17 research outputs found

    KELAMBU CELUP PERMETRIN

    Get PDF
    AbstrakPenyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasinya, seperti penanggulangan vektor, pengobatan penderita dan perbaikan lingkungan. Di samping itu penting bagi masyarakat untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan kelambu yang dikombinasi dengan insektisida seperti permetrin, yang dikenal dengan istilah kelambu celup permetrin. Permetrin merupakan insektisida golongan piretroid sintetik, bersifat fotostabil dan neuropoison terhadap serangga, tidak toksik bagi organisme lain hanya menimbulkan iritasi ringan pada kulit. Ia larut di dalam air, bersifat racun perut atau racun kontak dengan daya residu lebih kurang 6 bulan. Bentuk kelambu bisa empat persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam, dengan bahan poliester dan nilon memiliki daya bunuh terhadap nyamuk anophelini lebih tinggi dibandingkan dengan katun. Penggunaan kelambu celup ini cukup efektif di daerah malaria bertransmisi rendah dan sedang, sedangkan di daerah bertransmisi tinggi penggunaannya harus dikombinasi dengan pengobatan.Kata kunci : kelambu celup - permetrin - piretroid sintetikAbstractMalaria is still a public health problem in Indonesia. Many efforts have been done to overcome it, such as vector control, patient treatment and environment im-provement. It is important for people to protect themselves from mosquito bite. One of these efforts is the use of bed net impregnated with insecticide such as permethrin, which is known as perme-thrin-impregnated bed net. Permethrin is a synthetic pyre-throid insecticide, photostable and neuropoisonous to insect, but only induce slight irri-tation at the skin of other organism. It is water soluble, has stomach poison or contact poison effect with residual power around six months. Bed net might take a form of four square with variable size. The material may vary, but polyester and nylon have better killing power against anopheline mosquitoes than cotton. The use of this impregnated net in low and middle malaria transmission area is so effective, while in high transmis-sion area it must be combined with the proper treatment.Keywords: mosquito net impregnated - permethrin - synthetic pyrethroidTINJAUAN PUSTAKA</p

    KELAMBU CELUP PERMETRIN

    Get PDF
    AbstrakPenyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasinya, seperti penanggulangan vektor, pengobatan penderita dan perbaikan lingkungan. Di samping itu penting bagi masyarakat untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Salah satu caranya adalah dengan penggunaan kelambu yang dikombinasi dengan insektisida seperti permetrin, yang dikenal dengan istilah kelambu celup permetrin. Permetrin merupakan insektisida golongan piretroid sintetik, bersifat fotostabil dan neuropoison terhadap serangga, tidak toksik bagi organisme lain hanya menimbulkan iritasi ringan pada kulit. Ia larut di dalam air, bersifat racun perut atau racun kontak dengan daya residu lebih kurang 6 bulan. Bentuk kelambu bisa empat persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Bahan yang digunakan bisa bermacam-macam, dengan bahan poliester dan nilon memiliki daya bunuh terhadap nyamuk anophelini lebih tinggi dibandingkan dengan katun. Penggunaan kelambu celup ini cukup efektif di daerah malaria bertransmisi rendah dan sedang, sedangkan di daerah bertransmisi tinggi penggunaannya harus dikombinasi dengan pengobatan.Kata kunci : kelambu celup - permetrin - piretroid sintetikAbstractMalaria is still a public health problem in Indonesia. Many efforts have been done to overcome it, such as vector control, patient treatment and environment im-provement. It is important for people to protect themselves from mosquito bite. One of these efforts is the use of bed net impregnated with insecticide such as permethrin, which is known as perme-thrin-impregnated bed net. Permethrin is a synthetic pyre-throid insecticide, photostable and neuropoisonous to insect, but only induce slight irri-tation at the skin of other organism. It is water soluble, has stomach poison or contact poison effect with residual power around six months. Bed net might take a form of four square with variable size. The material may vary, but polyester and nylon have better killing power against anopheline mosquitoes than cotton. The use of this impregnated net in low and middle malaria transmission area is so effective, while in high transmis-sion area it must be combined with the proper treatment.Keywords: mosquito net impregnated - permethrin - synthetic pyrethroidTINJAUAN PUSTAK

    Gambaran Kualitas Hidup Santriwati yang Menderita Skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman

