35 research outputs found
EVALUASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PDAM KABUPATEN SRAGEN DAERAH PELAYANAN KECAMATAN SIDOHARJO
Sub Sidoharjo in Sragen, Central Java Province, with the number of villages as many as
12 villages and the planning area as much as six villages. District population growth rate is
0.19% Sidoharjo per year. Increasing population and development needs of the region led to the
fulfillment of public facilities such as clean water supplies have also increased. At this time,
Water Unit serving Sidoharjo 6.7% of the population of Sub Sidoharho and has a production
capacity of wells in a 20 l / s with a duration of service for 24 hours. Based on the results of the
evaluation and analysis, there are some things that need to be done to improve the existing
system in order to develop clean water supply systems. Development planned for the year 2009 -
2019 with the improvement of services to reach 2-3% per year and the year 2019 reached
39.13%. For the development of raw water sources are wells pungkruk increase capacity to 40
liters / second and the location of wells in addition to the purwosuman flow 20 liters / second.
Keywords: water supply, evaluation, development, service
Biogas Production from Water Hyacinth
The current existence of water hyacinth as a waterweed is very unsettling and detrimental, so various alternatives were made to utilize its existence. One of the alternatives is biogas fuel. Water hyacinth leaves can be used as biogas fuel because of its cellulose, nitrogen, essential nutrients, and high fermentation contents. Through this chapter, two kinds of methods used to test the optimization of biogas production from water hyacinth leaves will be explained, namely, the liquid anaerobic digestion (L-AD) and solid-state anaerobic digestion (SS-AD) methods using total solid (TS), food to microorganism (F/M), and carbon to nitrogen (C/N) parameters. The research was conducted by using biodigester in batch anaerobic operation at room temperature. Degradation process was done in 60 days. The results showed that the use of the L-AD method with TS 3.38% produced more biogas yields than using the SS-AD method. Based on the results of the research on the effect of the C/N ratio on biogas productivity using L-AD method, the optimum C/N ratio was 30. The optimum C/N ratio for biogas production from water hyacinth leaves by the SS-AD method was 32.09
PENENTUAN STATUS MUTU DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN (Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang-Tegal, Jawa Tengah)
ABSTRAK
Penentuan Status Mutu dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Sebagai Upaya Pengelolaan Kualitas Lingkungan (Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang-Tegal, Jawa Tengah)
Aaf Efiana, Dwi Siwi Handayani, Winardi Dwi Nugraha
Sungai Rambut merupakan bagaian dari DAS Rambut yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Hulu sungai utama berada di Desa Kajenengan, Kecamata Bojong dan hilir berada di Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja. Berdasarkan tata guna lahan, di sepanjang sungai Rambut didominasi oleh lahan pertanian, perkebunan dan pemukiman. Adanya aktifitas di sekitar Sungai Rambut dapat menurunkan kualitas air karena masuknya air limbah seperti limbah domestik dan limbah pertanian ke sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status mutu air sungai dengan menggunakan metode NSF WQI (Nation Sanitation Foundation Water Quality Index) dan CCME WQI (Canadian Council of Ministers of The Environment Water Quality Index). Parameter yang diukur yaitu Temperatur, Kekeruhan, Total Solid, pH, Phospat, DO, BOD, Nitrat, dan Fecal Coliform. Hasil perhitungan status mutu air dengan metode NSF WQI adalah Sungai Rambut masuk dalam kategori “Sedang-Baik” dengan kisaran nilai 63,83-74,15, sedangkan hasil perhitungan metode CCME WQI, status mutu Sungai Rambut adalah “Buruk-Sangat Baik” dengan kisaran nilai 53,54-100. Pengendalian pencemaran air Sungai Rambut dilakukan dengan berdasarkan analisis kualitas air, hasil status mutu air, tata guna lahan, studi literatur.
Kata kunci: kualitas air, Sungai Rambut, NSF WQI, CCME WQ
PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SENYAWA NITRIT DAN NITRAT MENGGUNAKAN PERMODELAN QUAL2E Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang – Tegal, Jawa Tengah
ABSTRAK
Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Senyawa Nitrit dan Nitrat Menggunakan Permodelan QUAL2E
Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang – Tegal, Jawa Tengah
Faradiba, Dwi Siwi Handayani, Winardi Dwi Nugraha
Sungai Rambut merupakan sungai utama yang berada di perbatasan antara Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Tegal. Sungai Rambut memiliki panjang 65 km dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 23.203 hektar. Berbagai aktivitas masyarakat yang berada dalam DAS Rambut seperti aktivitas domestik, pertanian serta industri yang menghasilkan limbah dikhawatirkan berpotensi mempengaruhi kualitas air sungai akibat masuknya pencemar limbah domestik, pertanian dan industri. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air yang dibagi menjadi 5 segmen dan terdiri dari 5 titik pengambilan sampel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung daya tampung beban pencemar senyawa Nitrit dan Nitrat di Sungai Rambut menggunakan permodelan QUAL2E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pencemar nitrit secara keseluruhan masih berada di bawah beban pencemar izin untuk semua kelas sesuai PP No.82 Tahun 2001. Kecuali pada segmen 5, beban pencemar nitrit sudah melebihi daya tampung Sungai Rambut dengan beban pencemar tertinggi sebesar 4,17 kg nitrit/hari. Sedangkan pencemar nitrat masih berada di bawah beban pencemar izin untuk semua kelas di semua segmen dengan beban pencemar tertinggi mencapai 65,83 kg nitrat/hari.
