasi yang ada masih perlu peningkatan clan kerja ekstra keras baik dalam jenjang kenaikan pangkat maupun pendidikan untuk menghadapi otonomi perguruan tinggi

    The Application of Global Positioning System (GPS) in Mapping Survey of Historical and Archeological Site

    Full text link
    Technical development of Global Positioning System (GPS) is the positional determination system of ground control point in the earth surface, which based on satellite. It leads to the significant influence on the methodological aspect of positional determination survey in the earth surface. Global Positioning System gives the three dimension position (X, K Z) or longitudinal, latitude and altitude which are formulated in the reference of World Geodetic System (WGS) in 1984. The data characteristic is the first data, which is required in the survey of limit mapping of historical and archeological site. This article tries to explain the possibility of using the technology of Global Positioning System (GPS) to map the archeological site which contains of potential, ohstacle, methodology and case study in Boko Prambanan temple area. It is also utilized to the possibility of using the Geographical Information System (GIS) to analyze the spatial existence site of environmental condition

    Survei Gps Untuk Pemetaan Topografi Dan Pemodelan

    Get PDF
    INTISARI Survei penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi umumnya dilakukan dengan metode pengukururn secara terestris yaitu dengan menentukan sudut/arah terhadap utara , jarak dan beda tingginya. Dengan semakin berkembangnya metode survei yang berbasis pada pengamatan ke sistem satelit GPS (Global Positioning System), maka telah terjadi pergeseran metodologi yang cukup mendasar pada survei penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi. Survei yang berbasis pada pengamatan ke satelit GPS dilakukan dengan metode reseksi (pengikatan ke belakang) yaitu titik-titik target di permukaan bumi ditentukan dari penghitungan jarak ke beberapa satelit (GPS) sekaligus. Metode seperti ini disebut dengan metode penentuan posisi secara absolut (absolut positioning/point positioning) yang merupakan metode penentuan posisi yang paling mendasar dari GPS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan topografi atau relief permukaan bumi balk dalam bentuk 2 diniensi (pets kontur) maupun 3 dimensi dengan inenggunakan metode survei GPS dan memanfaatkan kemajuan perangkat lunak (software) untuk mengolah data posisi hasil pengukuran dengan GPS. Target utamanya adalah ingin .menunjukkan bahwa dengan survey GPS , suatu daerah dapat disajikan bentuk relief tiga dimensinya. Metode yang dipakai adalah metode penentuan posisi secara absolut dengan menenlukan beberapa titik target berdasarkan jaraknya dari beberapa satelit sekaligus. Daerah yang dipilih sebagai lokasi pengukuran adalah daerah Gondanggentong Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang berbukit (lereng G. Lawu) sehingga variasi relief atau topografi cukup besar, disamping pengaruh multipath (lingkungan sekitar titik pengamatan GPS yang mengganggu penerirnaan sinyal dari satelit GPS) cukup kecil. Penelitian ini tidak dimaksudkan sebagai penelitian yang bersifat detil, mengingat bahwa alat/receiver GPS yang dipakai adalah tipe navigasi yang mempunya

    Penyusunan Atlas Elektronik Sumberdaya Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan 1) Inventarisi data sumberdaya wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup sumberdaya alam dan buatan yang berpotensi, dan 2) Menyusun atlas sumberdaya wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam bentuk atlas elektronik. Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara mengolah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompilasi data sekunder yang diperoleh dari beberapa instasi pemerintahan di Kutai Kartanegara. Hasil akhir penelitian ini berupa e-atlas yang berisi peta-peta tematik sumberdaya wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan skala 1 : 100.000, dilengkapi dengan data pendukung berupa foto obyek lapangan, deskripsi singkat tentang obyek yang dipetakan, data tabel, data tekstual, serta video. Media yang digunakan untuk distribusi dan diseminasi hasil yaitu CD-ROM. e-Atlas berbasis web ini memungkinkan untuk dipublikasikan dan diakses melalui jaringan internet dan dilengkapi dengan fasilitas print out pada button main page-nya. Tersedianya fasilitas update data dalam e-atlas ini memudahkan dalam pembaruan data sehingga informasi yang disajikan selalu up to date

    Tsunami Evacuation Routes Mapping Based on Several Tsunami Wave Heights Scenario on the Some Part of Coastal Areas of Banda Aceh City

    Full text link
    Tujuan penelitian ini ialah melakukan pemetaan jalur evakuasi tsunami di Kota Banda Aceh dengan memodelkan genangan tsunami dalam beberapa skenario ketinggian run-up tsunami dari garis pantai dengan persamaan Berryman memanfaatkan tools cost distance. Memetakan kerentanan sosial dan pembuatan peta jalur evakuasi berbagai skenario. Adapun skenario run-up tsunami sebesar 1m, 2m, 5m, 15 m dan 30 m, dan 60m. Hasil yang didapatkan pada analisis bahaya pada skenario 1m, 2m dan 5m terklasifikasi bahaya sangat rendah dan rendah dimana penggenangan terparah hanya terjadi di pelabuhan laut. Sedangkan skenario 15m dan 30m area permukiman tergenang dan mencapai daratan lokasi penelitian. Skenario 60m seluruh lokasi penelitian telah tergenang dengan total luasan 20,88 Km2 atau 92,73% dari wilayah penelitian. Analisis kerentanan sosial menunjukkan 4 desa mempunyai kerentanan sangat tinggi, 8 desa kerenatan tinggi, 10 desa kerentanan sedang, 8 desa kerentanan rendah dan 3 desa kerentanan sangat rendah. Hasil analisis jalur evakuasi tsunami menunjukkan waktu terlama yang dibutuhkan dari daerah rawan ke gedung evakuasi ialah mencapai 19,69 menit dengan berlari dan waktu tercepat ialah 0,11 menit dengan berlari

