37 research outputs found

    Strategi Valuation Model: Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

    Full text link
    This research was based upon Riahi-Belkaoui & Picur (2001) and Richard G Baker(1999) result which supposed there was relation between IOS with dividend and retained earningpolicy. Purpose of this research was to know empirically impact of valuation model strategy toinvestment decision making on manufacturing company. Using data of manufacturing companieswas listed during 2000-2005 in Indonesia Stock Exchange and analyzed with multiple regression.The results found were: 1). There was no effect between stock price with dividend on companiesand High IOS (Investment Opportunity Sets) although Low IOS. 2). There was significantlypositive effect between stock price with retained earning on companies and High IOS (InvestmentOpportunity Sets)

    Evaluasi Kinerja Keuangan Koperasi Unit Desa di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja keuangan Koperasi Unit Desa yang berada di Kecamatan Sungai Bahar. Penelitian ini dilakukan di KUD Sumber Makmur, KUD Sri Rezeki, KUD Jujur Lestari dan KUD Bukit Manunggal dengan melakukan pendekatan rasio keuangan. Posisi keuangan menunjukkan bahwa KUD Sumber Makmur, KUD Sri Rezeki dan KUD Jujur Lestari memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Sedangkan KUD Bukit Manunggal memiliki modal yang lebih besar dibandingkan dengan hutang yang ditanggung. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas semua KUD dinyatakan mampu menjamin hutang yang dimiliki baik dengan aktiva lancar, persediaan atau dengan kas dan bank namun dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas semua KUD dinyatakan mampu menghasilkan laba dari USAha yang dijalankan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas menyatakan bahwa KUD Bukit Manunggal berada dalam keadaan yang paling baik diantara KUD yang lain. Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menyatakan bahwa KUD Sri Rezeki memiliki nilai perputaran dana pada persediaan, aktiva tetap dan total aset yang paling besar

    Fungal Infection in Stored Arabica Coffee (Coffea Arabica) Beans at Various Stages of the Delivery Chain in South Sulawesi Province

    Full text link
    Indonesia has retained its status as the world\u27s fourth largest coffee producer after Brazil, Vietnam and Columbia, in which one of its well-known coffee is originated from Toraja region, South Sulawesi. Because of this, Indonesia has to compete with these countries in producing good quality coffee beans. The objectives of this research were (a) to obtain information on the postharvest handling methods of Arabica coffee (C. arabica) beans in Tana Toraja and North Toraja Regencies, and Makassar Municipality, and (b) to investigate the occurrence of fungi (including ochratoxin A producing fungi) in stored Arabica coffee beans collected from various stages of the delivery chain. Methods used in this study included surveys, interviews and sample collections in each level of delivery chain, which were conducted in May and July 2016. The moisture content and physical quality of the beans were also measured to determine the quality of the beans. The total number of coffee bean samples was 64, consisting of 27 samples from farmers, 15 samples from collectors, 13 samples from traders, and 9 samples from exporters. The results showed that the moisture content of coffee beans collected from farmers and collectors was higher than the maximum tolerable limit determined by SNI (13%), while the moisture content of beans collected from traders and exporters were lower. Based on the total defective value, coffee beans collected from farmers had more diverse grades than those at other levels. Penicillium citrinum was the dominat fungus found in coffee beans collected from farmers, collectors and traders, while Aspergillus Niger was the dominant fungus found in coffee beans collected from exporters. At trader level, 46% of the samples was infected by Aspergillus ochraceus and A. Niger, which are known as OTA-producing fungi. At exporter level, 44% of the samples was infected by A. ochraceus, while 78% of the samples was infected by A. Niger. The postharvest handling methods of Arabica coffee beans conducted especially by farmers and collectors should be improved to minimize moisture content and to increase quality grade of coffee beans

    Implementasi Algoritma Kriptografi RC4 Pada DSP TMS320C6713 Sebagai Pendukung Sekuritas Jaringan Komunikasi Voice Over Internet Protocol (VoIP)

    Full text link
    Perkembangan teknologi VoIP yang berbasis IP dapat memberikan efek samping, seperti penyadapan yang tidak menguntungkan bagi pengguna teknologi tersebut. Beberapa kasus penyadapan informasi berupa paket data VoIP, yang mungkin terjadi adalah penyadapan pada jaringan server VoIP, maupun pembuatan jalur baru yang paralel dengan jalur yang ditentukan oleh server VoIP. Sehingga untuk mengatasi beberapa kasus tersebut diperlukan sebuah sistem pengamanan data (informasi). Dalam penelitian ini akan dieksplorasi secara khusus masalah sekuritas jaringan VoIP dengan menggunakan algoritma kriptografi RC4 yang diterapkan pada DSP TMS320C6713, yaitu bagaimana merancang algoritma enkripsi dan menganalisa performansi dari kriptografi RC4 dengan memanfaatkan TMS320C6713 dan jaringan VoIP berbasis SIP (Session Initiation Protocol). Hasil pembahasan yang dilakukan, menunjukkan bahwa sistem perancangan pada penerapan kriptografi RC4 terdiri dari sistem pengacak dan penerjemah. Sistem pengacak dan penerjemah terdiri dari blok sinyal masukan, blok TMS320C6713 yang diprogram algoritma kriptografi RC4 sebagai interface untuk memproses sinyal secara digital. Sehingga hasil secara keseluruhan dalam hal sekuritas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas layanan komunikasi

    Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Pertumbuhan Fusarium Verticillioides Bio 957 dan Produksi Fumonisin B1

