Organic Fertilizer Production From Cattle Waste Vermicomposting Assisted by Lumbricus Rubellus

Composting is decomposition of compound in organic waste by specific treatment using microorganism aerobically. Natural composting for producing organic fertilizer from manure and market waste utilize long time processing and less equal to the market demand. Vermicomposting is a technique to produce high quality compos fertilizer from biodegradable garbage and mixture of red worm (Lumbricus Rubellus). In conventional compos production took 8 weeks of processing time, in vermicomposting only took half processing time of conventional technique. It is occurred by red worm additional ease cellulose degradation contain in manure which is could not decomposed with composting bacteria. The purposes of this research are to investigate the effect of manure comparison to red worm growth and to evaluate the effect of comparison between manure and market waste to red worm growth. This research was conducted by vary the weight of red worm (100 gr, 200 gr, 300 gr, 400 gr, 500 gr) and market waste addition (50 gr, 100 gr, 150 gr, 200 gr, 300 gr). Moreover, 3 kg of manure was mixed by various weight of red worm, while variation of market waste addition was involved 500 gr red worm and 3 kg manure mixture. Optimum increasing weight of red worm that was obtained by 100 gr red worm addition is 160 gr within 2 weeks. In added market waste variation, the highest increasing of red worm was resulted by 50 gr market waste addition, with 60 gr increasing weight of red worm. Production of casting fertilizer was highly effected by composition of used materials such as medium, manure and red worm comparison as well as market waste additiona

GAMBUT field experiment of peatland wildfires in Sumatra: from ignition to spread and suppression

Peat wildfires can burn over large areas of peatland, releasing ancient carbon and toxic gases into the atmosphere over prolonged periods. These emissions cause haze episodes of pollution and accelerate climate change. Peat wildfires are characterised by smouldering - the flameless, most persistent type of combustion. Mitigation strategies are needed in arctic, boreal, and tropical areas but are hindered by incomplete scientific understanding of smouldering. Here, we present GAMBUT, the largest and longest to-date field experiment of peat wildfires, conducted in a degraded peatland of Sumatra. Temperature, emission and spread of peat fire were continuously measured over 4-10 days and nights, and three major rainfalls. Measurements of temperature in the soil provide field experimental evidence of lethal fire severity to the biological system of the peat up to 30 cm depth. We report that the temperature of the deep smouldering is 13% hotter than shallow layer during daytime. During night-time, both deep and shallow smouldering had the same level of temperature. The experiment was terminated by suppression with water. Comparison of rainfall with suppression confirms the existence of a critical water column height below which extinction is not possible. GAMBUT provides a unique understanding of peat wildfires at field conditions that can contribute to mitigation strategies

Pengelolaan Taman Wisata Umbul Square Berbasis Ekowisata di Kabupaten Madiun, Jawa Timur

– Umbul Square merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Madiun, Jawa Timur. Salah satu daya tarik dari wisata ini adalah pemandian air panas alami yang berasal dari belerang. Selain memiliki pemandian air panas, Umbul Square ini ternyata memiliki nilai sejarah, karena umbul ini sudah ada dari masa pendudukan Belanda. Namun, dilihat dari segi pengelolaan, destinasi wisata ini memiliki wahana wisata yang menghasilkan polusi udara, sehingga bisa merusak alam yang ada di Umbul Square. Selain itu, belum adanya pengelolaan sampah yang tepat, sedangkan destinasi wisata ini memiliki nilai sejarah yang seharusnya dijaga kelestarian lingkunganya. Salah satu langkah yang tepat untuk mengelola kelestarian dari wisata ini adalah dengan mengelola secara ekowisata, selain memperhatikan aspek wisata, sosial dan ekonomi juga memperhatikan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh beberapa strategi pengelolaan yang bisa diterapkan, seperti melakukan pengolahan sampah dengan membedakan sampah sesuai kategori, meminimalisir penggunaan wahana yang menghasilkan polusi dan menambah atau mengganti dengan wahana-wahana yang ramah lingkungan serta hemat energi. Selain itu, pengelola juga bisa membuat Fasilitas pendukung dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti kayu, bamboo dan bahan alam lainnya

Decrease of Building's Humidity with Epiphyte and Xerophyte

This article is part of the research phase in Environmental Sciences Doctoral study program that is interdisciplinary research, ongoing. Architecture disciplines collaborate with the disciplines of biology to solve the problem of the microclimate in the built. Paradigm used as benchmarks is bioclimatic architecture in which there is a relationship between elements of the building, climate, and living organisms. Living organisms - in this case the plant - used as a tool to solve the problem of the microclimate in buildings. Plant is one of the living organisms that grow and thrive in their respective habitats and the climate of each character. Several studies have shown that plants are able to lower both ambient temperature and the temperature inside the building. In this study, the problem is the existence of a higher humidity levels in small type of dwelling (STD) that has been totally renovated. Meanwhile Epiphytic and Xerophyte are plants that live by absorbing surrounding moisture. In the next stage of research, it is expected that the capability of Epiphyte and Xerophyte's plants to reduce the building's humidity proven. From the interpretation Q.S. 23: 17, implied that: Allah has bring down the water to the earth to grow a variety of plants [1]. The diversity of these plants would be useful for people who have sense. Building as the built environment will become sustainable environment when the human capable of utilizing plants as part of it

MANAJEMEN PEMASARAN KONTEMPORER

Manajemen pemasaran atau yang sering disebut marketing management merupakan salah satu jenis manajemen yang dibutuhkan untuk semua bisnis. Marketing management ini menyangkut produk atau jasa agar lebih dikenal konsumen. Oleh sebab itu, pihak perusahaan harus mengerti diskursus lengkap terkait management marketing ini. Manajemen pemasaran (marketing management) harus diperhatikan oleh sebuah organisasi atau perusahaan karena berkontribusi banyak hal untuk kelancaran proses pemasaran produk. Manajemen pemasaran juga bertugas mengukur dan menganalisis strategis proses pemasaran suatu perusahaan maupun organisasi. Manajemen pemasaran bertugas sangat penting dalam perusahaan atau organisasi karena dengan adanya manajemen pemasaran perusahaan bisa meraih target pasar yang diinginkan dan mendapat lebih banyak konsumen. Kemudian Pada era globalisasi dan digital saat ini memahami pemasaran dan proses pemasaran kontemporer merupakan bagian dari strategi pemasaran perusahaan untuk mampu bersaing, baik itu bagi perusahaan barang maupun jasa. Pemasaran (Marketing) diartikan sebagai suatu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan kontemporer diartikan sebagai suatu hal yang modern, eksis dan terjadi bahkan masih berlangsung sampai sekarang. Maka pemasaran kontemporer dapat diartikan sebagai suatu proses penciptaan nilai oleh perusahaan untuk memperoleh pelanggan, setelah itu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan supaya tidak pindah ke yang lain dengan tujuan memperoleh keuntungan yang diharapkan. Pemasaran yang baik haruslah memiliki sebuah konsep yang jelas dan tersusun dengan baik agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, pemasaran juga harus memikirkan beberapa hal lain seperti permintaan barang atau jasa, nilai barang atau jasa, cara transaksi serta area wilayah pemasaran. Maka manajemen pemasaran kontemporer merupakan suatu kegiatan pengelolaan pemasaran yang modern mengikuti zaman dan arus digitalisasi masa kini