2,089 research outputs found

    Penularan Virus Mosaik Kedelai (Smv) dan Virus Kerdil Kedelai (Ssv) Lewat Benih, dan Upaya Memproduksi Benih Kedelai Bebas Smv dan Ssv

    Full text link
    Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai di Indonesia adalah karena serangan penyakit virus dan penggunaan benih yang kualitasnya tidak terjamin. Di antara lebih dari 10 jenis penyakit virus yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia, dua diantaranya yaitu virus mosaik kedelai (Soybean mosaic virus= SMV ) dan virus kerdil kedelai ( Soybean stunt virus =SSV) ditularkanmelalui benih kedelai. Di dalam biji kedelai yang terinfeksi, virus SMV dan SSV terdapat di dalam jaringan kulit biji atau embrio (kotiledon dan lembaga). Penularan SMV and SSV melalui benih kedelai memegang peranan penting dalam penyebarluasan dan perkembangan epidemi penyakit virus di lapang. Untuk mendeteksi SMV dan SSV dalam biji kedelai dapat dilakukan cara sederhana dengan mengamati langsung secara visual, uji ditumbuhkan (growing-on test), uji infektivitas (invectivity test) atau menggunakan teknik serologi (uji presipitasi, uji aglutinasi, immunoelectron microscopy (IEM), enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), radio immunosorbent assay (RISA), dan hibridisasi asam nukleat. Benih kedelai yang bebas virus SMV dan SSV dapat diproduksi dengan cara: (1) menghindari sumber infeksi awal, yaitu dengan menggunakan stok benih sehat, menghilangkan tanaman kedelai terinfeksi dan sumber infeksi lain di lapang, (2) mencegah masuk dan tersebarnya virus SMV dan SSV ke pertanaman kedelai dengan isolasi tempat dan waktu, pengendalian vektor, serta (3) menanam varietas tahan atau yang tidak menularkan virus lewat bij

    Strategi Pengendalian Penyakit Tanaman Kedelai

    Full text link
    Serangan penyakit tanaman merupakan salah satu penyebab produktivitas tanaman kedelai masih rendah (sekitar 1,2 t/ha). Tidak kurang 20 patogen jamur, bakteri, mikoplasma dan virus dapat menyerang tanaman kedelai dan menyebabkan kerugian hasil mulai ringan sampai berat. Ekologi tropika yang lembab dan hangat serta tidak adanya musim dingin/musim panas yang tegas, memungkinkan petani bertanam sepanjang tahun dengan pola tanam yang tidak teratur dan terpencar, menyebabkan permasalahan pengendalian penyakit tanaman menjadi lebih kompleks. Identifikasi patogen penyebab penyakit secara benar diikuti pemahaman ekobiologi patogen, tanaman inang, dan vektor (patogen virus) serta pola perkembangan penyakit di lapang sangat diperlukan untuk menyusun strategi dan langkah operasional pengendalian penyakit tanaman kedelai. Berdasar pola perkembangan penyakit di lapang, sebagian besar penyakit tanaman kedelai mengikuti pola perkembangan bunga majemuk (compound interest). Oleh karena itu strategi pengendalian penyakit dilakukan dengan menekan proporsi tanaman sakit pada saat awal (Xo), menekan laju infeksi (r) dan mengurangi waktu (t) terjadinya epidemi. Pengendalian Penyakit Terpadu (PPT) yang mengkombinasikan beberapa komponen pengendalian ke dalam satu sistem melalui pendekatan kelompok tani dalam hamparan yang luas akan lebih mengoptimalkan upaya pengendalian penyakit tanaman di lapang

    Strategi Optimalisasi Pengendalian Penyakit Bercak Daun dan Karat pada Kacang Tanah

    Full text link
    Kacang tanah merupakan sumber lemak dan protein nabati yang penting bagi sebaian besar penduduk Indonesia. Meskipun demikian komoditas ini belum banyak disentuh oleh program-program pembangunan pertanian yang dilakukan oleh pemerintah sehingga produktivitasnya masih rendahyaitu 1,1 t/ha. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tersebut adalah akibat serangan penyakit karat oleh Puccinia arachidas. Pola perkembangan epidemi, penyakit bercak daun dan karat mengikuti penyakit pola bunga maremuk. Strategi pengendalian yang dapat dilakukan untuk menekan perkembangan epidemi penyakit di lapang adalah dengan cara menekan proporsi tanaman sakit pada saat awal, memperkecil laju inflasi dan mempersingkat waktu terjadinya epidemi. Hal tersebut dapat dilakukan melalui penerapan pengendalian penyakit secara terpadu (PPT) yang meliputi pengaturan pola tanam, rotasi tanam, saat tanam, menanam varietas tahan, sanitasi lingkungan, eradikasi tanaman sakit dan menyemprot fungisida apabila diperlukan. Optimalisasi hasil pengendalian dapat dilakukan melalui pendekatan kelompok-kelompok tani mencakup hamparan-hamparan luas

    Arti Penting Penularan Virus Lewat Biji Kacang-kacangan dan Hubungannya dengan Sertifikasi dan Produksi Benih Sehat

