41 research outputs found

    WAYANG WONG TEJAKULA SEBAGAI SUMBER CERITA DALAM KARYA ANGGADA MADA

    Get PDF
    bentuk karya seni pertunjukan tradisional Bali di Desa Tejakula yang tetap eksis mengetengahkan epos Ramayana dalam penyajian berupaWayang Wong. Wayang Wong merupakan drama tari bertopeng yang menggunakan dialog bahasa kawi yang selalu menampilkan wiracita Ramayana. Semua pelaku (pemegang peran) dalam wayang wong parwa (kecuali penakawan-penakawan) tidak memakai tapel,sedangkan Wayang Wong Ramayana sebaliknya semua memakai tapel. Bentuk karya koreografi ini disesuaikan mengikuti kondisi lingkungan di pantai. Penonton bebas berdiri,duduk atau berpindah-pindah menyesuaikan diri mengikuti alur koreografi yang di pergunakan oleh penari. Hal semacam ini belum pernah dilakukan dalam seni sekuler. Pola-pola gerak yang dipergunakan masih memakai gerak primer/ baku gaya tejakula.karya ini dibuat sebuah inovasi dengan revitalisasi pada bentuk dan pakem/scenario Ramayana yang menyelipkan budaya dan tradisi entung-entungan api dan magibung ke dalam koreografinya

    Adi Merdangga Siwa Nata Raja "Tirta Amerta"

    Get PDF
    Deskripsi karya : Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali(PKB)XXXIII di depan Gedung Jaya Sabha Denpasar diiringi oleh tarian Adi Merdangga, yang terdiri dari penari putra/ putri dan penabuh sebanyak 200 orang.dengan durasi 5 menit. Acara pawai budaya dibuka oleh Gubernur Bali, Bapak Mangku Pastika. Tari ini menggambarkan tentang kesetiaan dan tanggung seorang putra kepada tugas Negara. Cerita tidak memegang peranan penting dalam setiap penggarapan tarinya, namun yang paling diutamakan adalah jalinan gerak, penggunaan property dan tema yang ditetapkan di setiap pelaksanaan PKB setiap tahunnya. Tema yang diangkat adalah Desa (Tempat), Kala (Waktu), Patra (Keadaan). Tema ini mengandung makna adaptasi diri dalam multikultur. Adi Merdangga disajikan dalam bentuk tari massal yang lebih bersifat imajinatif dengan menonjolkan gerak tari. Dengan menggarap property kuda, garuda, kober/bendera, kipas dan naga yang lebih inovatif, sehingga tari ini mengungkap cerita Tirta Amerta

    Adi Merdangga Siwa Nata Raja "Dewata Nawa Sanga"

    Get PDF
    Deskripsi karya : Karya tari Adi Merdangga ini disajikan dalam bentuk tari massal dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1.Cerita Siwanataraja yang dipakai sumber acuan penggarap Tari Adi Merdangga memungkinkan untuk digarap karena mengandung nilai-nilai kehidupan yaitu melalui tarian Dewata Nawa Sanga, Siwanataraja menciptakan alam semesta beserta isinya. 2.Ingin menggarap tari yang lebih bersifat imajinatif dengan menonjolkan tarinya. Hasilnya tentu tergantung kepada sampai dimana gerak-gerak tersebut dapat menimbulkan rangsangan emosi yang sekaligus mampu berkomunikasi kepada penonton. 3.Ingin menggarap property bendera/kober dan kipas yang lebih inovatif untuk mendukung cerita Siwanataraja yang dipergunakan, sehingga kesatuan gerak, penggunaan property dan cerita yang dipergunakan menjadi satu kesatuan yang utu

