4 research outputs found

    ANALISIS POLA BANGKITAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATRIKS ASAL-TUJUAN

    Get PDF
    Adanya pemenuhan kebutuhan harian yang dilakukan penduduk perumahan di dalam Kota Merauke dari asal ke tujuan dengan menggunakan transportasi akan membangkitkan suatu pergerakan dan kemudian tersebar ke berbagai tataguna lahan yang berbeda sehingga muncul suatu lintasan pergerakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola bangkitan lalu lintas yang dilakukan penduduk perumahan disetiap zona kelurahan di dalam Kota Merauke. Pola bangkitan lalu lintas ini didapat dengan menggunakan Metode perhitungan Matriks Asal – Tujuan (MAT) pergerakan lalu lintas penduduk perumahan yang tersebar disetiap zona Kelurahan yang ada di dalam Kota Merauke. Besar bangkitan lalu lintas yang didapat kemudian divisualkan kedalam peta. Pola bangkitan lalu lintas menunjukkan pergerakan lalu lintas yang dilakukan penduduk perumahan banyak terjadi di dalam zona yang sama, dimana zona tersebut yaitu Kelurahan Mandala sebesar 53 pergerakan lalu lintas, dan pergerakan lalu lintas antar zona yang terbesar dengan jumlah 32 pergerakan terjadi di Kelurahan Mandala dengan Kelurahan Maro. Hasil perhitungan Matriks Asal – Tujuan (MAT) pergerakan, diketahui bangkitan lalu lintas (Oi) tertinggi adalah Kelurahan Mandala dengan jumlah 123 pergerakan lalu lintas dengan persentase sebesar 27% dari 457 pergerakan lalu lintas yang ada, sedangkan bangkitan lalu lintas (Oi) terendah adalah Kelurahan Kamahedoga dengan jumlah 11 pergerakan lalu lintas dengan persentase sebesar 2 %

    Uji Pemetaan Topografi Lingkungan Perkotaan Menggunakan Surfer

    Get PDF
    Ada informasi ketinggian permukaan tanah lingkungan perkotaan Merauke sekitar 0-4m dpl dari kantor statistik, tetapi tidak menyajikan bentuk garis konturnya sehingga estimasi genangan dan aliran air sulit diprediksi. Peta topografi tidak selalu tersedia dan tidak ada jaminan memperoleh dengan cepat dan sesuai, sehingga menuntut upaya pemanfaatan perangkat lunak yang dapat menghasilkan garis kontur sesuai lokasi yang direncanakan. Pada eksperimen pembuatan kontur ini yang disiapkan adalah Google Earth, TCX Converter dan Surfer. Hasil diperoleh informasi ketinggian kontur 1–10 m dpl untuk keseluruhan zona path. Pesisir ketinggian 1 m dpl. Lingkungan perkotan rata-rata 4–8 m dpl. Dan 4 spot kecil ketinggian 9–10 m dpl. Kontur ini tidak sesuai berdasarkan data BPS dan fakta lapangan ketinggian dataran perkotaan Merauke hanya 1–4 m dpl. Faktor ketinggian badan bangunan sekitar 4 m, ketinggian atap sekitar 6 m, dan bangunan lantai 2 sekitar 8-10 m. dengan demikian citra satelit menterjemahkan ketinggian bangunan sebagai ketinggian permukaan tanah yang ditranslate ke dalam garis-garis kontur. Pembuatan kontur topografi melalui citra satelit dalam lingkungan perkotaan Merauke tidak dapat digunakan sebagai dasar rancangan pembangunan fisik, tetapi dapat dipakai sebagai salah satu alat pengukuran zona kenaikan badan bangunan pada ligkungan permukiman atau perkotaan
    corecore