16 research outputs found

    PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN MACAM MOL (MIKROORGANISME LOKAL) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.) KULTIVAR INPARI 30

    Get PDF
    Penelitian telah dilaksanakan di lahan milik BP3K Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka mulai Bulan Maret - Juni 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh interaksi pemberian berbagai dosis pupuk anorganik dan macam MOL (Mikroorganisme Lokal) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30. Metode percobaan menggunakan metode eksperimen di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial dan diulang sebanyak empat kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk anorganik  (P) yang terdiri atas tiga taraf perlakuan, yaitu P1(200 kg Urea/ha + 100 kg NPK/ha (-50 kg dari pupuk anjuran)); P2 (250 kg Urea/ha + 150 kg NPK/ha (pupuk anjuran)); dan P3 (300 kg Urea/ha + 200 kg NPK/ha (+50 kg dari pupuk anjuran)). Faktor kedua adalah macam MOL (M) yang terdiri atas empat taraf perlakuan yaitu M1 (tanpa MOL (sebagai kontrol)); M2 (MOL bonggol pisang); M3 (MOL buah-buahan); M4 (MOL urin kelinci). Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan Uji F, selanjutnya untuk mengetahui nilai rata-rata setiap perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi interaksi pemberian dosis pupuk anorganik dan macam MOL. Dosis 250 kg urea/ha + 150 kg NPK/ha disertai pemberian MOL buah-buahan memberikan  pengaruh baik terhadap jumlah malai, jumlah anakan produktif, jumlah gabah isi per rumpun, bobot gabah isi per rumpun dan bobot ubinan. Dosis MOL yang digunakan 400 cc /14 liter air = 28,58 cc /liter air. Kata Kunci : Pupuk Anorganik, Mikroorganisme Lokal, Pad

    Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30 Pada Sistem Tanam Berbeda dan Pemberian Macam Dosis Pupuk Anorganik

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi sistem tanam dan dosis pupuk anorganik, pengaruh mandiri perlakuan sistem tanam, dan pengaruh mandiri pemberian dosis pupuk anorganik yang berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu faktor ke-1 sistem tanam (T), terdiri dua taraf t1 = sistem tanam legowo 2:1 dan t2 = sistem tanam tegel. Faktor ke-2 dosis pupuk anorganik p1 = Dosis 200 kg Urea/ hektar + 100 kg NPK/ hektar, p2 = Dosis 250 kg Urea/ hektar + 150 kg NPK/ hektar, dan p3 = Dosis 300 kg Urea/ hektar + 200 kg NPK/ hektar. Hasil penelitian menujukkan interaksi perlakuan sistem tanam dan dosis pupuk anorganik terjadi pada variable volume akar, panjang malai, dan bobot ubinan. Sistem tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Efek mandiri Perlakuan dosis pupuk anorganik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua variable yang diamati.Kata Kunci: Sistem tanam, Pupuk Anorganik, Padi

    KOMBINASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR, KOMPOS DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum.L) KULTIVAR MAJA CIPANAS

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2016, di Lahan Praktikum SMK Negeri Maja. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 7 kombinasi pupuk anorganik (berbagai dosis Urea, SP-36 dan KCl) dan pupuk organik (Pupuk Organik Cair dan Kompos) yang diulang sebanyak 4 kali ulangan, maka terdapat 28 petak percobaan. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Jika hasil perhitungan sidik ragam menunjukan hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan B (8  ton/ha Kompos + 5 cc/l POC + 40 kg/ha Urea + 60 kg/ha  ZA + dan 40 kg/ha KCl) menunjukan hasil yang paling baik terhadap diameter umbi, bobot umbi dan bobot umbi per tanaman. Perlakuan C (6 ton/ha Kompos + 5 cc/l POC + 80 kg/ha Urea + 120 kg/ha ZA + 80 kg/ha KCL) menunjukan hasil paling baik terhadap jumlah daun dan bobot kering tanaman per rumpun. Perlakuan E  (2 ton/ha Kompos + 5 cc/l POC + 160 kg/ha Urea + 240 kg/ha ZA dan 160 kg/ha KCL) menunjukan hasil paling baik terhadap jumlah umbi per tanaman.Kata kunci : Bawang Merah, Pupuk Organik Cair, Kompos, Pupuk Anorganik

    PENGARUH APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) KULTIVAR MAJA CIPANAS

