29 research outputs found

    Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Jumlah Kasus Tuberculosis Di Surabaya Tahun 2014 Menggunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression

    Full text link
    Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kota Surabaya merupakan kota dengan jumlah kasus TB tertinggi dibandingkan 38 kota/kabupaten lain di Jawa Timur. Jumlah kasus TB yang terjadi tiap kecamatan berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah kasus TB di tiap kecamatan sehingga jumlah penderita TB bisa diminimalisir. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemodelan jumlah kasus TB adalah Binomial Negatif dan dengan menambahkan aspek spasial maka digunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) dengan fungsi pembobot fungsi kernel adaptive bi-square. Hasil penelitian menunjukkan terjadi 2 pengelompokan kecamatan berdasarkan variabel-variabel yang signifikan dengan variabel globalnya yaitu kepadatan penduduk dan persentase penderita HIV. Sedangkan variabel lain yang berpengaruh terhadap jumlah kasus TB di beberapa kecamatan di Surabaya yaitu persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat

    Analisis Pola Hubungan Persentase Penduduk Miskin Dengan Faktor Lingkungan, Ekonomi, Dan Sosial Di Indonesia Menggunakan Regresi Spasial

    Full text link
    Regresi spasial merupakan analisis untuk mengevaluasi hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan memperhatikan keterkaitan efek lokasi. Regresi spasial dinilai dapat mewakili permasaahan yang ada yaitu perbedaan karakteristik wilayah berhubungan dengan persentase penduduk miskin di Indonesia. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori pembangunan berkelanjutan dimana kemiskinan merupakan salah satu indikator di bidang sosial. Selain bidang sosial, pembangunan berkelanjutan juga mengacu pada dua pilar yang lain yaitu bidang ekonomi dan lingkungan. Metode regresi spasial yang digunakan meliputi Spatial Autoegressive Model, Spatial Error Model, dan Spatial Durbin Model. Hasil pemodelan dengan menggunakan Spatial Autoregressive Model menghasilkan model terbaik yaitu Model ini menghasilkan R2 sebesar 62,2% . Dimana IKLH (X1) merupakan faktor lingkungan, IPM (X2) dan kepadatan penduduk (X4) merupakan faktor sosial, dan laju pertumbuhan ekonomi (X3) dan tingkat pengangguran terbuka (X5) adalah faktor ekonomi. Regresi spasial merupakan analisis untuk mengevaluasi hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan memperhatikan keterkaitan efek lokasi. Regresi spasial dinilai dapat mewakili permasaahan yang ada yaitu perbedaan karakteristik wilayah berhubungan dengan persentase penduduk miskin di Indonesia. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori pembangunan berkelanjutan dimana kemiskinan merupakan salah satu indikator di bidang sosial. Selain bidang sosial, pembangunan berkelanjutan juga mengacu pada dua pilar yang lain yaitu bidang ekonomi dan lingkungan. Metode regresi spasial yang digunakan meliputi Spatial Autoegressive Model, Spatial Error Model, dan Spatial Durbin Model. Hasil pemodelan dengan menggunakan Spatial Autoregressive Model menghasilkan model terbaik yaitu Model ini menghasilkan R2 sebesar 62,2% . Dimana IKLH (X1) merupakan faktor lingkungan, IPM (X2) dan kepadatan penduduk (X4) merupakan faktor sosial, dan laju pertumbuhan ekonomi (X3) dan tingkat pengangguran terbuka (X5) adalah faktor ekonomi

    Pemetaan Angka Gizi Buruk Pada Balita Di Jawa Timur Dengan Geographically Weighted Regression

    Full text link
    Status gizi Balita merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan masyarakat serta tolak ukur kesejahteraan suatu bangsa. Di antara semua provinsi di Indonesia, tingkat angka gizi buruk Balita di Jawa Timur termasuk dalam kelompok menengah dan belum dapat memenuhi target Dinas Kesehatan. Selain faktor kesehatan, kemiskinan serta lingkungan juga mempengaruhi angka gizi buruk pada Balita, tetapi kondisi kesehatan, lingkungan, dan ekonomi pada tiap kabupaten/kota di Jawa Timur berbeda-beda. Oleh sebab itu pada penelitian ini digunakan pendekatan geografis dalam memodelkan angka gizi buruk pada Balita dengan variabel-variabel yang diduga mempengaruhinya. Analisis statistika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini yaitu geographically weighted regression (GWR) Berdasarkan pengujian heterogenitas spasial, angka gizi buruk pada Balita memiliki keragaman antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pembobot yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi kernel fixed gaussiandengan AIC sebesar 294,2464. Nilai R2 yang dihasilkan model GWR sebesar 15,04%, nilai ini lebih besar dibandingkan model regresi linier, yaitu sebesar 14,16%. Terbentuk dua kelompok daerah berdasarkan variabel yang signifikan. Kelompok pertama yaitu kabupaten/kota yang berada di bagian timur provinsi Jawa Timur, di mana persentase penduduk miskin berpengaruh terhadap angka gizi buruk Balita. Sedangkan kelompok kedua yaitu bagian barat Jawa Timur, di mana persentase penduduk miskin dan persentase posyandu puri berpengaruh terhadap angka gizi buruk Balita

