20 research outputs found

    Pengolahan Sisa Makanan dan Sayur Kubis menggunakan Metode Larva Composting

    Get PDF
    Sampah sayur kubis dan sisa makanan merupakan permasalahan yang timbul seiring meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun. Jika hal ini tidak segera dilakukan pengolahan maka akan berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pengolahan sampah yang cepat dapat dilakukan dengan pengomposan menggunakan Black Soldier Fly. Penambahan bioaktivator salah satunya adalah mikroorganisme alami (MoL) alami dari sampah buah yang sudah membusuk yaitu tomat. Penelitian ini menganalisis pengaruh komposisi sampah terhadap karakteristik hasil kompos padat sebagai alternatif pupuk pada Tanaman Kenikir. Pengomposan dengan Larva Black Soldier Fly menggunakan variasikomposisi sampah 75% sisa makanan : 25% sayur kubis dengan penambahan MoL Tomat 10 mL/kg menujukkan beberapa parameter fisik dan kimia sudah memenuhi sesuai persyaratan SNI 19-7030-2004. Hasil dari kompos padat untuk parameter fisik kadar air sebesar 50%, suhu sebesar 29°C, bau seperti tanah, tekstur remah tanah dan warna coklat kehitaman. Parameter kimia kompos padat didapatkan hasil C- Organik sebesar 15,35% ; N-Total sebesar 4,215% ; P2O5 sebesar 0,22%; K2O sebesar 1,005% ; Rasio C/Nsebesar 3,99. Hasil uji coba kompos padat pada Tanaman Kenikir menunjukkan jumlah daun sebanyak 7 helai dan tinggi tanaman sebesar 7,6 cm pada hari ke – 14

    MATERIAL FLOW ANALYSIS SAMPAH DI TPST BAKTI BUMI SIDOARJO

    Get PDF
    Solid waste management is a serious problem at Sidoarjo. Jabon final disposal is almost full of solid waste and the generated solid waste is getting higher and higher. Many solid waste that are not transported to the final disposal. Therefore, Sidoarjo Regency built the integrated transfer station (TPST) to encourage the 3R (Recycle, Reduce, Reuse) program, so that solid waste are not transported to the Jabon final disposal. One of the TPST at Sidoarjo is TPST  Bakti Bumi at Kelurahan Rangkah Kidul, Sidoarjo Regency. The problem at TPST Bakti Bumi is the rate of the solid waste reduction is low, the solid waste are not treated well, and many solid waste are still transported to the Jabon final disposal. Material flow analysis (MFA) is needed to determine the generated solid waste that are treated at TPST Bakti Bumi, so that the recommendation will be given to the TPST Bakti Bumi workers how to maximize the 3R's activities at TPST Bakti Bumi. Solid waste that are treated at TPST Bakti Bumi were paper waste and plastic waste with the efficiency rate 26.21%, Most of the solid waste at TPST Bakti Bumi are still transported to the Jabon final disposal

    Pembuatan Biobriket Menggunakan Campuran Biomassa Bonggol Jagung dan Pelepah Pisang

    Get PDF
    Kemajuan teknologi mempengaruhi penggunaan material bahan bakar fosil secara masif. Sumber energi alternatif diperlukan untuk menanggulangi keterbatasan dari sumber energi fosil. Limbah biomassa yang sering tidak mendapatkan perlakuan kembali menjadi salah satu pilihan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas yang dihasilkan dari biobriket dengan variasi komposisi antara bonggol jagung dan pelepah pisang. Bonggol jagung dan pelepah pisang adalah salah satu limbah biomassa yang banyak dibuang tanpa adanya pengolahan. Pembuatan biobriket menggunakan limbah biomassa menggunakan standar mutu briket arang kayu yaitu SNI 01-6235-2000. Penelitian ini menggunakan metode pirolisis guna mendekomposisi bahan biomassa bonggol jagung dan pelepah pisang menjadi sebuah arang. Metode pirolisis ini menjadi metode yang paling efektif untuk pengarangan. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi kompisisi dengan persentase (10%:90%), (30%:70%), dan (50%:50%) dengan suhu pirolisis 300°C selama 90 menit. Hasil penelitian menunjukkanbahwa biobriket variasi 2 dengan variasi komposisi 30%:70% adalah variasi pilihan sesuai dengan SNI 01-6235-2000.Kualitas biobriket variasi pilihan yaitu terdapat nilai kalor yang dihasilkan sebesar 9874.63 Kal/g, nilai kadar air sebesar 4.69%, nilai volatile matter sebesar 26.32%, dan nilai kadar abu sebesaar 41.23%

    Pengomposan Sampah Daun Angsana menggunakan Cacing Eisenia fetida dengan Penambahan MOL Nasi Basi