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk daun terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil  tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Kultivar Maja Cipanas. Penelitian  dilaksanakan di Desa Sukasari kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Waktu pelaksanaan yaitu dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola tunggal diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang diuji adalah pemberian pupuk daun Allwin Top dosis 0 ml/liter, 2 ml/liter, 4 ml/liter, 6 ml/liter, 8 ml/liter dan 10 ml/liter. Perlakuan diuji menggunakan Uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan Aplikasi pupuk daun Allwin Top memberikan pengaruh berbeda nyata pada tanaman bawang merah kultivar Maja Cipanas terhadap variabel tinggi tanaman umur 49 hst. Tetapi, tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel jumlah daun (helai), jumlah anakan (Anakan), bobot umbi segar (gram), bobot umbi bersih (gram) dan diameter umbi (mm). Terdapat salah satu dosis pemberian pupuk daun Allwin Top terbaik terhadap variabel tinggi tanaman dengan dosis pupuk daun Allwin Top 4 ml/liter pada umur 49 hst. Kata Kunci : Bawang Merah, Hasil, Pertumbuhan, Pupuk Daun

    UJI HEDONIK PISANG LOKAL APUY SEBAGAI BAHAN KULTIVAR UNGGUL LOKAL KABUPATEN MAJALENGKA

    Get PDF
    Pisang (Musa sp) merupakan buah yang banyak manfaat. Beragam jenis pisang tersebar di Indonesia. Pengembangan pisang local menjadi bahan kultivar unggul tidak hanya dilihat dari sifat morfologinya saja, hal yang penting juga harus dilahat respon masyarakat terhadap suka atau tidak pisang local tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap pisang local Apuy sebagai bahan kultivar unggul Majalengka. Penelitian ini menggunakan metode survey. Diambil 22 responden dari berbagai latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan usia. Analisis data menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Terdapat 3 jenis pisang yang diuji yaitu Pisang Raja Sereh, Pisang Apuy, dan Pisang Raja Dengkel. Karakter yang  diuji adalah penampilan luar, Rasa, Aroma dan Tekstur. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaan responden terhadap pisang Apuy adalah 1,7 untuk penampilan luar, 2,6 untuk Aroma, 2,8 untuk rasa dan 2,8 untuk tekstur. Kata Kunci: Uji Hedonik, Pisang Lokal, Kultivar Lokal

    PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh interaksi pemberian dosis dan waktu aplikasi pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) kultivar grobogan. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dan diulang sebanyak empat kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk hayati dan faktor kedua adalah waktu aplikasi pupuk hayati. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji-F, selanjutnya untuk mengetahui nilai rata-rata setiap perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncun. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara dosis dan waktu aplikasi pupuk hayati. Perlakuan dosis pupuk hayati 50 kg/ha merupakan perlakuan terbaik pada pertumbuhan jumlah daun umur 35 hst. Perlakuan waktu aplikasi pupuk hayati 0 hst merupakan perlakuan terbaik pada pertumbuhan tinggi tanamn umur 21 hst dan jumlah daun umur 49 hst. Waktu aplikasi pupuk hayati 14 hst merupakan perlakuan terbaik pada pertumbuhan panjang akar, volume akar dan jumlah bintil akar efektif.Kata Kunci : Dosis Pupuk Hayati, Waktu Aplikasi Pupuk Hayati, Kedela

    Respon Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Kultivar Inpari 30 Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Anorganik Dan Macam Mikroorganisme Lokal (Mol)

    No full text
    Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan secara terus menerus akan berdampak buruk terhadap kondisi tanah. Hal tersebut perlu dikendalikan salah satunya dengan penggunaan pupuk hayati mikroorganisme lokal yang berasal dari bahan-bahan lokal. Selain itu penggunaan dosis yang tepat yang dibutuhkan tanaman akan mengurangi dampak dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30.Penelitian negative tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk anorganik dan macam mikroorganisme lokal terhadap pertumbuhan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Banjaran Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober  2015 sampai Februari 2016. Penanaman dilakukan dengan system tanam legowo 2:1.Metode penelitian menggunakan metode eksperiment dilapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial. Perlakuan yang diuji dalam penelitian ini adalah Dosis pupuk anorganik (P), dengan tiga taraf perlakuan yaitu p1 = Dosis 200 kg Urea/ hektar + 100 kg NPK/ hektar, p2 = Dosis 250 kg Urea/ hektar + 150 kg NPK/ hektar, dan p3 = Dosis 300 kg Urea/ hektar + 200 kg NPK/ hektar. Factor kedua yaitu Macam MOL (M) terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu, m1 = tanpa MOL, m2 = MOL bonggol pisang, m3 = MOL buah-buahan, m4 = MOL urin kelinci. Perbedaan rata-rata perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi pemberian dosis pupuk anorganik dan macam MOL. Efek mandiri dari pemberian dosis pupuk anorganik berpengaruh nyata pada bobot ubinan (taraf perlakuan p3 =  Dosis 300 kg Urea/ hektar + 200 kg NPK/ hektar). Efek mandiri dari pemberian MOL berpengaruh nyata pada jumlah anakan produktif, jumlah malai, jumlah butir isi per malai, bobot per rumpun, dan bobot ubinan. Taraf perlakuan m3 = MOL buah-buahan memberikan pengaruh paling baik. Kata Kunci: Legowo 2:1, Mikroorganisme Lokal (MOL), Dosis Pupuk Anorganik, Padi