    Full text link
    Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) di Indonesia adalah karena sebagian besar petani masih menggunakan benih asalan yang tidak terjamin kualitasnya. Benih sehat merupakan modal utama dalam USAha tani tanaman kacang-kacangan, namun sejauh ini kesehatan benih (terutama terhadap patogen virus) belum dimasukkan dalam program sertifikasi benih. Di Indonesia, diantara lebih dari 15 jenis penyakit virus yang menyerang tanaman kacang-kacangan, tujuh di antaranya ditularkan melalui biji. Penularan virus dari induk tanaman sakit terjadi melalui infeksi sel telur dan/atau tepungsari. Virus terdapat di dalam jaringan kulit biji atau embrio (kotiledon dan lembaga) biji terinfeksi. Sejauh ini belum ada USAha perlakuan benih secara fisik maupun kimiawi yang dapat menginaktifkan virus di dalam embrio tanpa mempengaruhi viabilitas benih tersebut. Penularan virus melalui biji terbukti memegang peranan penting dalam penyebarluasan dan perkembangan epidemi penyakit virus di lapang. Deteksi virus dalam biji dapat dilakukan dengan cara sederhana dengan mengamati langsung secara visual, uji ditumbuhkan, uji infektivitas hingga teknik serologi uji presipitasi, uji aglutinasi, immunosorbent electron microscopy, ELISA, RISA, dan nucleic acid hybridization. Permasalahan yang timbul dalam penerapan uji serologi adalah ketersediaan antiserum dan bahan bahan kimia. Benih yang relatif bebas virus dapat diproduksi dengan cara menghindari sumber infeksi awal dengan mulai dengan penggunaan benih sehat, menghilangkan tanaman terinfeksi dan sumber infeksi lain di lapang, mencegah masuk dan tersebarnya virus ke pertanaman dengan isolasi tempat dan waktu, pengendalian vektor serta menanam varietas tahan atau yang tidak menularkan virus lewat biji. Sertifikasi kesehatan benih (terhadap patogen virus) sebaiknya diterapkan secara bertahap dalam program sertifikasi benih. Untuk itu pemurnian dan produksi antiserum virus kacang-kacangan perlu dilakukan di dalam negeri oleh lembaga penelitian/perguruan tinggi/swasta bersamaan dengan peningkatan SDM dan fasilita

    Model Stratejik Peningkatan Kinerja Guru

    Full text link
    A Strategic Model for Promoting the Performance of State Senior High School Teachers. The objective of this study was to reveal: (1) teachers' improved performance at Public Senior High Schools in Aceh Besar district, (2) factors supporting the improvement of teachers' performance at Public Senior High Schools in Aceh Besar district, (3) design of strategic model for the improvement of teachers' performance at Public Senior High Schools in Aceh Besar district. The data were collected through observa­tion, interview, and documentation. The subjects of study were selected from two senior high schools. The research findings indicate that: (1) the improvement of teachers' performance is related to policy and planning, which was conducted through training, workshops, routine discussions, internship programs, and continuing study, (2) the supporting factors are determined by intellectual competency, motivation, and teachers' positive perception towards the main tasks and its function, and (3) the strategic model of teachers' performance is related to the context of teachers' performance standardization and improvement system. Model Stratejik Peningkatan Kinerja Guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan (1) gambaran empirik peningkatan kinerja guru SMAN Kabupaten Aceh Besar, (2) faktor-faktor penunjang peningkatan kinerja guru SMAN Kabupaten Aceh Besar , (3) rancangan model stratejik peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan inquiry qualitative-interactive, dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ditentukan secara purposif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa: (1) gambaran emperik peningkatan kinerja guru mengacu pada kebijakan, perencanaan, yang dilaksanakan melalui kegiatan penataran, workshop MGMP, pertemuan rutin, program sandaran, dan studi lanjut, (2) Faktor-faktor penunjang kinerja guru turut ditentukan oleh: kemampuan intelektual, motivasi, dan persepsi guru yang positif terhadap tugas pokok dan fungsinya, (3) model stratejik peningkatan kinerja guru tidak lepas dari konteks standarisasi kinerja guru dan sistem pengembangan karier keguruan sebagai PNS baik secara individu maupun kelompok dalam posisi jabatan yang menjadi tanggungjawabnya

    Differential expression of microRNAs in bovine papillomavirus type 1 transformed equine cells

    Get PDF
    Bovine papillomavirus (BPV) types 1 and 2 play an important role in the pathogenesis of equine sarcoids (ES), the most common cutaneous tumour affecting horses. MicroRNAs (miRNAs), small non-coding RNAs that regulate essential biological and cellular processes, have been found dysregulated in a wide range of tumours. The aim of this study was to identify miRNAs associated with ES. Differential expression of miRNAs was assessed in control equine fibroblasts (EqPalFs) and EqPalFs transformed with the BPV-1 genome (S6-2 cells). Using a commercially available miRNA microarray, 492 mature miRNAs were interrogated. In total, 206 mature miRNAs were differentially expressed in EqPalFs compared with S6-2 cells. Aberrant expression of these miRNAs in S6-2 cells can be attributed to the presence of BPV-1 genomes. Furthermore, we confirm the presence of 124 miRNAs previously computationally predicted in the horse. Our data supports the involvement of miRNAs in the pathogenesis of ES

    Magnetic properties of Mn-doped Ge46 and Ba8Ge46 clathrates

    Full text link
    We present a detailed study of the magnetic properties of unique cluster assembled solids namely Mn doped Ge46 and Ba8Ge46 clathrates using density functional theory. We find that ferromagnetic (FM) ground states may be realized in both the compounds when doped with Mn. In Mn2Ge44, ferromagnetism is driven by hybridization induced negative exchange splitting, a generic mechanism operating in many diluted magnetic semiconductors. However, for Mn-doped Ba8Ge46 clathrates incorporation of conduction electrons via Ba encapsulation results in RKKY-like magnetic interactions between the Mn ions. We show that our results are consistent with the major experimental observations for this system.Comment: 6 pages, 4 figure
    corecore