12 research outputs found

    PERANCANGAN SEKOLAH LUAR BIASA TUNA NETRA DENGAN PENDEKATAN BIOFILIK DI KOTA DENPASAR

    Get PDF
    Blind people are the condition of a person who experiences disturbances or obstacles in his sight. Based on the level of impairment, blind people are divided into two, namely total blindness and those who still have residual vision (low vision). In Denpasar City, there are only 376 people with visual impairments in Denpasar and there are already Bali SLB such as SLB-A Dria Raba Denpasar City and SLB-A Tabanan Regency but these facilities are inadequate because several schools in terms of appearance and function of the building can it is said that it is still lacking in accommodating school facilities for the blind. Based on its function, the School for the Blind (SLB-A) in Denpasar City uses the basic concepts of Educative, Constructive, and Creative which means educating and building proper facilities and accessibility so that blind children have the ability for the best skills. The design theme for the Planning and Design of Special Schools for the Blind will use Biophilic Architecture which can adapt a healthy environment to architectural developments and the conditions of blind children.Penyandang tunanetra adalah seseorang dengan gangguan atau hambatan penglihatan. Berdasarkan tingkat gangguannya, penyandang tunanetra dibagi menjadi buta total dan yang masih mempunyai sisa penglihata. Di Kota Denpasar penyandang tunanetra di Denpasar tercatat sebanyak 376 orang dan sudah terdapat SLB Bali seperti di SLB-A Dria Raba Kota Denpasar dan SLB-A Kabupaten Tabanan. Namun fasilitas tersebut kurang memadai karena dari tampilan dan fungsi masih kurang mewadahi untuk sekolah penyandang tuna netra. Selain tetap mengedepankan sisi keamanan, kenyamanan dan kekinian, desain sekolah harus mencerminkan masa kini yang berakar pada tradisi. Berdasarkan fungsinya, perancangan ini menggunakan konsep dasar: Edukatif, Kontruktif dan Kreatif yang berarti mendidik dan membangun fasilitas dan aksesbilitas yang layak sehingga siswa tuna netra memiliki kemampuan untuk suatu keterampilan yang terbaik. Tema rancangan pada Perencanaan dan Perancangan ini akan menggunakan Arsitektur Biofolik yang mampu menyesuaikan lingkungan yang sehat dengan perkembangan arsitektur dan kondisi siswa tuna netra

    PERANCANGAN MUSEUM WAYANG BALI DI GIANYAR

    Get PDF
    Seni pewayangan merupakan salah satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau Bangsa Indonesia yang terkenal di antara banyak karya seni budaya yang ada. Pertunjukan seni pewayangan meliputi seni suara, seni musik, seni peran, seni pahat, seni lukis, seni perlambang, dan karya sastra. Dilihat dari perjalanan sejarahnya, seni pewayangan tampak terus berkembang dari masa ke masa. Dunia pewayangan  mengalami banyak perubahan dimana pada awalnya sebagai media ritual pemujaan roh leluhur kemudian berkembang sebagai media dakwah, pemahaman filsafat, pendidikan moral, penyuluhan masyarakat, hingga menjadi media hiburan belaka. Di tengah-tengah derasnya kemunculan bentuk-bentuk hiburan modern masa kini, rupanya seni pewayangan masih mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali. Di Desa Singapadu Kabupaten Gianyar Bali, teater wayang sering digelar dalam acara-acara formal maupun informal dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Untuk itu, sudah sepatutnya seni pewayangan ini dilestarikan. Salah satunya adalah dengan membuatkan sebuah fasilitas museum yang menyimpan berbagai jenis wayang yang pernah ada di Bali. Konsep desain arsitektur museum wayang ini disusun melalui tahapan proses desain yang sistematis. Studi literatur, studi instansional, hingga observasi terhadap fasilitas sejenis telah dilakukan. Metode analisis dan sistesis selalu dilakukan dalam setiap pengambilan keputusan mulai dari merumuskan spesifikasi, konsep dasar, tema rancangan, program ruang, program site, hingga konsep perancangan arsitektur museum wayang Bali. Dari hasil proses perancangan arsitektur ditentukan bahwa konsep dasar konservatif, edukatif, dan rekreatif akan menjadi landasan dalam desain yang dipadukan dengan tema Neo Vernakular dalam perwujudan bangunan museum wayang untuk menjaga kearifan lokal dan penyesuaian dengan kondisi alam lingkungan setempat. Ada empat  kelompok ruang pada Museum Wayang Bali ini yaitu area pengelola, area museum, area penunjang serta area Service. Total luas ruangannya adalah 15.650 m2 dan membutuhkan luasan site sebesar 20.000 m2.  Rumusan konsep perancangan arsitektur museum wayang Bali mulai dari konsep perancangan site, perancangan bangunan, struktur, dan utilitas juga akan menjadi solusi dan pertimbangan dalam desain aritektur museum wayang Bali di Desa Singapadu Gianyar

