44 research outputs found

    Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Glukosa pada Nasi Putih

    Get PDF
    This study aimed to understand the difference of glucose levels in electrical strored rice i.e. rice cooker and the glucose level of rice stored at room temperature at 0, 6, and 12 hours. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 treatment groups (electrical stored rice and room temperature stored rice). Storage time is 0, 6, and 12 hours. Each treatment was conducted with 3 repetitions. The glucose levels were measured using spectrophotometry method. The Kruskal Wallis test was used to analyze the glucose level difference of 2 treatment groups. The glucose level electrical stored rice at 6, and 12 hours storage were 3,31%, and 2,16% consecutively. Whereas the glucose level room temperature stored rice at 6 and 12 hours storage were 2,60% and 2,16% respectively. Bivariate analysis showed that there were significant differences of the glucose levels at 6 hours storage, however there was no significant difference at 12 hours storage. There was a massive decrease of the glucose levels during storage for both of the treatment groups. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang dengan waktu simpan selama 0, 6, dan 12 jam. Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 kelompok perlakuan (nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang). Variabel waktu penyimpanan adalah 0, 6, dan 12 jam. Masing-masing pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Kadar glukosa diukur menggunakan metode spektrofotometri. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisa perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang. Kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker pada penyimpanan selama 6 dan 12 jam yaitu berturut-turut 3,31 %, dan 2,16 %. Sedangkan kadar glukosa nasi yang disimpan pada suhu ruang selama 6 dan 12 jam adalah 2,60 % dan 2,16 %. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa pada nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang pada penyimpanan selama 6 jam, tetapi tidak ada perbedaan kadar glukosa yang signifikan pada penyimpanan selama 12 jam. Terjadi penurunan kadar glukosa pada nasi selama penyimpanan, baik yang disimpan di dalam rice cooker maupun pada di suhu ruang

    Edukasi Gizi untuk Meningkatkan Kualitas Bekal Makan Anak Usia Prasekolah di TK Teladan Dharma Wanita Ungaran

    Get PDF
    Masalah pola makan dan gizi yang sering terjadi di rentang 3 -5 tahun antara lain adalah tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan cenderung menyukai “junk food”. Pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berperan penting menentukan pilihan makanan anak yang bergizi seimbang, karena orang tua yang menyediakan makanan untuk anak. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan anak tentang gizi untuk anak usia prasekolah, dan meningkatkan kualitas gizi bekal sekolah. Metode kegiatan yang dilakukan edukasi gizi kepada orang tua dan siswa, serta makan bersama. Rerata tingkat pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah kegiatan mengalami peningkatan tetapi tidak bermakna yaitu dari nilai 82,95 menjadi 85,83. Persentase jumlah bekal makan siswa dengan menu seimbang sebelum dan sesudah kegiatan meningkat dari 19% menjadi 53 %. Kesimpulannya pengetahuan orang tua dan kualitas bekal makan gizi seimbang meningkat setelah dilakukan edukasi gizi.Kata Kunci : edukasi gizi, bekal makan, usia prasekola

