12 research outputs found

    UASB-DHSシステムを用いた廃水からの生物学的リン回収

    Get PDF
    内容の要約広島大学(Hiroshima University)博士(工学)Doctor of Engineeringdoctora

    Investigation of Locally Made Ceramic Filter for Household Water Treatment

    Full text link
    This research have objective to develop and evaluate the performance of ceramic filter in using locally available material at Yogyakarta. Ceramic filter are made by pressing a mixture of clay, discarded pottery (grog) and combustible material (coconut fiber) into the molder. Curving processes are then applied to form tubular shape before firing it using kiln (1005°C). Filtration test were performed gravitationally by flowing well water into ceramic filter. Filtered water quality was complying with Indonesia drinking water quality standard (E.Coli and turbidity) although it has low filtration rate (0,461 L/Hr). The most optimum ceramic filter in turbidity and bacterial removal was composition number 10 {clay+coconut fiber 4,5%(w/w)+grog 5%(w/w)} that have average turbidity removal 88,2%, and average E. Coli removal 100%. N2 adsorption-desorption result on ceramic filter number 10 showed 0,04μm pore size, and 4,32m2/g pore surface area. The result from the XRD (X-ray diffractometer) indicates crystal structure of calcite and quartz on ceramic filter surface. Energy Dispersive X-ray (EDX) analysis showed Carbon compound as the most material constituent within the filter. Whereas micro's photo using SEM (scanning electron microscopic) and TEM (transmitted electron microscopic) showed filter surface consists of stacked aggregates, separated by more randomly oriented particles

    Uji Efektivitas Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dalam Mempercepat Laju Disinfeksi Bakteri Escheria Coli Pada Proses Solar Water Disinfection

    Full text link
    Solar Water Disinfection (SODIS) memerlukan waktu rata-rata berkisar antara 5-6 jam untuk dapat membunuh bakteri 3-4 Log pada air berkapasitas maksimal 2 liter atau 1 jam dengan suhu di atas 50°C. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dengan mengkombinasikan SODIS dengan psoralens, zat aktif seperti yang terdapat pada jeruk Lemon (Citrus Limon) dapat menginaktivasi bakteri hingga 5,6 Log reduksi dalam rentang waktu 30 menit pada suhu 29°C. Mengingat faktor ketersediaan dan harga jeruk lemon di Indonesia maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi jeruk nipis untuk dipergunakan dalam mempercepat laju disinfeksi pada proses SODIS. Adapun faktor-faktor yang akan dipelajari terkait dengan hubungan antara variasi dosis jeruk nipis, Perubahan pH dan suhu air terhadap efisiensi inaktivasi bakteri yang mampu dihasilkan. Variasi jeruk nipis yang digunakan adalah 0%, 2%, 4% dan 6% dengan variasi waktu 0 menit, 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SODIS dengan menggunakan jeruk nipis mampu menginaktivasi E. coli sebesar 5.4 Log dengan waktu 1 jam pada suhu 32°C. Hal ini menunjukkan bahwa Jeruk nipis berpotensi untuk digunakan dalam mempercepat laju disinfeksi E. coli pada air minum

    Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi Pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

