15 research outputs found

    Model project based learning (PBL) dalam pembelajaran mandiri pada program paket C

    Get PDF
    Model project based learning (PBL) dalam pembelajaran mandiri pada program paket C adalah model pembelajaran program pendidikan kesetaraan paket c yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang diterapkan dalam pembelajaran mandiri pada program paket C. Tujuan pengembangan model ini adalah terformulasikannya model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran mandiri pada program paket C dengan menggunakan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

    Silabus pembelajaran project based learning : model project based learning (PjBL) dalam pembelajaran mandiri pada pendidikan kesetaraan paket C

    Get PDF
    Silabus dan RPP yang telah disusun terdiri dari 1) analisis SK—KD, 2)penentuan tema, 3) silabus kelas perlakuan, 4) silabus kelas kontrol, 5) RPP kelas perlakuan, dan 6) RPP kelas kontrol, yang telah diterapkan selama ujicoba model di lokasi ujicoba model project based learning (PjBL) dalam pembelajaran mandiri pada pendidikan kesetaraan paket C

    Model pendampingan pemasaran dan kemitraan pada program kewirausahaan berbasis pariwisata

    Get PDF
    Model pendampingan pemasaran dan kemitraan pada program kewirausahaan berbasis pariwisata merupakan sebuah solusi alternatif yang digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada pengembangan pemasaran dan kemitraan para pelaku usaha dalam melaksanakan kewirausahaan berbasis pariwisata. Oleh karena itu tujuan disusunnya model pendampingan pemasaran dan kemitraan pada program kewirausahaan berbasis pariwisata, antara lain: a) Memandu atau memberikan acuan bagi penyelenggara program kewirausahaan, terutama para pengelola dan instruktur dalam melaksanakan pendampingan kewirausahaan pariwisata secara terencana dan menyeluruh, b) Memberikan acuan bagi instruktur untuk meningkatkan kompetensi kelompok usaha pariwisata. Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan pendampingan pemasaran dan kemitraan pada program kewirausahaan berbasis pariwisata adalah a) pelaku usaha (peserta dampingan) dapat mempromosikan dan memasarkan potensi dan produk usaha pariwisata melalui media elektronik dan media cetak, b) melakukan kemitraan usaha. Oleh karena itu, model pendampingan pemasaran dan kemitraan difokuskan pada tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendampingan. Perencanaan pendampingan mencakup tahap persiapan meliputi 1) mengidentifikasi potensi SDM dan SDA, 2) membantu proses rekruitmen dan seleksi anggota kelompok dampingan, dan 3) Orientasi kegiatan pendampingan. Sementara perencanaan program meliputi 1) mengidentifikasi potensi pemasaran usaha dan kemitraan pariwisata, 2) mengidentifikasi jenis produk usaha, 3) mengidentifikasi calon mitra, 4)mengumpulkan dan mengolah data hasil identifikasi, 4) merekomendasikan jenis produk usaha, 5) menganalisis kebutuhan pemasaran dan kemitraan, 6) menganalisis kelayakan usaha dan menetapkan lembaga yang akan menjadi mitra. Pelaksanaan pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu memecahkan persoalan yang dihadapi kelompok usaha dalam pemasaran produk usaha periwisata dan kemitraan usaha melalui beberapa pendekatan dan pola pendampingan, dengan peran pendamping sebagai fasilitator, motivator, inovator, katalisator, dan mediator. Evaluasi pendampingan dilakukan untuk melihat keberhasilan program dengan cara penugasan dan refleksi kepada pendamping dan dampingan.Hasil pendampingan pemasaran dan kemitraan pada programkewirausahaan berbasis pariwisata yaitu kelompok usaha memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan memasarkan produk usaha pariwisata dan mampu menjalin kemitraan sehingga meluasnya jaringan kemitraan dan pemasaran dengan menggunakan media elektronik maupun media cetak. Model ini diujicobakan di dua lokasi yaitu Desa Cisaat Kec.Ciater Kab.Subang dan Desa Panjalu Kec. Panjalu Kab. Ciamis dengan peserta didik atau dampingan masing-masing 10 orang. Pelaksanaan ujicoba ini dengan menerapkan kurikulum pembelajaran sebanyak 96 jam pelajaran

    Bahan ajar multikeaksaraan : mari berhitung

    Get PDF
    Pendidikan Multikeaksaraan merupakan panduan yang disusun sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran multikeaksaraan. Dengan tersusunnya bahan ajar ini diharapkan dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran pada pendidikan keaksaraan lanjutan khususnya pendidikan multikeaksaraan. Bahan ajar ini berisi tentang berhitung

    Bahan ajar pndidikan multikeaksaraan : mari membaca 2

    Get PDF
    Pendidikan multikeaksaraan merupakan panduan yang disusun sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran multikeaksaraan. Dengan tersusunnya bahan ajar ini diharapkan dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran pada pendidikan keaksaraan lanjutan khususnya pendidikan multikeaksaraan. Bahan ajar ini berisi tentang membaca

    Model bahan ajar sistem modular pada pendidikan kesetaraan paket c mahir dalam jaringan