    Remaja sebagai Agen Pelapor dan Pelopor

    Get PDF
    Teenagers are the hope of a nation, a nation will become strong if it has teenagers who are smart, spiritual, intellectual and have strong spirits and emotions. The rapid development of the world is able to make a tendency for behavior change in adolescents, but this behavior change leads more to negative behavior. Adolescence is a transition from childhood, and usually will be faced with curiosity, trying many things. Adolescents, both boys and girls, will experience changes both psychologically and biologically. Society or parents still consider it taboo when talking about sexuality, this condition will actually make teenagers seek information on their own considering that it is now very easy to access sexuality sites. The results of the situation analysis at SMA N 01 Ampel Boyolali are that there is still a lack of students' knowledge about behavioral deviations in adolescents regarding sexuality, maturity of marriage age and nutritional status of adolescents. This service activity was carried out in 4 stages, namely the selection of groups of youth who were ready to become pioneer agents and election reporters. This election was managed by the counseling teacher, socialization to pioneer and reporting youth in this activity went smoothly and youth understood and understood the socialization given, after the outreach activities Pioneer youth and reporters carry out outreach and education to peers with assistance from guidance and counseling teachers, and the last stage is evaluating the usefulness of this activity, namely pioneering and reporting agents, namely they are very happy with this activity, because it can foster concern for fellow adolescents, proud of their new experience.ABSTRAKRemaja merupakan harapan sebuah bangsa, akan menjadi kuat sebuah bangsa jika memiliki remaja yang cerdas, spiritual, intelektual dan memiliki semangat dan emosi yang kuat. Perkembangan dunia yang sangat pesat mampu menjadikan kecenderungan perubahan perilaku pada remaja, akan tetapi perubahan perilaku ini lebih banyak mengarah kepada perilaku yang negatif. Remaja merupakan peralihan dari masa anak, dan biasanya akan dihadapkan kepada rasa ingin tahu, mencoba banyak hal. Remaja baik putra maupun putri akan mengalami perubahan baik secara psikis maupun biologis. Masyarakat ataupun orangtua masih memangggap tabu jika membicarakan tentang seksualitas, kondisi ini justru akan membuat para remaja mencari informasi sendiri mengingat sekarang mudah sekali mengakses situs-situs seksualitas. Hasil analisis situasi pada SMA N 01 Ampel Boyolali yaitu masih kurangnya pengetahuan siswa tentang penyimpangan perilaku pada remaja tentang seksualitas, pendewasaan usia perkawinan dan status gizi pada remaja. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu pemilihan kelompok remaja yang siap menjadi agen pelopor dan pelapor pemilihan ini dikelola oleh guru BK, sosialisasi kepada remaja pelopor dan pelapor pada kegiatan ini berjalan dengan lancar dan remaja paham dan mengerti akan sosialisasi yang diberikan, setelah kegiatan sosialisasi remaja pelopor dan pelapor melakukan sosialiasi dan edukasi kepada teman sebaya dengan pendampingan dari guru BK, dan tahap terakhir adalah evaluasi kebermanfaatan adanya kegiatan ini, yaitu agen pelopor dan pelapor yaitu mereka sangat senang dengan adanya kegiatan ini, karena bisa menumbuhkan kepedulian sesama remaja, bangga dengan pengalaman baru mereka

    Remaja sebagai Agen Pelapor dan Pelopor

    Get PDF
    Teenagers are the hope of a nation, a nation will become strong if it has teenagers who are smart, spiritual, intellectual and have strong spirits and emotions. The rapid development of the world is able to make a tendency for behavior change in adolescents, but this behavior change leads more to negative behavior. Adolescence is a transition from childhood, and usually will be faced with curiosity, trying many things. Adolescents, both boys and girls, will experience changes both psychologically and biologically. Society or parents still consider it taboo when talking about sexuality, this condition will actually make teenagers seek information on their own considering that it is now very easy to access sexuality sites. The results of the situation analysis at SMA N 01 Ampel Boyolali are that there is still a lack of students' knowledge about behavioral deviations in adolescents regarding sexuality, maturity of marriage age and nutritional status of adolescents. This service activity was carried out in 4 stages, namely the selection of groups of youth who were ready to become pioneer agents and election reporters. This election was managed by the counseling teacher, socialization to pioneer and reporting youth in this activity went smoothly and youth understood and understood the socialization given, after the outreach activities Pioneer youth and reporters carry out outreach and education to peers with assistance from guidance and counseling teachers, and the last stage is evaluating the usefulness of this activity, namely pioneering and reporting agents, namely they are very happy with this activity, because it can foster concern for fellow adolescents, proud of their new experience.ABSTRAKRemaja merupakan harapan sebuah bangsa, akan menjadi kuat sebuah bangsa jika memiliki remaja yang cerdas, spiritual, intelektual dan memiliki semangat dan emosi yang kuat. Perkembangan dunia yang sangat pesat mampu menjadikan kecenderungan perubahan perilaku pada remaja, akan tetapi perubahan perilaku ini lebih banyak mengarah kepada perilaku yang negatif. Remaja merupakan peralihan dari masa anak, dan biasanya akan dihadapkan kepada rasa ingin tahu, mencoba banyak hal. Remaja baik putra maupun putri akan mengalami perubahan baik secara psikis maupun biologis. Masyarakat ataupun orangtua masih memangggap tabu jika membicarakan tentang seksualitas, kondisi ini justru akan membuat para remaja mencari informasi sendiri mengingat sekarang mudah sekali mengakses situs-situs seksualitas. Hasil analisis situasi pada SMA N 01 Ampel Boyolali yaitu masih kurangnya pengetahuan siswa tentang penyimpangan perilaku pada remaja tentang seksualitas, pendewasaan usia perkawinan dan status gizi pada remaja. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu pemilihan kelompok remaja yang siap menjadi agen pelopor dan pelapor pemilihan ini dikelola oleh guru BK, sosialisasi kepada remaja pelopor dan pelapor pada kegiatan ini berjalan dengan lancar dan remaja paham dan mengerti akan sosialisasi yang diberikan, setelah kegiatan sosialisasi remaja pelopor dan pelapor melakukan sosialiasi dan edukasi kepada teman sebaya dengan pendampingan dari guru BK, dan tahap terakhir adalah evaluasi kebermanfaatan adanya kegiatan ini, yaitu agen pelopor dan pelapor yaitu mereka sangat senang dengan adanya kegiatan ini, karena bisa menumbuhkan kepedulian sesama remaja, bangga dengan pengalaman baru mereka