Kata kunci: Sungai Rambut, beban pencemaran, daya tampung, nitrit, nitrat, QUAL2
KAJIAN STATUS MUTU AIR SUNGAI MENGGUNAKAN METODE CANADIAN COUNCIL OF MINISTERS OF THE ENVIRONMENT – WATER QUALITY INDEX (CCME-WQI) DAN OREGON WATER QUALITY INDEX (OWQI) Studi Kasus : Sungai Klampok, Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Sungai Klampok merupakan salah satu sungai di Kabupaten Semarang yang menjadi badan penerima air limbah kegiatan manusia yang berada di Kecamatan Bandungan, Bawen, Bergas dan Pringapus. Apabila konsentrasi polutan melebihi daya tampung, dapat berakibat pada penurunan penurunan kualitas air sungai. Sungai dengan status mutu cemar membutuhkan strategi pengendalian pencemaran untuk mengembalikan fungsi alami sungai.
Kajian penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan status mutu air Sungai Klampok dan strategi pengelolaan pencemaran alternatif yang dapat dilakukan terkait hasil status mutu. Wilayah kajian meliputi sub DAS Klampok yang berada pada wilayah Kecamatan Bandungan, Bergas, Bawen, dan Pringapus. Metode yang digunakan yaitu CCME-WQI dan OWQI dengan mengacu baku mutu air sungai kelas II. Parameter polutan yang diuji adalah temperatur, pH, kekeruhan, total solids, DO, BOD, total phospat, nitrit, nitrat, dan fecal coliform.
Analisis laboratorium menunjukkan parameter yang berperan dalam penurunan kualitas air yaitu fecal coliform, kekeruhan, nitrit, dan total phospat. Indeks kualitas air metode CCME-WQI bernilai 69,425 - 33,374 dengan status mutu cemar ringan-buruk. Sedangkan indeks kualitas air metode OWQI bernilai 24,857 - 14,767 dengan status mutu cemar sangat buruk. Perbedaan hasil analisis kedua metode disebabkan karena metode CCME-WQI menitikberatkan pada penyimpangan parameter polutan dan jumlah tes yang terjadi terhadap baku mutu. Sedangkan pada parameter OWQI menitikberatkan pada perbandingan parameter polutan dengan grafik standar SI OWQI tanpa memperdulikan ketentuan baku mutu di Indonesia. Beberapa strategi yang dapat diterapkan terkait status mutu tersebut adalah strategi pengendalian pencemaran kualitas air sungai berupa penanggulangan pencemaran air dan pemulihan pencemaran air.
Kata kunci : kualitas air sungai, baku mutu, status mutu, CCME-WQI, OWQ
PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN BOD DAN FECAL COLIFORM DENGAN PENDEKATAN METODE SOFTWARE QUAL2KW Studi Kasus: Sungai Klampok, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
ABSTRAK
Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran BOD dan Fecal Coliform dengan Pendekatan Metode QUAL2KW (Studi Kasus : Sungai Klampok, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah)
Rima Asri Rizkacipta, Winardi Dwi Nugraha, Dwi Siwi Handayani
Sungai Klampok merupakan sungai yang berada di Kabupaten Semarang, termasuk dalam wilayah Sub-DAS Klampok bagian dari DAS Jragung. Sungai ini memiliki panjang aliran 16 km, yang berhulu di Kecamatan Bandungan, secara administratif mengalir melewati tiga wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang, yakni bagian hulu sungai berada pada Kecamatan Bawen, Kecamatan Bergas dan Kecamatan Pringapus. Di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Klampok terdapat beberapa aktivitas meliputi pertanian, pemukiman, industri, perdagangan, perhotelan dan pemerintahan. Kondisi tersebut akan memberikan tekanan terhadap Sungai Klampok. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung daya tampung beban pencemaran Sungai Klampok untuk mengetahui sejauh mana sungai tersebut dapat menerima beban pencemaran dari berbagai kegiatan yang berada di sekitarnya. Pengukuran kualitas air dilakukan pada 6 titik pengambilan sampel. Dari hasil penelitian menggunakan software QUAL2Kw, nilai daya tampung beban pencemaran BOD sebagian telah melebihi baku mutu kelas I dan kelas II, tetapi masih memenuhi baku mutu untuk kelas III dan IV. Sedangkan Fecal Coliform sebagian besar telah melebihi baku mutu kelas I dan II, tetapi masih memenuhi baku mutu untuk kelas III dan kelas IV di beberapa titik pegambilan sampel. Beban pencemaran BOD tertinggi sebesar 237,358 kg/hari. Sedangkan beban pencemaran Fecal Coliform tertinggi 2,703 x 1013 MPN/hari. Daya Tampung Beban Pencemaran terendah BOD sebesar -121,617 kg/hari untuk simulasi air kelas I pada reach 6 dan Fecal Coliform sebesar -2,697 x 1013 MPN/hari untuk simulasi air kelas I pada reach 6. Artinya status Sungai Klampok tercemar serta harus mengurangi beban pencemar sebesar nilai minus yang dihasilkan pada perhitungan DTBP agar mencapai batas baku mutu kelas setiap kelas air.