    PUSAT KEBUGARAN DAN HIBURAN KELUARGA DI KABUPATEN BADUNG

    Get PDF
    Pusat kebugaran merupakan suatu tempat untuk melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan olah tubuh, latihan maupun olahraga yang bertujuan untuk mendapatkan kebugaran dan kondisi badan yang sehat secara fisik dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa kelelahanyang berlebih. Rekreasi pada masa kini merupakan suatu kebutuhan penting bagi masyarakat, di tengah padatnya aktivitas untuk mengurangi tingkat stress sehingga dibutuhkan suatu tempat untuk menghibur diri. Hal tersebut mendasari perancangan Pusat Kebugaran dan Hiburan Keluarga di Kabupaten Badung yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan olah tubuh, latihan maupun olahraga dan juga sebagai tempat untuk melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan. Pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode seperti : metode observasi, metode wawancara, studi literatur dan studi banding. Penerapan konsep "energik dan rekreatif" pada tempat ini bertujuan agar dapat membantu civitas dalam menikmati semua fasilitas di tempat ini dengan baik dan maksimal. Penerapan tema Green Architecture yang diterapkan pada rancangan  diantaranya terkait pencahayaan alami, penghawaan dan material yang digunakan seperti beton expose pada sebagian besar dinding bangunan ini dan tidak banyak menggunakan ornamen. Menggunakan warna yang membangkitkan semangat untuk berolahraga seperti warna merah, hijau dan biru dibeberapa bagian dinding dan lantai karpet. Hal tersebut merupakan dasar dalam penyusunan program antara lain : program fungsional, program ruang dan program site. Setelah proses penyusunan program hasil akhir dari proses tersebut berupa konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kebugaran dan Hiburan Keluarga di Kabupaten Badung. Fasilitas yang diwadahi meliputi : Gym, studio, karaoke, movie box, restoran, konsultasi kebugaran, retail, ruang bermain anak, kolam renang, spa, sauna dan gedung serbaguna

    HEALTH RESORT DI KABUPATEN BADUNG

    Get PDF
    Tuntutan akan pekerjaan yang cenderung meningkat dapat menimbulkan stres pada seseorang. Stres dapat mempengaruhi kehidupan secara sosial dan kesehatan. Di beberapa negara dikenal suatu tempat yang dapat membantu menghilangkan stres yang disebut Health Resort. Petang Badung merupakan salah satu daerah di Bali yang memiliki potensi untuk membangun health resort. Health Resort di Kabupaten Badung memiliki fasilitas perawatan kesehatan yang berbentuk resort dengan tipologi pelaku leisure, meliputi : existensial (spiritual), experiental (pengalaman), diversionary (pengalihan) dan recreational (rekreasi). Melalui fasilitas ini, pengunjung dapat beristirahat dari aktivitas sehari-hari dengan berelaksasi, merawat tubuh serta berekreasi. Kegiatan itu dapat memulihkan kesehatan dan mampu kembali beraktifitas dengan keadaan tubuh dan pikiran yang lebih segar. Konsep dasar yang digunakan untuk merancang Health Resort di Kabupaten Badung adalahrekreatif. Konsep ini diterapkan pada fasilitas rekreasi yang edukatif untuk penyegaran jasmani dan rohani sehingga dapat mencapai kondisi sehat yang menyeluruh. Penerapan konsep akan ditekankan pada desain fasad bangunan, tata massa bangunan dan penataan ruang luar dan ruang dalam. Konsep rekreatif diwujudkan dalam tampilan arsitektur Neo-Vernacular sebagai tema rancangan. Penerapan tema rancangan arsitektur Neo-Vernacular dengan arsitektur tradisional Bali, untuk mewujudkan arsitektural yang stylis memberikan pengalaman tradisional Bali sebagai unsur kontekstual namun tetap dalam kemasan modern

