7 research outputs found

    Analisis Rasio Bahan Perekat Dengan Campuran Batubara, Sekam Padi Terhadap Kekuatan Daya Rekat Bio-briket

    Full text link
    Salah satu faktor yang menentukan kualitas bio-briket batubara-sekam padi adalah kekuatan daya rekatnya. Beberapa implikasi yang dapat ditimbulkan dari hal tersebut yaitu sulitnya penyalaan pada proses pembakaran awal, lama penyimpanan, serta nilai kalorinya. Untuk mengatasi problem trsebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap daya rekat dengan jalan mengoptimasi rasio campuran berbagai bahan perekat dengan batubara-sekam padi. Pada penelitian ini digunakan bahan perekat tepung sagu dan parafindan hasilnya menunjukkan bahwa daya rekat bio-briket cendrung meningkat seiring dengan meningkatnya rasio bahan perekat yaitu perekat tepung kanji dan parafin masing-masing memberikan kekuatan daya rekat dengan beban tekan 1,59 kg/cm2 pada rasio campuran 3: 20, nilai kalor 5573 kkal/kg untuk perekat kanji dan 1,16 kg/cm2 pada rasio campuran 4 : 20, nilai kalor 7300 kkal/kg untuk perekat parafin

    Peningkatan Kadar Tantalum & Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan dengan HNO3 dan H3PO4

    Get PDF
    Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO4

    Pengaruh Asap Cair Sebagai Biohandsanitizer Dengan Penambahan Essential Oil Daun Jeruk Nipis

    No full text
    Inti SariAsap cair merupakan bahan baku alternatif pembuatan biohandsanitizer karena kandungan utamanya dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan mikroba. Penelitian ini bertunjuan mengetahui apakah asap cair dapat digunakan sebagai bahan baku biohandsanitizerad, mengetahui daya hambat asap cair terhadap pertumbuhan bakteri dengan esensial oil dari bahan daun jeruk nipis. Metode yang digunakan yaitu proses produksi asap cair dengan cara pirolisis. Asap cair grade 3 di destilasi menghasilkan asap cair grade 1 dan 2. Pembuatan biohandsanitizer dilakukan dengan mencampurkan asap cair grade 1 dengan esensial oil. Perbandingan asap cair dan esensial oil yang memenuhi persyaratan 80:20 dengan nilai pH 4,55. Analisa Angka Lempeng Total (ALT) jika pertumbuhan mikroba pada media biakan semua jenis sampel yaitu 1,0x101, sehingga bahan baku yang digunakan sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba sebagaimana tujuan dari penelitian ini. Standar handsanitizer yang memenuhi persyaratan berada pada kisaran  pH 4-10 (SNI 06-2588-1992) dan standar Angka Lempeng Total pada prodak handsanizer yaitu 1,0x103. Analisa GCMS, 31% kandungan dari asap cair adalah trans-caryophyllene merupakan senyawa organik efektif sebagai antibakterial. Abstract Liquid smoke is an alternative raw material for making biohandsanitizer because its main content can be used as an inhibitor of microbial growth. This study aims to determine whether liquid smoke can be used as a raw material for biohand sanitizers, to determine the inhibitory power of liquid smoke on bacterial growth with essential oil made from lime leaves. The method used is the process of producing liquid smoke by means of pyrolysis. Grade 3 liquid smoke is distilled to produce grade 1 and 2 liquid smoke. The biohandsanitizer is made by mixing grade 1 liquid smoke with essential oil. Comparison of liquid smoke and essential oil that meets the requirements of 80:20 with a pH value of 4.55. Analysis of Total Plate Number (ALT) if microbial growth in culture media for all types of samples is 1.0x101, so the raw materials used are very effective in inhibitin

    Pengaruh Waktu dan Kecepatan Homogenisasi terhadap Emulsi Virgin Coconut Oil-Sari Jeruk dengan Emulsifier Gum Arab

    No full text
    Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan produk yang dibuat dengan mencampurkan VCO dan air dengan menggunakan emulsifier.  Pembuatan emulsi VCO yang stabil dan dapat diterima konsumen akan menguntungkan industri yang memproduksi VCO.  Telah dilakukan penelitian tentang  pengaruh waktu dan kecepatan homogenisasi terhadap sifat fisik dan kimia emulsi VCO-sari jeruk dengan menggunakan emulsifier gum arab. Emulsi dibuat dengan mencampurkan VCO dan sari jeruk  (9:1) dan emulsifier gum arab 0,75 persen. Proses homogenisasi dilakukan selama 2, 4 dan 6 menit dengan kecepatan 5000, 10000 dan 15000 rpm. Emulsi yang dihasilkan ditentukan stabilitas dan viskositasnya. Waktu terbaik yang menghasilkan produk stabil adalah 4 menit dan kecepatan homogenisasi 15000 rpm. Emulsi VCO yang dihasilkan mempunyai viskositas 52,5 cP dan stabil pada suhu ruang