    Edukasi Gizi untuk Meningkatkan Kualitas Bekal Makan Anak Usia Prasekolah di TK Teladan Dharma Wanita Ungaran

    Get PDF
    Masalah pola makan dan gizi yang sering terjadi di rentang 3 -5 tahun antara lain adalah tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan cenderung menyukai “junk foodâ€. Pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berperan penting menentukan pilihan makanan anak yang bergizi seimbang, karena orang tua yang menyediakan makanan untuk anak. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan anak tentang gizi untuk anak usia prasekolah, dan meningkatkan kualitas gizi bekal sekolah. Metode kegiatan yang dilakukan edukasi gizi kepada orang tua dan siswa, serta makan bersama. Rerata tingkat pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah kegiatan mengalami peningkatan tetapi tidak bermakna yaitu dari nilai 82,95 menjadi 85,83. Persentase jumlah bekal makan siswa dengan menu seimbang sebelum dan sesudah kegiatan meningkat dari 19% menjadi 53 %. Kesimpulannya pengetahuan orang tua dan kualitas bekal makan gizi seimbang meningkat setelah dilakukan edukasi gizi.Kata Kunci : edukasi gizi, bekal makan, usia prasekola

    Upaya Peningkatan Penjualan Variasi Produk Olahan Labu Kuning (Cucurbita maxima) Melalui Pelatihan Inovasi Teknologi Produksi