    Synergistic Effects of Doxorubicin and Cardenolid Glycosides of Calotropis Gigantea Root on Cervical Cancer Hela Cell Line

    Full text link
    Cardenolid glycosides (CGs) has been known has high anticancer activity against several types of cancers, for example, breast cancer, lung cancer, prostate cancer, melanoma, neuroblastoma, myeloma and leukemia in the in vitro and in vivo research. The aim of our study was to know the synergistic potency of CGs improving the efficacy of doxorubicin in cervical cancer. Activities from combination of doxorubicin and CGs was measured by MTT colorimetric methode. Combination Index was used as combination efficacy parameter. The results showed that the IC50 of CGs was 1,023 μg/mL. CGs demonstrated selective activity in inhibiting the growth of HeLa cells by selectivity index > 3 (241.9). Combination test for CGs and Doxorubicin showed strong synergistic effect in doses 200 ug/mL Doxorubicin and 1.79 ug/mL CGs. The synergistic effect has been shown by 10 combination doses for the doses below the IC50. CGs increases the efficacy of Doxorubicin for the doses below the IC50, thus CGs can be recommended as co chemotherapy in cervical cancer treatment

    Spatial Durbin Model untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematian Ibu di Jawa Timur

    Full text link
    Kematian ibu menjadi prioritas utama yang harus ditanggulangi oleh pemerintah untuk mengurangi risiko kematian, menjamin reproduksi sehat, dan meningkatkan kualitas hidup ibu. Di Jawa Timur, jumlah kematian ibu mengalami peningkatan mulai tahun 2009 hingga tahun 2010. Faktor penyebab kematian ibu antar kabupaten/kota berbeda-beda. Hasil identifikasi awal pada nilai Moran\u27s I menunjukkan adanya pengelompokan wilayah pada pola persebaran kematian ibu dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, digunakan metode Spatial Durbin Model (SDM) untuk me-modelkan. Metode SDM merupakan jenis khusus dari metode Spatial Autoregressive Model (SAR). Namun, penelitian menun-jukkan bahwa model untuk metode SAR dan SDM memberikan hasil yang sama. Hal ini disebabkan oleh kecilnya nilai Moran\u27s I, sehingga pada hasil estimasi parameter menggunakan metode SDM menjadi tidak nyata. Variabel yang signifikan berpengaruh terhadap kematian ibu adalah persentase persalinan dibantu oleh dukun, persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat, dan persentase sarana kesehatan di tiap kabupaten/kota di Jawa Timur

    Compound Molecules of Network Pharmacology-Based of Tamarillo (Cyphomandra betacea Cav.) and the potential as noodle for type 2 Diabetes Mellitus Treatment

    Get PDF
    Consuming noodles excessively is not good for health because it contains high trans fat, which can cause diabetes mellitus (DM) as a disease with a high prevalence, especially type 2 DM, as much as 95% in Indonesia. Tamarillo (Chypomandra betacea Cav.) can potentially reduce blood glucose levels and restore adipokine regulation to prevent insulin resistance in type 2 DM. This study aims to determine the formulation and potential of tamarillo compounds into noodle products named "Chypotes (Chypomandra Antidiabetes) Noodle" as an alternative food for type 2 DM patients. The methods used are noodle formulation, organoleptic test, hedonic test, and network pharmacology. Based on the results of an organoleptic test, Chypotes Noodle has a chewy texture, a distinctive smell, yellow colour, and a slightly sour tasteless taste typical of Tamarillo. Based on the results of the hedonic test, 30 respondents chose the like and very like options in filling out the questionnaire with a percentage of 80-90%. Based on the Network Pharmacology of Tamarillo shows that 150 of the 365 target proteins of Tamarillo are involved in the biological processes and signaling pathways of type 2 diabetes mellitus, with 75 target proteins locking and interacting. Compound Molecules of Tamarillo, such as six bioactive components of the hydroxycinnamic acids group, have activity in type 2 DM and affect the biological processes and signaling pathways of type 2 DM against ADIPOQ, TNF, and INS. Therefore, Tamarillo can potentially be used as an alternative food product in the form of noodles for type 2 DM treatment
    corecore