    Get PDF
    Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya memiliki fasilitas pengolahan sampah daun berupa rumah kompos. Sampah daun yang diolah merupakan hasil perantingan pohon angsana yang berada di taman dan sekitar jalan Pelabuhan Tanjung Perak. Pengolahan sampah daun di rumah kompos Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan metode open windrow. Tahapan pengomposan hanya meliputi pencacahan dua kali, lalu ditumpuk di tempat terbuka beratap tanpa komposter. Hasil dari pengomposan tersebut belum maksimal, dikarenakan kompos yang dihasilkan masih berbentuk daun. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya modifikasi teknologi dalam pengomposan, salah satunya menggunakan metode vermicomposting. Penelitian ini menggunakan jenis cacing tanah Eisenia fetida dengan lama pengomposan 21 hari. Vermicomposting memanfaatkan Mikroorganisme Lokal (MOL) dari nasi basi untuk mempercepat proses pengomposan. Komposisi sampah terdiri dari 40% daun angsana, 40% kotoran sapi dan 20% serbuk kayu. Reaktor pengomposan menggunakan metode continous flow bin dengan dimensi 45 cm x 30 cm x 35 cm. Pengukuran yang dilakukan yaitu warna, tekstur, bau, kadar air, suhu, pH, C, N, rasio C/N, P2O5, dan K2O. Hasil akhir pengomposan telah memenuhi SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah organik. Kandungan rasio C/N pada kompos yang dihasilkan oleh cacing Eisenia fetida dengan penambahan MOL nasi basi yaitu 20,04

    Pengomposan Sampah Daun Angsana menggunakan Cacing Eisenia fetida dengan Penambahan MOL Nasi Basi

    Get PDF
    Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya memiliki fasilitas pengolahan sampah daun berupa rumah kompos. Sampah daun yang diolah merupakan hasil perantingan pohon angsana yang berada di taman dan sekitar jalan Pelabuhan Tanjung Perak. Pengolahan sampah daun di rumah kompos Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan metode open windrow. Tahapan pengomposan hanya meliputi pencacahan dua kali, lalu ditumpuk di tempat terbuka beratap tanpa komposter. Hasil dari pengomposan tersebut belum maksimal, dikarenakan kompos yang dihasilkan masih berbentuk daun. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya modifikasi teknologi dalam pengomposan, salah satunya menggunakan metode vermicomposting. Penelitian ini menggunakan jenis cacing tanah Eisenia fetida dengan lama pengomposan 21 hari. Vermicomposting memanfaatkan Mikroorganisme Lokal (MOL) dari nasi basi untuk mempercepat proses pengomposan. Komposisi sampah terdiri dari 40% daun angsana, 40% kotoran sapi dan 20% serbuk kayu. Reaktor pengomposan menggunakan metode continous flow bin dengan dimensi 45 cm x 30 cm x 35 cm. Pengukuran yang dilakukan yaitu warna, tekstur, bau, kadar air, suhu, pH, C, N, rasio C/N, P2O5, dan K2O. Hasil akhir pengomposan telah memenuhi SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah organik. Kandungan rasio C/N pada kompos yang dihasilkan oleh cacing Eisenia fetida dengan penambahan MOL nasi basi yaitu 20,04

    PENGENALAN KESELAMATAN BERMAIN OUTDOOR LINGKUNGAN PAUD DI BALAI PENGEMBANGAN PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR

    Get PDF
    Tujuan utama diadakannya PAUD adalah untuk mendidik anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga dapat memasuki pendidikan dasar dan dipersiapkan secara optimal untuk masa dewasa. Untuk mencapai hal tersebut, PAUD membutuhkan kegiatan dan infrastruktur yang memenuhi standar. Bermain merupakan cara yang efektif bagi anak dan belajar dapat menunjang aktivitas gerak untuk menambah wawasan anak dan mengenal lingkungan sekitarnya. Keselamatan, keamanan dan kesejahteraan anak-anak saat bermain di area bermain outdoor harus menjadi perhatian utama. Tentunya ini bukan hanya pekerjaan guru, tetapi juga kerja kolektif dari mereka yang terlibat dalam pendidikan anak usia dini. Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Jawa Timur merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan PAUD. Selama ini BP-PAUD masih belum memasukkan pendidikan K3 dalam proses belajar mengajar di lingkungan PAUD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan edukasi mengenai pengenalan K3 di lingkungan PAUD, khususnya aktivitas bermain di luar ruangan (outdoor) bersama dengan BP PAUD dan Dikmas Jawa Timur. &nbsp

    Pengolahan Sampah Kapas, Sampah Daun Pisang, dan Kotoran Kelinci menjadi Kompos dengan Metode Aerobik