    Full text link
    Fusarium verticillioides adalah spesies yang dominan dalam memproduksi fumonisin pada produk-produk pertanian. Fumonisin B1 (FB1) merupakan fumonisin yang paling banyak ditemukan di alam dan paling toksik dibandingkan jenis fumonisin lainnya. Faktor ekstrinsik utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi FB1 adalah suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan kelembaban terhadap pertumbuhan Bio 957 dan produksi FB1 pada media jagung dan kedelai. Jagung dan kedelai yang telah diiinokulasi dengan suspensi Bio 957 diinkubasi pada suhu 20, 30 dan 40 °C dengan kelembaban 70, 80 dan 90% selama 14 hari. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan penimbangan massa sel dan analisis konsentrasi FB1 dilakukan dengan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Bio 957 pada jagung dan kedelai paling tinggi terjadi pada suhu 30 °C dan kelembaban 90%, berat massa selnya yaitu 904,5 dan 885,5 mg per 20 g masing-masing jagung dan kedelai. Konsentrasi FB1 paling tinggi pada jagung dan kedelai masing-masing yaitu 374 dan 67 ppb, pengamatan pada suhu 30 °C pada jagung dan 20 °C pada kedelai, keduanya pada kelembaban yang sama (90%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bio 957 mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan konsentrasi FB1 paling tinggi pada jagung dan kedelai pada suhu 20 dan 30 °C dengan kelembaban 90%. Pada suhu 40 °C dengan kelembaban 70, 80 dan 90%, Bio 957 tidak menunjukkan adanya pertumbuhan, sehingga pembentukan FB1 dapat dihindari

    The effect of temperature and relative humidity for Aspergillus flavus BIO 2237 growth and aflatoxin production on soybeans

    Get PDF
    Abstract Aspergillus flavus (A. flavus) producing aflatoxin frequently contaminates crops such as soybeans. The growth of this mold on soybeans and other foodstuffs is affected by temperature and relative humidity (RH). The aim of this study was to measure the growth of A. flavus BIO 2237 and aflatoxin production at different temperatures and RH. Aspergillus flavus BIO 2237 was isolated from Indonesia origin foodstuffs. Aspergillus flavus BIO 2237 was inoculated in Czapek Dox Agar (CDA) and soybeans for 10 days at a temperature of 20, 30, and 40 o C with RH of 70, 80, and 90%. Aflatoxin analysis was conducted using RP-HPLC equipped with fluorescence detector and post column photochemical reactor. The limit of detection (LoD) for aflatoxin of B 1 , B 2 , G 1 , and G 2 was 0.45, 0.26, 0.05, and 0.13 ng/mL (ppb), while their limit of quantification (LoQ) was 1.50, 0.88, 0.18 and 0.43 ng/mL (ppb) respectively. The maximum growth for A. flavus BIO 2237 in CDA and soybeans was reached at a temperature of 30 o C with RH of 90%, and this was based on the highest diameter of colony and amount of cell mass formed in that condition. The maximum level of aflatoxin in contaminated soybeans was found at 999 ng/g (ppb), and this was produced at the same condition as its fungi's growth. Aspergillus flavus BIO 2237 can not grow as well as produce aflatoxin in soybeans at high temperature (40ºC) with low RH (70%). There was a significant difference (sig<0.05) in aflatoxin content (AFB1, AFB2, AFG1, and AFG2) between temperature and RH, meanwhile the difference on the growth of A. flavus BIO 2237 in CDA and soybeans caused by RH

    Pemuliaan Kentang Produk Rekayasa Genetik Tahan terhadap Penyakit Busuk Daun (Phytophthora Infestans) dan Aman Pangan di Indonesia

    Full text link
    Pemanfaatan tanaman kentang produk rekayasa genetik (PRG) dalam pemuliaan tanaman melalui persilangan dengan Atlantic dan Granola telah menghasilkan enam galur PRG hasil silangan yang terseleksi. Sebelum komersialisasi, kentang PRG harus dikaji keamanan pangan dan lingkungannya. Penulisan bertujuan memberikan informasi mengenai tanaman kentang PRG di Indonesia yang tahan terhadap penyakit busuk daun Phytophthora infestans dan telah dinyatakan aman untuk di-konsumsi oleh manusia. Analisis stabilitas menunjukkan bahwa gen RB stabil terintegrasi selama empat generasi klonal ber-urutan dalam genom tanaman kentang PRG dengan satu sisipan gen. Hasil studi komposisi dan nutrisi, glikoalkaloid total, dan anti nutrisi pada kentang PRG Katahdin SP951 dan galur-galur silangannya bersifat sepadan dengan Katahdin non-PRG. Studi toksisitas menunjukkan bahwa pemberian pakan suspensi umbi kentang dan suspensi tepung kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan tidak berdampak terhadap mortalitas, bobot badan, dan tanda-tanda klinis pada mencit. Protein RB tidak memiliki homologi yang tinggi dengan protein toksin sehingga tidak bersifat toksik. Studi alergenisitas dengan Simulated Gastric Fluid dan Simulated Intestinal Fluid menunjukkan bahwa protein umbi kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan terdegradasi kurang dari 5 menit inkubasi setelah perlakuan enzim pepsin atau tripsin. Protein RB tidak mempunyai sekuen asam amino yang homolog dengan protein alergen, sehingga tidak berpotensi menimbulkan alergi. Kentang Katahdin SP951 telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi melalui Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2016. Tanaman kentang PRG tahan P. infestans yang dapat mengurangi 50% aplikasi fungisida, dan telah mendapat sertifikat aman pangan dan aman lingkungan diharapkan dapat menjadi pilihan untuk dimanfaatkan petani

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surakarta

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surakarta termasuk kualiikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Surakarta cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surakarta mencapai 9%. Persentase tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup di kota ini. Usia harapan hidup Kota Surakarta sudah mencapai 72 tahun dibanding usia harapan hidup nasional yang hanya mencapai 70,7. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Bandung. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum
    corecore