    Full text link
    Air limbah yang dihasilkan oleh PT Baradinamika Mudasukses (BDMS) merupakan lumpur yang bersifat koloid dan susah mengendap. Pemanfaatan lumpur kembali dalam proses reklamasi bekas lahan tambang batubara sebagai alternatif untuk mengangani permasalahan lumpur tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penambahan lumpur dan asam humat pada lahan bekas tambang batubara dengan tanaman reklamasi. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi media T1S1 (100% tanah; 0% lumpur), T2S2 (50% tanah; 50% lumpur), dan T3S3 (75% tanah; 25% lumpur) dengan variasi dosis asam humat H1 (0ml), H2 (7,5ml), dan H3 (15ml) dengan menggunakan tanaman Sengon (Paraserienthes falcataria) dan Akasia (Acacia mangium). Hasil dari penelitian ini menunjukan pada perlakuan T1S1 dan T2S2 dengan dosis 7,5ml (H2) pada kadar hara N-Total dan P-Tersedia sedangkan pada kadar hara K dan Ca pada perlakuan T2S2 dengan dosis 15ml (H3). Hasil pertumbuhan tinggi pada pada perlakuan T3S3 dengan dosis 7,5ml (H2) sebesar 16,1% dengan hasil nilai uji statistik sebesar 4,0b pada tanaman sengon dan pada tanaman akasia mengalami peningkatan tinggi sebesar 18% dan nilai hasil uji statistik sebesar 3,75b. Hasil pertumbuhan daun pada tanaman sengon memiliki nilai sebesar 2,75a dan pada tanaman akasia sebesar 3,0a

    Penurunan Kandungan Hidrokarbon Menggunakan Constructed Wetland Reactor Dalam Mengolah Limbah Minyak

    Get PDF
    Limbah minyak dari kegiatan perbengkalan otomotif umumnya dibuang langsung ke drainase sebelum masuk ke dalam badan air terdekat. Limbah minyak mengandung senyawa aromatik, hidrokarbon, logam dan lainnya yang sangat berpotensi merusak lingkungan. Low cost wastewater treatment seperti wetland memiliki efektifitas yang cukup baik untuk mengolah air limbah domestik dan air limbah spesifik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja reaktor kontinu wetland kombinasi dengan indigen bakteria dalam mereduksi zat pencemar limbah minyak. Konsorsium indigen bakteri ditambahkan ke dalam reaktor wetland (105 cm x 30 cm x 30 cm) yang terdiri dari kompartement Vertical floating wetland dan constructed wetland dan dioperasikan kontinu selama 30 hari dengan waktu tinggal total 15 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa reaktor ini mampu menurunkan konsentrasi minyak-lemak 73-98%, Total Petroleum Hidorkarbon 77-99%, kandungan minyak 67-94%, dan juga minyak dan lemak 49 – 98%. Sehingga dapat disimpulkan, reactor continuous vertical flow wetlands kombinasi dengan indigen bakteri dan tanaman Vetiveria z mampu menurunkan kadar minyak-lemak, dan TPH

    Downflow Hanging Sponge (DHS) Reactor for Wastewater Treatment - A Short Review

    No full text
    A combination of upflow anaerobic sludge blanket (UASB) and downflow hanging sponge (DHS) reactor has emerged as an interesting alternative wastewater treatment process. The combined system not only exhibited good organic removal performance in pilot scale experiment, moreover, several studies in the last decades also showed the good efficiency and robustness of DHS reactor in full-scale operation for wastewater treatment. This paper provides a review on the basic concept, historical process development and application of the DHS reactor for wastewater treatment. Over twenty-year development of DHS technology suggests that DHS reactor had become a viable alternative not only solving the sanitation problems in developing countries but also great further potential development in the field of resources recovery technologies from wastewater

    Uji Efektivitas Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Mempercepat Laju Disinfeksi Bakteri Escheria Coli pada Proses Solar Water Disinfection