    Get PDF
    Industri tekstil menjadi salah satu penyebab semakin meningkatnya jumlah timbulan sampah kapas. Dikatakan demikian, dikarenakan sampah kapas di lingkungan industri tekstil tidak dilakukan pengolahan sebagai tindakan untuk meminimalkan jumlah timbulan sampah kapas. Hal ini dapat menimbulkan polusi dan penyakit jika tidak ditindak lanjuti. Selain itu, permasalahan lain yang juga menjadi perhatian adalah sampah daun pisang. Sampah daun pisang sering kali ditumpuk kemudian dibakar di sekitar lingkungan pemukiman penduduk, maka tindakan ini dapat menimbulkan polusi udara. Salah satu solusi alternatif atas permasalahan tersebut adalah dengan cara memanfaatkan sampah menjadi kompos. Pada penelitian ini, pembuatan kompos memanfaatkan sampah kapas, sampah daun pisang (Musa balbisisana) dan kotoran kelinci. Metode pengomposan yang digunakan secara aerobik dengan jenis reaktor yaitu aerobic composting bin. Adapun variabel penelitian yaitu variasi komposisi sampah kapas sebesar 20,33%; sampah daun pisang sebesar 20,33%; dan kotoran kelinci sebesar 59,35%. Kualitas kompos yang mampu dihasilkan pada penelitian ini meliputi nilai rasio C/N sebesar 11,05; C-Organik sebesar 10,17%; NTotal sebesar 0,92%; Fosfor sebesar 0,08%; dan Kalium sebesar 1,30%

    Pengaruh Metode Perawatan Siram terhadap Kualitas Paving Block menggunakan Limbah Plastik HDPE – LDPE

    Get PDF
    Plastik merupakan salah satu permasalahan yang dialami di Indonesia karena sifatnya yang sulit diurai. Upaya dalam mengurangi limbah plastik dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali menjadi produk yang memiliki nilai guna.Beberapa penelitian didapatkan pemanfaatan plastik sebagai bahan campuran pada paving block. Paving block merupakan salah satu alternatif dalam mengurangi limbah plastik yang lebih efisien dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas paving block menggunakan campuran semen PPC dengan plastik HDPE-LDPE sebagai agregat pengganti sebagian pasir. Perbandingan komposisi semen dan pasir yang digunakan adalah sebesar 1:4. Penelitian ini menggunakan variasi komposisi plastik dengan metode perawatan siram. Hasil penelitian diperoleh nilai kuat tekan yang terbaik pada komposisi penambahan 25% plastik, yaitu sebesar 18,86 MPa. Nilai ketahanan aus rata-rata yang terbaik pada penambahan komposisi 25% plastik, yaitu sebesar 0,08 mm/menit. Nilai daya serap rata-rata yang terbaik pada komposisi penambahan 50% plastik yaitu sebesar 8,34%. Kualitas mutu paving block plastik HPDE-LDPE dapat dimanfaatkan sebagai Jalan, Pelataran Parkir dan Taman serta Penggunaan lainnya

    DISTRIBUSI LOGAM BERAT TIMBAL DI PERAIRAN LAUT KAWASAN PESISIR GRESIK

    Get PDF
    The increasing of industrial activity on the Gresik Regency will increase the generated waste. One of the generated waste from industrial activity is hazardous waste which contain Lead (Pb). Pb which are disposed to the environment, especially to the sea, will pollute the environment and  endanger the life of marine animals like fishes and other marine biota. Therefore, the research of Pb distribution was conducted on the coastal area of Gresik Regency. Sea water samples were taken from 3 different points, Petrokimia Port, Manyar Sub-regency, and Maspion V Industrial Area. Sampling used purposive sample method and samples were analyzed by AAS. Results showed that the highest Pb concentration at Maspion V Industrial area (0.083 mg/L). Meanwhile the lowest Pb concentration at Manyar Sub-regency (0.021 mg/L). Industrial activity that are conducted at Gresik Regency may generate Pb which can pollute the seawater. Keywords: coastal area, Gresik, hazardous waste, lead, seawate

    Stabilization/Solidification of used lubricating oil containing Fe and Pb with Portland cement and bentonite

    Get PDF
    Used lubricating oil belong hazardous waste based on the Government Regulation Number 101 in 2014 about Hazardous Waste Management. Used lubricating oil contain hydrocarbon and heavy metals such as Fe and Pb. One of method to immobilize used lubricating oil is stabilization/solidification (S/S). S/S method always uses Portland cement to immobilize the heavy metals, but Portland cement can not immobilize the hydrocarbon. In this research, S/S method used Portland cement and bentonite are binding the heavy metals and hydrocarbon in the used lubricating oil. The composition used was cement bentonite 25:75, cement bentonite 75:25, cement 100%, and bentonite 100%. Used lubricating oil was added in 5%, 10%, and 15% weights. The S/S products were examined by measuring the TCLP of the Fe and Pb. The TCLP test was compared with the Fe and Pb concentration in the used lubricating oil. The results showed that the TCLP test of the Fe on the S/S product containing 5%, 10%, 15% used lubricating oil with cement 100% was 371.14 mg/L, 403.66 mg/L, and 417.89 mg/L respectively. Meanwhile, the Fe concentration in the used lubricating oil was 47.78 mg/L. The adding of bentonite to the S/S product decreased the Fe concentration that was leached. The TCLP test of the Fe in the S/S products that contained 5%, 10%, and 15% used lubricating oil with bentonite 100% were 15.24 mg/L, 0.085 mg/L, and 0.428 mg/L respectively. The S/S method using Portland cement and bentonite decreased the Pb concentration leached into the environment
    corecore