    Skar Petak

    Get PDF
    Deskripsi karya : Kabupaten Badung memiliki beragam jenis kesenian yang tersebar di setiap desa di Badung. Kesenian merupakan aset budaya yang tidak ternilai harganya. Saat ini beberapa jenis kesenian tradisional mengalami kemandegan dan ditinggalkan masyarakat pendukungnya., hal ini akibat kesibukan masyarakat dan adanya pergeseran nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Kesenian rakyat/tradisional menjadi kehilangan makna, baik sebagai hiburan maupun fungsi sosialnya. Untuk mengimbangi kecenderungan masyarakat yang kesehariannya terlalu sibuk dengan aktivitas pekerjaan kantor dan akrab dengan berbagai kesenian popular/masa kini, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memberikan pemahaman dan apresiasi agar mereka tidak semakin terasing dengan kesenian rakyat/ tradisional yang hidup dan berkembang di daerahnya. Dalam upaya menanamkan rasa cinta terhadap khasanah kesenian rakyat/tradisional dikalangan pegawai, maka Pemda Tk. II Kabupaten Badung, menyelenggarakan lomba Tari Janger. Kegiatan ini diikuti oleh pegawai lingkungan Kabupaten Badung, sekaligus ikut merayakan peringatan “HUT KORPRI XXXVII” yang diselenggarakan pada tanggal 7 Oktober 2008 di Kantor Pusat Pemerintahan (PUSPEM) Kabupaten Badung. Lomba Tari Janger ini, dengan keaneka ragamannya diharapkan dapat menjadi pelestari dan ajang pembinaan seni. Jika ditata dan dikemas dengan baik sebagai bentuk garapan seni pertunjukan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai etika dan estetika diharapkan menambah vokabulary seni dan mampu menciptakan senima-seniman Janger yang kreatif. Upaya memfasilitasi kegiatan Lomba Tari Janger di lingkungan pegawai Kabupaten Badung, maka Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Badung selaku koordinator Sekaa Janger, ikut berperan serta dalam lomba tersebut dengan menampilkan Tari Janger “SKAR PETAK” Penari adalah para pegawai yang merupakan gabungan dari lima instansi yaitu; Pegawai dari Dinas Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit Umum Daerah, Kantor Arsip Daerah, Kantor Kecamatan Petang dan Kantor Kecamatan Kuta

    Bhisma Dewabharata(Babak 1)

    Get PDF
    Deskripsi karya : Dewabharata lahir dari buah cinta antara Maharaja Sentanu dengan wanita jelmaan bidadari, Dewi Gangga. Sebagai putra mahkota Kerajaan Hastina, Dewabharata yang tampan dan perkasa diharapkan menjadi pemimpin agung yang akan menurunkan sumber insani masa depan bangsa Bharata. Setelah dinobatkan menjadi Yowanaraja, Dewabharata memperoleh mandat menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai raja muda, sedangkan ayahnya, Sentanu, bertindak selaku pendamping dan penasihat. Suatu ketika, Dewabharata begitu masgul dengan keberadaan ayahnya yang senantiasa bermuram durja. Melalui kusir kerajaan, Dewabharata mengetahui bahwa sumber kemurungan Raja Satyawati, gadis cantik putri seorang nelayan di tepi Sungai Yamuna.an berhas Dikisahkan, perjumpaan Sentanu dengan gadis molek beraroma harum semerbak itu, membuat sang raja jatuh cinta dan berhasrat menjadikannya permaisuri, tetapi sangat terpukul dengan persyaratan yang diajukan oleh ayah Satyawati. Persyaratan yang maha berat itu adalah; anak yang dilahirkan Satyawati dari perkawinanya harus menjadi raja pengganti Maharaja Sentanu. Didorong oleh rasa hormat dan kasih sayangnya pada sang ayah, menuntun Dewabharata menjumpai ayah Satyawati. Dewabharata berjanji tidak akan menjadi raja Hastina dan akan memberikannya kepada putra yang dilahirkan Satyawati. Dewabharata memboyong Satyawati ke istana dan menghaturkan kepada sang ayah. Setibanya di istana, sebuah persyaratan duajukannya lagi oleh ayah Satyawati agar kelak keturunan Dewabharata tidak menuntut haknya untuk menjadi raja Hastina. Demi kebahagiaan sang ayah, Dewabharata bersumpah akan hidup membujang selama hayatnya. Ikrar Dewabharata disambut hujan bunga dari angkasa dan gaung suara Bhisma….Bhisma…Bhisma! (Bhisma berarti kesatria sejati yang menepati sumpah suci). Maharaja Sentanu sangat terharu dengan ketulusan, jiwa besar dan pengorbanan putra kebanggaannya, Bhisma Dewabharata