    140 Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan Citra Quickbird Di Perairan Taman Nasional Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

    Full text link
    Teknologi penginderaan jauh melakukan penyadapan informasi titik kedalaman di perairan dangkal memanfaatkan panjang gelombang yang memiliki respon spektral baik terhadap obyek perairan dan dapat menembus perairan hingga kedalaman tertentu. Metode rasio linear yang dikembangkan Stumpf, nilai pantulan citra berhubungan eksponensial dengan nilai kedalaman aktual.Hubungan eksponensial ini dilinearkan dengan mengubah nilai pantulan menjadi nilai ln pantulan sehingga hubungan eksponensial ini menjadi hubungan linear yang membentuk persamaan empiris untuk memperoleh nilai estimasi kedalaman.Nilai kedalaman yang dipakai adalah nilai kedalaman hasil dari persamaaan regresi terbaik yang dilihat dari nilai koefisien deteminasi, koefisien korelasi dan nilai RMS error. Dalam penelitian ini, persamaan regresi terbaik adalah menggunakan rasio Lnsaluran biru-Lnsaluran hijau, yaitu persamaan y = 264.5x - 224.9, nilai koefisien determinasi` 0,711, koefisien korelasi 0.843dan RMS error terkecil 2.30929205992788. Nilai kedalaman berkisar 0-28 meter

    Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Landsat Multitemporal di Kota Semarang

    Full text link
    Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan Kota Semarang sangat berkembang sehingga kebutuhan lahan mendorong kegiatan reklamasi. Pengaruh kegiatan reklamasi berdampak terhadap dinamika garis pantai pesisir Kota Semarang. Tujuan penelitiannya mengidentifikasi Perubahan garis pantai menggunakan Landsat TM tahun 1994,2004 dan 2014. Metode penelitiannya adalah interpretasi citra, survey lapangan. Hasil analisis Perubahan garis pantai dilakukan Overlay, serta single transect menghasilkan panjang rata-rata Perubahan garis pantai. Overlay peta tentatif 1994-2004 dan 2004-2014 akan menghasilkan peta Perubahan garis pantai selama 10tahunan. Hasil penelitian menunjukan reklamasi seluas 35,9hektar di tahun 1994-2004 dan 241,9ha di tahun 2004-2014; serta abrasi 108,78ha tahun 1994-2004 dan 73,7hektar di tahun 2004-2014. Proses sedimentasi sangat kecil dengan luas 19,34ha di tahun 1994-2004 dan 2,14ha di tahun 2004-2014. Kawasan yang mengalami reklamasi di Kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara serta sebagian Tugu bagian barat. Sementara abrasi pantai terjadi di kawasan pesisir Genuk, Semarang Utara sebelah barat, dan sebagian Tugu. Faktor hidrooseanografi, penurunan tanah dan reklamasi cukup berpengaruh dalam dinamika Perubahan garis pantai pesisir Kota Semarang

    Pemetaan Lahan Rehabilitasi Mangrove Menggunakan Citra Landsat Oli Dan Sistem Informasi Geografis Di Delta Mahakam, Kalimantan Timur

    Full text link
    Lahan dan kerapatan mangrove, 2) mengetahui kondisi kerusakan mangrove, dan 3) memetakan lahan untuk rehabilitasi mangrove. Penelitian ini menggunakan citra Landsat OLI perekaman 1 Mei 2015. Klasifikasi penutup lahan dilakukan dengan interpretasi visual. Transformasi NDVI dilakukan untuk estimasi kerapatan mangrove yang dinilai dari regresi terhadap nilai NDVI. Pembuatan peta satuan lahan yang didasarkan pada bentuklahan dan penutup lahan digunakan sebagai penentuan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Peta potensial mangrove yang didapatkan dari overlay parameter penutup lahan, tekstur tanah, salinitas, dan frekuensi genangan. Sedangkan peta kerusakan mangrove yang diperoleh dari peta kerapatan mangrove. Peta potensial mangrove dan peta kerusakan digunakan untuk mendapatkan peta lahan rehabilitasi mangrove. Hasil penelitian menunjukan akurasi penutup lahan sebesar 87,88% dan akurasi kerapatan mangrove 80,66%. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa mangrove yang kondisinya rusak memiliki luas 60.220 ha atau 54,97% dari luas Delta Mahakam dan mangrove yang kondisinya baik memiliki luas 49.327 ha atau 45,03%. Selain itu, hasil pengolahan data menunjukan bahwa lahan yang perlu direhabilitasi seluas 1.1272, ha atau 1,16%, lahan yang perlu direhabilitasi dengan sistem silvofishery seluas 58.745,97 ha atau 53,63%, lahan yang perlu direhabilitasi dengan sistem silvikultur seluas 202,44 ha atau 0,18% dan mangrove yang masih dalam kondisi baik seluas 49.327,02 ha atau 45,03%.
    corecore