14 research outputs found

    PERBEDAAN TINGKAT IMUNITAS BAYI 0-12 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA DI RSIA PRIMA HUSADA SIDOARJO

    Get PDF
    Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya indonesia, namun praktek pemberian Air Susu Ibu (ASI) masih buruk. Buruknya pemberian ASI ini di picu oleh promosi susu formula diberbagai media dan sarana pelayanan kesehatan (SPK). Menganalisis perbedaan tingkat imunitas bayi usia 0-12 bulan yang di beri ASI Eksklusif dan susu formula. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik yang bersifat retrospektif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSIA Prima Husada Sidoarjo. Penelitian dilaksanakan pada 3-6 Oktober 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan simple random sampling dengan besar sampel,dimana variabel independen adalah tingkat imunitas bayi 0-12 bulan, dan variabel dependen ASI Eksklusif dan susu formula. Instrumen yang di gunakan adalah kuisioner. Dari hasil penelitian di dapatkan perbedaan tingkat imunitas bayi usia 0-12 bulan yang di beri ASI Eksklusf dan susu formula,sebagian kecil yaitu 14 orang yang di beri ASI Eksklusif mengalami sakit dan sebagian besar tidak mengalami sakit yaitu 16 orang dari 30 peserta responden. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square program statistik SPSS 16 dengan tingkat Dari analisis dengan uji chi-square di peroleh (0,01 < 0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan antara tingkat imunitas bayi usia 0-12 bulan yang di beri ASI Eksklusif dan susu formula. Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka dapat disimpulkan pentingnya upaya meningkatkan kesadaran bahwa betapa pentingnya kandungan gizi dari ASI untuk daya imunitas bayi 0-12 bulan daripada susu formul

    Pengaruh penggunaan metotreksat terhadap kualitas hidup pasien artritis reumatoid di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

    Get PDF
    Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, dapat terjadi pada seluruh organ tubuh. Peradangan ini mengakibatkan rasa sakit dan kekakuan, serta kerusakan sendi yang progresif. Salah satu obat yang di gunakan untuk pasien artritis reumatoid adalah obat golongan Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs (DMARDs) yaitu metotreksat (MTX). Kualitas hidup merupakan penilaian subjektif dari individu yang mencakup beberapa aspek yang meliputi kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit artritis reumatoid memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup. Peningkatan kadar nyeri, aktivitas penyakit dan kurangnya fungsi fisik berhubungan dengan menurunnya kualitas hidup pada penderita artritis reumatoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan MTX terhadap kualitas hidup pasien artritis reumatoid di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional berupa studi prospektif, data diolah menggunakan uji Shapiro Wilk dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 orang pasien artritis reumatoid, sebanyak 44,2% pasien berusia 51-60 tahun dan didominasi oleh wanita yaitu sebanyak 83,7 %. Sebanyak 53,5% pasien menggunakan terapi MTX dengan dosis 10 mg/minggu. Nilai rata-rata kuesioner RAQoL sebelum menerima terapi MTX adalah 8,8 ± 5,3, mengalami penurunan secara signifikan hingga 7,2 ± 3,8. Nilai signifikansi dari uji Wilcoxon untuk kualitas hidup adalah 0,035 (<0,05) yang artinya pemberian terapi MTX dapat memberikan perbedaan yang bermakna pada kualitas hidup pasien artritis reumatoid di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

    DEKOLORISASI REMAZOL BRILLIANT BLUE DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang Dekolorisasi Remazol Brilliant Blue dengan Menggunakan Karbon Aktif. Penelitian ini menggunakan karbon aktif sebagai adsorben untuk mengurangi kadar warna dari Remazol Brilliant Blue yang diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum dan penentuan kurva kalibrasi. Analisis hasil adsorpsi dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: variasi pH larutan (3-13), waktu kontak (15-150 menit) dan konsentrasi (25-250 ppm) dalam zat warna Remazol Brilliant Blue yang akan digunakan dalam isoterm Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum Remazol Brilliant Blue adalah 135 menit pada pH 11, dengan kapasitas adsorpsi maksimum 10,101 mg/g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif merupakan adsorben yang baik untuk jenis zat warna reaktif

    Laporan praktek kerja profesi apoteker di bidang sumber daya kesehatan seksi kefarmasian dan seksi alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 118, Surabaya 20 Juli 2020-21 Juli 2020

    No full text

    Laporan praktek kerja profesi apoteker di bidang sumber daya kesehatan seksi kefarmasian dan seksi alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 118, Surabaya 20 Juli 2020-21 Juli 2020

    Get PDF
    corecore