11 research outputs found
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH (MM) PADA MATERI KOLOID TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan metode NHT lebih baik daripada metode MM pada materi koloid diukur dari aspek kognitif, 2) Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan metode NHT lebih baik daripada metode MM pada materi koloid diukur dari aspek afektif. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data prestasi belajar siswa pada aspek kognitif dengan tes bentuk obyektif, aspek afektif dengan angket. Analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis uji t- pihak kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan metode NHT lebih baik daripada metode MM pada materi koloid diukur dari aspek kognitif, dengan nilai rata-rata prestasi kognitif pada kelas yang menggungunakan metode NHT adalah 63,3333 dan kelas yang menggunakan metode MM adalah 57,7778. (2) Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan metode NHT lebih baik daripada metode MM pada materi koloid diukur dari aspek afektif, dengan rata-rata nilai prestasi belajar aspek afektif pada kelas yang menggungunakan metode NHT adalah 80,0833 dan kelas yang menggunakan metode MM adalah 77,0833. Kata Kunci: Numbered Head Together, NHT, Make a Match, MM, Koloid.
STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh pembelajaran kimia menggunakan metode TGT dan STAD terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif, pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif, dan interaksi antara metode TGT dan STAD dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian desain faktorial 2x2. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes untuk prestasi kognitif dan kemampuan memori, sedangkan teknik nontes untuk prestasi afektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat pengaruh metode TGT dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif siswa dan tidak terdapat pengaruh metode TGT dan STAD terhadap prestasi afektif siswa, terdapat pengaruh kemampuan memori siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa, dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif metode TGT dan STAD dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa
KOMPARASI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) pengaruh penggunaan media laboratorium dan lingkungan pada pembelajaran materi sistem koloid dengan model CTL terhadap prestasi belajar aspek kognitif, (2) pengaruh penggunaan media laboratorium dan lingkungan pada pembelajaran materi sistem koloid dengan model CTL terhadap prestasi belajar aspek afektif,    (3) pengaruh penggunaan media laboratorium dan lingkungan pada pembelajaran materi sistem koloid dengan model CTL terhadap motivasi belajar siswa. Sampel adalah siswa kelas XI IPA sebanyak dua kelas, yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan metode tes, prestasi belajar afektif menggunakan angket dan lembar observasi, sedangkan motivasi menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi satu jalur multivariat. Kesimpulan penelitian ini adalah: penggunaan media laboratorium dan lingkungan pada pembelajaran materi koloid dengan model CTL memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar aspek kognitif, aspek afektif dan motivasi belajar siswa
Recommended from our members
Managing Oil Palm Plantations More Sustainably: Large-Scale Experiments Within the Biodiversity and Ecosystem Function in Tropical Agriculture (BEFTA) Programme
Conversion of tropical forest to agriculture results in reduced habitat heterogeneity, and associated declines in biodiversity and ecosystem functions. Management strategies to increase biodiversity in agricultural landscapes have therefore often focused on increasing habitat complexity; however, the large-scale, long-term ecological experiments that are needed to test the effects of these strategies are rare in tropical systems. Oil palm (Elaeis guineensis Jacq.)—one of the most widespread and important tropical crops—offers substantial potential for developing wildlife-friendly management strategies because of its long rotation cycles and tree-like structure. Although there is awareness of the need to increase sustainability, practical options for how best to manage oil palm plantations, for benefits to both the environment and crop productivity, have received little research attention. In this paper we introduce the Biodiversity and Ecosystem Function in Tropical Agriculture (BEFTA) Programme: a long-term research collaboration between academia and industry in Sumatra, Indonesia. The BEFTA Programme aims to better understand the oil palm agroecosystem and test sustainability strategies. We hypothesise that adjustments to oil palm management could increase structural complexity, stabilise microclimate, and reduce reliance on chemical inputs, thereby helping to improve levels of biodiversity and ecosystem functions. The Programme has established four major components: (1) assessing variability within the plantation under business-as-usual conditions; (2) the BEFTA Understory Vegetation Project, which tests the effects of varying herbicide regimes; (3) the Riparian Ecosystem Restoration in Tropical Agriculture (RERTA) Project, which tests strategies for restoring riparian habitat; and (4) support for additional collaborative projects within the Programme landscape. Across all projects, we are measuring environmental conditions, biodiversity, and ecosystem functions. We also measure oil palm yield and production costs, in order to assess whether suggested sustainability strategies are feasible from an agronomic perspective. Early results show that oil palm plantation habitat is more variable than might be expected from a monoculture crop, and that everyday vegetation management decisions have significant impacts on habitat structure. The BEFTA Programme highlights the value of large-scale collaborative projects for understanding tropical agricultural systems, and offers a highly valuable experimental set-up for improving our understanding of practices to manage oil palm more sustainably
Comparing the effects of dietary selenium and mannan oligosaccharide supplementation on the growth, immune function, and antioxidant enzyme activity in the cultured marron Cherax cainii (Austin, 2002)
This study was conducted to compare the effects of dietary supplementation of selenium (Se, both inorganic and organic) and mannan oligosaccharide (MOS) on the growth, immune function, and antioxidant enzyme activities in the haemolymph of the marron Cherax cainii (Austin, 2002); 0.4 mg kg-1 of sodium selenate, 0.2 g kg-1 Sel-Plex®, or 0.4 % Bio-MOS® was added to the basal diet as sources of inorganic selenium (IS), organic selenium (OS), and MOS, respectively. After 90 days, marron fed all 3 supplemented test diets had significantly higher final weight, specific growth rate (SGR), survival, total haemocyte count (THC), percentage of hyaline cells, glutathione-S-transferase (GST), and glutathione peroxidase (GPx) activities than marron fed without any supplements. The marron fed OS showed significantly higher THC and percentage of hyaline cells than those fed IS and MOS. Marron fed MOS showed the highest final weight, SGR, and percentage of granular cells; however, there was no significant difference in the neutral red time retention between marron fed IS and OS, whereas marron fed OS resulted in the highest GPx activity and total Se levels in the haemolymph but the lowest lipid peroxidase activity; therefore, it is suggested that dietary supplementation with any source of Se and MOS is beneficial to improving growth, survival, and antioxidant activity