    Get PDF
    Kualitas hidup terkait dengan kesehatan  meliputi aspek fisik, psikis dan sosial. Penilaian kualitas hidup tersebut terdiri dari: tidak ada pengaruh, pengaruh kecil, pengaruh sedang dan pengaruh besar terhadap kualitas hidup karena penyakit skabies. Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas hidup santriwati yang menderita skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman pada bulan Desember 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan kulit dan pengerokan kulit. Proses wawancara yang dipandu kuesioner modified Dermatology Life Quality Index yang sudah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.  Hasil: Mayoritas penyakit skabies berpengaruh kecil terhadap kualitas hidup responden (62,5%), diikuti dengan pengaruh sedang pada kualitas hidup (25,0%), selanjutnya tidak ada pengaruh pada kualitas hidup (4%) dan pengaruh besar pada kualitas hidup (0%). Komponen kualitas hidup yang paling terganggu adalah kegiatan sekolah/belajar (18,8%) dan yang paling tidak terpengaruh adalah hubungan pertemanan (78,1%). Simpulan: Mayoritas penyakit skabies memiliki pengaruh yang kecil terhadap kualitas hidup penderita skabies.Kata kunci: modified dermatology life quality index, kualitas hidup, skabie

    Uji Potensi Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn) yang Tumbuh di Padang sebagai Larvasida Nabati terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti

    Get PDF
    Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue melalui vektor penular utama yaitu nyamuk betina Aedes aegypti. Salah satu upaya pemberantasan vektor penular tersebut adalah larvasida sintetik, namun dapat menyebabkan resistensi vektor dan pencemaran lingkungan. Ekstrak daun putri malu dapat dijadikan alternatif sebagai larvasida nabati. Tujuan: Menentukan pengaruh pemberian ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang tumbuh di Padang terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan satu kontrol dengan 4x pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Parasitologi Universitas Andalas. Sampel terdiri dari 720 ekor larva Aedes aegypti instar III/IV. Setiap kelompok uji berisi 20 ekor larva dalam 200 ml larutan (ekstrak + akuades) dengan serial konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12,5, dan 15 mg/ml. Jumlah kematian larva dicatat setelah 24 jam pemaparan ekstrak. Hasil: Ekstrak daun putri malu yang dengan konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/ml tidak efektif sebagai larvasida, sedangkan konsentrasi 10, 12,5 dan 15 mg/ml efektif sebagai larvasida dengan persentase kematian masing-masing adalah 12,5, 30, dan 60%. Nilai LC50 ekstrak daun putri malu adalah 14,568 mg/ml. Simpulan: Ekstrak daun putri malu yang tumbuh di Padang berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti.Kata kunci: Aedes aegypti, larvasida nabati, Mimosa pudica Lin

    Identifikasi Bakteri Escherichia coli dalam Air Minum Galon pada Kantin yang ada di Universitas Andalas Padang

    Get PDF
    The National Food and Drug Agency has controlled the refill drinking water in drinking water depots and also controlled food at school canteens ranging from elementary, junior high, to high school, but the National Food and Drug Agency never do food quality controlling in canteens at universities. Objectives: To identified the contamination by coliform and E. coli bacteria in drinking water at Andalas University canteen. Methods: This research was descriptive to identify coliform bacteria on  15 drinking water at the Andalas University faculty canteens.  Samples were taken directly using a sterile bottle, while data analysis using Most Probable Number  (MPN)  tables 5-1-1 and the presence of E. coli bacteria colonies from drinking water samples. Results: 9 of 15 water samples were contaminated by coliform bacteria with the highest MPN index of 240/100 ml that was found in 2 samples. From 9 samples containing coliform bacteria, all of them were found to contain E. coli bacteria. Conclusion: Most of the samples were contaminated by coliform and E. coli bacteria. Drinking water served using a kettle was more contaminated than drinking water served using gallons.Keywords: Coliform, Escherichia coli, MP

    Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010-2013

    Get PDF
    AbstrakFilariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Banyak faktor risiko yang mampu memicu timbulnya kejadian filariasis. Beberapa diantaranya adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, faktor lingkungan, perilaku. Kabupaten Padang Pariaman bukan salah satu 5 kabupaten daerah endemis filariasis namun merupakan kabupaten yang banyak ditemukan kasus baru filariasis di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode studi case control yang merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang bersifat retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 63 responden, terdiri dari 21 kasus dan 42 kontrol. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian filariasis dengan nilai p= 0,013,tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pekerjaan(nilai p= 0,071, OR=3,800, 95% CI=0,938-15,398), tempat perindukan, pengetahuan (nilai p= 1,000, OR=1,135, 95% CI=0,336-3,835), sikap dan tindakan. Mengingat umur sangat erat hubungannya dengan pekerjaan, maka perlu ada penyuluhan dari petugas kesehatan bagaimana melindungi diri saat bekerja seperti menggunakan baju berlengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan obat anti nyamuk.Kata kunci: filariasis, umur, pekerjaan, tempat perindukan, perilaku AbstractFilariasis is a chronic communicable disease caused by filarial worms and transmitted by mosquitoes Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Many risk factors are able to prevalence of filariasis. Some of them are gender, age, occupation, environmental factors and behavioral. Pariaman District is not one of the 5 districts of filariasis endemic areas but a lot of new case have been identify in West Sumatra. This was a case control study which is an analytic observational epidemiological studies. The total sample of 63 respondents, consisted of 21 cases and 42 controls . The data analysis was based on univariate and bivariate analysis equipped with chi-square test.The results of chi-square statistical test shows that there is significant correlation between age and filariasis prevalence with p value = 0.013, OR= 0.167, 95% CI= 0.043 – 0.652 but there was no correlation between gender, occupation (p value= 0.071, OR=3.800, 95% CI=0.938-15.398), breeding places, knowledge (p value= 1.000, OR=1.135, 95% CI=0.336 – 3.835),attitudes and action. The age is closely related to the occupation, so it needs intervention from health care workers how to protect while working, such as using a long-sleeved shirt, long pants and mosquito repellent. Keywords: filariasis , age, gender, occupation, breeding place, behaviora

    Hubungan Kejadian Pneumonia terhadap Lama Rawatan Pasien Kanker Paru di RSUP Dr M Djamil Padang

    Get PDF
    Pneumonia merupakan kejadian yang sering menyertai pasien sebagai komplikasi kanker paru (50-70% kasus). Penyebab utama pneumonia pada pasien kanker paru adalah mikroorganisme seperti Streptococcus pneumoniae. Tujuan penelitian ini adalah hubungan kejadian pneumonia terhadap lama rawatan pada pasien kanker paru. Jenis penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien kanker paru yang dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr M Djamil Padang periode 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2016 dengan sampel sebanyak 84 orang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik yang dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian memperlihatkan pasien kanker paru didominasi usia diatas 40 tahun baik kelompok dengan pneumonia (90,5%) maupun tanpa pneumonia (97,7%). Sebagian besar pasien kanker paru adalah berjenis kelamin laki-laki baik kelompok dengan pneumonia (76,2%) maupun tanpa pneumonia (80,9%). Pasien kanker paru kebanyakan merupakan perokok pada kelompok dengan pneumonia (57,1%) dan tanpa pneumonia (54,8%). Jenis sel kanker adenokarsinoma merupakan jenis sel kanker paru terbanyak, pada kelompok pasien dengan pneumonia sebanyak (54,8%) dan tanpa pneumonia (52,4%). Stage paling banyak pada kedua kelompok pasien kanker paru adalah stage IV. Lama rawatan raerata pasien kanker paru kelompok dengan pneumonia lebih lama (16,3 hari) dibandingkan kelompok tanpa pneumonia (7,4 hari). Simpulan penelitian ini adalah didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian pneumonia terhadap lama rawatan pada pasien kanker paru

    Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

    Get PDF
    Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C akut bisa bergejala (simptomatik) atau tidak bergejala (asimptomatik). Penderita asimptomatik terdeteksi pada pemeriksaan skrining donor darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi hepatitis B dan hepatitis C positif pada darah donor. Telah dilakukan penelitian deskriptif retrospektif terhadap frekuensi hepatitis B dan hepatitis C positif pada darah donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang tahun 2012. Jumlah donor yang tercatat di Unit Transfusi Darah Cabang Padang mulai dari Januari 2012 sampai Desember 2012 adalah 26.306 donor, terdiri dari 19.949 donor sukarela dan 6.357 donor pengganti. Jumlah total hepatitis B positif yang ditemukan adalah sebanyak 974 donor sedangkan Jumlah total hepatitis C positif yang ditemukan adalah sebanyak 157 donor. Dari seluruh donor yang diperiksa didapatkan secara keseluruhan persentase hepatitis B positif atau reaktif sebesar (3,7%) dan persentase hepatitis C positif atau reaktif (0,6%). Berdasarkan jenis donor didapatkan hepatitis B positif pada donor sukarela adalah 634 (3,2%) sedangkan donor pengganti 340 (5,3%). Untuk hepatitis C, berdasarkan jenis donor didapatkan hepatitis C positif pada donor sukarela adalah 98 (0,5%) sedangkan donor pengganti 59 (0,9%). Secara keseluruhan didapatkan persentase hepatitis B dan hepatitis C positif ditemukan lebih tinggi pada donor pengganti daripada donor sukarela

