2 research outputs found

    PENGEMBANGAN INSTRUMEN ST ANDREW’S SEXUAL BEHAVIOUR ASSESSMENT (SASBA) BAGI PESERTA DIDIK DENGAN HAMBATAN KECERDASAN DI SLB ABC YPLAB LEMBANG

    Get PDF
    Perubahan seksual yang terjadi pada fase pubertas menjadi tantangan terbesar yang dihadapi peserta didik dengan hambatan kecerdasan. Hambatan yang dimilikinya membuat mereka kesulitan dalam meregulasi dirinya terhadap perubahan dengan norma dan nilai sosial di masyarakat, sehingga seringkali memunculkan perilaku seksual maladaptif atau perilaku seksual yang negatif. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen perilaku seksual yang dikambangkan dari instrumen St Andrew’s Sexual Behaviour Assessment (SASBA) dan mengintegrasikannya dengan teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola perilaku seksual pada peserta didik dengan hambatan kecerdasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation) yang terdiri dari lima tahap penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah triangulasi data dari sumber data yang berbeda, kemudian dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil tahap analisis ditemukan data bahwa di SLB ABC YPLAB Lembang belum tersedia instrumen asesmen perilaku seksual dan belum dilaksanakan asesmen perilaku seksual pada peserta didik dengan hambatan kecersasan. Selanjutnya, tahap desain dihasilkan instrumen asesmen perilaku seksual yang kemudian dilakukan validasi pada tahap pengembangan. Hasil dari validasi kemudian diuji keterlaksanaannya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa instrumen asesmen perilaku seksual yang dikembangkan dapat digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dan memahami perilaku seksual peserta didik dengan hambatan kecerdasan

    Karakter religius dalam berbagai sudut pandang dan implikasinya terhadap model pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Get PDF
    This study aims to explore the conceptual religious character in various points of view; Islam, psychology, sociology, and communication, and their implications for the Islamic Religious Education (IRE) learning model. A qualitative approach with a literature study method, both from books, articles, and the web that displays data is used to dissect the focus of this research. The results show that conceptually, religious character is multi-dimensional including belief, obedience in worship, and is manifested in a pious person, both as an individual and social. Religious character is a religious commitment that involves psychological elements and sociologically influences social behavior by displaying good interpersonal relationships, as well as in communicating images with religious expressions. This study has implications that to build religious character in relation to interpersonal relationships, an appropriate model is needed by considering the potential values and developmental tasks of students. In this regard, constructivist theories are appropriate to be applied by Islamic Religious Education (IRE)’s teachers to internalize the religious character of students in their learning.AbstrakPenelitian ini bertujuan mengeksplorasi konseptual karakter religius dalam berbagai sudut pandang; agama Islam, psikologi, sosiologi, dan komunikasi, serta implikasinya terhadap model pembelajaran PAI. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan, baik dari buku, artikel, dan web yang menampilkan data digunakan untuk membedah fokus penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konseptual karakter religius bersifat multi dimensi mencakup keyakinan, ketaatan dalam beribadah, dan diwujudkan dalam pribadi yang saleh, baik dalam konteks diri sebagai individu maupun sosial. Karakter religius merupakan komiten beragama yang melibatkan unsur psikologis dan secara sosiologis berpengaruh pada perilaku sosial dengan menampilkan hubungan interpersonal yang baik, serta dalam berkomunikasi menampilkan citra dengan ekspresi keagamaan. Kajian ini berimplikasi bahwa untuk membangun karakter religius diperlukan model yang tepat dengan mempertimbangkan potensi nilai serta tugas perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan hal itu, teori-teori kontruktivistik tepat diterapkan Guru PAI dalam pembelajarannya untuk menginternalisasikan karakter religius peserta didik
    corecore