    Peningkatan Kadar Tantalum dan Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan HNO3 dan H3PO4

    No full text
    Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO

    Peningkatan Kadar Tantalum & Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan dengan HNO3 dan H3PO4

    Get PDF
    Inti Sari Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO4. Kata Kunci: Terak Timah Bangka, Tantalum, Niobium, Pelindian, Pemanggangan Abstract Tin slag is a by-product of tin processing that have tantalum and niobium contents. Some source of tantalum and niobium is columbite, tantalite, etc, with many applications likes aircraft industry, electronics, super alloy. In this study, we will increase the contents of tantalum and niobium from tin slag by process of alkaline and acid leaching. The results showed that roasting process carried out didn’t cause thermal decomposition, then process of alkaline leaching by NaOH tend to very small decrease of niobium oxide from 0,75% to 0,73%. Which the process of acid leaching by HNO3 and H3PO4 given increases to tantalum and niobium oxides, while the leaching process with HNO3 and H3PO4 gives an increase of tantalum and niobium, with 2M HNO3 producing Ta and Nb, respectively 0.17 to 0.85 and 0.73 to 1.49. This is also seen in leaching with a mixture of HNO3: H3PO4 resulting in an increase of Ta and Nb respectively to 0.88-0.9% and 1.46-1.54% in each variation of H3PO4 concentration. Key Words : Bangka Tin Slag,Tantalum, Niobium, Leaching, Roastin

    Peningkatan Kadar Tantalum & Niobium Oksida dari Terak Timah Bangka Menggunakan Pelarut NaOH dilanjutkan dengan HNO3 dan H3PO4

    Get PDF
    Inti Sari Terak Timah merupakan produk samping dari proses peleburan timah yang mengandung unsur logam tantalum dan niobium. Beberapa sumber unsur tantalum dan niobium yaitu columbite, tantalite, tantalo-columbite, dll. Tantalum & niobium memiliki banyak aplikasi seperti industri pesawat terbang, elektronik dan super alloy. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar unsur logam tantalum dan niobium dari terak timah melalui proses pelindian asam maupun basa. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemanggangan yang dilakukan tidak mengalami dekomposisi thermal, selanjutnya proses pelindian basa dengan NaOH mengakibatkan penurunan yang sangat kecil terhadap niobium yaitu dari 0,75 menjadi 0,73%, sedangkan proses pelindian dengan HNO3 dan H3PO4 memberikan peningkatan terhadap tantalum dan niobium yaitu dengan HNO3 2M menghasilkan Ta dan Nb berturut-turut 0,17 menjadi 0,85 dan 0,73 menjadi 1,49. Hal ini juga terlihat pada pelindian menggunakan campuran HNO3: H3PO4 menghasilkan peningkatan Ta dan Nb berturut-turut menjadi 0,88-0,9% dan 1,46-1,54% di setiap peningkatan variasi konsentrasi H3PO4. Kata Kunci: Terak Timah Bangka, Tantalum, Niobium, Pelindian, Pemanggangan Abstract Tin slag is a by-product of tin processing that have tantalum and niobium contents. Some source of tantalum and niobium is columbite, tantalite, etc, with many applications likes aircraft industry, electronics, super alloy. In this study, we will increase the contents of tantalum and niobium from tin slag by process of alkaline and acid leaching. The results showed that roasting process carried out didn’t cause thermal decomposition, then process of alkaline leaching by NaOH tend to very small decrease of niobium oxide from 0,75% to 0,73%. Which the process of acid leaching by HNO3 and H3PO4 given increases to tantalum and niobium oxides, while the leaching process with HNO3 and H3PO4 gives an increase of tantalum and niobium, with 2M HNO3 producing Ta and Nb, respectively 0.17 to 0.85 and 0.73 to 1.49. This is also seen in leaching with a mixture of HNO3: H3PO4 resulting in an increase of Ta and Nb respectively to 0.88-0.9% and 1.46-1.54% in each variation of H3PO4 concentration. Key Words : Bangka Tin Slag,Tantalum, Niobium, Leaching, Roastin
    corecore