62 research outputs found

    Hubungan Jenis dan Frekuensi Makan dengan Suspect Dispepsia Mahasiswa S1 Keperawatan UNJA

    Get PDF
    Dyspepsia is the biggest disease in Jambi Province which ranks 9th. The influence factors occurrence of dyspepsia are the type and frequency of eating. Irregular eating habits and consuming spicy, acidic, fatty foods, coffee and soft drinks can cause dyspepsia. The purpose of the study was to know the relationship between type and eating frequency with number of suspect dyspepsia at Sarjana Degree nursing Students of Jambi University. This research is a quantitative correlational research with a cross sectional approach. Sampling using a total sampling technique of 106 samples. The instrument used was a questionnaire on the type and frequency of eating and a Suspect Dyspepsia questionnaire via google form. Data analysis using Chi Square. The results of this study showed that 41 respondents (38.7%) was suspected dyspepsia, 65 respondents (61.3%) was negative dyspepsia. the type of eating less well 64 respondents (60.4%), good was 42 respondents (39.6%). Meanwhile, the frequency of eating irregularly was 59 respondents (55.7%), while eating regularly was 47 respondents (44.3%). The results of the study on the type and frequency of eating obtained p-values of 0,000 and 0,023 <0,05, so there is a significant relationship between the type and frequency of eating with number of suspect dyspepsia at Sarjana Degree nursing Students of Jambi University. ABSTRAK Dispepsia merupakan penyakit terbesar di provinsi Jambi yang menempati posisi ke-9. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Dispepsia yaitu jenis dan frekuensi makan. Kebiasaan makan yang tidak teratur serta mengkonsumsi makanan yang pedas, asam, berlemak, kopi dan minuman bersoda bisa menyebabkan terjadinya Dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis dan frekuensi makan dengan angka Suspect Dispepsia pada mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif jenis Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 106 sampel. Instrument yang digunakan berupa kuesioner jenis dan frekuensi makan dan kuesioner Suspect Dispepsia melalui google form. Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini didapatkan mahasiswa yang Suspect Dispepsia 41 responden (38,7%), 65 responden (61,3%) Negatif Dispepsia. Adapun Jenis makan kurang baik 64 responden (60,4%), baik 42 responden (39,6%). Sedangkan frekuensi makan tidak teratur 59 responden (55,7%), makan teratur sejumlah 47 responden (44,3%). Hasil penelitian pada jenis dan frekuensi  makan didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 dan 0,023 < 0,05 maka Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis dan frekuensi makan dengan angka Suspect Dispepsia pada mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Jambi. Kata Kunci: Jenis, Frekuensi Makan, Suspect Dispepsia.

    PENGARUH PEMBERIAN BUBUK DAUN PEPAYA CALIFORNIA (CARICA PAPAYA) TERHADAP MORTALITAS JENTIK NYAMUK

    Get PDF
    ABSTRACT Introduce : Diseases that transmitted by mosquitoes have a high risk of mortality and morbidity. The effort to reduce the risk of diseases that transmitted by mosquitoes is by giving larvaside in powder form. Papaya leaves (Carica Papaya) are plants that have the potential for mosquito larvae mortality. Methods: Quantitative research, a type of pre-experimental research with Intac Group Comparasion research design. The research instrument used observation sheets. Purposive sampling was taken with a total of 50 samples grouped into 4 treatment groups with a dose of 60 mg, 150 mg, 300 mg, 500 mg and 1 control group. Results: The lowest larval mortality is at a dose of 60 mg (10%) and the highest mortality at a dose of 500 mg (60%). The results of the analysis in the treatment group are 60 mg, 150 mg and 300 mg obtained p-value> 0.05 so in conclusion there were no significant differences between the treatment groups of papaya leaf powder treatment group at that dose with the control group. The 500 mg group has a p-value of 0.011 <0.05, so it can be concluded that there is a significant difference between the papaya leaf powder treatment group with a concentration of 500 mg of the control group. Conclusion: The addition of papaya leaf powder with a concentration of 500 mg has an positive effect on the mortality of mosquito larvae. Keywords: Powder, Papaya Leaves, Mortality   ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit yang ditransmisikan oleh nyamuk memiliki risiko tinggi pada mortalitas dan morbiditas. Adapun upaya untuk mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ialah dengan pemberian larvasida dalam bentuk bubuk. Daun pepaya (Carica Papaya) merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai larvasida alami. Metode : Penelitian kuantitatif, jenis penelitian pre-eksperimental dengan desain penelitian Intac Group Comparasion. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah 50 sampel yang dikelompokan menjadi 4 kelompok perlakuan dengan dosis 60 mg, 150 mg, 300 mg, 500 mg dan 1 kelompok kontrol.  Hasil : Mortalitas jentik terendah pada dosis 60 mg (10%) dan mortalitas tertinggi pada dosis 500 mg (60%). Hasil analisis pada kelompok perlakuan 60 mg, 150 mg dan 300 mg didapatkan nilai p-value > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan bubuk daun pepaya pada dosis tersebut dengan kelompok kontrol. Kelompok 500 mg  memiliki nilai p-value 0,011 < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan bubuk daun pepaya konsentrasi 500 mg dengan kelompok kontrol. Kesimpulan : Pemberian bubuk daun pepaya dengan konsentrasi 500 mg mempunyai pengaruh terhadap mortalitas jentik nyamuk. Kata kunci : Bubuk, Daun Pepaya, Mortalita

    Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Dan Diskusi Kelompok Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Putri Ayu

    Get PDF
    Latar belakang : ASI adalah makanan ideal untuk bayi baru lahir dan dengan pemberian ASI secara eksklusif dapat memberikan bayi semua nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi cakupan pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jambi Tahun 2014 sebesar 73,62 %. Cakupan ini masih jauh di bawah target pencapaian pemberian ASI Eksklusif Nasional yaitu 80 %. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif di Kota Jambi pada tahun 2016 sebesar 63,88%. Dan puskesmas Putri Ayu merupakan puskesmas terendah keberhasilan pemberian ASI Eksklusif dengan jumlah presentase 22,4% dari beberapa puskesmas di Kota Jambi. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy eksperimenl, pendekatan pretest posttest group designs. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester tiga yang berkunjung di puskesmas Putri Ayu. Pengambilan sampel  dengan teknik nonprobability sampling (sampel non random) dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel 28 orang. Hasil : Nilai Exact Sig sebesar 0.004 < 0.05 ( 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode sebelum ceramah dengan metode setelah ceramah.  Nilai Exact Sig sebesar 0.001 < 0.05 ( 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode sebelum diskusi kelompok dengan metode setelah diskusi kelompok. Simpulan : Pemberian pendidikan kesehatan bagi ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu dapat efektif dilaksanakan dengan metode ceramah juga diskusi kelompok

    USAHA GERAKAN RAMAH SANTUN LANJUT USIA (GERDU RASA LANSIA) MELALUI PELATIHAN RAMAH LANSIA PADA KADER POSYANDU LANSIA DI DESA PEMATANG RAHIM KECAMATAN MENDAHARA ULU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

    Get PDF
    ABSTRACT Background: An increase in the number of elderly requires attention and anticipation because it has wide implications in social life. The dependency ratio of the elderly in Jambi in 2017 was 18.73. It indicates that every 100 people of productive age bear around 18 to 19 elderly people. The family plays an important role in caring for the sick elderly, treating the elderly, promoting the quality of life of the elderly, as well as fulfilling daily activities, including the health status of the elderly. For this reason, complete health services for the elderly at Posyandu must continue to be improved by accommodating the needs of the elderly according to their age and physical condition.Method : Training with lecture system, practice, and simulation. Result : most of the participants did not understand about the role of health cadres in posyandu. Then the elderly posyandu cadres in Pematang Rahim Village, Mendahara Ulu District, Tanjung Jabung Timur Regency were carried out. The material presented was related to the definition, roles and functions of cadres, the 5-table posyandu system, most of the cadres understood what was explained by the presenters. Keywords: Cadres, Posyandu, Elderly   ABSTRAK Latar Belakang : Peningkatan jumlah lansia diperlukan perhatian dan antisipasi karena berimplikasi luas dalam kehidupan bermasyarakat. Rasio ketergantungan lansia di Jambi pada 2017 sebesar 18,73. Mengindikasikan setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 18 hingga 19 warga lansia, Keluarga memegang peran penting melakukan perawatan lansia sakit, pengobatan lansia, memajukan kualitas hidup lansia, serta pemenuhan aktivitas sehari-hari, termasuk status kesehatan lansia. Untuk itu, pelayanan kesehatan paripurna lansia di Posyandu harus terus ditingkatkan dengan mengakomodir kebutuhan lansia disesuaikan usia dan kondisi fisiknya. Metode : Pelatihan dengan sistem ceramah, praktik, dan simulasi.  Hasil : sebagian besar peserta belum memahami tentang peran kader Kesehatan di posyandu. Kemudian dilakukan kader posyandu lansia Desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Materi yang disampaikan terkait , definisi, peran dan fungsi Kader, sistem posyandu 5 meja sebagian besar  kader memahami apa yang di jelaskan oleh pemateri. Kata Kunci : Kader, Posyandu, lansi

