19 research outputs found

    Desain Tungku Briket Biomassa System Kontinyu Sebagai Teknologi Pemanfaatan Energi Alternatif Pengganti Bahan Bakar Terpakai Pada Oven Tembakau Di Masyarakat Pedesaan

    Get PDF
    Semakin menipisnya cadangan minyak dunia yang menyebabkan harga bahan bakar minyak (BBM) terus melambung. Tungku spiral berbahan bakar minyak tanah, merupakan komponen utama pada oven (omprongan) tembakau yang ada di NTB, yang mana potensi tembakau Virginia sebanyak 45.534 ton dan memerlukan minyak tanah 45 juta liter. Tembakau yang banyak tersebut  terancam tidak dapat dikeringkan akibat mahal dan langkanya minyak tanah sebagai bahan bakar utama. Sementara energy alternative pengganti berupa bongkahan batu bara dan kayu bakar tidak memberikan solusi yang baik.  Untuk  itu dalam penelitian ini didesain tungku yang kemudahan pengoperasiannya menyerupai kombinasi tungku minyak tanah dan tungku bongkahan batu bara dengan memanfaatkan kelebihan dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya.  Dengan tungku yang mudah dioperasikan sebagai alat pemanfaat energi alternative dan terbarukan, maka masyarakat akan tertarik untuk menggunakannya, ini akan berdampak pada menurunnya biaya pengovenan tembakau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen langsung, untuk mengetahui kinerja tungku spiral dilakukan beberapa pengujian. Untuk mendapatkan kesepadanan kemampuan pemanasan antara tungku spiral berbahan bakar minyak tanah dengan tungku desain baru berbahan bakar briket, dilakukan pengujian nilai kalor dan perhitungan jumlah alur briket yang diperlukan, selanjutnya dilakukan pengujian boilling time pada masing-masing tungku.  Dan untuk mengetahui peningkatan waktu operasional tungku baru dibanding bahan bakar alternatif lain, dapat dilakukan pengujian lama nyala dalam satu kali pengisian tungku briket.  Serangkain pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah  tungku desain baru ini layak  digunakan pada omprongan tembakau. Dari hasil pengujian nilai kalor diperoleh bahwa nilai kalor tertinggi adalah minyak tanah dengan nilai kalor, 9.828,2816 Kkal/kl, dan yang terendah adalah briket biomassa dengan nilai kalor 4.996,5028 Kkal/kg. Pada tungku spiral diperoleh kecedrungan bahwa semakin besar stelan, maka n boilling time semakin kecil (cepat) dan kebutuhan bahan bakar yang semakin besar. Waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan 1 liter air ( boiling time) yang paling kecil (cepat) adalah pada stelan ke 4 yaitu 178,67 detik, pada posisi ini, kebutuhan bahan bakarnya terbesar yaitu  103,33 ml. dari pengujian  tungku briket desain baru yang menggunakan dua bahan bakar alternative,  boilling time kedua bahan bakar alternative (briket) tersebut masih lebih besar dibandingkan dengan tungku spiral stelan ke 4. yaitu  masing-masing 390.67 detik untuk briket biomassa dan 255.33 detik untuk briket batubara. Sedangkan dilihat dari boiling time tungku spiral stelan ke 2 yang memiliki nilai 437.33, maka kedua bahan bakar alternative yang menggunakan tungku desain baru, memiliki boiling time yang lebih kecil (cepat) dan dari pengujian lama operasional tungku berbahan bakar briket biomassa, dibandingkan dengan bongkahan batubara dan kayu bakar, diperoleh peningkatan lama operasional sebanyak tiga kali lipat. Bongkahan batubara dan kayu bakar, dalam satu kali pengisian dapat beroperasi selama maksimal 2 jam, sedangkan tungku desain baru berbahan bakar biomassa, dapat beroperasi 6 jam dalam satu kali pengisian. Sedangkan Mekanisme kerja penekan briket, alur briket dan penahan ruang pembakaran dapat berjalan sesuai fungsinya sehingga, kontinyuitas tungku dalam 1 kali pengisian dapat berjalan dan beroperasi dengan stabil selama 6 jam.  Dari kinerja tersebut, maka tungku desain baru layak menggantikan tungku spiral pada omprongan tembakau

