140 research outputs found
THE DIVERSITY AND DISTRIBUTION OF SEAGRASS IN KARANG TIRTA BEACH PADANG CITY, WEST SUMATERA
Diversity and Distribution of Seagrass in Karang Tirta Beach Padang City, West Sumatera was conducted from April to June 2011. This study was intended to analyze the diversity, distribution pattern, coverage, composition and structure community of seagrass in Karang Tirta beach. Measurement of distribution aspect was analyzed with line transect method and sample of seagrass collected by using squares plot 0.5 x 0.5 m. Approximately 12 ha total of seagrass was estimated in various areas, such as: intertidal zone of tourism area, people settlement and mangrove zone. Seagrass distribution pattern was grouping category, and it was found 2 of 13 Species from Family Hidrocharitaceae of Indonesian seagrass exist, they were Thalassia hemprichii about 1.59 and Enhalus acoroides about 9.95. They were included into poor seagrass category with coverage ranged between 21.11% for T. hemprichii and 5.66% for E. acoroides. The highest species density was T. hemprichii (309.2 ind/m2) with appearance frequency value 100% and important value 252. The lowest species density was E. acoroides (7.73 ind/m2) with appearance frequency value 33.33% and important value 48.
Pengaruh Kitosan Dan Trichoderma SP. Terhadap Keparahan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum Capsici (Syd.) Butl. Et Bisby) Pada Buah Cabai (Capsicum Annuum L.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa (C. capsici) pada buah cabai (C. annuum L.). Hipotesis yang diajukan ialah bahwa aplikasi kitosan dan Trichoderma sp. dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, terdapat perbedaan pengaruh antara perlakuan kitosan, dan Trichoderma sp. terhadap keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, dan kitosan tidak berbeda jauh dengan fungisida berbahan aktif kaptan dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai. Penelitian inidilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Mei hingga Agustus 2012. Percobaan ini terdiri atas 5 perlakuan, yaitu kontrol (P1), kitosan (P2), kitosan+Trichoderma sp. (P3), Trichoderma sp. (P4), dan fungisida berbahan aktif kaptan (P5). Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan masing-masing perlakuan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam kemudian untuk melihat perbedaan antar perlakuan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan, kitosan+Trichoderma sp. dan fungisida sintetis berbahan aktif kaptan dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai. Trichoderma sp. saja tidak dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai, dan pengaruh kitosan dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebanding dengan fungisida sintetis berbahan aktif kaptan
The Heat Exchanger Performance of Shell and Multi Tube Helical Coil as a Heater Through the Utilization of a Diesel Machine\u27s Exhaust Gas
A review on reutilization of heat waste from a diesel machine is absolutely important. This is because the exhaust gas potential of a Diesel machine keeps increasing and not much has been utilized by the industry. One of the techniques of reutilizing the heat waste in industry is by using a heat exchanger. The technique is also very useful for the environment because it can reduce air pollution caused by the exhaust gas of the diesel machine. The main purpose of the research is to find out the capability of shell and multi-tube helical coil HE as an air heater by utilizing the exhaust gas of the Diesel machine. The heat exchanger of shell and multi-tube helical coil utilizes the exhaust thermal gas of the Diesel machine as the air heater already made. The apparatus has the following dimension: the shell length of 1.05 m, diameter 0.1524 m, tube length of 3.25 m with 20 coils, tube diameter of 0.011 m, coil diameter of 0.0508 m with 4 helical coils. The type of Diesel machine to use in the testing is 4FB1 Isuzu Diesel engine. The machine has the maximum machine power and rotation of 54 kW and 3,600 rpm. The performance testing of heat exchanger has been conducted in some variations of Diesel machine rotations of 1,500 rpm, 1,750 rpm, 2,000 rpm, 2,250 rpm and 2,500 rpm. The testing result shows a maximum effectiveness to happen at the machine rotation of 1,500 rpm. The maximum effectiveness to get is 67.8% and then it goes down drastically in accordance with the increase of air mass flow rate. The hot air temperature created is from 47.1°C to 52.3°C so that it can be used for the purpose of drying up the unhulled rice
Performa Reproduksi Sapi Perah di Sumatera Barat
Penelitian bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi perah di Sumatera Barat. Metode yang dilakukan adalah survey terhadap 24 ekor sapi perah yang dikelola oleh Perusahaan di Kabupaten 50 Kota dan 35 ekor sapi perah yang dikelola oleh peternakan rakyat di Kota Padang Panjang. Analisis data dengan deskriptif, serta dilakukan uji T dengan program SPSS versi 12. Hasil penelitian menunjukkan umur beranak pertama (Age at First Calving) sapi perah di Kabupaten 50 Kota dan Kota Padang Panjang masing-masing 31,63±6,37 bulan dan 30,17±4,10 bulan; masa kosong (Days Open) 260,63±147,04 hari dan 192,26±114,04 hari; sedangkan selang beranak (calving interval) 548,63±168,30 hari dan 477,26±114,04 hari. Performa reproduksi di kedua daerah ini belum baik karena melebihi jangka waktu optimal untuk ketiga variabel tersebut. Tidak ada perbedaan (P>0,05) antara penampilan reproduksi sapi perah di kedua daerah penelitian
Pemanfaatan Kitosan Dan Trichoderma SP. Rifai. Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum Gloeosporioides Penz.) Pada Buah Pisang Cavendish
Antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit pascapanen penting pada buahbuahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kitosan dan Trichoderma sp. dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur C. gloeosporioides secara in vitro dan mengetahui efektifitas kitosan dan Trichoderma sp. terhadap intensitas penyakit antraknosa yang disebabkan oleh C. gloeosporioides pada buah pisang cavendish. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Mei 2013 sampai dengan September 2013. Percobaan ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dan lima ulangan, yaitu kontrol (P0), kitosan (P1), Trichoderma sp. (P2), kombinasi kitosan dan Trichoderma sp. (P3) dan fungisida mankozeb (P4). C. gloeosporioides diperoleh dari isolasi buah pisang yang bergejala antraknosa. Pengujian secara in vitro, perlakuan kitosan konsentrasi 0,75% dicampurkan ke dalam media potato sukrose agar, perlakuan Trichoderma sp. (dual culture method), perlakuan kombinasi kitosan dan Trichoderma sp. dengan mencampurkan kitosan pada media dan dikombinasikan dengan Trichoderma sp. (dual culture method) serta perlakuan fungisida mankozeb konsentrasi 0,1% dicampurkan ke dalam media. Metode tersebut juga digunakan untuk pengujian secara in vivo pada buah pisang. Hasil pengujian secara in vitro, perlakuan kitosan, Trichoderma sp. dan kombinasi kitosan dan Trichoderma sp. efektif menghambat pertumbuhan koloni jamur C. gloeosporioides. Pada uji in vivo, masing-masing perlakuan tidak efektif menghambat intensitas penyakit antraknosa
Assosiation between Serum Cortisol Levels and Anxiety levels In Elective and Emergency Cesarean Section: Hubungan antara Kadar Kortisol Serum dan Tingkat Kecemasan Pada Operasi Caesar Elektif dan Darurat
Objective: To detect anxiety before elective and emergency cesarean section.
Methods: This study was a cross-sectional study. The number of research samples was 42 samples consisting of 21 pregnant patients with an elective cesarean section plan and 21 pregnant patients with an emergency cesarean section at Prof. RSUP. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado and Network Hospital in Manado from March 2021 to June 2021. Anxiety was assessed by examining serum cortisol and anxiety levels according to the Hamilton questionnaire (HAM-A). The data were then analyzed using SPSS version 23.0 software.
Results: Cortisol levels were higher in emergency cesarean section (mean 21.590±11.6392) compared to elective cesarean section (mean 10.586±4.9501). Anxiety levels according to HAM-A scores were higher in emergency cesarean section (mean 15.33±7.722) compared to elective cesarean section (mean 7.19±3.614).
Conclusion: There was a significant positive correlation between cortisol levels and anxiety levels based on HAM-A scores.
Keywords: cesarean section , cortisol, HAM-A score. anxiety,
Abstrak
Tujuan: Untuk mendeteksi kecemasan sebelum tindakan seksio sesarea elektif dan emergensi.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian cross-sectional. Jumlah sampel penelitian 42 sampel terdiri dari 21 pasien hamil dengan rencana seksio sesarea elektif dan 21 pasien hamil dengan rencana seksio sesarea emergensi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan RS Jejaring di Kota Manado dari bulan Maret 2021 sampai bulan Juni 2021. Kecemasan dinilai melalui pemeriksaan kortisol serum dan tingkat kecemasan menurut kusioner Hamilton (HAM-A). Data kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 23.0.
Hasil: Kadar kortisol secara rata-rata lebih tinggi pada seksio sesarea emergensi (mean 21.590±11.6392) dibandingkan dengan seksio sesarea elektif (mean 10.586±4.9501). Tingkat kecemasan menurut skor HAM-A secara rata-rata lebih tinggi pada seksio sesarea emergensi (mean 15.33±7.722) dibandingkan dengan seksio sesarea elektif (mean 7.19±3.614).
Kesimpulan: Terdapat korelasi positif bermakna antara kadar kortisol dan tingkat kecemasan berdasarkan skor HAM-A pada semua subjek penelitian.
Kata kunci: kortisol, seksio sesarea, skor HAM-A. kecemasa
Analisa Unjuk Kerja Mesin Honda Astrea C 800 dengan Bahan Bakar Ethanol
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi dunia begitu pesat saat ini. Seiring dengan itu kebutuhan energy tentunya semakin bertambah pada semua sektor. Dari sektor transportasi, misalnya pada kenderaan sepeda motor pertumbuhannya sangat signifikan, tentunyamembutuhkan banyak bahan bakar. Oleh karena itu perlu dicari bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Bahan bakar Honda Astrea C800 menggunakan premium atau pertamax, setelah dilakukan penelitian ternyata ethanol dapat dijadikan bahan bakar alternatif. Namun perlu dilakukan beberapa modifikasi pada enjin sehingga memberikan kenaikan efisiensi. Dapat dilihat dari beberapa indikasi Perubahan kenaikan torsi, daya, kerja dan mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Penelitian ini menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu pertamax dan ethanol. Dari hasil modifikasi enjin ternyata kondisi yang optimum tepat pada perbandingan kompresi 11,8 : 1.Kemudian dilakukan penelitian dengan berbagai variasi putaran mesin 3000 rpm, 3500rpm, 4000 rpm, 4500 rpm, 5000 rpm, 5500 rpm dan 6000 rpm. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan ethanol sangat sesuai bagi enjin sepeda motor Astrea C 800 dapat dilihat dari indikasi yang diperoleh dimana daya maksimal meningkat sebesar 0,45 HP dari penggunaan bahan bakar pertamax pada putaran 6000 rpm demikian pula konsumsi ethanol lebih irit 0,021 l/h dibandingkan denganpertamax
- …