51 research outputs found

    TEMUAN KAPAL TENGGELAM DARI SITUS KARANG KENNEDY: GAMBARAN PERAIRAN BELITUNG BAGIAN SELATAN DALAM JALUR PERDAGANGAN MARITIM PADA AWAL ABAD XX

    Get PDF
    Abstract. This paper discusses about maritime trade routes in southern Belitung waters in the past based on archaeological remains found at Karang Kennedy Reef by South Sumatra Archaeological Center in 2018. Inductive method was used in this study and the main data were the cargo found in the shipwreck. Data was collected thorugh underwater survey and mapping and then went into specific and contextual analysis. Written sources was also used for data interpretation. The result indicates that Karang Kennedy Site shipwreck is an evidence that Belitung used to be a part of international trade routes. Although the southern Belitung waters are protected from direct wind gusts Java sea or Belitung island, those are also relatively shallow and overgrown with coral reefs that limited the movement of ships and large boats to sail in this area.Keywords: Shipwreck site, Maritime trade, Underwater archaeologyAbstrak. Tulisan ini membahas tentang gambaran jalur perdagangan maritim di wilayah perairan Belitung bagian selatan pada masa lalu. Data yang digunakan dalam tulisan ini berupa tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Karang Kennedy hasil penelitian Balai Arkeologi Sumatera Selatan tahun 2018. Metode penalaran yang digunakan pada tulisan ini adalah metode induktif. Data yang digunakan adalah temuan arkeologi hasil penelitian tahun 2018 berupa sisa kapal tenggelam dan muatannya. Pengumpulan data pada kegiatan tersebut dilakukan dengan cara survei dan pemetaan bawah air. Analisis temuan dilakukan baik secara khusus maupun kontekstual, semetara interpretasi data menggunakan analogi sejarah dari sumber-sumber tertulis. Hasil kajian ini menunjukkan temuan kapal tenggelam di Situs Karang Kennedy merupakan bukti bahwa Belitung juga merupakan bagian dari perdagangan internasional. Selain itu penemuan sisa kapal di Karang Kennedy ini juga dapat dijadikan bukti tentang gambaran pelayaran di perairan bagian selatan Belitung. Meskipun posisi perairan bagian selatan Belitung terlindung dari hembusan angin langsung yang berasal dari arah laut Jawa atau daratan pulau Belitung namun perairan tersebut relatif dangkal dan banyak ditumbuhi terumbu karang sehingga membatasi gerak kapal-kapal dan perahu-perahu berukuran besar yang melintasinya.Kata kunci: Situs kapal tenggelam, Perdagangan maritim, Arkeologi bawah ai

    Keberlangsungan Interaksi Komunitas Keturunan Arab di Palembang dengan Sungai Musi. Kajian Sosiologi pada Masyarakat Pendukung Situs

    Get PDF
    This paper is an archaeology study that uses sociology approach to determine the continuity of interaction of Arab descend against the river. The research analyze how Arab descend in Palembang who have lived in Palembang long ago use the river in daily life and analyze their perception about river. The research method used in this research is qualitative method with data collection techniques through observation and interviews. In an effort to find out the perception of Arab descendants community in Palembang about the river, the researchers applied the pattern of thought in accordance with the mindset of the research’s object. The results of this study indicate that the development of Palembang has caused environmental changes but it does not make the Arab descendant community, except the community in Sungailumpur, to no longer interact with the river but its intensity has decreased. The description of the life of this community is the identity of the Arab descendant community living in Palembang, that is their ancestor inherited the tradition of riverine culture like the Palembang people in general due to the mother of their ancestor who is a native of Palembang

    Tata Ruang Etnis Dan Profesi Dalam Kota Batavia (Abad XVII - XVIII)

    Get PDF
    Pemukiman kelompok-kelompok etnis di Batavia ditentukan selain berhubungan lingkungan yang mendukung profesi, juga soal ras dan agama serta efektivitas dalarn mobilitas. Seperti kelompok-kelompok etnis yang berprofesi sebagai pedagang ditempatkan atau bermukim di dekat kawasan niaga. Kelompok-kelompok yang berprofesi sebagai pegawai administrasi ditempatkan di wilayah pusat kota yang merupakan kawasan pusat pemerintahan, sedangkan kelompok-kelompok yang berprofesi di bidang pertanian dan perkebunan serta kelompok-kelompok yang dianggap berpotensi untuk menimbulkan ancaman keamanan ditempatkan di wilayah pinggiran kota.The settlement of ethnic groups in Batavia was determined apart from the environment that supported the profession, as well as matters of race and religion as well as effectiveness in mobility. For example, ethnic groups who work as traders are placed or live near the commercial area. Groups that work as administrative staff are placed in the downtown area, which is the central government area, while groups that work in the agricultural and plantation sectors as well as groups deemed to have the potential to pose a security threat are placed in suburban areas

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.1 No.2 Tahun 1996

    Get PDF
    Pada edisi kali ini ditampilkan empat tulisan, tiga dari Balai Arkeologi Palembang dan sebuah tulisan dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Aryandini Novita mencoba membahas situs-situs di Palembang untuk mencari hubungan kedekatan antar situs. Hari Lelono mencoba mencari jawab atas keberadaan relief candi, apakah keberadaan relief Candi Borobudur berhubungan dengan keperluan cerita ataukah keperluan arsitektur. Manik-manik yang terdapat pada arca-arca megalitik di Pasemah akan dibahas oleh Budi Wiyana. Mujib yang tertarik dengan naskah, berusaha mengulas naskah jadwal waktu dan bacaan salat di Masjid Agung Palembang

