16 research outputs found

    Performa Pendidikan Kesejahteraan Sosial Indonesia

    Get PDF
    Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang terus berkembang menjawab kebutuhan pelayanan sosial. Di Indonesia, pekerjaan sosial berkembang menjadi dua kategori yang diakui pemerintah, yaitu relawan sosial dan pekerja sosial profesional. Relawan sosial yang kegiatan yang bersifat charity dan philanthrophy dapat dilakukan oleh siapa saja dengan latar belakang apa saja. Namun demikian, pekerja sosial profesional adalah kegiatan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan nilai dalam menjawab kebutuhan pelayanan sosial. Pekerja sosial profesional merupakan lulusan dari pendidikan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang ada di Indonesia. Ketersediaan pekerja sosial profesional tergantung pada performa pendidikan Ilmu Kesejahteraan Sosial di Indonesia. Kualitas pendidikan ilmu Kesejahteraan Sosial dapat didukung salah satunya dengan keberadaan Asosiasi Pendidikan Pekerjaan Sosial. Di Indonesia, asosiasi ini dikenal sebagai Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia (IPPSI). Ikatan pendidikan sangat penting dalam membangun kerjasama dan kesepakatan terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan terkait dengan tuntutan perkembangan kebutuhan pekerja sosial profesional. Saat ini di Indonesia sudah terdaftar tiga puluh enam (36) sekolah yang mengajarkan pendidikan pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial sebagaianggota dari IPPSI. 36 sekolah tersebut terbagi menjadi beberapa kategori kementerian, yaitu (10) perguruan tinggi negeri di bawah Kemendikbud, sembilan belas (21) perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Kopertis, satu (1) perguruan tinggi di bawah Kemensos, serta lima (4) perguruan tinggi di bawah Kemenag

    Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai jalan Datuk Laksamana No 1 Dumai-Riau. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan pemberian pelatihan dan pembinaan dalam menumbuhkan semangat jiwa wirausaha USAha kecil pada masa yang akan datang. Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pelatihan dan pembinaan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai diperoleh thitung lebih besar dari t­­tabel yaitu 9.361 > 1,999. Artinya pelatihan dan pembinaan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai. Besar pengaruh variabel terikat dapat dilihat dari nilai Koefisien determinasi (R square) yang besarnya adalah 0,590 atau 59,0% sedangkan sisanya 41,0% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini

    The Primary Profession of Social Worker: Eksistensi Pekerja Sosial Sebagai Suatu Profesi

    Get PDF
    Esensi mendasar dari kemasan pembangunan kesejahteraan sosial melalui berbagai pelayanan adalah pemerataan kesejahteraan hidup seluruh komponen bangsa dengan standar hak asasi manusia. Dengan basis hak asasi, kualitas pelayanan sudah menjadi tuntutan. Pelayanan sosial sebagai tuntutan hak asasi manusia sangat penting, dan kualitas pelayanan yang baik menjadi keharusan yang tidak dapat dipungkiri. Karenanya, pelayanan sosial harus terencana secara sistematis, serta memenuhi standar kualitas pelayanan yang sesuai dengan filosofi bangsa, dan tuntutan profesionalisme. Dalam situasi dan kondisi perkembangan permasalahan sosial dan tuntutan publik terhadap orientasi kebijakan dan program pembangunan kesejahteraan sosial yang bertumpu pada keadilan untuk semua dan melindungi hak asasi manusia pada masa yang akan datang, dibutuhkan tenaga-tenaga profesional pekerjaan sosial. Maka, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengubah mindset masyarakat, meningkatkan eksistensi pekerja sosial sebagai suatu profesi kepada khalayak bukan hanya sekedar kegiatan charity melainkan sebagai suatu profesi yang memiliki knowledge, skill, dan values dalam praktiknya

    Peranan Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia untuk Menghadapi ASEAN Community 2015 Studi Kasus: Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung

    Get PDF
    Perguruan Tinggi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sebuah negara. Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI) sebagai perguruan tinggi besar di Indonesia juga turut berperan dalam menghadapi ASEAN Community. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan UNPAD, ITB, dan UI dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghadapi ASEAN Community. Penelitian ini menyajikan karakteristik kelembagaan yang berbeda dari tiga institusi sebagai representasi dari keadaan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.Teori yang digunakan untuk mengkaji tema penelitian ini menggunakan perspektif Kesejahteraan Sosial khususnya Teori Social Development dan perspektif Hubungan Internasional dengan Teori Epistemic Community. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan teknik studi kasus. Sumber data meliputi data primer melalui indepth interview maupun data sekunder dengan analisis deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga perguruan tinggi tersebut sudah melakukan persiapan dalam menghadapi ASEAN Community. Hal tersebut dilihat dari aspek-aspek visi dan misi; aturan; pedoman tata kelola; student body; sumber daya manusia; infrastruktur; tri dharma perguruan tinggi; kerjasama Internasional

    Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal Kettner dalam Organisasi Layanan Sosial Rifka Annisa Women Crisis CENTER