    No full text
    Solar Water Disinfection (SODIS) memerlukan waktu rata-rata berkisar antara 5-6 jam untuk dapat membunuh bakteri 3-4 Log pada air berkapasitas maksimal 2 liter atau 1 jam dengan suhu di atas 50°C. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dengan mengkombinasikan SODIS dengan psoralens, zat aktif seperti yang terdapat pada jeruk Lemon (Citrus Limon) dapat menginaktivasi bakteri hingga 5,6 Log reduksi dalam rentang waktu 30 menit pada suhu 29°C. Mengingat faktor ketersediaan dan harga jeruk lemon di Indonesia maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi jeruk nipis untuk dipergunakan dalam mempercepat laju disinfeksi pada proses SODIS. Adapun faktor-faktor yang akan dipelajari terkait dengan hubungan antara variasi dosis jeruk nipis, perubahan pH dan suhu air terhadap efisiensi inaktivasi bakteri yang mampu dihasilkan. Variasi jeruk nipis yang digunakan adalah 0%, 2%, 4% dan 6% dengan variasi waktu 0 menit, 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SODIS dengan menggunakan jeruk nipis mampu menginaktivasi E. coli sebesar 5.4 Log dengan waktu 1 jam pada suhu 32°C. Hal ini menunjukkan bahwa Jeruk nipis berpotensi untuk digunakan dalam mempercepat laju disinfeksi E. coli pada air minum. Kata Kunci : SODIS, E.coli, Psoralens, Jeruk Nipi

    UTILIZATION OF DISCARDED POTTERY AND COCONUT FIBER AS CERAMIC MEMBRANE FOR WATER QUALITY ENHANCEMENT

    No full text
    In recent years, ceramic membrane filtration for drinking water treatment has become an effective point of use technology in developing countries. This research have objective to develop and evaluate the performance of ceramic membrane filter in Yogyakarta. Several membrane compositions were made from Singkawang�s Clay and discarded pottery (grog), different amount of coconut fiber also added as combustible material. Membrane production process used traditional shaping technique and fired at 1005O C. Ceramic membrane filter material and filtered water were being investigated after filtration process. Filtered water quality was complying with Indonesia drinking water quality standard although it has low filtration rate (0,461 L/Hr). The most optimum ceramic membrane in turbidity and bacterial removal was variation number 10 {clay+coconut fiber 4,5%(w/w)+grog 5%(w/w)} that have average turbidity removal 88,2%, and average E. Coli removal 100%. N2 adsorptionDdesorption result on ceramic membrane show 0,04μm pore size, and 4,32m2 /g pore surface area.!The!result!from!the!XRD!(XDray!diffractometer)!indicates!crystal structure of calcite and quartz. Whereas micro�s photo using SEM (scanning electron microscopic) and TEM (transmitted electron microscopic) showed membrane surface consists of stacked aggregates, separated by more randomly oriented particles

    Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

    No full text
    Air limbah yang dihasilkan oleh PT Baradinamika Mudasukses (BDMS) merupakan lumpur yang bersifat koloid dan susah mengendap. Pemanfaatan lumpur kembali dalam proses reklamasi bekas lahan tambang batubara sebagai alternatif untuk mengangani permasalahan lumpur tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penambahan lumpur dan asam humat pada lahan bekas tambang batubara dengan tanaman reklamasi. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi media T1S1 (100% tanah; 0% lumpur), T2S2 (50% tanah; 50% lumpur), dan T3S3 (75% tanah; 25% lumpur) dengan variasi dosis asam humat H1 (0ml), H2 (7,5ml), dan H3 (15ml) dengan menggunakan tanaman Sengon (Paraserienthes falcataria) dan Akasia (Acacia mangium). Hasil dari penelitian ini menunjukan pada perlakuan T1S1 dan T2S2 dengan dosis 7,5ml (H2) pada kadar hara N-Total dan P-Tersedia sedangkan pada kadar hara K dan Ca pada perlakuan T2S2 dengan dosis 15ml (H3). Hasil pertumbuhan tinggi pada pada perlakuan T3S3 dengan dosis 7,5ml (H2) sebesar 16,1% dengan hasil nilai uji statistik sebesar 4,0b pada tanaman sengon dan pada tanaman akasia mengalami peningkatan tinggi sebesar 18% dan nilai hasil uji statistik sebesar 3,75b. Hasil pertumbuhan daun pada tanaman sengon memiliki nilai sebesar 2,75a dan pada tanaman akasia sebesar 3,0a. Kata kunci : Air Limbah, Lumpur, Asam Humat, Reklamas
    corecore