4 research outputs found

    Penyesuaian Dusun Jangka Panjang Ditinjau Dari Resiliensi Komunitas Pasca Gempa

    Get PDF
    Disasters always occur without can be predicted precisely. The need to use community\u27s strengths are very important component in new disaster-risk reduction effort. This study aims to find out the correlation between community resilience on long-termed community coping post-earthquake of May 26, 2006. Predictor variable in this study is community resilience, andthe criterium variable is long-termed community coping. The instruments used in this study consisted of Community Coping Scale is modification of the Community Well-Being Scaledeveloped by (Prawitasari et al., 2009; Prawitasari, 2011), and Community Resilience Scale developed by Researcher. This research was held in the earthquake affected areas in Klaten.Data were collected from 60 respondents (34 males and 26 females); age ranges from15-78 years old. Reliability test with Alpha Cronbach indicates both instruments were reliable(αCCS=0.930; αCRS=0.925). This study hypothesized that there is a correlation between community resilience and long-termed community coping post-earthquake. Pearson-ProductMoment Correlation Analysis was used to analyze the data. Result shows that there is a positive correlation between community resilience and long-termed community coping post-earthquake (r = 0.571, p < 0.05)

    Hubungan antara Ketidakpuasan Bentuk Tubuh dengan Objektifikasi Diri pada Remaja Pengguna Instagram

    Full text link
    Ketidakpuasan bentuk tubuh adalah penilaian negatif individu terhadap bentuk tubuhnya dikarenakan adanya kesenjangan antara tubuh sebenarnya dan ideal individu. Salah satu alasan terjadinya ketidakpuasan bentuk tubuh individu adalah karena objektifikasi diri, yaitu ketika individu melihat dirinya sebagai objek yang diperhatikan. Hipotesis penelitian, yaitu terdapat hubungan antara setiap dimensi objektifikasi diri dengan ketidakpuasan bentuk tubuh pada remaja pengguna Instagram. Penelitian ini melibatkan 312 orang remaja pengguna Instagram berusia 18–24 tahun dan mengikuti konten selebriti, olahraga, atau juga model. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan kuesioner daring berisi skala Objectified Body Consciousness (OBCS) untuk mengukur objektifikasi diri dan skala Body Dissatisfaction Scale (BDS) untuk mengukur ketidakpuasan bentuk tubuh. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi metode koefisien korelasi Spearman. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif antara objektifikasi diri dimensi pengawasan tubuh serta dimensi internalisasi pandangan budaya dan rasa malu terhadap tubuh dengan ketidakpuasan bentuk tubuh, sedangkan tidak ditemukan hubungan antara objektifikasi diri dimensi keyakinan untuk mengontrol penampilan dengan ketidakpuasan bentuk tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin individu memperhatikan tubuhnya secara konstan, maka semakin individu tidak puas dengan tubuhnya dan semakin individu menginternalisasi pandangan mengenai standar ideal yang ada dan merasa malu terhadap tubuhnya, maka semakin individu tidak puas dengan tubuhnya

    Memahami Makna Religiusitas/spiritualitas Pada Individu Dewasa Muda Melalui Photovoice

    Full text link
    Early adulthood was indicated by exploring self-identity, including re-questioning the religion belief that was taught by nuclear family since childhood. Most of young adult perceived themselves or by older people as less religious, but spiritual. This study aims to understand the meaning of religiosity/spirituality from a) perspective of their own religion; b) perspective of other religion; and c) their religious experience. Photovoice was applied in this study with various background of participant's religion including Moslem, Christian, Catholic, Hinduism, Buddhism, and Kong Hu Cu, which selected by snowball sampling. The result showed worship place and activities were mostly chosen as representation of the meaning of religiosity/spirituality from their own religion perspective as well as other religion. Whereas, moment in worship activity and personal experience where they can get through of difficult or unfortunate situation were representation of their religious/spiritual experience. From this study, we can conclude that the institutionalized religion is still play important role in young adult's spiritual/religious life

    Hubungan Orientasi Nilai terhadap Perilaku Pro-lingkungan Remaja

    Full text link
    Isu kerusakan lingkungan dan kualitas lingkungan negara Indonesia yang rendah menjadi salah satu permasalahan yang perlu diatasi. Maka dari itu diperlukan perilaku pro-lingkungan sebagai suatu upaya untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu faktor penggerak perilaku pro-lingkungan adalah orientasi nilai. Selain itu, masa remaja merupakan masa paling kritis bagi remaja untuk mengenal dan menentukan nilai yang menjadi acuannya kelak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kaitan orientasi nilai biosfer, altruistik, egoistik, dan hedonik terhadap perilaku pro-lingkungan pada remaja. Peneliti berhipotesis bahwa ketiga orientasi nilai biosfer, altruistik, dan hedonik berhubungan terhadap perilaku pro-lingkungan, sedangkan orientasi nilai egoistik tidak berhubungan terhadap perilaku pro-lingkungan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 421 remaja yang terdiri dari 277 perempuan dan 144 laki-laki, berusia 17-21 tahun, dengan teknik pengambilan sampling accidental. Kuesioner penelitian menggunakan skala Environmental Portrait Value Questionnaire (E-PVQ) dan General Ecological Behavior (GEB) yang kemudian disebarkan secara online. Data yang terkumpul dianalisa dengan teknik regresi berganda. Hasilnya terdapat hubungan orientasi nilai biosfer secara positif dan hubungan secara negatif pada orientasi hedonik terhadap perilaku pro-lingkungan remaja. Orientasi nilai altruistik dan nilai egoistik justru tidak memiliki hubungan terhadap perilaku pro-lingkungan remaja.Hal tersebut menunjukkan perilaku pro-lingkungan dapat ditingkatkan melalui prinsip kepedulian terhadap kualitas lingkungan yang dimiliki remaja
    corecore