    Get PDF
    Program pendidikan kesetaraan Paket C Mahir Dalam Jaringan (daring) merupakan layanan pendidikan menengah yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) yang berada pada jalur pendidikan nonformal. Dimana pembelajarannya menggunakan jaringan internet. Pembelajaran program paket C mahir dalam jaringan dilakukan melalui pembelajaran mandiri dan tutorial. Pembelajaran mandiri berfokus pada penguasaan kompetensi dari materi yang dipelajari peserta didik dalam waktu tertentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam hal ini, strategi pembelajaran paket C mahir dalam jaringan ini lebih kepada pembelajaran sistem modular. Implikasi utama dari kegiatan belajar mandiri adalah perlunya mengoptimalkan sumber belajar dan tetap memberikan peluang otonomi yang lebih besar kepada peserta didik dalam mengendalikan kegiatan belajarnya. Peran pendidik bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang untuk mempraktikkan hasil belajar, dan mambantu bahwa apa yang dipelajari akan berguna dalam kehidupannya. Untuk itulah diperlukan modul yang praktis dan mudah dipahami sebagai sumber belajar utama dalam kegiatan belajar mandiri. Adapun langkah-langkah dalam pengembangan atau penyusunan bahan ajar dalam pendidikan kesetaraan paket C mahir dalam jaringan yaitu: 1) Tahap perencanaan yang terdiri dari Penyusunan garis-garis besar isi modul/peta konsep/alur pembelajaran dan pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran. 2) Tahap penulisan modul yang terdiri dari mempersiapkan rancangan penulisan (menentukan pokok bahasan, mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan, dan menyusun rancangan penulisan) dan memulai penulisan modul. 3) Tahap review dan revisi. 4) Tahap finalisasi. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam mendukung pembelajaran paket C mahir dalam jaringan selain mengembangkan media cetak berupa modul yang didigitalisasikan juga dikembangkan media non cetak berupa videoscribe dan Screencast O Matic (SOM). Dengan dikembangkannya media ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam melakukan pembelajaran secara mandiri. Hasil ujicoba pengembangan bahan ajar pada pendidikan kesetaraan paket C mahir dalam jaringan yang dilakukan kepada akademisi (expert), pendidik (user) dan peserta didik (end user) dapat disimpulkan bahwa modul-modul pada pendidikan kesetaraan paket C mahir dalam jaringan secara tampilan modul cukup menarik, modul sesuai dengan SK-KD yang ada, dan keterpahaman modul pun cukup mudah dipahami oleh pengguna. Walaupun masih terdapat kekuranga-kekurangan danperlu ditingkatkan lagi kemenarikan dari modul tersebut

    Manajemen Pengorganisasian dan Personalia ( Penelitian di Madrasah Aliyah Raudlatul Muta’allimin Pangauban Pacet Kab. Bandung)

    No full text
               Organizing and personnel management is one of the most important parts in the management of educational institutions. Organizing and personnel management theories are important to run in educational institutions in order to realize organizational goals. this research aims to determine and identify the application of organizing and personnel management at Islamic High School Raudlatul Mut’allimin, which is located in Pangauban Village, Pacet District, Bandung. In this research, using qualitative approach and descriptive method. This source of information is the Head of Madrasah, the teachers and employees of the Islamic High School. Data collection techniques through observation, interviews and document analysis. The results of this research showed that Organizing and personnel management at Islamic High School Raudlatul Muta’allimin is carried out through planning by setting direction and goals, setting targets, formulating who will carry out tasks, setting priority positions, identifying various problems and needs and setting criteria in the recruitment of personnel. The implementation is by creating an organizational structure, assigning personal assignments and assigning tasks and programs. As for the supervision carried out intensively, both daily monitoring, supervision, monthly meetings and meetings that are incidental. In its application, organizing and personnel management can’t be used effectively and efficiently at this Islamic High School. It identifies the need for improvements internally in many ways, including in the organizational structure, division of labor, coordination, communication and others

    Konsep Masyarakat Islami Dan Karakteristiknya Menurut Ali Ahmad Madkur

    No full text
    Problematika kehidupan bermasyarakat saat ini tidak ada habisnya, sering dijumpai  berbagai  kasus pertikaian, konflik dan permusuhan disebabkan hate speech, saling mengejek, saling fitnah, saling menyalahkan dan tidak saling menghargai baik antar suku, ras dan golongan. Untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang damai, nyaman dan aman, masyarakat harus dapat mewujudkan nilai-nilai keadilan, persaudaraan dan sikap saling menghargai. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui konsep masyarakat Islami dan memahami karakteristik dan ciri-ciri masyarakat Islami menurut Ali Ahmad Madkur. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research) yang menjadikan bahan pustaka sebagai sumber utama penelitianya. Pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Islami adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan agama yakni agama Islam. Masyarakat Islami adalah masyarakat Rabbani (berpegang pada nilai-nilai Ilahi), manusiawi dan seimbang (harmonis) serta perpedoman kepada sumber hukum Al-Qur’an dan Hadis Nabi saw. Komponen-komponen yang membentuk masyarakat Islami adalah adanya individu-individu yang membentuk suatu jama’ah (perkumpulan), adanya ikatan atau hubungan antara individu, adanya sistem/aturan yang diberlakukan dan akidah sebagai unsur terpenting. Adapun pilar-pilar masyarakat Islami adalah ilmu pengetahuan, keadilan, amal/ pekerjaan dan kebebasan
    corecore