    Adi Merdangga Siwa Nata Raja "Lingga"

    Get PDF
    Deskripsi karya : Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) selalu diawali dengan hadirnya Tari Adi Merdangga yang terdiri dari penari putra/ putri dan penabuh sebanyak 200 orang.dengan durasi 5 menit. Pemain gamelan Adi Merdangga didominasi oleh puluhan pemain kendang/drum. Pemakaian alur cerita dalam tari ini tidak memegang peranan penting dalam setiap penggarapan tarinya, namun yang paling diutamakan adalah jalinan gerak, suasana, hadirnya tokoh Siwa Nata Raja, penggunaan property dan kesesuaian tema yang telah ditetapkan disetiap pelaksanaan PKB setiap tahunnya. Dari tahun-tahun sebelumnya hingga sekarang, ISI Denpasar diberi kehormatan dan kepercayaan oleh Pemda Provinsi Bali untuk mempersiapkan Tari Adi Merdangga Siwa Nata Raja pada setiap Pembukaan Pawai PKB

    Biota Laut

    Get PDF
    Deskripsi karya : Perguruan Tinggi Seni di Indonesia merupakan lembaga yang mengemban misi pembentukan sumber daya manusia yang tidak hanya dibuat kreatif, cerdas daya nalar dan logikanya, melainkan juga diperkaya jiwanya, sehingga memiliki tanggung jawab serta mampu menampilkan pesannya untuk kesejahteraan dan perdamaian global dalam dinamika jaman yang berubah sangat cepat ini. Sesuai dengan fungsinya, perguruan tinggi seni telah melakukan berbagai upaya selain tugas pokoknya yaitu Tridarma Perguruan Tinggi, juga terus menerus membangun kesadaran baru akan nilai-nilai kemanusiaan bagi anak-anak bangsa dalam kehidupan global dewasa ini. Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI) merupakan perwujudan yang bisa dirasakan manfaatnya bagi perguruan tinggi seni Indonesia dalam membentuk ruang kreatif dan dialogis guna memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Penyelenggaraan Festival Kesenian Indonesia (FKI) V tahun 2007 dari hasil rapat Dewan Pengarah yang terdiri dari para pemimpin perguruan tinggi dalam BKS-PTSI di Bandung bulan November 2005, disepakati bahwa ISI Denpasar ditunjuk sebagai panitia pelaksana FKI V yang dilaksanakan pada bulan November 2007. Dengan ditunjuknya ISI Denpasar sebagai pelaksana, maka dibuatlah sebuah karya tari yang bertemakan lingkungan dalam rangka Pembukaan FKI V, yang mengambil tempat di Pantai Sanur Denpasar, pada tanggal 21 Nopember 2007. Dipilihnya lingkungan pantai karena menjadi sebuah kritik reflektif bagi kehidupan manusia yang memiliki sisi beda dibandingkan dengan kehidupan organisme yang lain. Kehidupan biota laut terancam punah oleh keserakahan manusia, mengambil kekayaan laut yang semena-mena, pencemaran laut dan lain-lain. Melalui karya ini, diharapkan mampu mendongkrak kesadaran kita dalam menempatkan diri pada hubungan keselarasan hidup seluruh mahluk

    Purusada Santha (Babak1)

