15 research outputs found

    Hubungan Kejadian Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Werdha Tresno Mukti Turen Malang

    Full text link
    Depresi merupakan masalah kejiwaan yang seringkali menyerang Lansia. Depresi ditandai dengan perasaan sedih dan pesimis mendalam yang mempengaruhi aktifitas Lansia. Masalah kesehatan lainnya pada Lansia yaitu insomnia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kejadian depresi dan insomnia pada Lansia di Panti Werdha Tresno Mukti Turen Malang. Desain penelitian “Cross Sectional”. Pengambilan sampel dengan Total Sampling Technique dan jumlahnya 34 responden. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan data Pvalue/nilai probabilitas < 0,05 yakni 0,000, X2hitung (22,512) > X2tabel (7,815), dan R2 = 0,514. Kesimpulannya terdapat hubungan antara kejadian depresi dan insomnia pada Lansia di Panti Werdha Tresno Mukti Turen. Perlu dilakukan  penelitian lanjutan dengan menyempurnakan uji validitas pada setiap instrument penelitian dan menggunakan pendekatan lainnya seperti Case Control Study Design

    La experiencia familiar en el cuidado de clientes con riesgo suicida en Indonesia

    Get PDF
    Suicide is one of the psychiatric emergencies that require comprehensive care because individuals are at risk of endangering themselves, others and the surrounding. Suicide in Indonesia is increasing. Families have a major role in caring for clients and preventing suicide but family burdens have not been studied profoundly. The aim of the study was to get an overview of family experience of caring for clients with suicide risk. The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving six participants. Data was collected by in depth interview and analyzed using Colaizzi method. The results of the study found five themes; suicide attempts is a complex burden for families, behavioral changes as a suicide sign, concern as a form of family and community support, family perceptions about the causes and consequences of attempted suicide and coping strategies of families overcoming the impact of attempted suicide. The results of the study recommend that the family as the front social unit of suicide prevention can be more sensitive to changes in the behavior of clients and nurses as counselors can provide interventions to improve the mental health status of clients and families such as health education, family psycoeducation therapy, stress management and self help group. The conclusion that can be drawn from the five themes above is the burden of the family who provide caring for the client with the risk of suicide is heavier when the family is unable to recognize the client's suicide signs so there is a need for a support system and constructive coping.El suicidio es una de las emergencias psiquiátricas que requieren atención integral porque los individuos corren el riesgo de ponerse en peligro a sí mismos, a los demás y al entorno. El suicidio en Indonesia está aumentando. Las familias tienen un papel importante en el cuidado de los clientes y la prevención del suicidio, pero las cargas familiares no se han estudiado profundamente. El objetivo del estudio fue obtener una visión general de la experiencia familiar en el cuidado de clientes con riesgo de suicidio. El diseño de la investigación fue cualitativo con un enfoque de fenomenología descriptiva que involucró a seis participantes. Los datos fueron recolectados por entrevista en profundidad y analizados utilizando el método Colaizzi. Los resultados del estudio encontraron cinco temas; los intentos de suicidio son una carga compleja para las familias, los cambios de comportamiento como un signo de suicidio, la preocupación como una forma de apoyo familiar y comunitario, las percepciones familiares sobre las causas y consecuencias del intento de suicidio y las estrategias de supervivencia de las familias superando el impacto del intento de suicidio. Los resultados del estudio recomiendan que la familia como unidad social de prevención del suicidio sea más sensible a los cambios en el comportamiento de clientes y enfermeras, ya que los consejeros pueden proporcionar intervenciones para mejorar el estado de salud mental de los clientes y las familias, como la educación sanitaria. terapia de psicoterapia familiar, manejo del estrés y grupo de autoayuda. La conclusión que puede extraerse de los cinco temas anteriores es que la carga de la familia que brinda cuidados al cliente con el riesgo de suicidio es mayor cuando la familia no puede reconocer los signos de suicidio del cliente, por lo que es necesario un sistema de apoyo. y afrontamiento constructivo