    APLIKASI PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) KULTIVAR BALI KARET

    No full text
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi pupuk hayati terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani desa Sadasari Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka dengan ketinggian tempat 700 meter diatas permukaan laut, pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu pengaplikasian konsentrasi pupuk hayati 0 ml / liter air Ttanpa Perlakuan), 2 ml/liter air, 4 ml / liter air, 6 ml / liter air, 8 ml / liter air dan 10 ml / liter air dengan 4 kali ulangan pada tanaman bawang merah kultivar Bali Karet. Pengamatan hasil dilakukan pada usia tanaman bawang merah 21 hst, 35 hst dan 49 hst. Data yang diperoleh berdasarkan Uji Duncan dengan taraf 5% menunjukan Hasil penelitian bahwa perlakuan konsentrasi pupuk hayati memberikan pengaruh nyata terhadap parameter diameter umbi dengan konsentrasi 8 ml / liter air dan parameter bobot segar dan bobot kering pada konsentrasi pupuk hayati 8 ml / liter air. Kata kunci : Bawang merah, pupuk hayati, konsentras

    Respon Pemberian Liquid Organic Biofertilizer Urin Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine max L.)

    No full text
    Soybean (Glycine max L.) is one of the main food commodities after rice and corn. The need for soybeans in Indonesia is quite high. Soybeans are used as a basic ingredient for various processed foods such as tempeh, tofu, soy milk, tauco, snacks, and the soy sauce industry. Apart from being a food ingredient, soybeans are also used as industrial ingredients and animal feed. The high level of population consumption in Indonesia for soybeans and their processed products makes soybeans an ingredient sought by the community, therefore it is necessary to increase soybean productivity to meet domestic needs. One way to increase production while reducing inorganic fertilizers is the use of Liquid Organic Biofertilizer (LOB). This study aims to determine the effect of LOB on soybean growth and yield. This study used a non-factorial randomized block design (RBD) with six treatments with four replications. The treatments tested were: P0 = Without LOB, P1 = Concentration of 25 ml/l of water, P2 = Concentration of LOB 50 ml/l of water, P3 = Concentration of LOB 75 m/l of water, and P4 = Concentration of LOB 100 ml/l water, P5 = LOB concentration 125 ml/l water. The results showed that the application of Liquid Organic Biofertilizer of golden snails had a significant effect on plant height and number of leaves 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks, while the number of branches and the number of root nodules was effective at 6 weeks

    EFEK PEMBERIAN DOSIS HERBISIDA (Nikosulfuron) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L)

    No full text
    Gulma merupakan tanaman yang mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman pokok. Keberadaan gulma di pertanaman menyebabkan kompetisi dengan tanaman pokok dalam memperoleh nutrisi, cahaya, ruang tumbuh untuk proses pertumbuhan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efikasi pemberian herbisida (Nikosulfuron) dalam mengendalikan pertumbuhan gulma di pertanaman jagung. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka Cikasarung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dilapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu. (A) Nikosulfuron dosis 525 ml/ha. (B) Nikosulfuron dosis 700 ml/ha. (C) Nikosulfuron dosis 875 ml/ha. (D) Nikosulfuron dosis 1050 ml/ha. (E) Penyiangan manual. (F) Tanpa penyiangan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada traf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Herbisida dengan dosis Nikosulfuron 875 ml/ ha memberikan pengaruh yang cukup baik dalam menekan pertumbuhan gulma, fitoksitas terhadap tanaman jagung, serta hasil tanaman jagung.Kata kunci: Nikosulfuron, Penyiangan, Gulma, Herbisid
    corecore