    Full text link
    The National Women's Commission states that Domestic Violence is always the most frequent case every year. Case data from Rifka Annisa also says that the number of violence against wives has always been the highest number of other cases of violence, namely 216 in 2017 which were successfully reported. The urgency of the case of violence against the earthquake has made the Rifka Annisa Women Crisis Center Institution must adapt to various changes in the environment and develop other strategies as needed. In this writing, Kettner's internal and external factors were explained to the Rifka Annisa institution. Internal speaking factors start from the vision-mission, Organizational Operating System, Organizational Plan, Human Resources, and Technology Resources, while external factors see economic, sociological, political and technological factors. Kettner sees that these internal and external factors influence each other so it is necessary to map so that the institution's consistency in achieving excellence in service is maintained. Here the research method uses literature studies from journals and scientific articles relevant to this study. The study shows that the Rifka Annisa Institute is very consistent with the vision, mission and objectives of the institution and is very progressive towards service programs for victims of domestic violence

    Analisis Seleksi dan Penempatan Pekerja Sosial di Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Kota Bandung

    Full text link
    Pegawai merupakan asset sebuah organisasi dan berfungsi sebagai penggerak utama dari seluruh aktivitas sebuah organisasi. Tersedianya pegawai yang handal dan profesional di bidangnya merupakan kunci keberhasilan sebuah organisasi. Pihak organisasi harus menempatkan orang yang berkompeten pada posisi yang tepat. Dengan penempatan pegawai yang tetap yang didasari oleh proses seleksi yang efektif akan mengurangi permasalahan-permasalahan organisasi yang muncul kedepannya. Jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis pelaksanaan proses seleksi, dan penempatan pegawai pada Pusat Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS) Kota Bandung adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam penelitian ini menganalisa tentang bagaimana proses seleksi, dan penempatan pekerja sosial di Pusat Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS) Kota Bandung untuk mendapatkan calon pegawai. Hasil penelitian menemukan bahwa proses seleksi dilimpahkan secara penuh kepada pihak ketiga dalam merekrut pegawai di PUSKESOS, sehingga peran organisasi ini pun yang notabene lebih tau akan kebutuhan organisasinya bersifat minoritas. Penggunaan alat skrining kurang efektif karena menggunakan metode sistem gugur, sehingga tidak semua kandidat mempunyai kesempatan yang sama dalam rangkaian proses seleksi ini

    Peran Pemimpin dalam Organisasi Pelayanan Sosial Uptd Pesanggrahan Pmks Majapahit Kabupaten Mojokerto

    Full text link
    Metode yang digunakann dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis peran pemimpin dalam organisasi pelayanan sosial di UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit. UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit merupakan organisasi pelayanan sosial di bawah Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto yang dipimpin oleh seorang Kepala UPTD. Kepala UPTD sebagai pemimpin telah berpengalaman dalam bidang sosial, manajemen, dan administrasi sehingga dapat membawa UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit menjadi organisasi pelayanan sosial yang dapat diandalkan. Peran Kepala UPTD sebagai pemimpin merupakan salah satu faktor penting keberhasilan UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit. Oleh sebab itu dilalukan analisis terhadap peran Kepala UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Hasil penelitian terhadap peran pemimpin menunjukkan bahwa peran pemimpin yang dilakukan oleh Kepala UPTD meliputi accepting; caring, creating, democratizing, planning, dan organizing. Peran yang dilakukan oleh Kepala UPTD melalui tindakan tersebut tidak terlepas dari keterlibatan seluruh unsur baik staf dan klien atau penerima manfaat dengan memberikan pendapat dan saran demi peningkatan kualitas UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit. Adapun yang perlu diperhatikan untuk menunjang peran Kepala UPTD dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, yaitu disarankan agar Kepala UPTD memperluas pengetahuan dan wawasan tentang organisasi layanan sosial, serta pemahaman mengenai dinamika lingkungan di UPTD Pesanggrahan PMKS Majapahit

    Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (Studi Kasus di Kota Cimahi)

    Full text link
    Bantuan Pangan Non Tunai adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk non tunai dari pemerintah kepada KPM (keluarga penerima manfaat) setiap bulannya melalui mekanisme uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan atau disebut E-warong yang bekerjasama dengan Bank Penyalur. Kekuatan bantuan sosial pangan non tunai ini adalah penerima manfaat secara efisien dan efektif mampu mengoptimalkan bantuan yang diberikan berdasarkan tingkat kebutuhannya sehingga secara tidak langsung dapat menggairahkan kehidupan ekonomi yang bersangkutan, terjadinya proses internalisasi keuangan inklusif kepada fakir miskin melalui revitalisasi peran lembaga perbangkan, terhindarnya sejumlah kasus inefisien dan inektivitas sebagaimana penyaluran bantuan sosial pangan sebelumnya dan memerlukan manajemen yang baru. Pelaksanaan program BPNT (mencakup : registrasi, penggantian data, kontak informasi dan pengaduan) yang terdiri dari Kordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) Kabupaten/ Kota, Kordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten/ Kota, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping PKH dan Asisten pendamping PKH untuk daerah sulit. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Weinbach (1994) dalam Kettner (2002), mengatakan bahwa, manajemen dapat dianggap sebagai fungsi spesifik yang dilakukan oleh orang-orang dalam lingkungan kerja yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan pencapaian tujuan organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan menggambarkan tentang implementasi program Bantuan Pangan Non Tunai (studi kasus di Kota Cimahi). Informan ditentukan berdasarkan purposive sampling (Informan ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti), teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam (indeph interview, observasi partisipatif dan studi dokumentasi. Artikel ini menunjukkan Penyaluran bantuan sosial non tunai dengan menggunakan sistem perbankan dapat mendukung perilaku produktif penerima bantuan serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas program bagi kemudahan mengontrol, memantau dan mengurangi penyimpangan. Inilah yang menjadi sistem manajemen baru
    corecore