    Get PDF
    Getasan Village, Getasan District, Semarang Regency, is one of the tourist villages that are often visited by tourists. This area is a village with cool air conditions, the most yellow pumpkin producer in Semarang Regency. One of the household industry businesses that is currently being marketed is processed yellow pumpkin in the form of snacks such as geplak, syrup, antari, pia, sticks, emping, egg roll, kripik, gelek, wingko. This snack is produced by a group of housewives who are members of UPPKS Mugi Rahayu. Yellow pumpkin produced by agriculture in Getasan Village, Semarang Regency has advantages, based on the results of research that has been carried out, it has a fairly high antioxidant content, namely flavonoids (248 mg / gEQ) and carotenoids. This metabolite compound produces a high antioxidant effect with an IC50 value using the ABTS method of 92.137 ppm and Metal Ion-Chelating Assay of 94.151 ppm. The aims of this PKM activity is to increase the knowledge and understanding of UMKM members towards production technology innovations which will further be able to increase the sales turnover of processed yellow pumpkin products. The method used in this activity, in addition to being given knowledge, understanding of yellow pumpkin innovations, also carried out pretests, postes and training on the production of yellow pumpkin cosmetics, including soap and yellow pumpkin shampoo. Evaluation of the understanding of the material was carried out by comparing between the prestes and postes of the participants. PKM activities went smoothly and the participants' enthusiasm was very high. This can be seen during the presentation of the material and product manufacturing training, participants were very enthusiastic about asking questions and had high curiosity. Participants wanted to try to make innovative shampoos and soaps from yellow pumpkin with attractive packaging so as to increase sales of processed yellow pumpkin.  ABSTRAKDesa Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, merupakan salah satu desa wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Desa ini salah satu desa dengan kondisi udara yang sejuk, penghasil labu kuning paling banyak di Kabupaten Semarang. Salah satu usaha industri rumah tangga yang saat ini sedang diproduksi yaitu olahan labu kuning berupa makanan ringan seperti geplak, sirup, antari, pia, stik, emping, egg roll, kripik, gelek, wingko. Makanan ringan ini diproduksi oleh sekelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam anggota UPPKS Mugi Rahayu. Labu kuning hasil produksi pertanian Desa Getasan Kabupaten Semarang, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi yaitu flavonoid (248 mg/gEQ) dan karotenoid. Senyawa metabolit ini menghasilkan efek antioksidan tinggi dengan nilai IC50 menggunakan metode ABTS sebesar 92,137 ppm dan Metal Ion-Chelating Assay 94,151 ppm .Tujuan kegiatan PKM ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota UMKM terhadap inovasi teknologi produksi yang selanjutnya akan dapat meningkatkan omset penjualan produk olahan labu kuning. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini,selain diberikan pengetahuan, pemahaman tentang inovasi labu kuning, juga dilakukan pretes, postes dan pelatihan tentang produksi kosmetika labu kuning antara lain sabun dan shampoo labu kuning. Evaluasi pemahaman materi dilakukan dengan membandingkan antara prestes dan postes peserta. Kegiatan PKM berjalan dengan lancar dan antusiame peserta sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat saat pemaparan materi dan pelatihan pembuatan produk, peserta sangat antusias bertanya dan memiliki keingintahuan yang tinggi. Peserta ingin mencoba membuat inovasi shampoo dan sabun dari labu kuning dengan pengemasan yang menarik sehingga meningkatkan penjualan olahan labu kuning.Â

    TINGKAT KESUKAAN DAN KANDUNGAN GIZI PROTEIN, SERAT TIDAK LARUT AIR NUGGET KIMPUL (Xanthosoma Sagittifolium) DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus Ostreatus)

    Get PDF
    Latar Belakang : Jamur Tiram dan Kimpul merupakan bahan pangan yang tinggi akan kandungan zat gizi protein, serat yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti nugget sehingga dapat dijadikan makanan tinggi protein dan serat. Tujuan : Menganalisis Uji Tingkat Kesukaan dan kandungan zat gizi protein, serat kasar nugget kimpul jamur tiram Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dalam bidang gizi . Formulasi nugget kimpul jamur tiram,ayam, tepung yaitu Formulasi 1 (40:40:10:10), Formulasi 2 (50:30:10:10), Formulasi 3 (60:20:10:10). Uji Tingkat Kesukaan dilakukan kepada 25 orang panelis agak terlatih. Analisis data tingkat kesukaan menggunakan rata-rata tingkat penerimaan produk nugget kimpul jamur tiram dalam bentuk table. Analisis kandungan zat gizi protein menggunakan mikro kjehdal, serat kasar menggunakan metode AOAC 2015.01 Hasil : Uji Tingkat Kesukaan tiga formulasi nugget diperoleh nugget formulasi 2 yang paling disukai. Kandungan zat gizi nugget kimpul jamur tiram rata-rata protein yaitu 6,202 % dan kadar serat kasar yaitu 0,1793 % Simpulan : Formulasi Nugget Kimpul Jamur Tiram dengan perbandingan (50:30:10:10)merupakan formulasi yang paling disukai. Kandungan zat gizi nugget kimpul jamur tiram berupa protein, serat kasar belum bisa memenuhi kriteria nugget sebagai makanan tinggi protein dan serat. Kata Kunci : Nugget, Kimpul, Jamur Tiram, Protein, Sera