    LANDASAN KONSEPTUAL KAWASAN PERDAGANGAN DAN HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR

    Get PDF
    Indonesia adalah negara yang berpenduduk nomor lima terbesar di dunia, yang pertumbuhan ekonomi dan industrinya mengalami banyak kemajuan. sehinggapembangunan infrastrukturmenjadi kebutuhan utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Topik pembahasan yang diangkat disini adalah Industri dibidang pariwisata, mengingat pariwisata bukan cuma membutuhkan tempat untuk berekreasi tapi juga tempat untuk peristirahatan melepas lelah sehabis melakukan perjalananwisata seperti hotel dan tempat yang sejenis lainnya. Untuk menunjang hal tersebut di perlukan suatu wadah mixed use building yang representatif berupa kawasan perdagangan dan hotel yang akan menjadi salah satu penunjang pariwisata. Lokasi yang terpilih adalah di Kabupaten Gianyar tepatnya di Kecamatan Sukawati, desa Ketewel jalan by pass Ida Bagus Mantra yang dekat dengan Pantai Lembeng, yang mempunyai prospek bagus untukmengembangkan suatu kawasan mixed use building perdagangan dan hotel sebagai perputaran ekonomi, bisnis dan sarana untuk menunjang pariwisata di Kabupaten Gianyar dan sekitarnya. Luas lahan yang diperlukan adalah 26.700 m² dengan konsep dan tema bangunannya adalah post modern yang mempunyai konsepdasar komersial, rekreatif, asosiatif dan komunikatif. Sehinga dari hasil analisis tersebut melahirkan konsep perencanaan dan perancangan yang terdiri dari perencanaan site berupa entrance, zoning, sirkulasi tapak. Perancangan  ruang dalam dan ruang luar serta konsep penampilan bangunan, konsep struktur serta utilitas di dalam bangunan kawasan mixed use building perdagangan dan hotel

    ASHRAM MEDITASI KUNDALINI DI BADUNG

    Get PDF
    Perkembangan dunia spiritual di Bali khususnya meditasi kundalini membawa perubahan dalam aspek–aspek kehidupan masyarakat, metode baru dalam pembangkitan kundalini secara singkat yang dikenal dengan metode inisiasi berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk mempelajari dan mendalami kundalini melalui meditasi.Sampai saat ini, di Kabupaten Badung belum terdapat tempat atau wadah yang menampung minat masyarakat untuk mempelajari dan mendalami meditasi kundalini secara intensif yang bersifat pendidikan non formal berbasis spiritual.Dalam perancangan Ashram Meditasi Kundalini di Badung ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, studi literatur, wawancara maupun melalui media internet. Data-data yang telah diperoleh akan diproses melalui kompilasi, análisis, dan sintesis, dari proses tersebut dihasilkan spesifikasi umum dan spesifikasi khusus. Ashram Meditasi Kundalini di Badung merupakan tempat tinggal para guru dan murid yang mendalami kegiatan spiritual. Untuk belajar kegiatan spiritual diperlukan tempat yang layak dan memenuhi syarat ketenangan. Dalam perancangan ashram ini data yang dikumpulkan di lapangan kemudian dibandingkan dengan teori yang memiliki relevansi dengan studi pengadaan ashram. Hasil dari perbandingan ini kemudian memunculkan masalah yaitu kurangnya tempat yang representatif untuk proses pembelajaran meditasi dan pemberian informasi yang benar mengenai meditasi kundalini. Berdasarkan lokasi yang potensial mendekati atau memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka lokasi terpilih berada di Jl. Rajawali, Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mengingat keberadaannya pada poros Bali, dekat dengan perkotaan dan mempertimbangkan aksesibilitas dan memiliki jarak capai merata dari tiap–tiap kabupaten di Bali  Konsep dasar dalam perancangan ashram ini adalah edukatif spiritual, komunikatif, dan interaktif.Dari pendekatan konsep dasar maka ditentukan tema rancangan untuk pengadaan Ashram Meditasi Kundalini di Badung ini adalah arsitektur Neo Vernakular. Dalam hal ini mengacu terhadap konsep arsitektur tradisional Bali yang memiliki konsep dasar dalam menyusun tata ruangnya seperti orientasi kosmologi atau dikenal dengan Sanga Mandala, keseimbangan/kesesuaian kosmologi dengan istilah manik ring cecupu, hirarki ruang yang terdiri dari tri loka dan tri angga dan dimensi tradisional Bali yang didasarkan pada proporsi dan skala manusia. Konsep Perancangan dipilih pola massa jamak dengan komposisi cluster yang menyebar namun tetap mempertimbangkan kesatuan (unity) dan keseimbangan (balance). Pola sirkulasi linier diterapkan untuk memperkuat kegiatan yang terjadi secara berkelanjutan di dalam fasilitas tersebut dan sesuai dengan konsep dasar dan tema. Untuk mendapatkan tampilan bangunan yang sesuai dengan konsep dasar dan  tema maka diterapkan bentuk arsitektur tradisional Bali dengan konsep tri angga yang diperkuat denga ragam hias dan menggunakan bahan-bahan lokal dari alam. Konsep struktur, dan konsep utilitas juga dibahas secara menyeluruh. Rangkaian dari seluruh proses inilah sebagai dasar dalam perancangan “Ashram Meditasi Kundalini di Badung

