1 research outputs found

    Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Angka Kejadian Dermatitis Seboroik

    Get PDF
    Background : The incidence of seborrheic dermatitis is related to several risk factors, one of them is gender. Men have a two times greater incidence than women, associated with androgen hormone stimulation, resulting in sebaceous activity to produce more sebum. Increased sebum can induce Malassezia proliferation and trigger seborrheic dermatitis. Purpose : To determine the correlation between gender and incidence rate of seborrheic dermatitis in dermatovenerology polyclinic of regional general hospital dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2019. Method : Using an observational analytical design with a cross-sectional approach. The samples were collected by using total sampling technique. Data collection was done by recording in medical records and registration books and then analyzed them using the Chi-Square test. Results : There were 217 samples collected. There were 52 male patients (63%) and 31 female patients (37%) with dermatitis seborrheic, while in atopic dermatitis based on gender, 58 male patients (43%) and 76 female patients (57 %) were found. Chi-Square statistical test results obtained p = 0.008 (p <0.05) which meant a significant correlation between gender and incidence rate of seborrheic dermatitis. Conclusion : The final results show that the male sex, has a greater risk to trigger seborrheic dermatitis.Latar Belakang : Kejadian dermatitis seboroik berkaitan dengan beberapa faktor risiko, salah satunya ialah jenis kelamin. Laki-laki mengalami peningkatan insiden dua kali lebih besar dibandingkan perempuan, dikaitkan dengan stimulasi hormon androgen, sehingga terjadi aktivitas kelejar sebasea untuk memproduksi sebum yang lebih. Peningkatan sebum dapat menginduksi proliferasi Malassezia dan memicu terjadinya dermatitis seboroik. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan angka kejadian dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2019. Metode Penelitian : Menggunakan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan pada rekam medis dan buku registrasi dan kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Didapatkan dari 217 sampel yang didapat. Pada penderita dermatitis seboroik laki-laki sebanyak 52 orang (63%) dan pada perempuan sebanyak 31 orang (37%), sedangkan pada dermatitis atopik berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebanyak 58 orang (43%) dan pada perempuan 76 orang (57%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p=0,008 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan angka kejadian dermatitis seboroik. Kesimpulan : Hasil akhir menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki, memiliki risiko yang lebih besar untuk memicu terjadinya dermatitis seboroik
    corecore