    EKSISTENSI LEMBAGA ALTERNATIF PRNYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN INDONESIA

    No full text
    ABSTRAK Pada umumnya setiap jenis sengketa yang terjadi, selalu menuntut pemecahan dan penyelesaian yang cepat. Saat ini penyelesaian sengketa di luar pengadilan (Non Litigasi) salah satunya melalui alternatif penyelesaian sengketa. Kegiatan bisnis pada perbankan syariah yang jumlah  transaksinya cukup banyak bahkan  mungkin mencapai ratusan setiap hari tersebut,  menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan dan terjadinya sengketa (dispute/difference) antara para pihak yang terlibat serta tidak mungkin dapat dihindarkan, diantaranya didalam kegiatan Perbankan Syariah berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 61 Tahun 2020. Permasalahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menemukan alternatif serta menginventarisasi lembaga-lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan pada perbankan syariah yang efektif di Indonesia. Metode pendekatan penelitian diawali dengan pendekatan deskriftif analitis, yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat, segala fakta dan permasalahan yang diteliti dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktik. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis secara yuridis kualitatif. Hasil penelitian menemukan dan menginventarisasi bahwa lembaga-lembaga alternatif dalam penyelesaian sengketa perbankan syariah di luar pengadilan di Indonesia, lebih sering menggunakan mediasi sebagai jalan akhir dalam penyelesaian sengketa. Dinilai lebih cepat dalam menyelesaikan sebuah perkara, LAPSPI juga memiliki  alternatif lain dalam menyelesaikan sengketa, seperti ajudiksi dan arbitrase Saran, agar memeplex optimalisasi bagi prospek dan eksistensi Lembaga penyelesaian sengketa diluar persidangan, LAPSPI sebaiknya melakukan lebih banyak kegiatan guna memberika pengetahuan tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa diluar persidangan melalui LAPSPI, karena dinilai masyarakat umum kurang mengetahui tentang produk dari LAPSI, juga dengan keterbatasan jarak lokasi, LAPSPI lebih baik membuka banyak kantor cabang disetiap kota karena penyelesaian sengketa diluar pengadilan, terbukti dinilai dapat menguntungkan bagi para pihak yang bersengketa.ABSTRACT   Every type of dispute that occurs always demands a quick solution and settlement. Currently, dispute resolution outside the court (non litigation) is through alternative dispute resolution. Business activities in Syariah banking, where the number of transaction are quite large, maybe even hundreds per day, is one of the causes of problems and the occurrence of disputes (dispute/difference) between thw parties involved and it is impossible to avoid, including in Islamic banking activies based on regulations. Financial Services Authority Number 61 of 2020. This study aims to seek and find alternatives and take an inventory of effective out of court dispute resolution institutions in Islamic banking in Indonesia. The research approach method begins with an analytical descriptive approach, namely describing systematically, factually and accurately, all facts and problems being studied associated with legal theories and practices. Furthermore, the data obtained were analyzed juridically qualitatively. The results of the study found and made an inventory that alternative institutions in the settlement of Islamic banking disputes outside the courts in Indonesia, more often use mediation as a final way of resolving disputes. Judged to be faster in resolving a case, LAPSPI also has other alternatives in resolving disputes, such as adjudication and arbitration. Suggestions, in order to optimize the prospects and existence of dispute resolution institutions outside the trial, LAPSPI should do more activities to provide knowledge about how the dispute resolution process outside the court through LAPSPI, because it is considered that the general public does not know about LAPSI products, also with limited location distances. , LAPSPI is better off opening many branch offices in each city because the settlement of disputes outside the court has proven to be beneficial for the disputing parties. &nbsp

    Perbedaan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penerapan Metode Pembelajaran Daring Dengan Hybrid Learning Di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D Iii Keperawatan Blora

    No full text
    Pembatasan sosial berdampak pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Perguruan tinggi menerapkan kebijakan pembelajaran dengan metode pembelajaran daring namun dengan berjalannya waktu, untuk memaksimalkan pembelajaran selama masa pandemi pemerintah menerapkan metode hybrid learning. Perubahan metode pembelajaran itulah yang menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya perubahan psikologis pada mahasiswa salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan merupakan respons emosional yang tidak menyenangkan, penuh dengan kekhawatiran, dan rasa takut tentang sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat terdefinisikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa dalam penerapan metode pembelajaran daring dengan hybrid learning di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D III Keperawatan Blora. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Responden penelitian ini terdiri dari 182 mahasiswa yang berasal dari tingkat I,II dan III. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner HARS dengan 14 pertanyaan. Hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 102 mahasiswa (56,0%) mengalami kecemasan berat pada penerapan system pembelajaran daring, sedangkan pada penerapan system hybrid learning mahasiswa yang mengalami kecemasan berat sejumlah 29 mahasiswa (15,9%). Hasil analisis bivariat menunjukan nilai p-value sebesar 0.001<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa “Hipotesis diterima” dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan mahasiswa dalam penerapan metode pembelajaran daring dengan hybrid learning di Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D III Keperawatan Blor

    Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Isolasi Sosial pada Penderita Skizofrenia di Kelurahan Krebet Wilayah Kerja Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang

    No full text
    Gangguan psikosomatis yang ditandai dengan gangguan signifikan dalam pikiran, emosi, dan perilaku, kebingungan di mana berbagai pikiran tidak berhubungan secara logis, mispersepsi dan perhatian, emosi datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas motorik aneh (perilaku aneh) merupalkan skizofrenia. Penderita skizofrenia 72% mengalami isolasi sosial. isolasi sosial merupakana kondisi atau situasi kesepian yang terjadi pada individu karena orang lain dianggap memberikan dampak negatif dan mengancam bagi dirinya. Asuhan keperawatan merupakan hasil akhir dari dokumentai Tindakan perawatan dimana mencakup pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Tujuan Penelitian ini memberikan gambaran kasus di komunitas terkait asuhan keperawatan pada penderita skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial di Desa Krebet Kabupaten Malang. Metode Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dengan satu responden yang diambil saat peneliti menjalani praktik profesi ners stase keperawatan jiwa. Hasil pengkajian didapatkan kondisi pasien sering menyendiri dan merasa tidak disegani dengan tetangganya. Pasien memiliki riwayat sering marah-marah. Pasien pernah dirawat di RSJ Lawang pada tahun 2020 selama 4 bulan. Diagnosa keperawatan yang diambil ialah isolasi sosial. Intervensi yang penulis susun meliputi strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK) isolasi sosial. Dilanjutkan dengan implementasi dan evaluasi sesuai dengan intervensi yang diangkat. Asuhan keperawatan dilakukan selama 4 hari termasuk pengkajian. Untuk peneliti selanjutnya dapat menjadikan laporan ini sebagai acuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial

    Family’s experience in caring for clients with suicidal risk in Indonesia

    No full text
    El suicidio es una de las emergencias psiquiátricas que requieren atención integral porque los individuos corren el riesgo de ponerse en peligro a sí mismos, a los demás y al entorno. El suicidio en Indonesia está aumentando. Las familias tienen un papel importante en el cuidado de los clientes y la prevención del suicidio, pero las cargas familiares no se han estudiado profundamente. El objetivo del estudio fue obtener una visión general de la experiencia familiar en el cuidado de clientes con riesgo de suicidio. El diseño de la investigación fue cualitativo con un enfoque de fenomenología descriptiva que involucró a seis participantes. Los datos fueron recolectados por entrevista en profundidad y analizados utilizando el método Colaizzi. Los resultados delestudio encontraron cinco temas; los intentos de suicidio son una carga compleja para las familias, los cambios de comportamiento como un signo de suicidio, la preocupación como una forma de apoyo familiar y comunitario, las percepciones familiares sobre las causas y consecuencias del intento de suicidio y las estrategias de supervivencia de las familias superando el impacto del intento de suicidio. Los resultados del estudio recomiendan que la familia como unidad social de prevención del suicidio sea más sensible a los cambios en el comportamiento de clientes y enfermeras, ya que los consejeros pueden proporcionar intervenciones para mejorar el estado de salud mental de los clientes y las familias, como la educación sanitaria. terapia de psicoterapia familiar, manejo del estrés y grupo de autoayuda. La conclusión que puede extraerse de los cinco temas anteriores es que la carga de la familia que brinda cuidados al cliente con el riesgo de suicidio es mayor cuando la familia no puede reconocer los signos de suicidio del cliente, por lo que es necesario un sistema de apoyo. y afrontamiento constructivo.ABSTRACT: Suicide is one of the psychiatric emergencies that require comprehensive care because individuals are at risk of endangering themselves, others and the surrounding. Suicide in Indonesia is increasing. Families have a major role in caring for clients and preventing suicide but family burdens have not been studied profoundly. The aim of the study was to get an overview of family experience of caring for clients with suicide risk.The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving six participants. Data was collected by in depth interview and analyzed using Colaizzi method.The results of the study found five themes; suicide attempts is a complex burden for families, behavioral changes as a suicide sign, concern as a form of family and community support, family perceptions about the causes and consequences of attempted suicide and coping strategies of families overcoming the impact of attempted suicide.The results of the study recommend that the family as the front social unit of suicide prevention can be more sensitive to changes in the behavior of clients and nurses as counselors can provide interventionsto improve the mental health status of clients and familiessuch as health education, family psycoeducation therapy, stress management and self help group.The conclusion that can be drawn from the five themes above is the burden of the family who provide caring for the client with the risk of suicide is heavier when the family is unable to recognize the client's suicide signs so there is a need for a support system and constructive coping