    PUSAT KULINER TRADISIONAL KHAS BALI DI KABUPATEN GIANYAR

    Get PDF
    Pulau Bali menjadi sangat dikenal oleh dunia internasional karena keindahan alamnya, kesenian dan budayanya. Wisata kuliner tradisional khas Bali yang merupakan salah satu budaya lokalnya mempunyai peran penting karena makanan juga bisa menjadi pusat pengalaman wisatawan. Gianyar merupakan Kabupaten di Bali yang memiliki potensi untuk membangun pusat kuliner tradisional. Pusat Kuliner Tradisional Khas Bali di Kabupaten Gianyar memiliki fasilitas tempat makan yang menyediakan berbagai olahan tradisional khas Bali, selain itu fasilitas yang diwadahi meliputi : cooking class, gedung serbaguna, playground, panggung terbuka, drive thru dan kolam pancing. Melalui fasilitas yang diwadahi, pengunjung yang datang dapat menikmati berbagai olahan tradisional khas Bali dalam satu tempat sehingga tidak harus berpindah dari tempat satu ketempat lainnya untuk dapat menikmati olahan tradisional khas Bali. Konsep dasar yang digunakan untuk merancang Pusat Kuliner Tradisional Khas Bali di Kabupaten Gianyar adalah “Pelestarian, Edukatif dan Variatif” pada tempat ini bertujuan agar dapat membantu civitas dalam menikmati semua fasilitas di tempat ini dengan baik dan maksimal. Penerapan tema Neo-Vernakular yang diterapkan pada rancangan diantaranya terkait bentuk yang memadukan konsep tradisional dengan modern, material yang digunakan seperti batu bata, atap bubungan dan pemakaian atap miring. Menggunakan warna yang kuat dan kontras

    SENTRA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH INDUSTRI KERAJINAN DI BALI BERTEMA ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

    Get PDF
    Di Bali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha penting yang menopang kehidupan masyarakat dalam mendukung sektor pariwisata. Secara keseluruhan jumlah usaha dan tenaga kerja UMKM yang ada di Bali didominasi oleh usaha kecil dan usaha menengah dibandingkan dengan usaha besar. Bali sendiri sudah memiliki beberapa sentra seni hanya saja fasilitas yang dimiliki belum lengkap. Melihat begitu banyaknya orang yang menekuni UMKM di bidang industri kerajinan dan kurangnya fasilitas yang sudah ada maka perlu dibuatkan Sentra UMKM di bidang industri kerajinan yang baru, dengan tujuan memusatkan pelaku UMKM industri kerajinan yang ada di Bali dan diharapkan mampu menjadi sarana untuk mengangkat perekonomian dan potensi UMKM yang ada di Bali. Sentra UMKM Industri Kerajinan merupakan Pusat kegiatan bisnis di kawasan tertentu yang bertujuan menghasilkan barang atau produk kerajinan dengan proses pembuatanya menggunakan keterampilan tangan manusia. Sentra ini akan mewadahi kegiatan seperti : kegiatan pemasaran, kegiatan demo produksi, kegiatan pelatihan, kegiatan koleksi, kegiatan apresiasi dan food court serta dilengkapi dengan koperasi agar memudahkan untuk kegiatan simpan pinjam modal dalam kegiatan usaha. Berdasarkan fungsinya, perancangan Sentra menggunakan konsep dasar Promotif, Edukatif yang Rekreatif. Serta tema yang akan dipergunakan adalah Arsitektur Neo Vernakular. Lokasi perancangan Sentra UMKM Industri terletak di Br. Samu, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan analisa ruang, luas lahan yang direncanakan seluas 28.591,40m². Konsep perencanaan site mengacu pada site yang sudah dipilih dengan tetap mempertimbangkan lingkungan sekitar baik iklim, kebisingan, klimotologi, topografi dan build up area. Konsep perencanaan penampilan bangunan, struktur dan utilitas mengacu pada konsep dasar dan tema rancangan. Konsep perencanaan harus tetap mengacu norma-norma atau aturan yang berlaku serta tetap mengedepankan sisi keamanan dan kenyamanan sehingga dapat merencanakan suatu Sentra UMKM Industri Kerajinan di Bali