    KANDUNGAN ZAT GIZI DAN TINGKAT KESUKAAN NUGGET IKAN GABUS (Channa striata) DENGAN PENAMBAHAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang: Nugget merupakan makanan yang praktis untuk dikonsumsi yang disukai oleh anak-anak hingga orang dewasa. Nugget ikan gabus yaitu nugget yang terbuat dari ikan gabus dengan penambahan biji nangka dengan kandungan gizi protein dan kalsium yang tinggi. Penambahan biji nangka merupakan upaya pemanfaatan limbah sampah sebagai upaya meningkatkan potensi pangan lokal yang dapat menambah nilai kandungan gizi pada nugget ikan gabus. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Experimental Design. Perlakuan dilakukan dengan membuat nugget ikan gabus dengan penambahan biji nangka F1 (50% : 30% : 20%), F2 (60% : 20% : 20%), F3 (70% :10% :20%) untuk kemudian di uji kandungan zat gizi. Analisis kandungan protein dengan mikro kjedhal, kalsium dengan ASS. Hasil: Kandungan protein nugget ikan gabus yaitu F1 (7,97%), F2 (11%), F3 (12,86%). Kandungan kalsium nugget ikan gabus yaitu formula F1 (921,13mg), F2 (754,87mg), F3 (793,50mg). Pada tingkat kesukaan F1 nilai rata-rata (69%), F2 nilai rata-rata (74,6%) , F3 (75,8%). Simpulan : F3 mengandung protein tertinggi dan F1 mengandung kalsium paling tinggi. Nugget yang paling disukai yaitu F3 dari segi rasa, warna, aroma dan tekstur. Lalu F2 dan F1. Kata Kunci: Nugget, Ikan Gabus, Biji nangka, Protein, Kalsiu

    PKM Peningkatan Kemampuan Orang Tua dalam Pemantauan Pertumbuhan Anak pada Masa Pandemi Covid 19 di TK ABA 43 Kota Semarang

    Get PDF
    Pandemic of Covid-19 has resulted in a multi-dimensional crisis that has no impact on the education sector as one of the sectors most severely affected by the crisis. Currently, it is estimated that 60 million students from all levels of education from play group to senior high school in Indonesia study from home. TK ABA 43 is still applying the rules for studying at home for students accompanied by parents. The activities of monitoring children's growth and development, which are usually carried out regularly in schools, are currently unable to be carried out. The school asked parents to weigh and measure height and monitor the child's development and then report the data to the school. The accuracy data reported by the parents is an activity carried out to improve the ability of parents to grow through training in monitoring the growth and development of children. This activity was directly attended by 12 parents and 7 teachers, parents and teachers who were given direct training by being given the material first then given an example of an evaluation carried out by providing opportunities for parents to measure the growth of children directly and the teacher was able to understand and do independent measurement of growth.ABSTRAKPandemi Covid-19 mengakibatkan krisis multi-dimensi tidak terkecuali sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling parah terdampak. Saat ini diperkirakan 60 juta murid dari semua jenjang pendidikan PAUD hingga SMA/SMK di Indonesia belajar dari rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh. TK ABA 43 sampai saat ini masih memberlakukan aturan belajar di rumah untuk peserta didiknya dengan didampingi oleh orangtua/wali. Kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak yang biasanya dilakukan secara berkala di sekolah saat ini tidak dapat dilakukan. Pihak sekolah meminta orang tua untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan pemantaun perkembangan anak secara mandiri kemudian melaporkan data tersebut ke pihak sekolah. Keakuratan data yang dilaporkan oleh para orang tua tidaklah sama oleh karena itu tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam memantau tumbuh kembang melalui kegiatan pelatihan pemantauan petumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan ini dihadiri oleh 12 orang tua dan 7 orang guru, orang tua dan guru diberikan pelatihan secara langsung dengan diberikan materi terlebih dahulu kemudian diberikan contoh Evaluasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengukur pertumbuhan anak secara langsung seluruh orang tua dan guru mampu memahami dan melakukan pengukuran pertumbuhan secara mandiri