    Gambaran Tingkat Pendidikan dan Tinggi Badan Orangtua Balita Stunting Usia 24-59 Bulan

    Get PDF
    Stunting has a large impact on the growth and development of children and also the economy of  Indonesia in  the  future.  Stunted toddlers will  generally  experience obstacles in cognitive and motor development and also have a greater risk for suffering from non- communicable diseases such as diabetes, obesity, and heart disease in adulthood. Parent's level of education and height are the main determinants of stunting. Therefore, the researcher wants to see an overview of the level of education and stunting of parents of stunting toddlers aged 24-59 months in the working area of the Puskesmas Siulak Mukai, Kerinci Regency. This type of research is descriptive research. In determining the number of samples in this study using a total sampling technique that is all parents who have stunting toddlers aged 24-59 months in the working area of the Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci used as samples with a total sample of 42 stunting toddlers, sampling using the purposive sampling method. Analysis of the data used in this study is univariate analysis. The  results  showed  that  the  level  of  education  of  high  school fathers  / equivalent was 42.9%, the level of education of high school / fathers as much as 40.5%, father's height was 55% more than the height of short fathers by 45%, high short maternal body as much as 59.5%. The level of education of parents of high school / equivalent and low maternal height can cause children to grow stunting

    Pengaruh Pemberian Bubuk Daun Pepaya California (Carica Papaya) terhadap Mortalitas Jentik Nyamuk

    Get PDF
    Diseases transmitted by mosquitoes are diseases that have a high risk of mortality and morbidity. One of the efforts to overcome the mosquito life cycle is by giving larvicides. The use of natural larvicides can be a safer alternative for health. Plants that have the potential as natural larvicides to kill mosquito larvae are papaya leaves (Carica Papaya). This study aims to determine the effect of giving powdered papaya california (Carica Papaya) leaves to the mortality of mosquito larvae. This research is a quantitative research with Intac Group Comparison research design. The research instrument used an observation sheet. Purposive sampling with a total of 50 samples were grouped into 4 treatment groups with a dose of 60 mg, 150 mg, 300 mg, 500 mg and 1 control group. Data analysis in the form of univariate analysis and using Wilcoxon statistical test. The lowest larval mortality was at a dose of 60 mg (10%) and the highest mortality was at a dose of 500 mg (60%). The results of the analysis in the 60 mg, 150 mg and 300 mg treatment groups obtained p-value > 0.05 so that there was no significant difference between the 60 mg, 150 mg, and 300 mg papaya leaf powder treatment groups and the control group. The 500 mg group had a p-value of 0.011 <0.05, so it can be concluded that there was a significant difference between the treatment group with 500 mg papaya leaf powder and the control group. Giving papaya leaf powder with a concentration of 500 mg has an effect on the mortality of mosquito larvae

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba di SMPN 25 Kota Jambi

    Get PDF
    Di Indonesia, sebanyak 2,3 juta pelajar di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Pengetahuan masyarakat mengenai penyalahgunaan narkoba masih rendah, terutama pada usia remaja. Kurangnya pengetahuan remaja dalam penyalahgunaan narkoba dapat disebabkan karena kurangnya informasi seperti Pendidikan Kesehatan salah satunya penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan narkoba di SMPN 25 Kota Jambi. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Pre-Eksperimen (pre-post test design with one group). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 responden dengan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Uji statistik menggunakan uji paired-sample t-test. Hasil penelitian yang didapat pada pre-test 59,5% responden berpengetahuan cukup dan pada post-test tingkat pengetahuan sebagian besar responden meningkat menjadi 66,7% berkategori baik. Hasil uji statistik didapatkan hasil p-value = 0,000 berarti ? ? (0,05) sehingga Ho ditolak yang artinya pengetahuan responden penelitian antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan narkoba di SMPN 25 Kota Jambi

    Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN 49/IV Kota Jambi

    Get PDF
    Lifestyle changes that lead to westernization and sedentary life style are often found in big cities in Indonesia. Poor eating patterns and low physical activity trigger obesity. Therefore, researchers want to see the relationship between diet and physical activity on the incidence of obesity at the age of elementary school children in SDN 49/ IV Jambi City. This research was quantitative correlational research with a cross-sectional approach. The instrument used was a questionnaire via Google Form. Taking 49 samples using purposive sampling technique. To find out the child's weight status CDC-2000 chart is used. Analysis of data using the Spearman Rank test. The results showed most of the children's eating patterns were in the good category (53.1%), and most of the children's physical activities were in the low category (55.1%). The results obtained p-value of 0.013 <0.05 means that there is a significant relationship between diet and obesity. Physical activity on the incidence of obesity obtained p-value 0.020 <0.05 means that there is a significant relationship between physical activity on the incidence of obesity. Based on the results, it is concluded that the better the child's eating patterns and the higher the child's physical activity, the better the child's weight status.                                       Keywords: Diet, Physical Activity, Obesitas Abstrak Perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan pola hidup yang kurang gerak (sedentary life style) sering ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Pola makan yang kurang baik dan aktivitas fisik yang rendah menjadi pemicu terjadinya obesitas. Oleh karena itu peneliti ingin melihat hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada usia anak sekolah dasar di SDN 49/IV Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis korelasional dengan pendekatan Cross Sectional.  Instrumen yang digunakan adalah kuesioner melalui google form. Pengambilan 49 sampel menggunakan teknik purposive sampling. Untuk megetahui status berat badan anak digunakan grafik CDC-2000. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pola makan anak dalam kategori baik (53,1%), dan sebagain besar aktivitas fisik anak dalam kategori rendah (55,1%) serta didapatkan nilai p-value sebesar 0,013 < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap kejadian obesitas. Aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas didapatkan nilai p-value 0,020 < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan semakin baik pola makan anak dan semakin tinggi aktivitas fisik anak, maka semakin baik status berat badan anak. Kata Kunci : Pola Makan, Aktivitas Fisik, Obesitas          

    Hubungan Kecemasan dengan Kesepian pada Remaja Putri Boarding School di Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi

    Get PDF
    Kesehatan mental adalah bagian peenting untuk mencapai kesehatan yang baik. Prevalensi penderita gangguan mental emosianal di Provinsi Jambi adalah sebanyak 3,6% dan sebagian orang yang mengalaminya adalah kelompok remaja. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan, sering mengalami perubahan suasana hati sehingga sangat rentan mengalami kecemasan. Kecemasan menjadi bagian dari problema belajar dan perpisahan pada setiap remaja yang akan mulai memasuki lingkungan baru. Lingkungan tempat belajar yang baru merupakan salah satu hal yang dapat memicu munculnya rasa kesepian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kesepian pada remaja putri boarding school di Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode cross sectional. Menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 131 orang dan populasi berusia 12 sampai 15 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Zung-Self rating Anxiety Scale untuk mengukur kecemasan dan University of California of Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale untuk mengukur kesepian. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 58 orang (47,2%) dan sebanyak 61 (49,6%) orang mengalami kesepian berat. Berdasarkan hasil uji statistic correlation gamma didapatkan nilai p sebesar 0,000 dan r 0,078*. Terdapat hubungan antara kecemasan dengan kesepian pada remaja putri boarding school  di Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Provinsi Jambi. Kata Kunci: Kecemasan, Kesepian, Remaja. Abstract Mental health is an important part of achieving good health. The prevalence of sufferers of mental emotional disorders in Jambi Province is 3.6% and some of the people who experience it are teenagers. Adolescence is a period of transition or transition, often experiencing mood swings so that it is very vulnerable to experiencing anxiety. Anxiety becomes part of the learning and separation problems for every teenager who will start entering a new environment. The new learning environment is one of the things that can trigger feelings of loneliness. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and loneliness in young women boarding school at Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Jambi Province. The type of research used is quantitative with a cross sectional methode. Using a total sampling technique with a total sample of 131 people and a population aged 12 to 15years. The instruments used were the Zung-Self rating Anxiety Scale questionnaire to measure anxiety and the University of California of Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale to measure loneliness. The results showed that most of the respondents experienced mild anxiety, namely as many as 58 people (47.2%) and as many as 61 (49.6%) people experienced severe loneliness. Based on the statistical correlation gamma test results, the p value was 0.000 and r 0.078*. There is a relationship between anxiety and loneliness in young women boarding school at Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah, Jambi Province
    corecore