    Get PDF
    Deskripsi karya : Bhineka Tunggal Ika adalah sasanti Negara Indonesia yang telah menyalakan api kesadaran masyarakatnya sebagai sebuah bangsa yang dirajut dari keberagaman.Sejak cikal bakal negeri yang disatukan dalam bentangan Jambrut Khatulistiwa ini bertumbuh, benih-benih perbedaan itu telah dikelola secara bijaksana. Perbedaan bukan dipandang dan ditakuti akan melahirkan perpecahan, namun sebaliknya menjadi dorongan yang bertenaga untuk bertemu, mengenal dan menerima. Tersebutlah pada abad ke-14, zaman kejayaan Majapahit dinasti Maharaja Rajasanegara atau Hayam Wuruk. Buah ikrar Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada berhasil mengukuhkan mosaik Nusantara. Untuk merekat keragaman wilayah taklukan Majapahit, Raja Hayam Wuruk menitahkan pujangga keraton, Mpu Tantular mempersembahkan karya ciptanya sebuah puisi lirik berjudul ”Purusada” yang bertutur tentang seorang pangeran bernama Sutasoma yang memerangi kekerasan dan permusuhan dengan kebeningan nurani dan kasih persahabatan. Sasanti Bhineka Tunggal Ika pada awal lirik ”Tan Hana Dharma Mangrwa” dalam bait kakawin karya Tantular yang bermakna berbeda-beda namun tetap satu jua itu, pada era republik menyemangati rasa persatuan dan kesatuan generasi pewaris negeri. Bhineka Tunggal Ika terhampar harmonis dalam ungkapan budaya dan ekspresi keindahan cipta, rasa, karsa masyarakatnya. Sebuah anugrah kemajemukan dalam kesetaraan, dibawah panji-panji Merah Putih Indonesia tercinta, dalam naungan kepak gagah Burung Garuda Pancasila perkasa

    Somya

    Get PDF
    Deskripsi karya : Dalam upaya memfasilitasi kegiatan keragaman budaya daerah, maka Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan, ikut berperan serta dalam festival tersebut dengan menampilkan karya tari “SOMYA” Karya ini terinspirasi dari pergaulan para remaja yang hampir kehilangan kontrol. Pergaulan remaja saat ini sangat dipengaruhi oleh siaran-siaran media elektronik yang terkadang menampilkan adegan-adegan diluar etika ketimuran. Dengan adanya fenomena pergaulan remaja seperti ini, maka dibuatlah karya tari yang yang mengambil thema sebuah ritual potong gigi dalam Agama Hindu. Salah satu ritual ini bertujuan untuk menetralisir segala sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia

    Panorama Cundamani

    Get PDF
    Deskripsi karya : Dikisahkan didalam Hutan Dandaka yang indah, terdapat sebuah pertapaan atau Paseraman. Bhagawan Trenawindu adalah pertapa yang menempati paseraman tersebut. Beliau memiliki banyak murid. Diantara semua muridnya, ada tiga orang yang paling pintar yaitu; Sang Jaya, Sang Wijaya dan Sang Jayanthi. Bhagawan Trenawindu ternyata ada janji dengan para Dewata, bahwa beliau harus segera kembali ke sorga setelah 50 (lima puluh) tahun berdirinya paseraman. Oleh karena itu beliau akan segera moksah, sedangkan paseraman akan diserahkan kepada muridnya . Sebelum beliau meninggalkan paseraman, beliau akan menghadiahkan Cundamani kepada muridnya yang paling pintar. Cundamani adalah ratna mutu manikam yang agung dan mewah, yang diletakkan pada hiasan mahkota raja atau pendeta. Upacara pemberian Cundamani dilaksanakan dengan meriah oleh para murid di Paseraman Bhagawan Trenawindu. Upacara diawali oleh Kelompok Banjar Purwa dengan mempersiapkan daging untuk upacara/caru dan jamuan para undangan. Banjar Daksina mempersiapkan segala alat-alat upacara/banten. Banjar Pascima membersihkan tempat-tempat suci, tempat upacara dan halaman paseraman, selanjutnya menghias bangunan suci. Kelompok lainnya mempersiapkan diri dengan seni suara untuk mengiringi upacara. Pada puncak upacara, Bhagawan Trenawindu mengumumkan pemberian Cundamani dan mandat/tanggung jawab kepada ketiga muridnya yaitu; -Sang Jaya diberikan sebuah lontar berisi peta wilayah sebagai mandat untuk menjaga wilayah paseraman agar tidak dirusak oleh para raksasa. -Sang Wijaya diberikan sebuah lontar berisi mantra/doa-doa untuk menyelamatkan paseraman secara gaib, karena mantra-mantra Bhagawan Trenawindu sangat sakti dan ditakuti oleh para raksasa. -Sang Jayanthi diberikan bunga warna putih melambangkan kesucian yang merupakan bunga yang hanya tumbuh di Hutan Dandaka. Pemberian bunga dimaksudkan agar paseraman selalu dijaga kesuciannya
    corecore