    IDENTIFIKASI BLASTOCYSTIS HOMINIS SECARA MIKROSKOPIS DAN PCR PADA SAMPEL FESES DI LABORATORIUM RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini untuk mengetahui keberadaan Blastocystis pada feses secara mikroskopisdan dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Sampel penelitian didapat dariRumah Sakit. Dr. M. Djamil Padang selama satu bulan pengumpulan. Semua sampel yangterkumpul diperiksa untuk mendeteksi Blastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsungdan PCR. Sampel tinja yang terkumpul 61 dan didapatkan 13 (21,3%) positif mengandungBlastocystis dengan pemeriksaan mikroskopis langsung dan sebanyak 20 (32,8%) positifdengan pemeriksaan PCR. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan PCR dapat mendeteksiBlastocystis lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis langsung.AbstractThis study determined the presence of Blastocystis in faeces microscopically and by usingPolymerase Chain Reaction (PCR). Samples were collected from hospital Dr. M. DjamilPadang for a month. All samples were examined for detecting Blastocystis by direct microscopicexamination and PCR. The total number of fecal samples collected was 61. It is foundthat 13 (21.3%) of the samples were tested positive for Blastocystis by direct microscopicexamination and 20 (32.8%) were positive by PCR. This study demonstrated that PCR candetect Blastocystis more sensitive than the direct microscopic examination

    TRACER STUDY FK UNAND 2008 : PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

    Get PDF
    AbstrakTracer Study adalah penelitian yang menghimpun informasi tentang sebaran para alumni dan berbagai masukan yang dapat membantu pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand).Penelitian tracer study di FK Unand 2008 menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Respondennya adalah alumni FK Unand yang dipilih secara purposive random sampling, yaitu berdasarkan keikutsertaan kegia-tan ilmiah dan kegiatan lainnya di FK Unand tahun 2008.Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang puas dan tidak puas terhadap pelayanan akademik sebanyak 55,5% dan 45,5% dari 124 responden. 61,9% responden merasa puas terhadap pendidikan preklinik dan 50,4% merasa puas terhadap pendidikan klinik. Untuk penilaian kompetensi berdasarkan persepsi responden menunjukkan 66,7% merasa kompeten saat menyelesaikan pendidikan. Uji bivariant menunjukkan hubungan bermakna antara kepuasan terhadap pendidikan preklinik dan klinik, tahun masuk dan jenis kelamin terhadap kompetensi (p<0.05).Kesimpulan adalah sebagian besar responden merasa puas terhadap pelayanan akademik dan pendidikan preklinik. Persentase ketidakpuasan terhadap pen-didikan klinik hanya sedikit lebih tinggi dari pada yang puas. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap pendidikan preklinik, klinik, tahun masuk, dan gender terhadap persepsi responden terhadap kompetensi mereka.Kata kunci :tracer study, alumni, tahun masuk, pre klinik, klinik, kompetensiAbstractTracer Study is a research that gather information about the distribution of the alumni and the various inputs that may help the development of curriculum and learning process in the Faculty of medicine Andalas University (FK Unand) Tracer studies FK Unand 2008 using a quantitative approach with a descriptiveARTIKEL PENELITIAN168analytical method. Respondents are FK Unand’s graduates that selected by purposively random sampling, who followed FK Unand’s scientific activities and other during 2008.The results show the percentage of respondents who are satisfied and not satisfied with the academic services as much as 55.5% and 45.5% of 124 respondents. 61.9% of respondents were satisfied with preclinical education and 50.4% were satisfied with educational clinics. For the respondents' perceptions of their competence indicated the majority (66.7%) felt competent at completing education. Bivariant test showed a significant relationship between satisfaction in preclinical and clinical stage, years in and to their competency (p<0.05).The conclusion are most respondents were satisfied with the academic services and preclinical stage. The percentage of dissatisfaction with clinic stage just slightly higher than who satisfied. There is a significant association between satisfaction with preclinical and clinical stage, year in, and gender to respondent's perception of their competence.Key word : tracer study, alumni, year-in, pre-clinical, clinical, competenc
    corecore