Kata Kunci : Sungai Klampok, Beban Pencemaran, Daya Tampung, BOD, Fecal Coliform, QUAL2K
OPTIMASI PRODUKSI BIOGAS METODE LIQUID ANAEROBIC DIGESTION (L-AD) DARI LIMBAH ECENG GONDOK DENGAN RSM (RESPONSE SURFACE METHODOLOGY)
ABSTRAK
Optimasi Produksi Biogas Metode Liquid Anaerobic Digestion (L-AD) dari Limbah Eceng Gondok dengan Response Surface Methodology (RSM)
Febrina Margaretha1) *, Syafrudin 2), Winardi 3)
*email: [email protected]
Potensial biogas sebagai sumber energi terbaru karena kandungan methane (CH4) sendiri mempunyai nilai kalor 50 MJ/kg. Methane (CH4) yang memiliki satu karbon dalam setiap rantainya, dapat menghasilkan pembakaran yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar berantai karbon panjang. Hal ini disebabkan karena jumlah CO2 yang dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berantai karbon pendek adalah lebih sedikit. Biogas adalah gas yang mudah terbakar (flamable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob yang berasal dari limbah pertanian, peternakan maupun limbah manusia. Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas yaitu bahan biodegradable seperti biomassa (bahan organic bukan fosil), kotoran, sampah padat hasil aktivitas perkotaan dan lain-lain.
Pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain mempercepat pendangkalan sungai atau danau, menurunkan produksi ikan, mempersulit saluran irigasi, dan menyebabkan penguapan air sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka. Dalam proses biogas terdapat bahan biomassa terbarukan seperti tanaman air yang digunakan untuk pembersihan air limbah atau spesies invasif di danau dan sungai bisa dipanen dan diimplementasikan dalam proses L-AD. AD dapat dioperasikan pada konsentrasi total padatan yang berbeda. Proses AD dengan TS kurang dari 15% diklasifikasikan sebagai liquid anaerobic digestion (L-AD), yang cocok untuk limbah dengan kandungan air tinggi seperti limbah lumpur dan limbah makanan. Sehingga L-AD membutuhkan air yang banyak untuk menangani limbah rendah air seperti biomassa yang mengandung lignoselulosa. Sebaliknya, solid state anaerobic digestion (SS-AD) beroprasi pada TS lebih dari 15% sehingga lebih cocok untuk mencerna lignoselulosa pada biomassa.