    Identifikasi Variabilitas Genetik Wani Bali (Mangifera Caesia Jack.) Dengan Analisis Penanda RAPD

    Full text link
    . Rai, I.N., G. Wijana, and C. G. A. Semarajaya. 2008. Identification of Genetic Variability of Wani Bali (Mangifera caesia Jack.) Using RAPD Analysis Marker. Wani Bali is one of tropical fruit which belongs to genus mangifera. Consumer prefers the fruit due to the specific flavor, sweet and delicious taste, and the thickness of edible pulp. There are many cultivars of Wani Bali with specific character. However, genetic variability has not been specified. The research was aimed to identify the genetic variability by random amplified polymorphic DNA (RAPD) marker. The research was conducted from February to December 2006, located at centrals of Wani Bali in Bali. It consisted of 3 steps (1) surveying of cultivars and identification of their leaf, flower, and fruit characters, (2) collecting sample for RAPD analysis (seed of identified cultivars grown in polybag at plastichouse and after 6 months seedling, 5-6 leaves were collected as sample), and (3) analyzing RAPD, which was conducted at Biomolecular and Immunology Laboratory, Research Unit of Plantation Biotechnology, Bogor. The results revealed that according to the fruit character (shape, taste, size, and skin color of fruit) had been identified 22 cultivars, but among cultivars could not be specified by plant shape, branch type, leaf and flower characters. There are 3 groups at 43% variability according to genetic variability of Wani Bali which was analyzed by RAPD. The sole cultivar genetically significantly different among the cultivars is Wani Bali Ngumpen (seedles cultivar) from Bebetin, Buleleng District. The cultivars that were planted at the same regency and/or at 2 neighbouring regencies genetically were clustered in 1 group, excluding Wani Bali Ngumpen from Bebetin, Buleleng District

    Pembelajaran Sains melalui Pendekatan Ergonomi Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal, Kebosanan dan Kelelahan Serta Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pendekatan ergonomidalam pembelajaran sains antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimenPeranan tersebut dalam hal (1) penurunan keluhan muskuloskeletal siswa SD; (2)penurunan kebosanan; (3) penurunan kelelahan siswa SD; (4) peningkatan motivasibelajar sains; dan (5) peningkatan prestasi belajar sains. Jenis penelitian ini termasukjenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan randomized pre-test and posttestcontrol group design. Pada kelompok kontrol pembelajarannya dengan carakonvensional (tanpa PE) dan kelompok eksperimen dengan PE. Pengambilan sampeldilakukan secara random. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji t Group dengan taraf signifikansi 5 %. Simpulan dari penelitian iniadalah (1) pendekatan ergonomi dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal siswa SD,baik akibat penggunaan meja belajar dan tempat duduk siswa serta akibat penggunaantas punggung, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpamenggunakan pendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalampembelajarannya dengan menggunakan PE (p < 0,05). Penurunan keluhanmuskuloskeletal akibat penggunaan meja dan tempat duduk siswa sebesar 42,54(99,88%) dan penurunan keluhan muskuloskeletal akibat penggunaan tas punggungsebesar 47,97 (99,83%); (2) pendekatan ergonomi dapat menurunkan kebosanan siswaSD, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakanpendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannyadengan menggunakan PE (p < 0,05). Penurunan kebosanannya adalah sebesar 18,73(26,40%); (3) pendekatan ergonomi dapat menurunkan kelelahan siswa SD, antarakelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan pendekatanergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya denganmenggunakan PE (p < 0,05). Penurunan kelelahannya adalah sebesar 30,78 (73,76%);(4) pendekatan ergonomi dapat meningkatkan motivasi belajar sains pada siswa SD,antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan pendekatanergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya denganmenggunakan PE (p < 0,05). Peningkatan motivasi belajar siswa adalah sebesar 14,65(65,81%); (5) pendekatan ergonomi dapat meningkatkan prestasi belajar dalam bidangsains pada siswa SD, antara kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya tanpamenggunakan pendekatan ergonomi (PE) dengan kelompok eksperimen yang dalampembelajarannya dengan menggunakan PE (p < 0,05). Peningkatan prestasi belajarsiswa di bidang sains adalah sebesar 12,72 (33,70%). Dapat disarankan bahwa pembenahan di dunia pendidikan hendaknya tidak bersifat partial akan tetapi dilakukansecara multidisipliner