    RESOR AGROWISATA DI PELAGA

    Get PDF
    Resor Agrowisata di Pelaga merupakan suatu tempat rekreasi yang sekaligus mewadahi pengembangan sektor agrobisnis di Pelaga yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Pelaga. Resor ini memiliki fasilitas lengkap yang akan menunjang kegiatan agrowisata yang ditunjang dengan akomodasi wisata. Sesuai dengan konsep dasar yang diterapkan pada resor adalah rekreatif, edukatif, dan ekologis menyesuaikan dengan kebutuhan rekreasi alam di sektor agrobisnis. Fasilitas yang disediakan mencakup lahan agrowisata termasuk stand-stand pengolahan hasil pertaniannya, hotel dan villa, restoran, ruang serbaguna, outbond, camping ground, serta stand-stand cendramata yang memudahkan pengunjung untuk membeli oleh-oleh khas daerah. Tema rancangan yang dipilh adalah arsitektur neo venakular, karena berkaitan erat dengan faktor lokasi dan konsep dasar ekologis yang menekankan pelestarian alam. Resor Agrowisata di Pelaga berlokasi di Jalan Arjuna Banjar Bukian Desa Pelaga, Badung - Bali, direncanakan dengan luas lahan 5.85 ha. Konsep dasar perancangan tapak, yaitu ekologis mengacu pada tapak dengan tetap mempertimbangkan mempertahankan lahan perkebunan yang sudah ada sebagai lahan kerjasama yang akan dikembangkan sebagai agrowisata. Selain itu perencanaan tapak juga dipengaruhi oleh iklim, view, topografi, vegetasi, dan jaringan utilitas yang ada. Dari segi konsep dasar rekreatif dan edukatif pola dan hubungan ruangan di disain dengan dinamis dan informatif. Utilitas site memanfaatkan kontur site dengan memaksimalkan utilitas sistem gravitasi. Tema rancangan yang diterapkan adalah tema Noevernakular dengan menambilkan ciri-ciri arsitektur Bali, seperti bentuk atap, pemakaian batu alam dan bata ekspose, serta penggunaan material local lainnya

    PERANCANGAN TAMAN BUDAYA DI JEMBRANA

    Get PDF
    Jembrana Regency is a district in Bali Province that is famous for having arts that are unique and different from other districts, such as the arts of jegogan, jogged tubung, kendang berbarung, bungbung gebyog, cag-cag weaving, embroidery textile painting, and so on. In Jembrana Regency there is an arts building called the Ir Arts Building. Soekarno, but this building can only stage performing arts and its facilities are relatively limited. To complement the lack of facilities, a building is needed on a larger scale and can be used to preserve and develop arts and culture in Jembrana, namely in the form of a Cultural Park in Jembrana. Judging from its function, the design of the Cultural Park in Jembrana uses the basic concepts of Conservative, Educational, and Recreational using the Neo Vernacular theme, which means returning traditional building forms combined with modern building forms.Kabupaten Jembrana merupakan sebuah kabupaten di Provinisi Bali yang terkenal memiliki kesenian yang unik dan berbeda dari Kabupaten lainnya seperti kesenian jegogan, jogged bumbung, kendang membarung, bungbung gebyog, tenun cag-cag, lukis tesktil sulam, dan sebagainya. Di Kabupaten Jembrana terdapat gedung kesenian yang bernama Gedung Kesenian Ir. Soekarno namun Gedung ini hanya bisa mementaskan seni pertunjukan dan fasilitasnya tergolong terbatas. Untuk melengkapi kekurangan fasilitas tersebut maka diperlukan sebuah bangunan yang berskala lebih besar dan bisa digunakan untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian dan kebudayaan di Jembrana yaitu berupa Taman Budaya di Jembrana. Dilihat dari fungsingnya, Perancangan Taman Budaya di Jembrana mengunakan konsep dasar Konservatif, Edukatif, dan Rekreatif dengan mengunakan tema Neo Vernacular yang memiliki arti mengembalikan bentuk-bentuk bangunan tradisional yang dikolaborasikan dengan bentuk bangunan modern
    corecore