Aktivitas mikroorganisme yang berperan selama proses fermentasi sangat tergantung dari rasio C/N. Pada anerobic digestion rasio C/N optimal sekitar 20-30. Rasio C/N tinggi pada bahan organic akan menyebabkan produksi metana yang rendah. Pasalnya, bahan dengan C/N tinggi hanya mengandung nitrogen dengan kadar yang rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi nitrogen yang cepat oleh bakteri metanogen dan mengakibatkan yield biogas turun karena kurangnya nitrogen yang tersedia untuk pertumbuhan bakteri
Keywords: produksi biogas, eceng gondok, liquid anaerobic digestion, optimasi, RS
PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN BOD DAN FECAL COLIFORM MENGGUNAKAN PERMODELAN QUAL2E (Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang-Tegal, Jawa Tengah)
ABSTRAK
Penentuan Daya Tampung Beban Pencemar BOD dan Fecal Coliform dengan Permodelan QUAL2E (Studi Kasus: Sungai Rambut, Kabupaten Pemalang-Tegal, Jawa Tengah)
Ayu Nopita Dewi, Winardi Dwi Nugraha, Titik Istirokhatun
Sungai Rambut merupakan sungai yang berada diantara 2 Kabupaten yaitu Pemalang dan Tegal, memiliki panjang 65 Km dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 23.203 hektare. Berbagai aktifitas masyarakat di wilayah DAS Rambut seperti aktifitas rumah tangga, pertanian dan industri yang menghasilkan air buangan limbah dikhawatirkan membuat kadar BOD dan fecal coliform di Sungai Rambut menjadi tinggi. Hal ini akan mempengaruhi kualitas air Sungai Rambut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menghitung daya tampung beban pencemaran Sungai Rambut dengan permodelan QUAL2E. Penelitian ini mengambil sampel air Sungai Rambut yang dibagi dalam 5 segmen dan terdiri dari 5 titik pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya tampung beban pencemaran BOD pada Sungai Rambut masih tersedia untuk semua kelas di semua segmen. Besarnya daya tampung beban pencemaran BOD untuk kelas I berkisar antara 0.157-7.783 kg/hari, untuk kelas II berkisar antara 15.822-202.356 kg/hari, untuk kelas III berkisar antara 63.056-786.074 kg/hari dan untuk kelas IV berkisar antara 157.405-1953.511 kg/hari. Sedangkan daya tampung beban pencemaran fecal coliform masih tersedia untuk semua kelas pada segmen 1, pada segmen 2,3,5 daya tampung fecal coliform hanya tersedia untuk kelas III&IV dan pada segmen 4 daya tampung fecal coliform sudah tidak tersedia untuk semua kelas. Besarnya daya tampung beban pencemaran fecal coliform untuk kelas I yaitu berkisar antara -3,9x1013-1.5x108 kg/hari, untuk kelas II berkisar antara -3,7x1013-1.1x1012 kg/hari, sedangkan untuk kelas III&IV berkisar antara -3,5x1013-3.1x1012 kg/hari.
Kata kunci: Sungai Rambut, beban pencemaran, daya tampung, BOD, fecal coliform, QUAL2E, PP 82 Tahun 200
EDUKASI PELINDUNGAN LAPISAN OZON MELALUI IDENTIFIKASI ALIRAN MASSA REFRIGERANT DAN BAHAN PENDINGIN DI KOTA SURAKARTA
Pengabdian masyarakat ini bermitra dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta untuk mengidentifikasi aliran massa bahan pendingin di Kota Surakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengindentifikasi bahan pendingin di Kota Surakarta. Bahan pendingin berpotensi memberikan kontribusi terhadap gas rumah kaca sehingga pengetahuan mengenaik aliran massa sangat diperlukan untuk edukasi lanjutan terkait. Pengambilan sampel dilakukan pada penyedia jasa bengkel/servis AC, distributor, penjual bahan kimia dan para pengguna, terutama dari sektor non domestik. Kegiatan ini dibatasi pada inventarisasi kegiatan yang berpotensi menggunakan bahan perusak ozon, utamanyya dari massa refrigerant yang digunakan secara umum. Dari hasil survei yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa refrigeran yang paling banyak ditemukan di Kota Surakarta adalah R-22 dan yang paling rendah adalah MC-22 dimana bahan tersebut digunakan sebagai bahan pendingin pada AC ruangan, lemari pendingin, freezer, ixe cube dan cold roomKata kunci : bahan pendingin, refrigeran, distributor AC, Surakart
PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI KLAMPOK, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN METODE INDEKS PENCEMAR DAN METODE STORET
ABSTRAK
Penentuan Status Mutu Air Di Sungai Klampok, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Dengan Pendekatan Metode Indeks Pencemar Dan Metode Storet
Nabila Putri Lutfia Permana, Anik Sarminingsih, Winardi Dwi Nugraha
Air adalah sumber kehidupan bagi setiap mahluk hidup di bumi. Tetapi, adanya pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang pesat mempengaruhi terhadap kebutuhan akan air bersih. Untuk mendapatkan air yang berkualitas baik sesuai dengan standar tertentu merupakan hal yang sulit karena air sudah tercemar oleh berbagai macam aktivitas manusia di sekitar perairan. Aktivitas pertanian, industri, dan pemukiman menyebabkan masalah lingkungan seperti pencemaran air dan penurunan kualitas sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status mutu air pada Sungai Klampok Kabupaten Semarang. Kualitas sampel air dilakukan di 6 titik pengambilan sampel dan dibandingkan dengan PP No. 82 Tahun 2001. Sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003, metode yang digunakan untuk menentukan status mutu air adalah metode Indeks Pencemar dan Metode Storet. Dari hasil penilaian perbandingan kedua metode tersebut menunjukan bahwa metode Storet lebih baik daripada metode IP karena metode IP memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap pencemaran. Sedangkan metode Storet mengevaluasi status mutu dengan kritis menggunakan data kualitas air secara berkala.
Kata kunci: Kualitas air, Metode Indeks Pencemar, Metode Storet, Sungai Klampo