    Evaluasi Kualitas Berbagai Daging Unggas Air Pasca Restrukturisasi Menjadi Produk Nugget

    Full text link
    Teknik deboning pada karkas unggas menghasilkan daging yang relatif kecil dan tidak beraturan. Perlu teknologiuntuk meminimalkan kerusakan kualitas daging unggas tersebut. Teknologi restrukturisasi daging merupakanteknologi untuk memperbaiki kualitas daging yang berukur kecil-kecil dan tidak beraturan dengan melekatkankemabali menjadi ukuran yang lebih besar dan produk tersebut sering dikenal dengan nama nugget. Tujuan penelitianini adalah untuk mengkaji kualitas produk nugget hasil restrukturisasi berbagai daging unggas dan sekaligusingin diketahui pengaruh jenis daging unggas (itik, entok dan tiktok) terhadap kualitas nugget. Metode penelitianmenggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakukan yakni T1 = nugget itik, T2 = nugget entok danT3 = nugget tiktok, dengan pengulangan masing-masing perlakuan sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkanbahwa hasil restrukturisasi daging menjadi nugget menghasilkan kualitas fisik (pH dan DIA) yang berbeda nyata(P<0,05), sementara nilai aw tidak nyata perbedaannya dan berkisar antara 0,893-0,913. Nilai pH T1 paling tinggidiikuti T2 dan T3 (berturut-turut 6,39; 6,26; dan 6,01). DIA pada T2 (82,81%), T3 (82,29) dan T1 (81,81). Kualitaskimia nugget menghasilkan kadar air paling tinggi pada T2 (60,24%) (P<0,05), diikuti T3 (59,24%) dan T1 (58,32%). Kajian terhadap kadar protein nugget hasil restrukturisasi daging itik, entok dan tiktok menunjukkan hasilyang sama dengan kisaran antara 18,49 %-19,51 %. Kadar lemak secara keseluruhan diantara masing-masing perlakuanberbeda nyata (P<0,05), berturut-turut, 8,79%; 6,59% dan 5,66%. Kajian produk nugget terhadap penilaianpanelis menyangkut warna dan citarasa, nugget itik berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Warnanugget yang diberikan panelis berkisar antara 5,30-6,30 sementara kisaran citarasa antara 5,05-6,20. Tekstur nuggetsecara keseluruhan diantara masing-masing perlakuan berbeda nyata (P<0,05), berturut-turut, 5,00; 5,85 dan6,45. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa restrukturisai berbagai daging unggas menjadi produk nugget memberikanpengaruh berbeda pada kualitas fisik (khususnya pH dan DIA serta nilai aw tidak terpengaruh), kualitaskimia (hanya kadar protein yang tidak terpengaruh) dan penilaian organoleptik nugget (tekstur nugget paling nyataterpengaruh)

    Production and Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) of Broiler Chicken Which Feed The Fermented Dragon Fruit Skin Ration (Hylocereus Polyrhizus)

    Get PDF
    Abstract-The objective of the study is to know the production and the income over feed and chick cost (IOFCC) of broiler chicken which feed the fermented dragon fruit skin ration (Hylocereus Polyrhizus). The design of the study was Randomized Complete Design (RCD) with 3 treatments and 5 replications, where each replication consisted of 10 DOC broiler chicken; so total chicken used was 150 heads. Treatments given were: R0: ration of fruitless fruit skin of dragon, fermented; R1: ration with 5% flour of fermented dragon fruit skin and R2: ration with 7% fermented dragon fruit skin flour. Variables observed: final body weight, body weight gain, ration consumption, FCR, Income over Feed and Chick Cost (IOFCC). The data obtained were analyzed by variance, if between the treatments were significantly different (