    Bengkulu riwayatmu dulu: menyingkap tabir masa lalu mengenali jatidiri

    Get PDF
    Berisi mengenai beberapa artikel baik dari segi arkeologi maupun sejarah Bengkulu. Dimulai dari tradisi megalitik yang ada di Bengkulu, Kerajaan anak sungai Mukomuko berdasarkan data sejarah dan arkeologi, Benteng Ana: faktor penyebab kerusakannya, hingga Kota Bengkulu dalam lintas perdagangan maritim di pantai Barat Sumatera, dan terakhir Menelusuri jejak-jejak budaya di Pulau Enggano

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.20 No.1 Tahun 2015

    Get PDF
    Jurnal terbitan bulan Mei ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan beraal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan seni, geologi, naskah, maritim dan teknologi

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.19 No.1 Tahun 2014

    Get PDF
    Jurnal terbitan bulan Mei tahun 2014 ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan beraal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan simbol, permukiman dan teknologi pembuatan alat batu. Tulisan pertama diawali dengan judul tulisan “Bata Bertanda Candi 1 Bumiayu” hasil karya Retno Purwanti dan kedua oleh Tri Marhaeni S.B. berjudul “Situs Siulak Tenang, Kerinci: Cara Penguburan dan Kaitannya Dengan Kehidupan Komunitas Pendukungnya”. Tulisan pertama mengulas tentang makna yang tersirat pada bata bertanda yang dikaitkan dengan proses pembangunan Candi 1 dan masa pendiriannya. Tulisan kedua membahas tentang cara penguburan yang diduga berkaitan dengan status sosial yang dikuburkan. Dua tulisan tentang tradisi megalitik dengan tema permukiman ditulis oleh Sondang M. Siregar dengan judul “Jejak-Jejak Perkambpungan Masa Megalitik di Situs Padangratu, Kawasan Danau Ranau, Kabupaten Ogaan Komering Ulu, dan tulisan berjudul “Pemukiman Situs-Situs Megalitik di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam dan Kecamatan Pagargunung, Kecamatan Tanjungtebat, Kecamatan Mulakulu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Tulisan selanjutnya ditulis oleh Aryandini Novita yang mengulas tentang pertumbuhan kota Tanjungpandan berdasarkan situs-situs yang ada di perairan Belitung. Adapun judul artikel tersebut adalaah “Situs-Situs Bawah air di Perairan Belitung Barat: Hubungannya dengan Pertumbuhan Kota Tanjungpandan Pada Masa Lalu”.Tulisan terakhir adalah hasil pikiran M. Rully Fauzi dengan judul “Bilah dan Bilah Kecil (Blade dan Bladlet) : Konsep dasar serta strategi identifikasinya berdasarkan eksperimen penyempitan”. Tulisan ini secara ringkas dan jelas memaparkan tentang cara mengidentikasi alat litik memalui ekperimen, yang untuk di Indonesia masih termasuk langka

    Asia Tenggara dalam perspektif arkeologi: kajian arkeologi di Sumatera bagian Selatan

    Get PDF
    Hubungan arkeologi dengan Asia Tenggara dapat berupa hubungan budaya, ekonomi dan juga politik. Di sinilah peran arkeologi yakni menemukan bukti-bukti bendawi atas hubungan itu pada masa lalu, melakukan analisis sesuai kaidah-kaidah keilmuan, menarik kesimpulan dan kemudian menyajikannya kepada publik. Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas para peneliti di Balai Arkeologi Palembangdipimpin Drs. Nurhadi Rangkuti menyajikan hasil-hasil penelitian arkeologis di wlayah kerja mereka. Kristantina Indriastuti dalam tulisannya "Jejak Peradaban Austronesia di Dataran Tinggi Pasemah, Provinsi SumateraSelatan" membuktikan pendapat Von Heine Geldern dan Soejono bahwa migrasi dari Asia Tenggara daratan ke wilayah Kepulauan terjadi dalam dua tahap. Selain itu temuan-temuan di Pasemah juga menggambarkan ehidupan masyarakat pendukungnya termasuk alam kepercayaan mereka. Tri Marhaeni SB menulis "Megalit dan Kubur Tempayan Dataran Tinggi Jambi: Situs Lolo Gedang Kerinci" mengungkapkan bahwa kubur tempayan dan pemukiman di Situs Lolo Gedang Jambi berasal dari satu komunitas dan menunjukkan kesamaan dengan beberapa situs lain baik Indonesia maupun Asia Tenggara Daratan. Berikutnya "Perahu Tradisi Asia Tenggara di Sumatera Bagian Selatan: Bukti Keberadaan Perahu Sriwijaya?" buah karua Budi Wiyana menggambarkan keberadaan jejak-jejak perahu kuno yang ditemukan di sejumlah situs di sekitar pantai timur Pulau Sumatera dan di Pantai selat Bangka
    • …
    corecore