    Upaya Peningkatan Penjualan Variasi Produk Olahan Labu Kuning (Cucurbita maxima) Melalui Pelatihan Inovasi Teknologi Produksi

    Get PDF
    Getasan Village, Getasan District, Semarang Regency, is one of the tourist villages that are often visited by tourists. This area is a village with cool air conditions, the most yellow pumpkin producer in Semarang Regency. One of the household industry businesses that is currently being marketed is processed yellow pumpkin in the form of snacks such as geplak, syrup, antari, pia, sticks, emping, egg roll, kripik, gelek, wingko. This snack is produced by a group of housewives who are members of UPPKS Mugi Rahayu. Yellow pumpkin produced by agriculture in Getasan Village, Semarang Regency has advantages, based on the results of research that has been carried out, it has a fairly high antioxidant content, namely flavonoids (248 mg / gEQ) and carotenoids. This metabolite compound produces a high antioxidant effect with an IC50 value using the ABTS method of 92.137 ppm and Metal Ion-Chelating Assay of 94.151 ppm. The aims of this PKM activity is to increase the knowledge and understanding of UMKM members towards production technology innovations which will further be able to increase the sales turnover of processed yellow pumpkin products. The method used in this activity, in addition to being given knowledge, understanding of yellow pumpkin innovations, also carried out pretests, postes and training on the production of yellow pumpkin cosmetics, including soap and yellow pumpkin shampoo. Evaluation of the understanding of the material was carried out by comparing between the prestes and postes of the participants. PKM activities went smoothly and the participants' enthusiasm was very high. This can be seen during the presentation of the material and product manufacturing training, participants were very enthusiastic about asking questions and had high curiosity. Participants wanted to try to make innovative shampoos and soaps from yellow pumpkin with attractive packaging so as to increase sales of processed yellow pumpkin.  ABSTRAKDesa Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, merupakan salah satu desa wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Desa ini salah satu desa dengan kondisi udara yang sejuk, penghasil labu kuning paling banyak di Kabupaten Semarang. Salah satu usaha industri rumah tangga yang saat ini sedang diproduksi yaitu olahan labu kuning berupa makanan ringan seperti geplak, sirup, antari, pia, stik, emping, egg roll, kripik, gelek, wingko. Makanan ringan ini diproduksi oleh sekelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam anggota UPPKS Mugi Rahayu. Labu kuning hasil produksi pertanian Desa Getasan Kabupaten Semarang, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi yaitu flavonoid (248 mg/gEQ) dan karotenoid. Senyawa metabolit ini menghasilkan efek antioksidan tinggi dengan nilai IC50 menggunakan metode ABTS sebesar 92,137 ppm dan Metal Ion-Chelating Assay 94,151 ppm .Tujuan kegiatan PKM ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota UMKM terhadap inovasi teknologi produksi yang selanjutnya akan dapat meningkatkan omset penjualan produk olahan labu kuning. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini,selain diberikan pengetahuan, pemahaman tentang inovasi labu kuning, juga dilakukan pretes, postes dan pelatihan tentang produksi kosmetika labu kuning antara lain sabun dan shampoo labu kuning. Evaluasi pemahaman materi dilakukan dengan membandingkan antara prestes dan postes peserta. Kegiatan PKM berjalan dengan lancar dan antusiame peserta sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat saat pemaparan materi dan pelatihan pembuatan produk, peserta sangat antusias bertanya dan memiliki keingintahuan yang tinggi. Peserta ingin mencoba membuat inovasi shampoo dan sabun dari labu kuning dengan pengemasan yang menarik sehingga meningkatkan penjualan olahan labu kuning.
    corecore