    Clitoria ternatea L.Fabaceae

    Get PDF
    Clitoria albiflora Mattei; Clitoria bracteata Poir.; Clitoria mearnsii De Wild.; Clitoria philippensis Perr.; Clitoria spectabilis Salisb.; Clitoria tanganicensis Micheli; Clitoria ternatea f. fasciculata Fantz; Clitoria ternatea var. major Paxton; Clitoria ternatea var. pleniflora Fantz; Clitoria ternatensium Crantz; Clitoria zanzibarensis Vatke; Deguelia javanica (Miq.) Taub.; Derris javanica Miq.; Lathyrus spectabilis Forssk.; Nauchea bracteata Dupuis ex Descourt.; Nauchea ternatea (L.) Descourt.; Phaseolus clitorius Noronha; Pterocarpus javanicus (Miq.) Kuntze; Ternatea indica J.St.-Hil.; Ternatea ternatea (L.) Kuntze; Ternatea vulgaris Kunth (POWO 2019

    Phenotypic Variation Identification Of Kampung Chiken Caru In Bali

    Full text link
    This study aimed to identify phenotypic variation of kampung chicken caru. This study was held at farmers,collectors and vendors kampung chikens in animal market in Bali. Phenotypic factors identified were comb types,feather, beak, and shank colors. The quantitative characters that were body mass and dimential. The qualitativedata collected was grouped the variation and the quantitative data then analyzed using descriptive quantitative andthe coefficient of variation was calculated. Black caru chicken had single and rose combs with beak and shank colorwere black and yellow. Whereas, red caru chicken had single, pea and rose combs with beak and shank color wereblack, white and yellow. For yellow caru chicken the comb was single and pea with the beak and shank were yellow.White caru chicken had single and pea combs with the color of the beak and shank were white. Similar to blackcaru, brumbun also chicken had single and pea comb with the color of beak and shank were black, white and yellow.Tibia length of brumbun caru chicken was vary (CV>15%) whereas wing length of red caru chicken was uniform(CV<15%). In conclusion, kampung caru chiken had vary of penothipic variation

    Keanekaragaman Lamun dan Makrozoobentos sebagai Indikator Kondisi Perairan Pantai Sindhu, Sanur, Bali

    Full text link
    Sindhu Beach is part of the Sanur beach area. Sanur area is one of 11 strategic national tourism areas in Bali. Beach tourism activities have the potential to cause degradation of coastal ecosystems. Ecosystem changes can be determined using bioindicators. This study aims to determine the condition of the Sindhu Coast waters ecosystem based on seagrass diversity and macrozoobenthos as indicators. This research was conducted in November 2019 at Sindhu Beach. Seagrass observations and macrozoobenthos sampling were carried out at four stations with three replications at each station. Data and samples were collected using the quadratic transect method. Eight species of seagrass were found in Sindhu Beach with a percentage of cover between 16.33% - 63.37% and density between 1572 ind / m2 - 3314.4 ind / m2. The average value of the seagrass diversity index was 1.24, the average uniformity index was 0.78, and the average dominance index was 0.32. Types of macrozoobenthos found were 23 species with abundances ranging from 2.33 ind / m2 - 28.33 ind / m2. The average value of macrozoobenthos uniformity index is 1.50, the average diversity index is 0.68 and the average dominance index is 0.36. Based on the index value shows that the waters of Sindhu Beach are in good condition or there is no ecologically significant pressure

    Status Mutu Air Sungai Ayung Berdasarkan Data Pemantauan Kualitas Air Tahun 2014-2018

    Full text link
    It is very important to know the status of river water quality, in order to determine the direction of resource management which is decreasing in quality according to its allocation. Analysis of the status of the water quality of the Ayung River in Bali Province using secondary data in the form of data on illness results from 2014 to 2018. The number of parameters applied to the fire is 16 parameters with class II water quality standards referring to attachment XII of Bali Governor Regulation No. 16 of 2016 concerning Environmental Quality Standards and Environmental Damage Standard Criteria. The analysis used the Storetic Method (Decree of the Minister of Environment Number 115 of 2003). The results of the analysis show that the status of Ayung River water is at very good, good and moderate levels. The status of the Ayung River's air quality tends to decline from year to year and from upstream to downstream. Status determining parameters are: BOD5, phosphate, phenol, detergent and sulfide. Key words: water quality status; ayung river; storet
    corecore