    Hubungan Relasi Ibu-Anak Dengan Persepsi Ibu Tentang Tingkat Kecemasan Pada Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Yang Menjalani Kemoterapi Di IRNA IV RSUD dr. Saiful Anwar Malang

    No full text
    Leukimia merupakan salah satu penyebab kematian utama di tingkat global pada anak. Leukemia limfoblastik akut adalah jenis leukemia masa kanak-kanak yang paling umum. Kecemasan merupakan respon yang paling umum terjadi pada saat anak menjalani kemoterapi. Salah satu penguat bagi anak yang menjalani kemoterapi adalah relasi ibu dan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ibu dan anak, serta persepsi ibu terhadap tingkat kecemasan pada anak yang menjalani kemoterapi untuk Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 ibu dan anak penderita LLA yang menjalani kemoterapi. Hasil menunjukan bahwa anak penderita LLA yang menjalani kemoterapi memiliki relasi Ibu-Anak dalam kategori baik berjumlah 33 (63,5%) dan persepsi ibu tentang kecemasan pada anak kategori baik berjumlah 38 (73,1%). Uji statistik chi-square menunjukan p-value 0,000 < 0,05 dan nilai korelasi 0,012. Dapat disimpulkan bahwa hubungan ibu-anak memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi ibu dengan tingkat kecemasan pada anak LLA yang menjalani kemoterapi. Ibu dengan anak leukimia dapat mengendalikan persepsi terhadap kecemasan sehingga anak dapat mengontrol tingkat kecemasannya dan tidak menghambat proses pengobatannya selama dirawat di rumah saki

    Hubungan Paparan Media Sosial dengan Orientasi Seksual pada Remaja Akhir di Universitas Brawijaya Malang.

    No full text
    Pada masa remaja perkembangan kebutuhan seksual, pengaturan bagian orientasi seksual dan keputusan menjadi seorang wanita atau pria berjalan secara sejajar, maka hal ini akan menimbulkan suatu keterkaitan dan membentuk perilaku yang nantinya akan mengarah ke perilaku seksual yang menyimpang . Orientasi seksual menjadi salah satu identitas seseorang di lingkungan mereka berada. Remaja diharapkan telah menentukan orientasi seksual atau arah ketertarikan seksualnya . Faktor yang dapat mempengaruhi orientasi seksual adalah faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi orientasi seksual adalah paparan media sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan media sosial dengan orientasi seksual remaja akhir. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional pada 111 sampel. Instrumen yang digunakan adalah skala intensitas penggunaan media sosial (SIPMS) untuk mengukur paparan media sosial dan skala kinsey untuk mengukur orientasi seksual. Uji bivariate yang digunakan adalah spearman rank yang memberikan hasil p<0,040. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan paparan media sosial dengan orientasi seksual remaja akhir di Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini perlu adanya pemberian edukasi sejak dini tentang orientasi seksual dan antisipasi remaja dalam memenuhi tugasnya agar terjadi proses pengembangan diri ke arah yang positif di lingkungan sosialnya

    Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Resiliensi Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di Poli Onkologi Rsud Dr. Saiful Anwar Malang.

    No full text
    Kemoterapi merupakan penggunaan obat farmakologis yang menghambat perkembangan sel kanker payudara invasif dengan cara menghalangi kerusakan DNA yang memulai karsinogenesis atau dengan menahan perkembangan sel-sel pramaligna dimana kerusakan tersebut telah terjadi. Kecemasan dan Ressiliensi yang dirasakan pasien saat proses kemoterapi mempunyai dampak terhadap keberhasilan pasien saat proses pengobatan. Tujuan dari penellitian ini adalah untuk mencari hubungan antara kecemasan dengan resilliensi pada pasien kanker payudara yang sedang dalam proses pengobatan kemoterapi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan crossasectional. Dalam menentukan sampel menggunakan tehnik purposif sampling dengan jumlah sampel 70 pasien kanker payudara. Hasil uji korelasi spearman rho didapatkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan ressiliensi dengan nilai p-valiu = 0,001 dengan nilai koefisien korelasi =-393. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan memiliki hubungan dengan resiliensi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Hubungan ini bersifat negatif yang artinya semakin rendah kecemasan maka resiliensi semakin meningkat atau sebaliknya
    corecore